WEDA PARIKRAMA HURUF ( BIJAKSARA ) SEBAGAI NYASA/LAMBANG DEWA-DEWA SEBAGAI MANIFESTASI TUHAN DAN HUBUNGANNYA PADA BERBAGAI ASPEK Aksara Om ( ) dan bunyi/ suara Om ( ) adalah lambang Tuhan ( Ida Sang Hyang Widhi ) yang setara ilmu fonetik berasal dari perpaduan antara huruf; A, U, M = AUM mrnjadi Om ( ) Om ( ), Om Kara sebagai lambing Tuhan Ek aksara dan A. U, M, ( ) , ( ) , ( ) &; Ang ( ) , Ung ( ) , Mang ( ) disebut dengan Tri Aksara. Hubungannya dengan lambang &lambang Dewa dijelaskan sebagai berikut : Ang ( ) sebagai Brahma, Ung ( ) sebagai Wisnu, dan Mang ( ) sebagai Siwa. Tetapi pada hubungan yang lain Ang ( ), Ung ( ) , Mang ( ) , diidentikkan dengan Brahma, Wisnu, Iswara, karena, secara isensi antara Siwa dengan Iswara mempunyai hakekat yang sama. ( Lihat dan simak Puja Tri Sandya bait ke III Om Tuah Siwah, tuam Mahadewa, Iswarah, Parameswarah, Brahma Wisnuca, Rudrasca, Purusah, parikerti tah, ( itu semua adalah nama panggilan Nya ).Dan pada kejelasan lain Hindu mempunyai dan menyakini konsep Tri Mzurti ( The Hindu Triniti ) dimana dikemukakan Brahma sebagai pencipta, ( the creator ). Wianu sebagai pemilihara ( the preserver ) Siwa sebagai pelebur ( the dissolver ) Secara mutlak ketiga Dewa ini mempunyai sifat, Brahma mempunyai sifat kontruktif, Wisnu sifatnya repressive, dan Siwa punya sifat distruktive. Dan dengan ketiga sifat ini, tiga hikum fenomena dunia ini terjadi dan berputar, Lahir hidup & mati -, Utpeti, Pralina, ( hokum alam yang abadi ) Dan dengan hubungannya dengan benda-benda alam Ang ( ), Ung ( ), Mang ( ) diidentikkan dengan Ang ( ) , Brahma = Agni = Api Ung ( ) , Wisnu = Udaka = Air Mang ( w) , Siwa = Maruta = Angin Inilah consepsi Tri Murti ( Trinity Of God ), kemudian konsep ini mengembangkan pada aspek dalam kehidupan masyarakat Hindu terutama di Bali. Baiklah kita simak bentuk bentuk perwujudan konsep ini pada kehidupan masyarakat Hindu di Bali pada khususnya : Dalam hubungannya dengan pemujaan :Pada sebuah lontar yang berjudul : Dangdangbang Bunggalan konsep ini dihubungkan dengan konsep tri Lingga Dewata ( Tri Stana Dewa ), ( Tiga Stana Dewa ). Yang antara lain dijelaskan sebagai berikut : Aneng praja hana Tri Lingga Dewata, ndya ta lwirnya : Dalem, Puseh, Desa. Aneng pakulawargan hana sanggar parhyangan,
Apah
Idep
Lintang
Sarayu
Tutur
Pancaksara dan Hubungannya dengan berbagai aspek
Pancak sara : Sa ( ), Ba ( ), Ta ( ), A ( ) I ( ),
Sa ( ), Sadyojata = Iswara–timur-jantung
Ba ( ),Bamadewa = Brahma-Selatan-hati
Ta ( ), Tatpurusa-mahadewa-barat-Ungsilan
A ( ), Angora - Wisnu -selatan Ampru/nyali. Empedu.
I ( ), Isana - Siwa - tengah-hati bgn dalam.
Kemudian bijaksara ini mendapatkan / tambahkan dengan Arda candra ( ) bulan sabit, Windu zero,0 , ( ), dan nada/ binatang berekor ( ) , komponen ketiga simbul ini dimaksud dengan Wimarsa Sakti, menyatunya ketiga elemen ini yakni bersatunya api da eter diyakini akan memberi kekuatan penerang yang sangat dasyat , laksana petir yang dapat memunculkan apa yang menjadi harapan ( target ). Dan setelah penambahan tadi terjadi maka kelima huruf ( aksara ) tadi menjadi, Sang ( ), Bang ( ), Tang ( ), Ang ( ), Ing ( ). Dan ini pula yang disebut dengan panca dewata. Yang kemudian ditambah lagi menjadi lima huruf (aksara) yakni Na ( ), Ma ( ), Si ( ), Wa ( ),Ya ( ) dan kelimanya ini setelah masing-masing ditambah dengan wimarsa saktitadi maka menjadi Nang ( ), Mang ( ), Sing ( ), Wang ( ), Yang (), dan ini pula yang dimaksud dengan Panca Siwa dalam bentuk lambang huruf menjadi dasaksara sebagai lambang Dasa Dewata. Dan dengan penambahan prenawa Om ( ) ditengah sebagai penunggalan maka akan menjadi sebalas.
Konsep ini sesuai dengan ucap lontar dang dang bang Bunggalan :
………..eka dasa jwehnya sanggar, pepek tang Dewata inastuti.
Dan pada kumpulan Weda Puja Pitra Siwa ( Dinas Kebudayaan ) dalam konsepsi Penghadiran Dewa sebagai saksi dan memberi rahmat dalam sebuah upacara, demikian juga setelah upacara selaesai dalam proses penyineban / penglepasnya konsep ini juga terangkat. Dengan hubungannya pada Kardinal arah/kiblat ( dikwidik ), maka secara horizontal ada delapan ( 8 ), di tambah satu ( 1) sentral dan secara fertikal ada dua( 2 ) : Zenith dan nandir, maka akan terjadi perhitungan 8+1+2=11.
Dasaksara dan hubungannya dengan Dewa, Klibat, Pura, mikrokosmos.
Sang( ), Sadyojata- swara-Timur(purwa -putih-lempyang
Bang( ),Bamadewa - Brahma Selatan (merah) ,daksina, Andakasa
Tang( ),tatpurusa - Mahadewa – Barat (pacima),kuning-Batukaru
Ang( ),Agora - Wisnu-Utara (uttara), hitam - Batur
Ing ( ),Isana - Siwa - Tengah(madya), semua warna-Besakih.
Nang( ),Mahesora - Tenggara (gnea), nila - Goha lawah
Mang( ),Ludra - Barat Daya(naritya),Ungu- Uluwatu
Sing ( ),Sangkara - Barat Laut (Wayabya),hijau-Bukit panalengan
Wang( ),Sambu - Timur Laut (ersanya),Abu-abu,Besakih
Yang ( ),Siwa - Tengah(madya), semua warna-Besakih
Aksara wiyanjana dalam Hubungannya dengan Sapta Pada
A ( ), Parama Kewelya Pada - Ubun-ubun
Ksa ( ), Kewalya pada - Selaning Lelate
Ma ( ), Turyanta Pada - Kekolongan (kanta)
Ra ( ), Turya Pada - Hulu Hati
La ( ), Supta Pada - Nabi
Wa ( ), Swapna Pada -dibwh purus/baga diatas
pusar
Ya ( ), Jagra Pada - diantara kemaluan dgn
Pantat
Pada Weda Parikrama mantra no.39 berbunyi :
Om Hram Hrim sah Ksmum Am Um Mam Om, Swasti Swasti Ksim Ksrim Ya Wa Si Ma Na, I Ba Sa Ta A. Bhutih Bhutih Bur BuahSwah namah Om Am Im Um Wyom Pim Nem
Om Om I Ka Sa Ma Ra I Ya Wa Ya Um Nama Namah Swaha
Penjelasan :
Hram hrim sah ialah bayu purusa yang lahir dari dapur tiga yang bersemayam pada tiga tingkat wujud hati dan kekuatannya keluar melalui catur drawa demikian juga masuknya.
1. Lubang mulut-bayu Narika-Hram
2. Lubang hidung-bayu Nasika-Hrim
Lubang mata- bayu Murtika-sah
Lubang telinga-bayu-prapancaka-om
Hram = dunia air
Hrim = dunia bayu/nafas/.
Sah = dunia api
Ksm Ksrim = kuta dari bayu saptanda-Brahmangga.
Saptanda = tujuh (7) telor Brahmangga.
Ya Wa Si Ma Na, I Ba Sa Ta A = Penghormatan kepada sepuluh mata angin ( sepuluh wilayah ) yang mewilayahi badan Brahma dan Siwa Bhutih Bhutih = penyebab kehidupan dan yang menghidupkannya.
Bur Buah Swah = Lambang tri Buwana ( Kuta Mantra Tri Mandala ) Ida, Pinggala, Susumna, Ida = bulan, pinggala = matahari, susuma = mata siwa ketiga kesemua nadi ini merupakan jalur sungai (simpul saraf ) yang membawa arus pengetahuan ke dalam budi.
Om Nadi pokok nadi Pita = Pitanala
Om = Anala = nadi pita = (kuning) = Agni
Am = Apana Waha = N. Rakta ( merah ) = Nakanan ( skul )
Im = Prana waha = N. Sweta ( putih ) = Angin
Um = Rasa waha = N. Ireng ( hitam ) = Air ( Toya )
Wyom Nam Wyom Pim Nem = Kuta mantra ( untuk Panca Bayu dan Panca Atma ).
Bijaksara untuk lima pernafasan dan lima roh suci :
Ha = dahi Ka = mulut
Sa = pulung rasa Ma = tulika
Ra = hati La = alat pelepasan
Wa = pusar Ya = kemaluan
Hum = kedua kaki I = Siwa drawa
Penjelasan tentang arti dan maksud beberapa mantram yang digunakan oleh para megagala Upacara / Pemangku.
Tentang matram mandi, berpakaian, memakai hiasan, berkumur, dan lain-lainnya penjelasan artinya tidak kami angkat disini karena bagi seorangMenggala ekajati, hal ini tidak dilaksanakan di tempat upacara di samping itu beberapa hal tadi tidak disaratkan pada Menggala Ekajati.
Dibawah ini hanya kami tulis beberapa hal yang rasanya sangat perlu dipahani oleh seorang Menggala Upacara/ Pemangku. Untuk itu akan kami awali dari mantram no. 8 dalam Weda Parikrama
8. Om Om Padmasana Yanamah
Padmasana pada umumnya adalah nama sikap duduk dalam yoga . Padmasana juga berarti tempat altar ( pura ) tempat memuja Tuhan/Hyang Widhi, mantram ini dimaksudkan untuk sujud menghormati DIA yang berhak duduk diatas Padmasana atau teratai karena padma juga diartikan teratai sebagai lambang Wisnu dan Surya ( lihat pelinggih padmasana dibelakangnyaada simbul Wisnu diatas garuda atau angsa).
Di lain pihak dimaksudkan agarbadan pendeta / Menggala Upacara Pemangku pada saat menghadapi
pemujaan, siap menjadi padmasana (Siwa Lingga ), stana Siwa dan Brahma dalam kehadiran-Nya Dalam mantram berikut akan dijelaskan bahwa badan merupakan presada ( rumah bertingkat ) yang harus keadaan suci untuk tidak ada hambatan sebagai stana Siwa yang suci.
9. Om Presada stiti sarira siwa Suci nirmala yannamah
Dalam keterkaitannya dengan mantram di atas dimaksudkan setelah sujud/hormat kepada DIA yang berhak duduk diatas padmasana, si pemuja (pelaku) telah siap mempersiapkan swatanu / badannya (sarira) sebagai altar/presadayang suci untuk dapat memperlihatkan jnana Presada yang suci untuk dapat memperlihatkan jnana yang terang agar Siwa tatwa dapat inheren (edistana ) di dalam jnana Prasada stiti, presada juga bisa diartikan dengan tempat tinggal Persadamu di Nusantara ) Stiti = berketetapannya Siwa tatwa. Untuk itu seorang Menggala hendaknya betul-betul berusaha untuk mengacu pada pemahaman terhadap arti dan maksud mantram-mantram yang dipelajari, karena baik mantram maupun Mudra ( sikap ) bukan hanya sebatas hafalan lafal dan mudra (petanganan) bukan hanya sebatas tarian (gerak gerik tangan ), tetapi pada hakekatnya kesemuanya ini mengandung arti yang sangat mendalam (guhya)
10. Om Im Iswara (Dewa) pretista jnana lila yanamah swaha
Disini Iswara dihubungkan dengan jnana, yang merupakan pusat pengetahuan. Dimana mantram ini juga merupakan mantram untuk membuka tudung suguhan dalam artian Swapa karana ( peralatan untuk memuja ), yang dalam hal ini pendeta ( pemuja ) sebagai sutradara/ pemeran, dimana swapakarana juga sebagai simbolis alat untuk menuntun DIA yang maha gaib untuk turun memberikan apa yang dimohon oleh pemuja. Dan setelah proses upacara selesai dalam pengembaliannya DIA yang gaib ( yang dalam istilahnya disebut nyineb prelina swapakarana juga mempunyai posisi penting. (prilakunya bisa dilihat).
11.Mantram untuk Stiti
Om Sa. Ba. Ta. A. I. Na. Ma. Si. Wa. Ang. Ung. Mang.
Mantram ini adalah bermaksud untuk mengintensifkan proses penyatuan pikiran (cipta) dimana badan, jnana,pikiran,peralatan, semua dalam keadaan bersih, sici, terang, maka (diturunkanlah) DIA yang dielu-elukan kehadirannya, penjelasan yang lebih rinci diuraikan pada penjelasan mantra Utpetistiti.
12.Mantram Asep
Disini diangkat tentang arti Dupa dan Dipa antara dipa dan dupa adalah merupakan alat penting didalam upacara tetapi keduanya merupakan simbolis. Dupa sebagai akasa dan dipa lambang sakti tatwa, Dupa tercipta dari wiswa semua alam dan dipa dari arda candra. Disini disimpulkan bahwa tajamnya cipta, intensifnya ciptaan pemujaan itu adalah karena adanya dupa dan dipa.
13. Ngagem sekar mantra astra mantra
Mantram ini bermaksud untuk memohon kekuatan ketajaman jnana/pikiran dalam usaha mencapai target sasaran (yang dipuja) karenaIswara ( Siwa ) telah dihayati sebagai pasupati ( penguasa semua mahluk ) disini
Om Um Rah dan Phat tidak lain dari padanya
Pada Astra Mantra baris ke dua :
Om Atma Tatwa Atma budaya man swaha
Pada mantram ini pemuja memohon pada atmanya atma ( Hyang Pasupati ) agar sudi mensucikan si pemohon.
Om Sri Pasupati ya namah
Disini sri berarti gelar kehormatan untuk Sang Hyang Pasupati / Paramatman yang dielukan kehadirannya dan telah disetanakan dalam jnana dan pemuja bersujud kepadanya.
Om ksama sampurna yanamah
Pemuja mohon ampun kepadanya atas semua kesalahan dan kekurangannya yang diperbuat oleh pemuja, secara gelar predikatif Sang Hyang Pasupati / Paramatman adalah maha pengasih dan maha pengampun.
Om sryo bhawantu, sukam bhawatu, purnam bhawatu
Pada hakekatnya bait ini tidak perlu diucapkan, karena ucapan ini adalah ucapan yang diucapkan oleh yang dipuja, sebagai rahmat yang diberikan kepada pemuja
Petanganan Astra Mantra ( Mudra astra mantra )
Mudra juga dikatakan cita sakti perwujudan dari cita/pikiran sebagai mana orang bisa mengetahui pikiran orang dari gerak geriknya. Dan melalui gerak gerik juga bisa berpengaruh terhadap apa dan siapa yang menerima perlakuan gerak gerik tersebut. Seperti contoh apabila seseorang mencakupkan tangan dan bersujud pada umumnya orang itu bersikap bakti. Tetapi apabila orang yang berwajah beringas sambil mencakupkan tangan terkepal itu tandanya orang tersebut marah hingga orang pada takut dan menjauhinya. Demikian jugalah mudra dapat menolak ekses – ekses negatif yang akan mengganggu sehingga pelaku bisa terhindar dari ( graha ) pengaruh jahat. Mudra juga menunjukkan kiblat ( mata angin ) dan simbul – simbul kekuatan Dewa, hingga diyakini apabila pemuja meragakan “ tri sula mudra “ maka hadirlah Dewa Sambu memberi kekuatan dan perlindungan pada wilayah ( Mandala ) Timur Laut /Ersanya. Tetapi pada petanganan “ Mudra Astra Mantra “ bisa kita simak bahwa antara yang diucapkan dengan yang diragakan merupakan satu rangkaian yang mempunyai realitas penghormatan ( sujud ) dan mempersonifikasikan Tuhan dengan segala nama – nama dan predikat seperti julukan : Bang Netra = mata merah, Mata yang merah laksana api adalah matanya Siwa, Kemudian Bang Netra Traya yang diartikan mata ketiga, siapa yang bermata tiga ? adalah Siwa , juga Hrung Kawaca, kata hrung selalu dihubungkan dengan kata kawaka yang dimaksud disini adalah Tuhan selalu menjadi pelindung ( maha maya kosa ) kawaka = baju = penutup. Pemakaian Mudra juga mempunyai maksud untuk menghilangkan kegelapan.
Kara sudi catur anggula ( pensucian ke empat jari tangan )
Kara = tangan, Sudi = bersih ( suci ). Anggula ( gula/guli ) = jari. Dalam mantra ini pemuja bersujud untuk memohon agar jari – jari tangannya disucikan dengan menyebut nama – nama Tuhan dengan segala manifestasinya, yang diwujudkan ( diniyasakan ) dalam bentuk huruf dan bunyi seperti Sam ( ), Bam ( ), Tam ( ), dan seterusnya sambil mengusap usap jari tangan, mulai dari jari tangan kiri terus ke jari jari tangan kanan, dan kemudian sampai kepada kedua telapak tangan. Mantra mantra ini terangkum pada mantra nomer 15, 16, 17.
Dalam menyimak maksud mantram ini acuan pikiran kita mestinya mengacu pada konsepsi keEsaan Tuhan.
apapun namanya, siapapun julukannya tetapi itu adalah beliau yang Saturday
Dalam Mantra ini dilontarkan kata kata
Bang Netra : Beliau yang bermata merah laksana api = Siwa.
Hrung Kawaca : Beliau yang menjadi pelindung = Siwa
Bur Buah Suah Jwalini : Beliau yang mempunyai kecemerlangan di bumi, dilangit, dan disorga = Siwa
Ram kaya sirae : Beliau yang disetanakan pada badan dan kepala oleh pemuja / Pendeta saat pemujaan , = Siwa = Pasupati = Prajapati = Jagat karana = Parama Wisesa = Ludraksa = Sang Hyang Ning = Hyang dan banyak lagi sebutan yang digelarkan kepadanya tetapi yang dimaksud adalah Tuhan itu sendiri.
Sembah Kuta Mantram ( Mantram sujud bakti )
Mantram ini dimaksudkan dengan mantram penghormatan utama ditujukan kepada Hyang Widhi dengan gelar Aditya / Siwa Aditya, pada saat mengucapkan mantra ini tangan dicakupkan dan diangkat setinggi rambut, dan arah pemujaan diarahkan ke Timur laut / Timur, karena Aditya bertempat di Timur ( Hulu ) . Pada versi lain penghormatan ini juga diartikan sebagai
penghormatan terhadap Wisnu, karena Wisnu diindentikkan dengan Aditya
Membuang kembang ke arah Utara dan Barat laut
Om Com candi scaya ya namah
Setelah membuang kembang melalui arah dibawah tangan kiri ( dibawah ketiak kiri ) tangan dicakupkan dan ditarik keatas pangkuan, tangan kanan hadap kebawah, tangan kiri hadap keatas sambil mengucapkan mantram “ sadya ya namah”
Maksud mantram ini adalah untuk menghormati, com ( Scma ), yang tidak lain dari Siwa Candi Scaya, candra mandala lingkaran orbit bulan
Candi = putus, Cala / Cahya = gubuk kecil tempat
Sembah Amertha Mudra
Om Hram Hrim Sah Parama Siwaditya ya namah.
Pada saat mengucapkan mantra ini tangan dalam keadaan terkatup diangkat ke siwadwara, dan perlahan lahan diturunkan dan dibayangkan amertha turun dari pintu gerbang Siwa ( Ciwadwara ) Windu terus mengalir ke seluruh tubuh dengan simbul tangan dalam keadaan tercakup perlahan lahan diturunkan kemudian dikatupkan diatas pangkuan
Ngusap Raga ( membersihkan badaniah )
Om Hrung Kawaca ya namah
Diatas telah dijelaskan yang dimaksud kawaka adalah pelindung ( penutup ), yang maha pelindung tidak lain dari pada Nya. Hal ini diragakan dengan mengusap-usap bagian tubuh. Mantram ini secara umum diartikan sebagai mantram membersihkan badan.
Kembali disini kami sisipkan tentang penjelasan mudra – mudra yang lain seperti takep tangan, hrdaya mudra, pretista mudra. Untuk takep tangan diartikan sebagai simbul pertemuan dari catur angga dan merupakan simbolis untuk mengundang kehadiran Nya, ditempat yang disediakan pada Padmasana, Catur Angga disini dihubungkan dengan penjuru hrdaya mudra,m hrdaya = hati, disini dimaksudkan Hyang Widhi mewujudkan diri Nya pada hati pemujaannya, hrdaya adalah merupakan padmasana. Hal ini diperagakan dengan mengusapkan tangan pada hati. Kemudian dengan Samnidya ya namah = sujud untuk kehadiran Nya . Pretista Mudra : Om Agni Rudre ya namah = sujud kepada Agni Rudre, Rudre = Pengasih dan Penyayang yang tiada lain dari pada Nya. Letak pretista adalah diantara dua alis mata / kening ( brumadyadresti ) , pada saat meragakan mantram ini jari diusapkan pada tempat ini ( simbolisnya amerta diusapkan pada tempat ini )
Mantrani Swapa Karana ( memantrai alat upacara ) ( saprakara )
Mantra ini bermaksud memantrai semua peralatan dalam upacara itu, terutama siwamba ( swpakarana ) untuk Sulinggih, tetapi kalau sebatas Pemangku tidak mutlak memakai siwamba lengkap, cukup hanya satu dulang, sangku, peketis dan bajra dan alat penunjang lain.
Pasang Tunjung ( memasang lambang daun teratai )
Hubungan ini mantra ini dengan prilaku pelaku ( Pemuja ialah dengan memasang daun bunga teratai / kalpika diatas dulang dengan memasang menurut arah mata angin, mulai dari timur keselatan, barat, uttara, tengah, kemudian mulai dari tenggara, barat daya, barat laut, timur laut ke tengah lagi, sambil mengucapkan nama nama dewa dalam symbol hurup / aksara seperti : Sam ( ),, Bam ( ) , Tam ( ) , Am ( ) , Im ( ) , Nam ( ) , Mam ( ) , Sim ( ) , Wam ( ) , Yam ( ) . Mungkin Mantram ini bermaksud agar kesembilan Dewa berkenan menjaga mandala ( wilayah ) yang menjadi tempat kedudukan siwamba / sangku yang menjadi tempat tirtha ( amertha ) yang digunakan sebagai sarana pokok dalam segala upacara.
PUJA PARIKRAMA
Mewastra ( memakai pakaian )
Om Tam Mahadewa yanamah
Mesabuk ( memakai ikat pinggang )
Om Am Siwas titika yanamah
Makampuh ( memakai kampuh )
Om Om Sada Siwa Yanamah
Mesantong ( memakai santong )
Om Mam Iswara Parama Siwa Yanamah
Mewasuh pada ( cuci kaki )
Om Am kamka Iswara yanamah
6. Mekurah ( berkumur)
Om Rah Om Pat Astra Yanamah
7. Mewasuh Tangan ( mencuci tangan )
Om Rah Om Pat Astraya yanamah
8. Pasila pened ( duduk bersila )
Om Padmasana ya namah
9. Mantrani sarirra ( memantrai badan )
Om presade stiti sarira Siwa suci nirmala ya namah
10 Ngungkap sanguan ( membuka tutup suguhan )
Om Im Iswra Dewa Pratista jnana lilaya namah
11 Ngastiti mantra atau stiti mantra ( mantra untuk stiti )
Sa. Ba. Ta. A. Na. Ma. Si. Wa. Ya. Ang. Ung. Mang.
12. Mantrani asep ( memantrai padupan )
Om Am Brahma amertadipa ya namah
Om Am Wisnu amartadipa ya namah
Om Am Lingga purusaya namah
13. Ngagem sekar mantra astra mantra ( memegang kembang dan astra mantra )
Om Um Rah Pat Astraya namah
Om Atma Tatwa atmaya namah
Om Sri Pasupatinya yanamah
Om Ksama sampurnaya namah
Om Sriyam bawantu sukam bawantu purnam bawatu yanamah swaha
14. Petangan Astra mantra ( mudra astra mantra)
Om om rah pat astra yanamah
Om atma tatwatma sudayam
Om om ksama sampurnaya namah
Om naraca mudraya namah
Om bang netra bang netra traya yanamah swaha
Om om rah pat astraya namah
Om Amerta Samudraya herdaya herdaya yanamah
Om sanidya ya namah
Om Hrung kawaka yanamah
Om Sadya ya namah
Om om Agni Rudraya namah
15. Kara sudi catur anggula ( pensucian keempat jari tangan )
Om Am namah ( tarjani telunjuk )
Om Sam namah ( madya mika jari tengah )
Om Ka namah ( Anamika jari minis )
Om Wa namah ( kanista ) ( Kelingking )
16. Kara Sodana tengen ( pensucian jari tangan kanan )
Om tam namah ( tarjani )
Om Im namah ( Aggusta ibu jari )
Om Am namah ( madya mika )
Om Bam namah ( anamika )
Om wam namah ( kanista )
Kiwa ( kiri )
Om am hredaya namah ( aggusta )
Om ram kayasirasa namah ( tarjani )
Om bur buah swarjwalini sikaya namah ( madya mika )
Om hrung kawaka yanamah ( kanista )
17. Kare tale tangep ( menggosok tangan kanan 0
Om Bang netra yanamah
Om Hrung rah pat astra yanamah (tarjani)
18. Sembah kuta mantra (mantra sujud bakti)
Om Hrang hring sah Parama Siwaditya yanmah
19. Membuang kembang ke arah utara dan barat laut
Om com candiscaya yanamah
Om sadya yanamah
20. Sembah amerta mudra ( sujud untuk amerta mudra )
Om Hrang Hring sah Parama Siwaditya yanamah
21. Ngusap raga ( membersihkan badaniah )
Om Hrung kawaca yanamah
22. Mantrani saprakara ( memantrai semua alat upacara)
Om Grim wausat ksama karana yanamah
23. Pasang tunjung ( memasang kembang daun teratai )
Om Sam namah ( purwa timur )
Om Bam namah ( daksina selatan )
Om Tam namah ( pacima barat )
Om Am namah ( utara-utara)
Om Im namah ( madya tengah )
Om Nam namah ( geneya tenggara )
Om Mam namah ( neretya barat laut )
Om sim namah ( wayabya barat laut )
Om Wam namah (ersanya timur laut )
Om Yam namah ( madya, tengah )
24. Sambut tripada (mengangkat tri pada )
Am Um Am
25. Sembah Akena ( persembahkan )
Om hram hring sah Parama Siwaditya yanamah
26. Pasang tri pada ( letakan tri pada )
Om Dewa pretista yanamah
27. Tibani gandek sate ( membuang gandansate)
Om Um Mam Surya mandala Brahma dipatya namah ( utara )
Om Mam Agni mandala Rudra dipatya namah ( purwa 0
28. Petanganan ( mudra )
Astra mantra selengkapnya
29. Nyambut arga ( mengambil arga )
Om om namah
30. Ngaskara ( samkara )
Om rah om pat astra yanamah
31. Kumerabaken ring padipan ( tutupkan pada lampu )
Om Om Angkasa Wyoma Siwa tatwa yanamah
32. Iderakena kang arga ring padipan
( arga diputar 7 kali pada padipan )
Om Om Parana siwa yanamah
Om Om Sade siwa yanamah
Om Om sade rudra yanamah
Om Om Mahadewa yanamah
Om Mam Iswara yanamah
Om Um Wisnu yanamah
Om Am Brahma yanamah
33. Ukupi menyan ( mengasapi dengan asap kemeyan )
Om Sam. Bam. Tam. Am. Im. Nam. Mam. Sim. Wam. Yam. Am. Um. Mam
34. Terapkena ring tripade, lumahakena ( meletakkan arga pada tripada)
Om pertiwi Prabawati Dewi tatwa yanamah
35. Tutupi ( menutupinya )
Om Hrum Kawaca yanamah
36. Ungkab tutupiriya (membuka tutupnya)
Am Um Mam Am Ah.
37. Isiani we sake purna (mengisi air penuh)
Om Hram Hring Sah parama Siwa Gangga
Amerta samplawya namah
39. Gurit ikang we ( menulisi air dengan jari )
Om Mam namah
Om Um namah
Om Am namah
Om Im namah
40. Puter ikang we ( memutar air 3X )
Om Hram Hring Sah wausat parama Siwa amerta samplawya namah
41. Sangkepi mwah ( lengkapi lagi dengan mantram berikut )
Om Siwa amerta yanamah
Om Sada Siwa amerta yanamah
Om Parama Siwa amerta yanamah
Om Ksemum Siwa amerta yanamah
Om Ksemum Sada Siwa amerta yanamah
Om Ksemum Parama Siwa amerta yanamah
42. Aturakna Gandaksata ( mengisi gandaksata)
ganda : Om ganda suci nirmala yanamah
Aksata ; Om Kum Kumara wija yanamah
Puspa : Om puspa danta yanamah
Dupa : Om dupam samarpayami yanamah
Dipa : Om dipam samarpayami yanamah swaha
43. Sangkepi astra mantra saha patangan ( lengkapi dengan astra mantra dan petangan ).
44. Gelari tang argapadma ( menaruh kembang sekeliling arga diatas paduan
Om Brahma (i) wicet swaha (purwa)
Om Maheswari Wicet swaha ( daksina )
Om Kumari wicet swaha ( uttara )
Om Camoni wicet swaha ( neritya )
Om Indrani wicet swaha (airsanya)
Om Ganedri wicet swaha (wayabya)
Om Warahi wicet swaha ( geneya )
Om Wisnawi wicet swaha ( pacima )
Om Hram Hrim Sah wausat Parama Siwa Aditya yanamah swaha
45. Karawistani ( memasang karawista )
Om karawistam mahadewiyam pawitram papa nasanam nityam kusagram tistati sidantam prati grahnati.
Om pat astra yanamah
46. Sambut Tri Mandala ringsoring arga ( meletakkan tri mandala di bawah arga.
Om Im Hrim Srim keprem arse um dwa dasa kalat mane satwo rajo dipatyo om agni madala yang namah swaha
Om Im Hrim Srim keprem arsa um dwa dasa kalatmane satwo tamo dipatyo Om surya mandala yanamah swaha
Om Im Hrim Srim Keprem Arsa Um dwa dasa kalatmane satwo soma dipatyo Om candra mandala yanamah swaha
47. Sangkepi petangan astra mantra ( lengkapi dengan mudra astra mantra )
48. Pranayama ( mengatur nafas )
Om Am namah ( kumbaka )
Om Um namah ( puraka )
Om Mam namah (recaka )
49. Gehe Sang Hyang atma waweng siwadwara ( membawa atma ke ubub-ubun )
Om Am Siwatmaka herdaya yanamah Ang Ah
50. Dagdi Karana ( pembakaran bada astral )
Om Sariram Kundam ityuktam karanam idanam saptongkara mayo bahnir bhojonantah Udhinditam Om Am Kala Geni rudra yanamah
Om Rah Pat Astra yanamah
51. Sirat maring kunda rahasya ( perciki kunda rahasya )
Om Am Siwa Amerta yanamah
Om Am Sada Siwa amerta yanamah
Om Am Parama Siwa Amerta yanamah
Om Am Ksama Sampurna yanamah
52. Amerti Karana ( pembuatan amerta )
Om Karah Prama Dyanam, amertadam adomukam sangka spatika
Warnamca kanta muledasa Amertha warsate tasmat sarwanggo
Sandi sujatah Dampatyoh sanggato jatam jiwitem parikirtitem Agni
Prakerti widnyo wayu purusa Ewaca Samyo gijitarumbhopi maramca nyogatah
Om Hram Hrim Sah Parama Siwa Amerta yanamah
Om Hram Hrim Sah Parama Siwaditya
53. Kara Sodana tengen brahma angga ( kara sodana tangan kanan )
sama dengan mantram no. 16
54. Kara Sodana Kiwa Siwangga ( karan sodana tangan kiri )
Sama dengan mantram no. 7
55. Uppeti mantra jromning hredaya ( utpeti mantra dalam hredaya )
56. Siwi Karana Sang Hyang Asta Tri sangkala
57. Sri Tri Tatwa nyasa
Om siwa tatwa yanamah
Om Widya tattwa yanamah
Om Atma tattwa yanamah
58. Sri Siwangga Nyasa
sama dengan mantram no. 16 dan 54
59. meletakkan Padma Hredaya ( selengkapnya pada kembang teratai )
Sa. Ba. Ta. I. Am. Um. Am. Om. Om.
60. Mengembalikan sri atma dan meletakkan kembali pada tempatnya semula.
Om Am Ah Siwatma Stiti Hredaya namah
Om Am Hredaya Namah
61. Meletakkan Ananta sana di air
Om om ananta sana yanamah
62. Catur Eswarya nyasa ( empat sifat kemahakuasaan )
Om Hrem Dharma simarupaya sweta warnanya namah ( agneya )
Om Hrim Jnananya sima rupanya rakta warnaya namah
( ….. )
Om Lrim waeragya sima rupanya pita warnaya namah
( ….. )
Om Lrim diswarya sima rupaya kresna warnaya namah
( airsanya)
Om Om Padma Sanayanamah
63. Swara wyanjana nyasa pd. Asta dala
Om Am Am Namah ( purwa )
Om Im Im Namah ( Ageya )
Om Um Um Namah ( daksina )
Om Rim Rim Namah ( neretya )
Om Lrim Lrim Namah ( pacima )
Om Am Aim Namah ( wayabya )
Om om Aum Namah ( Uttara )
Om om Am Ah Namah ( airsanya)
64. Suara Konsonan ke dalam
Om Kam Kham Gam namah ( purwa )
Om Gam Nam Cam namah ( agneya )
Om Gham Jam Jham namah ( daksina )
Om Gham Tam Yham namah ( naeritya )
Om Dan da Nam namah ( pacima )
Om Tam Tham Dam namah ( wayabya)
Om Dham Nam Pam namah ( uttara )
Om Pam Bam Bham namah ( airsanya )
65. Pasang Ya. Ra. La. Wa. Ring jroning Kuta
Om Mam namah ( purwa )
Om Yam namah ( gneya )
Om Ram namah ( daksina )
Om Lam namah ( neritya )
Om Wam namah ( pacina )
Om Cam namah ( wayabya )
Om Sam namah ( uttara )
Om Sam namah ( airsanya)
Om Am Ah namah (madya )
66. Sang Hyang Nawa Sakti yasa di dalam Kuta.
Om Ram Dipatya namah ( purwa )
Om Rim Suksmayai namah ( geneya )
Om Rim Jayayai namah ( daksina )
Om Rum Badrayai namah ( neretya )
Om Ram Wimalayai namah ( pacima )
Om Raim Wibhutayai namah ( wayabya )
Om Rom Amogayai namah ( uttara )
Om Raum Widyutayai namah ( Aisanya )
Om Ram Sarwatomukyai namah ( Madya )
67. Brahmangga Sira Nyasa
Om Am Kham Kasolkaya Isana ya namah ( madya )
Om Am Kham kasolkaya Tatpurusa yanamah ( purwa )
Om Am Kham Kasolkaya Agoraya namah ( daksina )
Om Am Kham Kasolkaya Bamadewa yanamah ( Pacima )
Om Am Kham Kasolkaya Sadya ya namah ( Uttara )
68. Berikut Siwangga Nyasa
69. Tumut SanghyangPitri Adinyasa
Om Am Srwa Dewabyo namah ( purwa )
Om Am Resibyo namah ( daksina )
Om Am Pitribyonamah ( pacima )
Om Am Sarwa byai byo namah swaha (uttara )
70. Berikut Sang Hyang Sandya Nyasa
Om Am Sukyai namah ( purwa )
Om Am Bhaktyai namah ( daksina )
Om Am Kresnayai namah ( uttara )
Om Am Jambekiyai namah ( pacima )
Om Am Siwa Garba herdaya ya namah ( madya )
71. Berikut Sang Hyang Somandyawarana Nyasa
Pada Ujung jari
Om Soma somayai namah ( purwa )
Om Bhum Budayanamah ( daksina )
Om Wrim Werespatya namah ( pacima )
Om Bam Bargawayai namah ( uttara )
Om Ram Rahaweya namah ( wayabya )
Om Kam Ketuya namah ( airsanya )
Om Am Anggara yanamah ( Agneya )
Om Cam Candiscara ya namah ( naeritya )
72. Tri Aksara Mantra
Om Mam namah
Om Um namah
Om Am namah
73. Sri Tri Samaya Nyasa
Om Um Wisnawe namah
Om Mam Iswara ya namah
Om Am Brahma ya namah
74. Berikut Sri Kuta Mantra
Om Hram Hrim Sah Parama siwaditya yanamah
75. Undaka Anjali
Om Am Kham kasolkaya ya namah
Om Srim Ksama Karana ya namah
Paider Nawa Sanga
Om Iswara purwa Bajrantu
Dupa genaya Maheswarem
Gada Brahma Daksinanca
Neretyem Rudra moksalem
Pas Pacimantu Mahadewam
Wayabya Angkus Sangkaram
Cakra Wisnu Uttara Desam
Ersanya Sambu trisulam
Padma Madya Siwa Stata
Urdah Parama Siwa Sarwa Sewanca Ucyate
Sakti Sembilan Dewata
Om Iswara Uma Dewisca
Mahesora Laksmi Dewi
Brahma Saraswati Dewi
Rudra Santani Dewi
Mahadewa Saci dewisca
Sangkara Mahadewisca
Wisnu Bhatari Sri Dewi
Sambu Dewa Uma Dewisca
Padma Madya Sawitri, Gayatri, Uma tattwa mahadewisca
Om Ang Ung Ang Ung Ang Ung Om Sri Dewi Sangkara ya namah swaha.
76. Aturana Pang Padyacamaya
Om Pam Padya ya namah
Om Am Argadwaya ya namah
Om Cm Siwa Suda ya namah
Om Cam Camonya ya namah
Om Grim Siwa Grihwaya namah
77. Mecampur Gandaksata
Ganda : Om Sri Gadeswari merta byo namah
Aksata : Om Kumarawija yanamah swaha
Puspa : Om Pusoa danta yanamah swaha
Dupa : Om Agnir jyotir jyotir swaha Om dupam Samarpayami
Dipa : Om Siwa Jyotir Jyotir swaha
Om Dipam samarpayami ya namah
Sangkepi mudra sakewenang
78. Menulisi air dengan rumput suci
Om Karaksara rahasya
( Om Om Anantasanayanamah )
( Om Om Padma sanayanamah )
79. Utpati
OM. I. BA. SA. TA .A. OM. . YA. NA. MA. SI. WA. OM. AM. OM. MAM.
80. Stiti
OM. SA. BA. TA. A. I. OM. NA. MA. SI. WA. WA. YA. OM. AM. UM. MAM.
81. Dewa Prestista
Om Om Dewa Pretistayanamah
82. Kuta mantra
Om Hram Hrim Sah Parama Siwaditya ya namah.
83. Sangkepi ( lengkapi )
84. Pasang sasirat (memasukan pemercik air suci )
Om mjum Sah Wausat Siwa Sampurnayanamah
Om Hrem Kawaka Yanamah
85. Gangga dewi Ammeta mudra Sadana
Om Gangga Dewi maha puya
Gangga salanca medina
Gangga trangga samyukte
Gangga Dewi namastute
Om Sri Gangga namastute
Anuksma mertanjiwani
Om Karaksara buwana
Amerta manoharam
Utpatika surasamca
Utpati tawa goraca
Utpati sarwa hinamca
Utpati wa sri wahinam
86. Ngastawa Genta ( sakralisasi genta )
Om Karah sada Siwastam
Jagat Nata Hitamkarah
Abhiwadanyam ganta
Sabdah prakasyate
Gantasabdah maha srestam
Om karah parikirtitam
Candra nada bindu dastam
Sapulingga siwastam cacat
Om Gantayur pujyato Dewam
Abhawa karmasu warna labda
Samdeham waram sidi nirsangsayam
Om kam Kasolkaya ya namah
87. Sangkepi saha ganda aksata dan Astra mantra kabeh
88. Ngaksama ring Bhatara ( mohon maaf kepada Bhatara )
Om Ksama swamam mahadewa,
Sarwa prai hitangkara
Mamoca sarwe papebyo
Palaya swa Sada Siwa
Om Papoham papo Karmaham
Papo atma papo sambawah
Trahimam sarwe papebyo
Kinacin mama raksandu
Om Ksantawya kayika dosah
Ksantawya wacikamamah
Ksantawya manasa dosah
Tat presida ksama swamam
Om Hinaksaramhia padam
Hina mantram tata waca
Hina baktim hina widin
Sadasiwa namastute
Om Mantra hinam kriya hinam
Bhakti hinam Maheswara
Tat pujiten Mahadewa
Pari purna tatastume
89. Apsudewa
Om Apsudewa pawitranim
Ganggadewi namastute
Sarwa klesa winasanam
Toyanam parisudyate
Om Sri kara sapuhutkara
Roga desa winasanam
Siwa Lokam mahayasta
Mantra manah papa kelah
Om Sandyam tri sandya sapala
Sakala mala malahar
Siwa mertamanggalamca
Nadi nindam namah Siwaya
90. Pancaksara stuti
Om Pancaksara maha tirtam
Pawitram papa nasanam
Papa koti sahasranam
Agadam bawet saragam
Om Pacaksara parama jnanam
Pawitram papa nasaram
Mantratam paramajnana
Siwalokam patam subam
Om namah siwaya Ityewam
Parama brahma atmane wandam
Para saktih panca dewah
Panca rajam bhawet agni
Om Akaraca U, karaca
Ma Karawindu nadakam
Pancaksara mayo proktam
Om Kara Agni mantrake
( Air diaduk 3x )
91. Puter Ikang we ider tengen ping tiga
Om Bur Buah Swah maha Gangga yai tirta pawitrani swaha
92. Sangkepi ganda aksata puspa dipa dupa, petanganan
93. Ngaskara We ( mengaskara air )
Om Hram Hrim Sah Ksemum Am Um Mam
Om Swasti Swastiksim Krim ya wasi ma Na
Ba Sa. Ta. A. Bhutih bhutih bur buah swah namah Om Am Im Um Wyom Nam Wyom Pim Nem Om Om I. Ka Sa Ma Ra La Wa Ya Um Namah Swaha.
94. Kuta Mantra ( mantra pujian )
Om Hram Hrim Sah parama Siwa Aditya ya namah.
95. Sapta Tirta 7 ( tujuh ) air suci
Om Am Gangga ya namah
Om Am Saraswati ya namah
Om Am Sindu ya namah
Om Am Wipasa ya namah
Om Am Kausiki namah
Om Am Yamuna yai namah
Om Am Sarayu we namah
96. Nawa Tirta sembilan tempat suci
Om Ksam Narmada yai namah
Om Ksam Gangga yai namah
Om Ksam Sarayu we namah
Om Ksam Airawati yai namah
Om Ksam Nadisresta yai namah
Om Ksam Nadi Cita yai namah
Om Ksam Garboda yai namah
Om Hram Hrim Sah Parama Siwaditya yanamah
97. Gelarana Sang Hyang Sapta Ongkara Atma
Om Om Prama siwa sunya atmane namah
Om Om Sada Siwa niskala.atmane namah
Om Om Maha Dewa Niratmane namah
Om mam Iswara Paratmane namah
Om Um Brahmana Atmane namah
Om Am Brahma Atmae namah
98. Astawa sang Hyang sakala Niskala Siwa.
Om Sakalam Niskalam Siwam
Om Karah Twam Siwatmakam
Pancaksara Saptongkara
Sarwa Dewa atma nirwanem
Wisesa atma nalile
Panyatile Siwa Laya
Silambaro sosina
Wyatamsarwo jagat patim
Sarwa prajamca pasyane
Kitcit sada gatam puram
Bindu Candra nada gatam
Candra Bindu nadah siwa
Om KinciyemSiwa Sarwanca
Om Kara Siwa ucyate
Sarwa Wisa wimiktanem
Tri Sandya Yah Patenarah.
99. Gangga Dwara :
Om Gangga dwara prayogaca,
Gangga sangara Samgama,
Sarwanggate Bhurlabate,
Tribih stanair wisesetam
Om Papaham papo karmaham,
Papoatma papo sambawah,
Trahimam pundari kaksa,
Sabaya byantara sucih.
Om Asucirwa sucirwapi,
Sarwa karma gate piwat
Cntyayet dewa Isanem
Sabahya byantara sucih.
100. Stawa bhatara ( pujaan pada Bhatara )
Om Prenamnya Baskara dewam
Sarwa klesa winasanam
Prenamnya ditya swartam
Bukti mukti wara Pradam
101. Gangga saraswati :
Om Gangga Sarawati Sindhu
Wipasa Kausiki Nadi
Yamuna mahati sresta
Sarayunca maha nadi
102. Gangga Sindhu
Om Gangga Sindhu Sarswati,
Yamuna Godawari narmada,
Kaweri sarayu mahendra tanaya,
Carmanwati winukem
Badra Netrawati mahasuranadi,
Kyatanca ya kandaki
Punyah purna yalaih samudra sahitah,
Kurwantu te manggalam.
103. Gangga Dewi Mahapunya,
Gangga Dewi maha punya,
Namaste wiswa bamini,
Yamuna parama punya,
Namaste pamame sware.
Narmadaca dewa punya,
Namaste lokaranjini,
Dharanjai mala harinjai,
Namastubyam maheswari.
Daiwiko daiwiko jastam,
Siwa presta namastuti,
Nairanja jagat kesa,
Harinjai te namo namah.
Mandakini sura dewi,
Namaste mala harinjai,
Jambu sangka maha nadi,
Dewi Dewa ngogatah.
Meru predaksina kertwa,
Klesamnaranjanapriya,
Parwataswa muka punya,
Sisu klesam winasaya
Ksira ksuca dadi gretam
Ksura yaksira nirmalam,
Patunah klesa nasanam,
Yusmabyam tu namo namah.
104. Bhagawan Gangga :
Om Namaste Bhagawan Gangga,
Amaste sitalambwapi,
Salilam wimalam toyam,
Swayambu tirtam bhojanam.
Om Subiksa hasta hastaya,
Dosa kibisana sana,
Pawitram Sumaha tirta
Gangga Dwi maho dadih.
Om Wajra patni maha tirta,
Papo soka winasana,
Nadi puspa laya nityam,
Nadhi tirta ya priya.
Om tirta nadi ya kumbaka.
Warna deha mahat manam,
Muninem manggala sumca,
Yawapisa diwau kasah.
Om sarwa wigna winasantu,
Sarwa klesa winasyatu,
Sarwa duka winasayu,
Sarwa papa winasaya.
105. Gangga Soma :
Om Gangga dewi maha puya,
Somawamerta manggalam,
Manggalam Siwa Karmai,
Siwa kumba mahotanem.
Om Gangga Harajata dharma,
Pawitram papa nasanam,
Sarwa wignanca triyamba ksaya,
Ksaya prabawantah.
Brahma Wisnu mahadewa stayaca, toyadehikah
Amerta sakalam dehi Ganggadewi amo namah,
Tirta Jnanam mahatirtamsagaram aralayte,
Naranjana dyasaropi kumba maha nadi.
Brahma Wisnu Iswara Dewastra,
Yasa Toya dehakah,
Amerta sakalamdehi,
Gangga dewinamo namah.
106. jala Sidi :
Om Jala sidyai maha saktih,
Sarwa dyai siwa tirtah,
Siwa mertam manggalam ya,
Sri Dewi sarwa muktyai
Namah Siwatyai nityam,
Namo Bindu Swayo swara,
Prabu wibur maha kertih,
Sarwa rogawinasanah,
Om Am ksama sampurna ya namah,
Om um Pat namah.
107. Gangga Gaori.
Om Gangga Dewi namaskaram,
Om karam Parikirtitam
arwa wigna winasanam,
Sarwa roga winasanam.
108. Tibani kang toya kembang wangi, kembang tunjug, kembang putih.
Om I. Ka. Sa. Ma. Ra. La. Ya. Um. Namah.
Om Am Ka. Sa. Ya. Om. Namah. Swaha.
Om Om Kumuda jayai Siwa sarira ksanda disina,
Om Me mjum sahwausat mertayu nyaya yanamah.
109. Dirgayur :
Om Dirgayurbala werdi sakti,
Karanam mertyu nyuyah saswatam,
Roga diksaya kusta dresta kalusam,
Candra praba baswarem
Hrim mantramca catur bujam,
Tri ayanam wylomppawitram siwa,
Siwaca amerta madyase,
Suka karam jiwastaya sankam.
Swetambhoroha karnikaparigatam,
Dewa suraih pujitem,
Mertyu kroda balam maha kerta,
Mayam kapurna renu prabam.
Twan wande hredaya bakti saranam
Prastyam naha prastunaih,
Sastam sarwagatam niratma bhawam.
Bhuta atma hira wigunam.
Sridam bakti wimukti karanam,
Wyakta jagadiranam
Maulibanda krita kundala daram,
Caitanya dusta ksayam.
Wande mertyu jitam saya pyamarako,
Mantradi dewa harim mukta,
Caitanya dusta ksyama,
110. Ayu werdi mertyu nyanya
Mertyu nyanya dewasyayo namamiaukitayrt,
Dirgayusem awaootisanggrame wijayem bhawet,
Om Atma Tatwa Sodayamem swaha,
Om pretama suda dwitya suda, tritya suda, caturto suda, suda, sudawari astu,
Om Ayu werdi yasa werdi pradnya suka sriyam
Darma santanu werdisca santute sapta werdisca
Jawat meru stito dewam jawat angga mahetale
Candrarko gagana tawat tawato wijayem bawet.
Om Dirgayurastu tatastu, astu,
Om Awignam astu tad astu astu,
Om Subamastu tatastu astu
Om Sukam bawantu
Om purnam bawantu,
Om Sreyom bawantu,
Spta werdir astu tad astu astu swaha.
111. Tamui astawa tirta ( utk mantram semua prayascita )
Om Sarwa blikam pertiwi brahma Wisnu Maheswaram,
( anaking) dewa putra sarwada sarwam astu ya namah swaha,
Om Sam Prajanam sarwada suda malah, sudaroga suda danda
Patakah suda wignam, suda sakala ( wiraning ) dosa mala
Suda danda utpata Om wayu putra tubyam namah swaha.
112. Iki sarwa prayascita mantrani ( utk mantram semua prayascita )
Om sidi guru srom sarasat,
Om sarwa wina ya namah,
Sarwa klesa, sarwa roga, sarwa satru, sarwa papa,
Wigna nasanam namah swaha,
113. Kuneng kamenanta akna basma
Om Ida basmam param guhyam,
Sarwa papa winasanam,
Sarwa roga prasmanan,
Sarwa klesa nasanam.
114. Ingagem kang basma.
Om Warna Dewa Guhya yamah.
115. Angremek basma
Om Bur Buah Swah.
116. Kramaning Akna Basma
Om Isana yanamah ( kepala )
Om Tat purusa ya namah ( dahi )
Om Agora ya namah ( buah dada )
Om Warmadewa yanamah ( bahu kanan )
Om Sadya yanamah (bahu kiri )
Om Am Herdaya namah ( hati )
Om Rem Kayesirase yanamah ( kepala )
Om Bur Buah Swah namah ( …….. )
Om Om Ham Pat Astra yanamah ( telinga ).
117. Anjali rijeng Bhatara Siwaditya
Om Hram Hrim sah Parama Siwaaditya ya namah.
118. Mantrani Cirowista.
Sama denan Mantram No. 45
119. Andelakna ( pemakaiannya ).
Om Siwa Rupa ya namah.
120. Tri Tatwa
Sama dengan No. 45
121. Siwa karana desa sakti ( mensakralkan kekuatan tempat )
Om Am Dewa Sakti ya namah
Om Um Wisnu Bimba sakti ya namah,
Om Mam Tri Sakti yanamah.
Om Mam Tri Sakti yanamah.
Om Am Brahma yanamah,
Om Mam Iswara yanamah,
Om Bhutanatapataye namah,
Om Buta tarpana yanamah,
Om Buta japana yanamah.
122. Puja Simpen ( pengembalian )
Om Wam Siwa yanamah,
Om Hum Sada Siwa Yanamah,
Om Hum Parama Siwa Yanamah
Om Ah Sunya Siwa Yanamah,
Om Pat Bindu Dewa yanamah.
123. Pasang Kara Sudi Rahasya.
Om Sam namah (…….. ),
Om Am namah ( jari tengah )
Om Ham namah ( jari manis ).
Om Hum Rah pat astra yanamah ( kelingking ).
124. Lumekas ta empungku maringsangkar.
Seriam bawantu.
125. Perana yama ( pengaturan nafas )
Om Am namah
Om Am brahma atmane namah
Om Um namah
Om Um Wisnawe namah
Om Am Iswara yanamah
Om Mam namah.
126. Sangkepi petanganan.
( Lengkapi dengan petanganan )
127. Tuntun Sang Hyan g Siwaditya.
Maring Sanggar.
Om om parama Siwa sunyatmane namah.
Om om Sada Siwa surya yanamah
Om om Sada Rudra surya yanamah
Om om Mahadewa surya yanamah
Om om Iswara surya yanamah
Om Um Wisnu Surya yanamah
Om Um Brahma surya yanamah.
128. Gawea ananta sana padmasana :
Pembuatan Padmasana Anantasana
129. Utpeti Dewa ring sanggar
Om Mam namah
Om Um amah
Om Am amah
130. Astitiaken ( melakukan astiti )
Om Am Om Mam namah.
131. Dewa Pretista yanamah.
Om om Dewa pretista yanamah
132. Kuta mantra
Om Hram Hrim Sah parama Siwaaditya.
133. Pangewa dening mantranta.
( membangunkan Dewata dari tidurnya dengan mantra )
Om karamyanta rasam rudram
Guhyam sakti pradipanam,
Dipanam sarwa pujanam,
Sarwa sidi karmertam amah swaha.
Namkara dyanta rasam rudram
Om Am karana widarbitam
Sarwa mantra susididam namah swaha,
Om Nam Om Mam Gmum Nam Om Nam Om namah swaha.
Om Karana widarbitam
Etasya mantrasya bodanam bodanam paranam sumertam namah swaha.
Om Um Um Gnum Hum Hum Om namah swaha.
Om Grim Dewa Arcanaya namahn swaha.
134. Sangkepi ( lengkapi ).
( Petanganan )
135. Siwi Karana ( pesucian )
Om Im Isana yanamah
Om Tam Tatpurusa yanamah
Om Am Agora yanamah
Om Wam Warmadewa yanamah
Om Sam Sadya yanamah
Om Am Hredaya namah
Om Hrem Kayasirase ya namah
Om Bur Buah Swahe Jwalini sikya yanamah.
Om Hrum Kawaca yanamah
136. Sangkepi kadi nguni. ( lengkapi ).
137. Utpeti dasaksara TriAksara ( penciptaan Dasaksara & Pancaksara )
I. BA. SA.TA. A.YA. NA. MA. SI. WA. MAM. UM. AM.
138.Dewa Pretista ( kehadiran Dewa )
Om Om Dewa pretista yanamah.
139. Stiti mantra ( mantram astiti )
SA. BA. TA. A. I. NA. MA. SI. WA. YA. AM. UM. MA.
140. Aturana Udakanyali ( penghormatan dengan menyuguhan air).
Om Am Kam Kasolkaya grim ksama karana yanamah.
141. Aturana Undakanyali ( penuguhan air pencuci kaki & acamanya ).
( Mantram sama dengan no. 76 )
142. Nganjaliya ( memberikan penghormatan )
Raktateja namas tuta
Sweta pangkaja madyastam
Baskaraya namah stute.
143. Tonya tarpana ( penyuguhan air tarpana )
Om om Ehi Surya sahasra sutejo raso jagat pati
Anukampaya bloktya grevamono dewakara namah namagte
144. Tarpana Toya
( Mantram sama dengan no 76 + 69 dan 41 yaitu mantram catur sandya, catur resi Siwa merta mantra).
145. Ngastawa Bhatara Surya ( Stawa untuk Surya )
Om stamba meru pawitra samasta lokam
Bimbadi dewaya wajikaraya jambo ratiwa
Gaganaya samasta netram
Ambara bindu saranaya nama namaste.
Dewa jampa murti parameswara
Baskaranem jyoti samudra pari raksita nata naya,
Buh sapta loka buwana traya sarwa netram,
Aditya Dewa saranaya namo namaste.
146. Sangkepi astra mantra petanganan ( lengkapi dengan astra mantra ).
#tubaba@griyangbang#