Sejarah Singkat Desa Adat Gerih
Desa Gerih terletak di wilayah kedinasan Perbekelan Abiansemal, Kecaamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Keperbekelan Abiansemal terdiri dari dua desa adat,yakni Desa Adat Abiansemal dan Desa Adat Gerih. Secara geografis desa adat Gerih adalah desa pertanian. Karena diapit oleh tanah pertanian yang subur. Utara dan barat dan selatan desa terbentang sawah yang luas, disebelah timur desa tegalan yang cukup luas. Diapit oleh dua buah sungai, Sungai Ayung dan Sungai Bangiang. Jarak ke Kepala Desa hanya 3 km. Jarak ke Kecamatan 5 km. Jarak ke Kabupaten Badung 5 km.
Nama Desa Gerih, Grih ditengerai berasal dari bahasa Sansekerta Gr (kamus bahasa Sansekerta berarti “palace”= tempat tinggal), Bahasa Kawi Gr berati “wesma”= tempat tinggal. Jadi nama Desa Grih lama kelamaan menjadi Gerih. Desa Gerih terletak antara kerajaan Ubud disebelah timur, Kerajaan Mengwi di sebelah Barat dan Kerajaan Badung di sebelah selatan. Akuwu Tegal Lumbung (Gerih) memiliki tempat yang sangat strategis bagi ketika kerajaan itu. Desa Gerih menjadi rebutan ketiga kerajaan itu karena, ”wus punika malih ngewangun kayangan tiga, bale agung, gunung agung, muang pura melanting, muah pura taman kahyangan tiga kaparabin taman langgsia, puput pangaskaraning pura terepti kang pradesa, pada tan hana mambek iersia maling tan hana, palawija pada mupu, Sira Bendesa manggeh ngemban desa ning desa. Tan hana musuh saking dura negara“ Bendesa Gerih dalam keadaan sejahtera.
Kesejahteraan itu cukup lama dinikmati oleh seluruh warga. Namun ketika tahun 1876 terjadi perselisihan antara Kerajaan Badung dan Mengwi yang berakibat terjadinya perang besar-besaran. Desa Gerih yang ketika itu dibawah kerajaan Mengwi, para manca ikut berperang melawan “sikep” Badung. Kerajaan Mengwi kalah akibat Ida Gusti Ngurah Made wafat di MengWitani, maka terjadilah penjarahan terhadap harta benda penduduk yang kalah perang. Desa Gerih menjadi bulan-bulanan sikep Badung dan akhiranya Desa Gerih dikuasai oleh sikep Badung (yang berasal dari Desa Tegal, Desa Peguyangan dan Padangsambian), seluruh harta benda dan desa dikuasai sepenuhnya. Ketika itu di tahun 1876 seluruh warga akuwu Tegal Lumbung (Gerih) mengungsi ke desa-desa di seluruh Bali dengan “nyineb wangse” agar tidak diketahui oleh musuh. Sebagian ada yang menetap di Semate. Warga yang di Semate inilah kelak setelah aman kembali ke Desa Gerih dan mulai membangun desa Gerih kembali, dan sebagian besar menetap di Br. Umahanyar, salah satu banjar dari tiga banjar yang ada yakni Banjar Tegal (sikep Badung yang berasal dari Desa Tegal), Banjar Peguyangan (sikep Badung yang berasal dari Desa Padangsambian dan Desa Peguyangan).
Pada tahun 1945-1956 oleh Punggawa Distrik Abiansemal I Gusti Agung Gede Mayun mengangkat salah satu warga Desa Gerih untuk dipercaya memimpin Desa Abiansemal-Gerih menjadi sebuah Perbekelan yakni I Gde Tunas, beliaulah pejabat pertama Perbekel Desa Abiansemal-Gerih. Suatu kebetulan pengangkatan itu permulaan terjadinya jaman revolusi pisik untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan Belanda yang sebut NICA. Masyarakat Desa Gerih ambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan itu. Desa Gerih terhimpun dalam perjuangan kemerdekaan dan bergabung dengan laskar “W4” yang berkedudukkan di Gerih. Akibatnya seluruh warga Desa Gerih di jemur oleh NICA di Latu. Banyak putra bangsa yang gugur, dan yang dinobatkan menjadi pahlawan bangsa, antara lain I Gde Layod, I Gde Lemuh, I Wayan Cokot, I Made Mirib, dan sekarang dikuburkan di Taman Pujaan Bangsa Margarana. Tahun 1956 Desa Gerih menjadi Desa Adat dibawah Perbekelan Abiansemal, dengan Kelian Desa I Gde Tunas. Dan Kelian Dinas saat itu Pekak Warni dan I Wayan Rawa.
Tahun 1966 terjadi perubahan pemerintahan akibat terjadinya Gerakan G-30-S/PKI, Desa Adat Gerih tak luput dari perubahan itu. Yang terlihat jelas terjadinya perombakan Banjar yang pada mulanya tiga Banjar yakni Banjar Tegal, Banjar Peguyangan, Banjar Umahanyar, dirubah menjadi dua Banjar yaitu Banjar Dirgahayu, dan Banjar Purwakerta, dengan alasan efektif dan efisien.
Sekarang Desa Adat Gerih terdiri dari 2 banjar adat yaitu Br. Dirgahayu dan Br. Purwakerta yang luas wilayahnya 1 Km2. Jumlah penduduk di Desa Gerih Sekarang yaitu 160 Karang Ayah Desa. (Bendesa Adat Gerih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar