( Garbhadhana samskara )
- Pelaksaaan upacara ini dilakukan di dalam halaman rumah
- Membuat tempat permandian darurat
- Upacara dipimpin oleh pinandita atau orang yang tertua dirumah tersebut dan memahami tatacara pelaksaannya.
# Proses Pelaksanaan Jika dipimpin oleh Pinandita :
1) Jro Mangku atau pinandita proses persiapan sesuai dengan sesana dari awal sampai mohon tirta pengelukatan dan pebersihan termasuk mengaturkan banten byakaon, durmanggala, pengulapan, prayascita dan melakukan pengeresikan dengan sarana tersebut diatas dari pengelukatan banten sampai menyucian tempat lokasi upacara dan tempat permandian darurat yang dibuat untuk upacara tersebut. Di dalam tempat permandian darurat tersebut disediakan sebuah tempayan berisi air kumkuman caru magedong gedong juga sudah diletaknya ditempat permandian tersebut.
Setelah selesai melaksanakan pengeresikan, Jro mangku melakukan puja pangastuti kehadapan Dewa Surya sebagai saksi dari pelaksanaan upacara tersebut dan Dewa Tiga Guru Sakti dan para Dewa yang berstana disanggah kemulan juga kepada para leluhur.
Selesai melakukan puja pengastuti dilanjutkan dengan mengaturkan samskara kehadapan para dewa yang diturunkan sebagai saksi seperti : mengahaturkan wangsuh pada, tigasan, pesucian, sajeng sari, sajeng pemendak, tarpana tirta, dan puja penjaya-jaya.
Setelah mengaturkan tarpana pemendakan dilanjutkan dengan mengahaturkan upakara yang dihaturkan baik kehadapan Dewa Surya maupun Ista Dewata yang berstana disanggah kemulan dilanjutkan dengan mengaturkan banten ayaban dengan banten pagedong-gedongan.
2) Setelah persembahan tersebut selesai baru upacara samskara dari proses permandian istri yang mengandung dilokasi tempat permandian darurat tersebut. Jika sebelumnya sudah mandi besar permandian tersebut dapat dilaksanakan secara simbolis dengan mencuci wajah ( meraup ), cuci tangan dan cuci kaki setelah itu mengaturkan caru pagedong-gedongan yang sudah diletakkan ditempat permandian tersebut dengan Puja yang diantar oleh jro mangku.
Selesai mengaturkan caru magedong-gedong tersebut istri yang hamil dan suaminya melaksanakan penyucian dengan natab banten byakaon durmanggala, dan prayascita yang diawali dengan metepung tawar, mesapsap, setelah itu dilanjutkan dengan mesesapuh sebagai simbolis menghilangkan mala.
Tahap berikutnya Si Ibu dan suami mengambil sarana upacara mengedong-gedongan seperti, si ibu menjunjung tempat rempah-rempah (Ceraki) tangan kanannya menjinjing daun talas yang berisi air dan ikan yang masih hidup. Untuk si suami tangan kiri memengang benang hitam dan ranting daun dapdap, tangan kanan memegang tombak dari bambu, keduanya melakukan berkeliling tiga kali setelah benang yang diikat ujungnya dimasing ranting daun dapdap dipentangkan lalu dilewatkan oleh si ibu sebanyak tiga kali, setelah tiga kali si suami menusuk bawaan si ibu yang dijinjing yaitu daun talas yang berisi air dan ikan hidup hingga tumpah semuanya.
Setelah tahapan upacara diatas Jro mangku/pinandita melakukan pengelukatan kepada si ayah dan si ibu yang melakukan megedong-gedongan, dilanjutkan dengan persembahyangan dipemerajan mohon keselamatan metirtha, mebija dan mesesarik .
Sesudah acara persembahyangan selesai si ibu natab banten ayaban dari natab banten sesayut pamahayu dan sesayut tulus dadi, dilanjutkan natab banten pengambian (puja pengambian) terakhir natab banten peras ditambah puja ayu werdhi . Setelah selesai natab banten peras si ibu ngelebar banten peras tersebut dengan merobek jejahitan kulit peras dan menaburkan beras, uang dan benang yang terdapat dibawah kulit peras.
Dengan selesainya pengelebaran peras berakhirlah upacara mengedong-gedongan dan jro mangku sudah boleh melakukan puja penyineban.
Untuk caru megedong-gedongan tersebut yang berisi nasi wong-wongan rare (anak-anak) dihanyutkan ke sungai dengan posisi saat menghanyukan kepala nasi wong-wongan menghadap ke hilir.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi senantiasa melindungi wanita-wanita yg sedang mengandung agar selamat dan sehat selalu. Dan semoga terlahir putra-putra suputra.
#tubaba@griyang bang#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar