PANTASKAH SEORANG WANITA MEMAKAI GENTHA ???
Om swastyastu,
Om awighnam astu namo siddyam,
Om siddir rastu tad astu swaha, namo Siwa ya namo Buddha ya,…….
Pada tanggal 24 Mei 2021, sekitar pukul 15:37 titiang sempat ditanya seperti ini “apa boleh pakai kleneng sembahyangnya?” kurang lebih begitulah pertanyaannya,..
Titiang jelaskan seperti ini:..
“Genta atau bajra itu benda sakral dianggap suci, kalau anda sudah disucikan kenapa tidak boleh ,..!!!
Dalam sastra sudah jelas tertuang bahwa genta dan bajra itu adalah sebuah penuntun untuk menghanturkan sebuah mantra.., karena menggunakan genta atau bajra itu membutuhkan keseimbangan bukan hanya skill tapi juga bakat dan kesungguhan hati.
Apabila digunakan dengan ngawur tanpa pembimbing justru akan mengganggu karena tidak menimbulkan aura yang magis dan suara yg manis dan harmonis,... maka kalau mencari ketenangan justru akan menimbulkan kegaduhan.
Karena memakai genta/bajra itu adalah keseimbangan antara tangan kiri memegang genta/bajra terus tangan kanan memegang bunga atau untuk memakai perlengkapan upacara seperti sesirat, dipa, dan lain-lainnya, belum lagi mantra doa pelafalannya dan harmonisasi lagu mantra,…….”
Kalau ada orang biasa udah mampu memakai genta dengan bagus tingkatkanlah, tapi janganlah itu merupakan suatu kebanggaan berlebihan apalagi sikap arogan menganggap lebih dirinya lebih diantara yang lain,..
Ada kata begini “bisa dadi” atau sebaliknya “dadi bisa”, anda dianggap mampu sudahkah pantaskah memakai dan diperbolehkan oleh pembimbing/guru spiritual atau sulinggih/ pendeta untuk menggunakannya,……maka dari itu bagi mereka yang ingin memakai genta atau bajra sepatutnyalah anda menyucikan diri dengan mawinten (mensucikan diri) dan genta yang anda pakai adalah genta/bajra yang sudah dipasupati oleh guru pembingbing/ guru spiritual atau sulinggih/penndeta.
Kata mawinten itu mawit dan enten, mulai mengingatkan diri tuk malakukan kesucian, secara pikiran perkataan dan perbuatan,… bukanlah anda mangku secara pandangan sempit, tetapi menimal mangku untuk diri anda sendiri,… dan apabila memang anda ingin memakai bunyi-bunyian seperti sejenis itu,…maka pakailah bell menyerupai itu tetapi tidak sama seperti genta/bajra,….. benda itu sangat sacral bagi kita orang Bali janganlah anda melakukan tindakan yang akan menimbulkan polemik padahal maksud anda tidak menimbul konplik,.. berlakulah santhi jangan menyakiti perasaan orang disekitar anda karena meskipun anda mampu tetapi belumlah dianggap pantas untuk menggunakan.
Cobalah maknailah mantra genta/ bajra seperti dibawah ini:
Om Bajra, Bayu Bajra, Maha Bajra
Om Mang Iswara Dipate ya namah swaha
Om Gentayur maha wiryam,
Iswaranca swetha hredayam Sarwa klesa winasanam,
Tri Purusa suddha nityam ,
Sarwa jagat jiwatmanam,
Om Ung Mang namah
Omkara Sada Siwa stah,
Jagat natah hitangkarah Abiwada wadan niyah,
Genta sabda parakasyate
Genta sabda maha sretah,
Omkara parikirtitah Chandra nada bindu nandantam,
Spulingga Siwa tatwan ca
Om, Gentayur pujyate dewah,
Abawiya-bawiya karmasu
Wara dah labda sandeyah,
Wara siddhi nih sansayam
Om Ang Ung Mang ( kleneng )
Om, Siwa, Sada Siwa, Parama Siwa ring bayu sabda idep ( kleneng )
Om, Ang Khang Kasolkaya Iswara ya Namah swaha ( kleneng )
Om Ang Ung Mang.
Genta Sabda Prakasam Angelurah Agung tengerang Paduka Bhatara tumurun kang Genta .
Om siddhir rastu ya namah swaha.
Om pinaka usapi ulun mrebuk harum kang bhuwana anerus tekening sapta petala neher susila abener, angundang Sang Hyang Anantaboga, tumedun paduka Bhatara kesanga dening puspa wangi .
Om Sri yawe ya namo namah swaha.
Artinya kurang lebih seperti ini saya simpulkan,.. bahwa Sang Hyang Iswara adalah dewanya bajra yang merupakan manifestasikan Bayu Yang Maha Agung ,… suara Genta itu sangat ampuh melambangkan kesucian dari Hyang Iswara untuk melenyapkan segala bentuk halangan dan mensucikan tiga manifestsi Beliau yang merasuk ke seluruh jagat yang diperlambangkan dengan Ung Mang,..
Pranawa Om adalah tempat bersemayamnya Siwa,…Penguasa Agung yang menciptakan alam yang menjelma menjadi alunan suara genta,…..,… Dentingan suara genta yg merupakan Pranawa Om,,.melambangkan ardha Candra , bindu, nada dan nandanta,...nada adalah percikan api suci Siwa yg juga Siwa sendiri,…. Bunyi genta dipuja seperti Siwa karena memuja Siwa dalam mengerjakan apapun besar pahala yg didapat oleh mereka yang melakukan tanpa keraguan,…
Menurut mantra diatas sangat jelas bahwa siapa yang layak menggunakan itu, atau pakailah logika anda sebelum melakukan sesuatu yang menurut anda pantaskah atau tidak,…?
Gentha hanya boleh digunakan oleh mereka yang sudah diwinten, minimal pawintenan Gana, sudah disucikan secara niskala oleh Pendeta. Manakala seorang Pinandita yang belum diwinten maka tentu penggunaan genta itu belum dibenarkan.
Gentha juga bisa digunakan saat seseorang mengikuti latihan kepemangkuan, yang secara jelas telah ada yang menuntun dalam proses pembelajaran tersebut.
Lebih-lebih seorang wanita yang telah diwinten di tempat suci, maka mereka wajib menggunakan gentha tersebut.
Suksma , salam rahayu rahajeng,…..
Om shanti, shanti, shanti,..Om,….
#tubaba@griyangbang#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar