"Nempa"/Meniru Dalam Kehidupan
Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd
Menurut pandangan titiang - "Nempa" atau Meniru adalah suatu tindakan dimana satu orang mengikuti kebiasaan, sikap, atau segala hal yang dilakukan oleh orang lain. Tentu–apa yang kita tempa atau tiru ini seharusnya bernilai positif. Dimana, segala hal yang baik sajalah yang ‘ingin’ kita tempa atau tiru.
Nempa atau Meniru tidak berarti jelek. Karena dengan nempa atau meniru kita akan menemukan sesuatu yang belum pernah kita temui ataupun kita mampu. Anak nempa atau meniru apa yang orang tua lakukan. Bukan apa yang orang tua katakan.
That’s mean, Dengan nempa atau meniru kita berarti belajar. Karena sesuatu yang kita lihat merupakan sesuatu yang kita pelajari. Anak–belum tentu mengerti dengan hanya di jelaskan saja. Tapi–orang tua harus mempraktekkannya sehingga si anak tersebut bisa belajar dari apa yang dilakukan orang tuanya. Yaps! Si anak telah mampu nempa atau meniru.
Nempa atau meniru merupakan melakukan sesuatu seperti yang diperbuat orang lain dan sebagainya; mencontoh; meneladan: anak-anak biasa nempa atau meniru orang tuanya.
Dengan nempa atau meniru banyak hal yang bisa kita pelajari. Mata adalah guru (itu yang selalu dikatakan Ida Bhatara Hyang Sinuhun Siwa Putra Parama Daksa Manuaba). Ketika kita tidak bisa memahami dengan hanya mendengar. Kita bisa lebih banyak memahami melalui mata.
Contohnya–saat ingin membuat sebuah kerajinan tangan, hal yang pertama kita pelajari bukanlah dengan pendengaran melainkan penglihatan. Alhasil, kita nempa/meniru cara membuatnya.
Selain itu, ketika kita mengagumi sosok idola, entah itu orang tua, guru, teman, atau artis. Kita tentu selalu ingin nempa/meniru sesuatu yang baik dari mereka maupun belajar sesuatu yang baik dari mereka. Nah, dari sanalah kita banyak belajar.
Lalu–ketika suatu hari ada sesorang yang baru mencetuskan ide menarik. Dimana ide tersebut mampu membuat sesuatu yang beda (istilah kerenya adalah trensetter) serta bernilai positif dan bermanfaat, maka orang tersebut sudah pasti banyak yang nempa/meniru. Karena apa? Karena sesuatu yang di cetuskan tersebut bernilai di mata orang banyak. Sehingga orang-orang berbondong-bondong mengikuti jejaknya. Artinya, dengan nempa/meniru orang tersebut kita banyak belajar sesuatu yang baik.
So, nempa/menirulah sebanyak-banyaknya. Tapi ingat, tirulah sesuatu yang baik saja, agar perjalanan hidup kita bisa bernilai baik untuk diri sendiri tentunya untuk orang lain.
#tubaba@griyangbang//tutur tinular//hidup adalah atm#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar