Rabu, 30 September 2020

KONTRIBUSI SULINGGIH DALAM BIDANG POLITIK, BERBANGSA Dan BERNEGARA

KONTRIBUSI SULINGGIH DALAM BIDANG POLITIK, BERBANGSA Dan BERNEGARA

Oleh :
I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd
                                                                      Griya Agung Bangkasa, 01 Oktober 2020                                                                                                                                                       
PENDAHULUAN
 
Dikaitkan dengan “Pembinaan moral dan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya bagi seluruh bangsa Indonesia dalam wawasan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”. Sloka Kekawin Ramayana tersebut adalah sebagai berikut :
Sangkaning wruh aji ginego
Nitijnacara kapuhara
Pandyacarya dwija payun
Gongentatah ikang asih
Kekawin Ramayana. III.63

Artinya :         
Asal kepandaian itu ialah karena pengetahuan dipatuhi
Kebijaksanaan membawa sikap prilaku
Para sarjana, para guru dan para pendeta supaya dihormati
Besarkan olehmu kasih aying itu

Maka sejalan dengan perjuangan bangsa kita untuk mengisi Kemerdekaan Bangsa dan Negara Indonesia melalui Pembangunan Nasional yang meliputi segala aspek guna menuju masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, merata material dan sepiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka pembangunan itu berhasil apabila ada keseimbangan antara kebutuhan material dan sepiritual masyarakat. Karena itu perlu dikembangkan upaya-upaya kita untuk mencari dan mengali nilai-nilai spiritual tersebut.  Dari arti sloka ini,  maka dapat pula dihubungkan dengan pandangan terhadap tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdapat pada pembukaan UUD 1945 alenia keempat. Karena pentingnya pembentukan perilaku yang berpengaruh terhadap  kehidupan berbangsa, juga merupakan cerminan moral dan etika  suatu bangsa. Agar dapat lebih jelas masalah pembinaan moral dan etika yang terkandung dalam makna sloka ini, perlu disampaikan hal-hal yang dapat memudahkan, seperti dengan menggunakan berbagai pengertian dan difinisi. Sloka ini mempunyai makna terhadap pembinaan moral dan etika untuk tujuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.


PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA
Ø  Masa Prakolonial
Sumber-sumber menunjukkan bahwa Nusantara berisikan berbagai entitas politik sejak awal sejarah. Entitas ini berevolusi dari pusat politik di sekitar perorangan di mana kepemimpinannya diwujudkan dalam diri seseorang yang mempunyai ketrampilan tertentu dan kharisma dan juga menyatakan diri sebagai seseroang yang mirip Tuhan dan mempunyai kekuatan supernatural serta didukung oleh tentara dan rakyat yang membayar upeti kepada raja. 

Ø  Masa Penjajahan
Kedatangan bangsa Eropa yang tertarik dengan potensi menjanjikan yaitu perdagangan rempah-rempah adalah salah satu titik balik utama dalam sejarah kepulauan. Memiliki teknologi yang lebih canggih dan persenjataan baru di tangan, orang Portugis dan khususnya orang Belanda, berhasil menjadi pemegang kekuatan ekonomi dan politik yang berpengaruh dan mampu mendominasi kepulauan ini serta mulai menciptakan kerangka politik dan batas-batas baru. 

Ø  Sistem pemerintahan orde lama
Masa orde lama yaitu masa pemerintahan yang dimulai dari proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai masa terjadinya G30 S PKI. Orde Lama adalah istilah yang diciptakan oleh Orde Baru. Bung Karno sangat keberatan masa kepemimpinannya dinamai Orde Lama. Bung Karno lebih suka dengan nama Orde Revolusi. Tapi Bung Karno tidak berkutik karena menjadi tahanan rumah (oleh pemerintahan militer Orde Baru) di Wisma Yaso (sekarang jadi Museum TNI Satria Mandala Jl. Gatot Subroto Jakarta). Tokoh dari sistem pemerintahan orde lama yang dimiliki Indonesia ialah siapa lagi kalau bukan Bung Karno. Dengan segenap pemikiran, kepintaran, dan kecakapannya, Bung Karno perlahan mulai "membangun badan" negara ini.

Ø  Sistem pemerintahan orde baru
Jatuhnya Soekarno merupakan peristiwa politik cukup menarik dan sangat bersejarah.
Disintegrasi dan instabilisasi nasional sejak periode Orde Lama yang berpuncak pada pemberontakan PKI 30 September 1945 sampai lahirlah Supersemar(Surat Peritah Sebelas Maret). Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat – menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Supersemar adalah titik balik lahirnya tonggak pemerintahan era Orde Baru yang merupakan koreksi total terhadap budaya dan sistem politik Orde Lama. Orde baru berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang telah menyimpang dari Pancasila.

Ø  Gerakan reformasi|
Gerakan reformasi dilatarbelakangi oleh terjadinya krisis multidimensi yang dihadapi bangsa Indonesia. Semula gerakan ini hanya berupa demonstrasi di kampus-kampus di berbagai daerah. Akan tetapi, para mahasiswa harus turun ke jalan karena aspirasi mereka tidak mendapatkan jalan keluar. Gerakan reformasi tahun 1998 mempunyai enam agenda antara lain (1) suksesi kepemimpinan nasional, (2) amandemen UUD 1945, (3) pemberantasan KKN, (4) penghapusan dwifungsi ABRI, (5) penegakan supremasi hukum, dan (6) pelaksanaan otonomi daerah. Agenda utama gerakan reformasi adalah turunnya Soeharto dari jabatan presiden. Puncak kekesalan demonstran ketika terjadi Tragedi Trisakti tanggal 12 Mei 1998 yang kemudian memicu Kerusuhan besar-besaran Mei 1998 (Kerusuhan Mei 1998)  sehari setelah kejadian tersebut.Beberapa hari mereka menduduki gedung Parlemen kala itu. Ketika didalam gedung terjadi rapat pleno Anggota Dewan. Akhir dari itu tanggal 21 Mei 1998 Suharto secara resmi mengundurkan diri sebagai presiden Republik Indonesia kemudian digantikan oleh wakilnya BJ.Habibie.

Ø  Kabinet Sekarang
Bagian ini menampilkan daftar anggota kabinet presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinamai Kabinet Indonesia Bersatu II yang diresmikan pada tanggal 22 Oktober 2009 dan akan memerintah sampai tahun 2014, saat pemilu baru akan diadakan. Presiden Yudhoyono tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam pemilihan presiden baru pada tahun 2014 karena konstitusi membatas kepresidenan sampai dua kali masa jabatan (masing-masing lima tahun). (http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/item65)


KONSTRIBUSI SULINGGIH Dalam KEHIDUPAN BERPOLITIK, BERBANGSA Dan BERNEGARA
Kewajiban moral sulinggih, Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba, Griya Agung Bangkasa untuk ikut mengarahkan politik agar tidak berkembang menurut seleranya sendiri yang bisa membahayakan kehidupan. Agar sulinggih, Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba dapat menjalankan peran moral tersebut, maka sulinggih, Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba harus dapat mengatasi politik, bukan terlibat langsung ke dalam politik praktis. Karena bila sulinggih, Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba berada di dalam kooptasi politik, maka sulinggih, Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba akan kehilangan kekuatan moralnya yang mampu mengarahkan politik agar tidak berkembang menjadi kekuatan yang menekan kehidupan dan menyimpang dari batas-batas moral dan etika agama, masyarakat, dan hukum. Dalam konteks keterkaitan ilmiah, maka hubungan antara sulinggih, Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba dan politik harus kita waspadai sehingga ia tidak sampai berjalan pada posisi yang salah. Salah satu ukuran atau kunci yang paling mudah dikenali agar kita dapat menarik batas yang mana politik yang harus dihindari sehingga kita tidak terjebak ke dalam arus politik kotor. Artinya politik yang harus dihindari adalah politik yang menyangkut perebutan kekuasaan melalui penggunaan kekerasan, termasuk dengan memperalat orang lain atau suatu organisasi, apalagi bila sudah menggunakan simbol-simbol agama yang bisa sangat menyesatkan. Jadi, sulinggih, Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba secara moral dan politis berada pada posisi yang benar pada saat agama dan sulinggij tidak menjadi alat untuk memperebutkan atau mempertahankan status duo kekuasaan. Sehingga pada saat Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba mengarah kepada politik kekuasaan, pada saat itulah sulinggih dalam posisi yang salah dan berbahaya. Jadi ada 2 hal keterkaitan yang menjadi wacana diskusi kita, pertama bagaimana sulinghih dapat membentengi diri mereka dari setiap kecenderungan/kekuatan politik yang berkembang di sekitar mereka, sehingga sulinggih dapat tetap menjadi kekuatan pembebas dan bukan sebaliknya menjadi yang dibebaskan atau pencipta masalah karena telah terdistorsi oleh kekuatan-kekuatan politik tersebut. Kedua bagaimana sulinggih dapat memainkan peran moral mereka untuk ikut mengarahkan politik agar tidak berkembang menjadi kekuatan yang menyimpang dan menekan kehidupan.
Tetapi kedua hal di atas hanya dapat berjalan dengan baik bila kita memiliki pemahaman yang cukup mendalam atas setiap proses politik yang berjalan. Tanpa adanya pemahaman atas proses politik, sulit bagi kita untuk membentengi diri karena proses pemahaman tersebut akan menimbulkan kepekaan nurani pada saat politik berjalan pada arah yang salah, sekaligus menimbulkan suatu perencanaan bagaimana arah politik yang seharusnya dan diharapkan, dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang menjadi keyakinan kita, baik menyangkut rasa keadilan, kebenaran, dan kemanusiaan.
Sebaliknya, kebutaan kita atas persoalan politik akan membuat kita begitu mudah dibodohi oleh kepentingan-kepentingan dan muatan-muatan politik yang tidak jelas arahnya. Jadi usaha agar sulinggih tidak dikotori dan diberi muatan politik tidak berarti sulinggih harus mengalami pendangkalan fungsinya sebagai agen pembebas. Justru pemahaman atas proses politik diperlukan karena sulinggih memiliki peranan yang penting agar nilai-nilai moral dan spiritual mampu memberikan muatan bagi politik, bukan sebaliknya. Selain itu, saat ini pemahaman atas sistem politik, baik yang menyangkut masalah ekonomi maupun sosial menjadi semakin penting bagi seorang pemeluk agama Hindu karena bagaimanapun juga, berbicara mengenai agama adalah berbicara mengenai bagaimana kita memahami penderitaan, untuk kemudian memahami sebab dan jalan untuk mengatasinya. Agama akan kehilangan akarnya bila tidak sanggup lagi berbicara dan peduli dengan penderitaan dunia saat ini yang sudah sedemikian kompleks. Masyarakat luas saat itu tidaklah seburuk sekarang dan sistem yang ada juga belum terlalu kejam. Tapi pada zaman sekarang, kita mungkin dapat menemukan seorang banker atau pemimpin yang baik, atau bahkan mungkin mengganti penguasa yang lalim, tapi hal ini tetap saja tidak membawa perubahan yang mendasar. Ini bukan semata-mata kesalahan si banker atau penguasa yang lalim.


KESIMPULAN
Tujuan hidup umat Hindu dan tujuan negara Republik Indonesia, mempunyai arah yang sama yaitu ingin mensejahterakan warganya. Hanya saja negara mempunyai tujuan mensejahterakan warganya secara menyeluruh, sedangkan pada  umat Agama Hindu mempunyai tujuan peribadi umat beragama namun disamping itu umat Hindu khususnya sulinggih juga melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara dalam membantu mewujudkan tujuan Negara. Hindu membawa pengaruh yang sangat kuat, Agama Hindu telah memberikan ciri untuk perjuangan dan budaya kita termasuk budaya politik di Indonesia. Pengaruh politik Hindu dalam Politik Indonesia, sudah melebur bersama budaya Indonesia, yang terus berkembang sejak perkembangan kerajaan Hindu pertama di Indonesia.


Selasa, 29 September 2020

UPACARA UPAKARA

Lima Cara Pelaksanaan Panca Yadnya

Pada dasarnya dalam pelaksanaan Panca Yadnya, dapat dilaksanakan dengan lima cara, yaitu :

Drewya Yadnya

Dalam Bhisma Parwa, disebutkan :

Hana drewya yajna, ngaranya, yajna maka sadhanang drewyopakarana, salwiring saji

Ada namanya Drewya Yadnya, yaitu yadnya yang berbentuk benda termasuk semua jenis bebanten

Drewya artinya Materi atau Benda. Drewya Yadnya berarti pemujaan dengan menggunakan bebanten atau upakara. Sesungguhnya upakara atau bebanten itu merupakan konkritasi dari Karma Marga. Upakara artinya segala sesuatu yang dibuat dengan tangan atau dengan kata lain adalah suatu sarana persembahan dari hasil jerih payah bekerja.

Banten juga artinya Wali. Kata wali mengandung tiga jenis pengertian : wali berarti wakil; wali berarti kembali dan wali berarti Bali. Wali berarti wakil, mengandung arti simbolik filosofis, bahwa banten merupakan wakil dari pada alam semesta yang diciptakan oleh Hyang Widhi.

Wali yang berarti kembali, mengandung makna bahwa segala yang ada atau alam semesta adalah ciptaan Beliau. Ciptaan Beliau itulah dipersembahkan kembali oleh manusia, sebagai pernyataan rasa terimakasih.

Wali berarti Bali atau Banten, adalah sebutan umum di Pulau Bali, sedangkan di India tidak disebut Banten, melainkan dinamai Wedya. Banten adalah suatu bentuk persembahan yang spesifik Bali, yang berlandaskan prinsip-prinsip ajaran Weda. Banten itu banyak jenisnya dan banyak pula bentuknya serta bermacam-macam bahannya. Sepintas banten itu kelihatan amat rumit dan unik, tetapi kalau diselidiki secara mendalam, maka akan dapat dimengerti, bahwa banten itu mengandung nilai simbolik filosofis, serta berpadu dengan nilai seni rupa yang mengagumkan. Faktor seni dalam bebanten adalah sangat penting, karena seni dapat menuntun pikiran ke arah keindahan menuju kepada ketenangan jiwa. Ketenangan jiwa merupakan faktor yang penting untuk mencapai pemusatan pikiran dalam menuju Hyang Widhi. Maka itu faktor seni dalam keagamaan adalah fositif, karena berperan sebagai faktor penunjang pelaksanaan upacara agama untuk memantapkan perasaan.


Agama Hindu adalah agama yang flexible, artinya dapat dilaksanakan secara luwes, yaitu : kecil, sedang dan besar, menurut tempat, waktu dan keadaan, Dalam keluwesan ini ada suatu prinsip yang patut dipegang, jangan sampai menghilangkan yang bersifat prinsip dalam upacara agama. Patutlah dimengerti, mana yang prinsipil dan mana yang merupakan tambahan. Demikian pula mana yang konsepsional dan mana yang tradisional. Kongkritnya, bilamana sesuatu keadaan tidak memungkinkan untuk melakukan upacara agama secara sedang, apalagi secara besar-besaran, sehingga memilih upacara yang kecil, maka perlu diperhatikan agar upakara dan upacara yang prinsipil tetap bisa terlaksana dan jangan sebaliknya melakukan upacara secara besar-besaran, tetapi upacara yang prinsipil itu diabaikan.

Hal yang prinsipil dalam beryadnya, adalah persembahan itu didasari oleh perasaan yang tulus ikhlas dan suci bersih. Melakukan upacara adalah dengan perasaan yang hikmat. Banten harus berisi canang, karena canang itu berfungsi sebagai pengurip atau penyempurna dalam bebanten. Dalam sembahyang pikiran harus terpusat kepada yang disembah. Mengenai hakekat yadnya ada disebutkan dalam Bhagawadgita XVII; 11, 12, 13, sebagai berikut :

Persembahan menurut petunjuk-petunjuk kitab suci, dilakukan orang tanpa mengharapkan pahala dan percaya sepenuhnya upacara itu sebagai tugas kewajiban, adalah satwika.

Tetapi yang dipersembahkan dengan harapan dengan semata-mata untuk keperluan kemegahan belaka, ketahuilah hai putra terbaik dari keturunan Bharata, itu adalah upacara rajasika.

Upacara yang tidak menurut peraturan dimana makanan tidak dihidangkan tanpa ucapan mantra, tanpa daksina dan tanpa kepercayaan, dinamakan tamasika.

Demikianlah Drewya Yadnya, merupakan yadnya yang paling populer serta kongkrit di masyarakat dan sekaligus merupakan aktivitas dari pada agama Hindu, lebih-lebih bagi umat Hindu di Bali.


Tapa Yadnya

(Hana ta mwah tapa yajna ngaranya, yajna maka sadhanang tapa = Ada pula yang disebut Tapa Yadnya, yakni yadnya dengan jalan bertapa).

Tapa Yadnya adalah memuja Hyang Widhi dengan menjalankan tapa. Tapa mengandung arti melatih diri dengan mempersatukan tujuan untuk mencapai cita-cita yang tertinggi, yakni bersatunya atman dengan Brahman, mengatasi gelombang hidup, menjauhkan diri dari berbagai macam godaan. Tapa dapat dilakukan dengan mengendalikan hal-hal yang bersifat tidak baik, seperti : Sapta Timira, yakni tujuh kegelapan. Dhana = kegelapan karena kekayaan (materi); Yowana = kegelapan karena masih muda, remaja; Guna = kegelapan karena kepandaian; Kulina = kegelapan karena keturunan bangsawan; Surupa = kegelapan karena ketampanan atau kecantikan; Sura = kegelapan karena keberaniaan; Kasuran = kegelapan karena memiliki kedudukan atai derajat yang tinggi.


Yoga Yadnya

(Hana ta yoga yajna, ngaranya waneh lwihing yoga yajna waneh = Ada lain yang disebut dengan Yoga Yadnya, lebih mulia dari yadnya yang lainnya).

Yoga Yadnya adalah suatu persembahan atau kebaktian, dengan cara melaksanakan yoga, yaitu memusatkan pikiran dalam keadaan samadhi, tertuju kepada Hyang Widhi dan Dewa Bhatara/i.


Swadhyaya Yajna

(Haneng Swadhyaya ring sarwa sastra = Swadhyaya yadnya yakni dengan jalan mendalami kitab-kitab suci).

Swadhyaya Yadnya adalah suatu persembahan atau kebaktian kepada Hyang Widhi dan Dewa Bhatara/i, dengan jalan mengorbankan diri untuk mempelajari kitab-kitab suci, mendidik diri sendiri, ke arah kesucian serta melaksanakan persembahyangan setiap hari, hal ini antara lain dapat dilakukan dengan Puja Tri Sandhya dan Asuci Laksana setiap hari.


Jnana Yajna

(Kunang sinangguh Yajna, bheda saking kasamyajnana yajna ngaranya, yatika inabhyasa sang wiku sang angangge brata ika ta kabeh,ikang jnana yajna juga lwih = Adapun yang disebut yadnya yang berlainan dengan yang di atas, asalnya dari pada yadnya yang meliputi serba tahu, yang dibiasakan oleh Pandita, orang yang menjalankan brata , hanya jnana yadnya itu juga yang mulia).

Jnana Yadnya adalah suatu persembahan atau kebaktian kepada Hyang Widhi, Dewa Bhatara/i, dengan menekankan pengorbanan dengan mengamalkan ilmu pengetahuan keagamaan dan juga ilmu pengetahuan lainnya kepada sesama mahluk. Tujuannya untuk membimbing sesama mahluk agar mencapai kesadaran tinggi dalam berbakti dan memuja Hyang Widhi dengan manifestasi-Nya, sebagai landasan untuk menghubungkan diri dengan Beliau. Oleh karena itu Jnana Yadnya mengandung nilai yang amat tinggi, karena persembahan tenaga dan pikiran yang suci untuk maksud yang suci pula.

Kalau dilihat dalam kenyataan sehari-hari di kalangan umat Hindu, orang yang malaksanakan Jnana Yadnya, adalah para Pandita dengan Anglokapalasraya/Anglokaparasraya, yaitu memenuhi permintaan masyarakat dalam hal-hal keagamaan.

ASUCI LAKSANA

Dalam kehidupan spiritual di Bali kita mengenal istilah asuci laksana yang artinya membersihkan diri dengan melaksanakan perbuatan mulai dalam rangka menempuh tahapan moksartham. Pertanyaannya adalah kapan hal itu seharusnya dimulai...?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita kembali dahulu mengingat tahapan hidup kita yang disebut Catur Asrama yaitu:

Brahmacari, Grhasta, Wanaprasta, dan Bhiksuka

Keempat asrama ini adalah merupakan satu kesatuan sehingga untuk dimulai melaksanakan asuci laksana itu bukanlah pada tahapan bhiksuka melainkan mulai awal brahmacarya.

Menyadari hal tersebut begitu penting maka agama Hindu menekankan pendidikan susila sejak awal kehidupan. 

Sila atau perbuatan yang baik akan menyebabkan tentramnya dunia. Susila juga adalah merupakan bagian dari tiga kerangka dasar agama Hindu (Tattwa, Susila, Acara).

Pentingnya melaksanakan suci laksana ini didasari dari kitab Sarasamuccaya yang mengatakan bahwa manusia dapat menolong dirinya sendiri dengan senantiasa melakukan perbuatan baik (cubhakarma). Pada bagaian ini Sarasamuccaya mengatakan;

.... “salwiring duhka  hetu, ring paperangan kunang, tar teka juga ikang bhaya ..... Apan ikang cubhakarma rumaksa sira” 

Artinya dari berbagai penyebab kesengsaraan, di medan perang sekalipun seorang tidak akan terkena malapetaka, sebab dirinya sudah dilindungi oleh perbuatan baiknya sendiri” makanya asuci laksana itu sangat urgen diterapkan oleh semua umat manusia untuk mencapai kedamaian dunia yang dimulai dari kedamaian hati.

Kaitannya dengan kebutuhan kesehatan jasmani, asuci laksana juga merupakan pokok permasalahan untuk melindungi diri dari terpaan penyakit baik penyakit fisik maupun penyakit rohani. Orang yang sehat jasmani senantiasa memelihara kesehatannya dengan Tri Upastambha, melakukan diet dengan baik, beraktivitas sesuai kebutuhan dan mengatur istirahat tidur yang cukup, akan bisa membuat raga jasmaninya menjadi sehat. Sudah tentu faktor pikiran mempengaruhi kesehatan rohani. Orang yang asuci laksana mulai dari alam pikiran, berfikir yang positif, mensyukuri segala anugerah, terbuka dengan kondisi diri, rajin mendekatkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, akan membuat suasana pikiran menjadi tenang, baik untuk memelihara kesehatan. Kesehatan diperlukan agar kita bisa menjalankan kehidupan Catur Asrama dengan baik, kehidupan bahagia di alam sana (paraloka) yang kita tuju. Tanpa memiliki kesehatan fisik maupun rohani, niscaya semua itu bisa terlaksana.

Selengkapnya asuci laksana tersebut diajarkan dalam brata Yama dan Niyama yang lumrah disebut Dasa Sila (1. Ahimsa, tidak menyakiti, (2. Brahmacarya, tidak ingin kawin, (3. Sathya, tepat janji, (4. Avyavaharika, tidak pamerih, (5. Asthenia, tidak suka mencuri, (6. Akroda, tidak marah, (7. Guru Susrusa, hormat terhadap guru, (8. Aharalaghava, makan sederhana, (9. Apramada, tidak melecehkan, (10. Sauca, suka hidup bersih. Merupakan ajaran universal yang perlu diketahui.

Hidup dengan asuci laksana lambat laun akan menjadikan kita sebagai seorang utama. Ada empat kriteria orang utama yaitu: sukleng rna (terbebas dari segala hutang), tidak hanyut dalam sanjungan, tidak runtuh dalam hinaan orang dan bisa sederhana ketika keadaan sulit 

(Sutasoma I).

Asuci laksana merupakan pedoman hidup yang perlu senantiasa dilaksanakan. Melaksanakan satu poin saja dari Dasa-Sila misalnya ahimsa dengan sepenuh hati, maka kesembilan sila yang lain akan secara otomatis terlaksana. Begitu pula kalau kita menekankan pada SaucaAharalagawa dan lain lain. Kesimpulannya terletak pada kesungguhan kita berbuat. Kalau perbuatan itu dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab dan merupakan bagian dari panggilan hati, tidak ada tekanan dalam menjalankannya, maka niscaya hidup dengan asuci laksana dapat dilaksanakan dengan baik dan secara fisiologis akan mendatangkan kebahagiaan, kesehatan lahir dan bathin.

#tubaba@anglaraken asuci laksana#

Minggu, 27 September 2020

BAYUH TAMPEL BOLONG.

SEKILAS BAYUH TAMPEL BOLONG
Sebuah Usaha Mengentaskan Kelahiran.

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd

Bayuh tampel bolong merupakan sebuah pinahayu kahuripan yang dilakukan untuk menutupi wus/bolong atau kekurangan dari kelahiran seseorang.

Setiap orang memiliki wus/bolong atau kekurangan dalam kelahirannya (wusing wetuning kang rare).
Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba, Griya Agung Bangkasa mengumpamakan kehidupan seseorang di dalam memperoleh keberhasilan/rezeki/anugrah seperti canting, jika dimasukkan air setitik demi setitik maka canting tersebut akan penuh jika tidak ada lubang.
Sebaliknya, meskipun wadah yang dimiliki adalah jun, namun jika jun tersebut berlubang, walau diisi air dengan deras maka air tersebut tidak bisa ditampung dan akan ke luar begitu saja.

Tuntunan yang ada dalam Lontar Lawar Capung Ki Dalang Tangsub, mengarahkan bagi setiap umat manusia harus mampu menutup semua bolong tersebut melalui prosesi pinahayu kahuripan, bayuh tampel bolong.

Lubang yang ada pada setiap orang berbeda-beda sesuai hari pawetuan kang rare.

1. Jika lahir di hari Minggu lubangnya ada di pangwusnya ada pada palanya sampai ke lengan.

2. Kelahiran di hari Senin lubangnya di pada tangannya.

3. Kelahiran di hari Selasa lubangnya ada pada dadanya.

4. Kelahiran di hari Rabu lubangnya ada di tulang belikatnya.

5. Kelahiran di hari Kamis lubangnya di udelnya/pusarnya.

6. Kelahiran hari Jumat lubangnya sama seperti kelahiran di hari Minggu yaitu terdapat pada pala atau bahunya.

7. Kelahiran hari Sabtu lubangnya ada pada purusnya/kemaluannya.

Mengenai sarana Bayuh Tampel Bolong:
#Daun Dapdap.
#Rerajahan Pangraksa Sarira
#Rerajahan Ganapaty
#Minyak Lemak Penyu Darat/Tribulus, Cukli juga wenang, Minyak Pedamaran Ida Sulinggih juga boleh.

Upakaranyane  manut sekadi pedoman lontar lawar capung Ki Dalang Tangsub
Wus/Kekurangan ini disebutkan sebagai bolong (lubang) dalam kehidupan yang kita akan bawa pada kelahiran ini.

Tujuan pelaksanaan bayuh tampel bolong, agar pangwus kahuripan/rezeki, kesehatan, keadaan sosial berjalan dengan baik. Segala kekurangan yang ada dari kelahiran bisa dientaskan.
#tubaba@griyang bang//pustaka lawar capung//ki dalang tangsub#

Jumat, 25 September 2020

Sanggah Kemulan Wajib Ngemanggehang Pemangku

Sanggah Kemulan Wajib Ngemanggehang Pemangku

Ada beberapa cara untuk menyucikan diri secara sekala dan niskala. Selain malukat, ada tingkatan yang lebih tinggi  dinamai Mawinten. Bagaimana prosesi dan maknanya?

Mewinten atau Pewintenan adalah Upacara Yadnya yang bertujuan untuk pembersihan diri secara lahir dan batin. Kata Mawinten sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yang memiliki makna “bersinar” dan “kemilau”. Dan bila diuraikan Mawinten memiliki pengertian sifat yang mulia, yang bersinar dan berkilauan yang mengindikasikan bahwa orang yang melaksanakan upacara ini secara lahir dan bathin akan disucikan, berkilauan dan bersinar bagaikan permata yang juga bisa bermanfaat bagi kehidupan banyak orang. Mawinten  biasanya dilaksanakan untuk mohon wara nugraha sebelum mempelajari ilmu keagaamaan. Selain itu, juga sebagai peningkatan kesucian diri. Sehinhga mawinten itu merupakan sebuah proses penyucian diri untuk meningkatkan kualitas diri. Dengan Mawinten berarti mengubah status kehidupan menuju lebih fokus pada masalah kesucian, keagamaan, dan spiritual. Lantas, siapa saja yang bisa mengikuti pawintenan ini?

Mewinten adalah salah satu jenis dari upacara manusa yadnya. Belakangan umat semakin menyadari bahwa Mawinten itu penting bila ingin belajar pengetahuan agama maupun masalah lainnya. Mengikuti pawintenan berarti ingin lebih meningkatakan diri dalam pengabdian kepada umat maupun Sang Hyang Widhi Wasa.

Pawintenan sejak kecil sejatinya dilakukan. Seseorang ketika bersekolah ada pawintenan yang dinamai upanayana. Pawintenan yang diakukan jika anak mulai akan menimba ilmu ini, sebagai pertanda  sudah mulai bisa belajar. Selain itu, ada pawintenan Saraswati untuk tingkat lanjutan agar bisa menerima ilmu pengetahuan dari Sang Hyang Aji Saraswati.

Selanjutnya ada pawintenan wiwa/ setingkat mangku gde yang mendapat palugran petanganan jangkep dari ida pandita, yang selanjutnya  bisa ngayah di sebuah pura.

Masyarakat Hindu di Bali sangat antusias melaksanakan tradisi maupun ritual yang tidak terlepas dari peranan aksara. Salah satu tradisi tersebut ialah Pawintenan Wiwa. Pawintenan Wiwa adalah pawintenan yang dilaksanakan sebelum seseorang naik menjadi Bhawati atau Dwijati. Guru Nabe atau Panglingsir Griya Agung Bangkasa melaksanakan Pawintenan Wiwa di dalam pelaksanaannya menggunakan aksara Bali.

“Tidak terbatas pada pura besar saja ya, bahkan dalam sebuah pura keluarga (merajan) juga bisa ada pemangkunya,” ujar Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba saat diwawancara selesai upacara pawintenan wiwa bagi 15 pasang peserta diklat angkatan ke 14 pasraman rangdilangit, yayasan widya daksha dharma, griya agung bangkasa. Proses pawintenan wiwa kali ini dilaksanakan di pura kahyangan dharma smrti linggih ida bhatara hyang sinuhun siwa putra parama daksa manuaba, pelopor pura panataran agung catur parhyangan ratu pasek linggih ida bhatara mpu gana di pundukdawa. Pawintenan ini dilaksanakan bertepatan dengan pujawali Ida bhatara kawitan mpu gana di pemacekan agung tanggal 21 september 2020.

Fakta yang unik dari Pawintenan Wiwa, bahwa jenis Pawintenan ini hanya dilaksanakan di Griya Agung Bangkasa, hal itu menuntut adanya sebuah pemaknaan. Hal ini didasarkan pada paradigma bahwa sebuah ritus atau upacara tentunya memiliki kedalaman makna.

“Menurut pendapat Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba, sebuah Sanggah Kemulan juga perlu mempunyai pemangku. Bisa dipilih dari anggota keluarga yang dituakan,” imbuh beliau.

Tujuan adanya pemangku di kemulan, menurut Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba, agar bisa memimpin persembahyangan di keluarga. "Selain itu, Kemulan adalah sejatinya yang paling utama untuk tempat kita sebagai umat Hindu bersembahyang. Dikatakannya,  Kemulan itu luar biasa, dari mantra 'Om Dewa Dewa Tri Dewanam, Tri Murti Tri Lingganam, Tri Purusa  Suddha Nityam, Sarwa Jagat Jiwatnam'. 

Artinya, Om, Para Dewa utamanya tiga dewa (Brahma, Wisnu, Siwa) adalah tiga wujud, Tri Purusa yang suci selalu, adalah roh (atman) semesta dan isinya. 

"Nah di sini kita tahu bahwa di Kemulan itu semua Dewa, terutama Tri Murti ada. Jadi sangat utama sekali Kemulan itu,” terang beliau.

Lebih lanjut Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba menerangkan tentang mantra 'Om Guru Dewam, Guru Rupam, Guru Madyam, Guru Purwam, Guru Paramtama Dewam, Guru Dewa Suddha Nityam', yang memiliki arti : Om Guru Dewa, yaitu Guru Rupam (Nyata), Guru Madya (Sekala Niskala),Guru Parwa (Guru Niskala) adalah guru para Dewa, Dewa Guru suci selalu.


Dari mantra yang digunakan di Kemulan ini, Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba menjelaskan bahwa umat ketika sembahyang di Kemulan akan mendapat tuntunan juga. "Hal inilah yang menyebabkan walau seseorang hanya mawinten kepemangkuan untuk jadi pemangku di merajan sangat utama," urai beliau

Selain dua mantra yang disebutkan, Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba juga menambahkan tentang mantra 'Om, Brahma, Wisnu, Iswara Dewam, Jiwatmanam Trilokanam, Sarwa Jagat Pratistanam, Suddha Klesa Winasanam, Om Guru Paduka Dipata Ya Namah'. Matra tersebut memiliki arti : Om Hyang Widhi, bergelar Brahma, Wisnu, Iswara yang berkenan menjiwai Triloka, semoga seluruh jagat tersucikan, bersih dan segala noda terhapuskan oleh Mu, Om Hyang Widhi selaku Bapak Alam, hamba memujamu.

Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba menjelaskan bahwa mantra ini erat hubungan dengan uttpti, stiti, dan pralina. Dijelaskannya, Kemulan menjadi representasi kelahiran, hidup dan matinya manusia. Manusia dari lahir melakukan berbagai upacara dari Tutug Kambuhan, Nganten (menikah) di Kemulan, dan akhirnya setelah diaben juga dilinggihkan di. Kemulan.


“Menjadi pemangku di Kemulan sangat istimewa. Jangan dianggap remeh, karena sembahyang di Kemulan sangatlah utama bagi umat,” tegas beliau.

Menjadi pemangku, lanjut  Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba adalah sebuah pengabdian. Niat menjadi pemangku harus karena ingin melayani umat ataupun membantu sulinggih. Tidak hanya itu, seorang pemangku menurut Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba, tidak hanya bisa nganteb saja, tetapi juga harus bisa dharma wacana.

“Jika ingin ikut beryadnya dalam artian lebih daripada orang biasa, maka boleh ikut Pawintenan Wiwa,” terang beliau.

Bentuk aksara Bali pada Pawintenan Wiwa adalahbentuk aksara Bali yang dirajah pada tubuh (angga Sarira), berdasarkan bentuknya aksara Bali dibawah adalah termasuk aksaraaksara yang tergolong aksara Wijaksara (aksara Swalalita yang diberi pangangge atau busana) dan aksara Modre. Dalam pawintenan ini banyak ditemukan berbagai bentuk salah satunya aksara Wijaksara yang terdiri dari eka aksara, dwi aksara, tri aksara, panca aksara, dasa aksara, catur dasa aksara dan sodasa aksara. 

Adapun keunikan dari penggunaan aksara Bali pada pawintenan ini adalah jenis-jenis aksara yang digunakan dalam rarajahanrurub serta aksara Bali dirajah pada tubuh menggunakan aksara-aksara yang konotasinya melambangkan simbol-simbol dewa pada tubuh manusia dan lebih banyak menggunakan aksara Wijaksara serta aksara Modre tentunya dipercaya memiliki kekutan relijius magis berbeda dengan aksara Bali lumbrah menggunakan aksara Wreastra. Bentuk aksara Bali yang dirajah pada kain Rurub, secara klasifikasi isinya tidaklah jauh berbeda dengan yang dirajah dalam tubuh atau sarira. Aksara yang ditulis pada rurub ini adalah tergolong aksarawijaksara dan aksara Modre Bentuk aksara yang dirajah pada Pakaian busana, aksara Bali yang ditulis di dalam wastra merupakan jenis yang tidak berbeda dengan aksara yang ditulis baik ditubuh maupun dirurub, secara hakiki aksara tersebut tergolong aksara Wijaksara dan aksara Modre. 

Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba memaparkan, jika memang ingin jadi pemangku dan memakai atribut pemangku, seseorang harus  beranggung jawab atas apa yang ia gunakan. “Seorang pemangku tidak ngaturan canang sama nganteb, tetapi bisa bermantra dengan baik, minimal Tri Sandya. Selain itu, juga harus bisa dharma wacana,” beber sulinggih istri dari griya agung bangkasa ini.


“Saya selalu berikan pengarahan dan dukungan moral pada orang yang ingin ikut pawintenan wiwa. Saya pun juga memberikan opsi untuk belajar bersama di pasraman rangdilangit, yayasan widya daksha dharma, griya agung bangkasa. Misalnya mengikuti diklat selama 3 bulan setiap sabtu jam 13.00 s/d 17.00 dan minggu jam 09.00 s/d 13 melakukan pendidikan, latihan, membahas apa yang kurang, dan yang ingin ditanyakan serta kendala lain yang dihadapi,” tambah beliau.


Kamis, 24 September 2020

YOGA


ISI VEDA BERDASARKAN JNANA YOGA, VIBHUTI YOGA DAN RAJA YOGA

Pendahuluan

Mata kuliah Veda dalam agama Hindu yang terdapat pada pendidikan agama ini akan sangat membantu Anda dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengajar, sehingga menunjang persiapan tugas mengajar agama di Sekolah Dasar. Dengan pemahaman yang baik terhadap pengertian dan bahan mata kuliah Veda ini Anda akan dapat menerapkan berbagai teknik mengajar dengan cara yang menarik sehingga pendidikan agama Hindu di Sekolah Dasar akan lebih berhasil.

Adapun tujuan umum Anda mempelajari materi Veda agarAnda dapat mengetahui konsep isi Veda dalam agama Hindu.

Untuk berhasilnya tujuan umum di atas maka sesuai dengan sasaran yang akan ditempuh dalam proses belajar-mengajar, maka modul ini dibagi dalam tiga kegiatan belajar sebagai berikut :

  1. Jnana Yoga
  2. Vibhuti Yoga
  3. Raja Yoga

 

Selain Anda dapat mempelajari buku materi pokok mata kuliah ini secara mandiri atau berdiskusi dengan teman Anda pun akan dibantu dengan kegiatan tutorial kaset atau referensi yang dmanjurkan. Perlu juga diperhatikan senarai (glosarium) atau daftar kata dan istilah dengan penjelasan yang terlampir setelah modul.

Sebelum mempelajari mata kuliah ini ada baiknya Anda terlebih dahulu membaca senarai (glosarium) tersebut, karena maksudnya untuk menolong Anda memahami materi modul.

Kegiatan Belajar 1

Jnana Yoga

Jnana Yoga berarti mengabdikan hidup diri dan diri kita melalui pengamalan ilmu pengetahuan. Pengdahuan ajaran again  ini haru dapat diajarkan dengan benar apabila kita benar-benar mengerti dan memahaminya. Untuk hal ini maka seorang jnana yoga hendaknya memiliki akal budi karena akal budi merupakan sarana untuk memperoleh ilmu pengetahuan baik pengetahuan itu bersifat material mau pun pengetahuan yang bersifat spiritual dalam usaha pendekatan diri kepada Tuhan. Di samping akal budi seperti tersebut di atas, maka yang tak kalah pentingnya adalah hakat karena hakat ini akan mendorong seseorang menuju kepada keinginan terhadap sesuatu, apabila keinginan itu diperoleh maka perlu diteliti untuk meneliti inilah yang dipandang baik untuk masyarakat atau diri sendiri maupun hal yang dipandang kurang wajar. Untuk memilah ini maka yang terpenting bagi golongan jnana yoga adalah ‘kebijaksanaan’ karena dengan kebijaksanaan ini akan mampu untuk memecahkan masalah dan menerapkan pada inasyarakat sesuai dengan situasi dan kondisi. Suatu yang tidak kalah pentingnya yang harus pula dimiliki oleh golongan jnna yoga adalah ‘kecermatan’ sebab dengan memiliki kecermatan maka seorang jnana yoga akan mampu meneliti suatu ilmu pengetahuan dan menilainya serta menerapkan dengan jalan yang benar sesuai dengan maksud pengetahuan tersebut. Walaupun hal-hal seperti tersebut di atas harus dimiliki oleh golongan jnana yoga maka yang tidak kalah penting dan tidak boleh dilupakan adatah sumber ilmu pengetahuan itu sendiri yaitu Tuhan karena dari Beliaulah segala yang ada di dunia ini berasal.

Dengan mengetahui sifat dan hakikat Tuhan yang Maha Tunggal maka kita akan dapat mendekatkan diri kepada-Nya secara lebih mendasar dengan cara yang tepat. Salah satu jalan untuk lebih dekat kepada Beliau, agar Beliau selalu menganugerahkan kekuatan batin dan kesempurnaan akal budi, maka kibijaksanaan dan maka jalan yang harus ditempuli oleh golongan jama yoga adalah berdoa. Dengan berdoa ke hadapan Beliau, maka golongan jnana yoga akan dapat mendekatkan dirinya kepada Beliau sehingga Beliau dengan mudah memberikan petunjuk-petunjuk kepadanya baik hal tersebut bersifat spiritual maupun batiniah.

Salah satu doa yang sering diucapkan oleh golongan jmina yoga kepada Tuhan dalam usaha memohon kebijaksanaan terlukis dalam mantra berikut:

Indra katum na a bhara

pita putrebhyo yaya

siksa no asmin puru huta yamani

jiva jyotir asimahi

(Rg Veda VII. 32 -36)

Ya Tuhan karuniailah kami ilmu sebagaimana seorang memberikan ilmu kepada anaknya. Tuntunlah kami ya Tuhan, ke jalan itu. Semoga kami memperoleh penerangan dalam hidup ini.

 

Dalam mantra di atas dewa Indra adalah dewa yang digunakan sebagai objek dalam pemujaan seorang jnana yoga. Dewa Indra pada umumnya adalah dewa perang yang selalu dimohoni perlindungan namun bagi golongan jnana yoga bukan perlindungan yang dimohonkan melainkan ilmu pengetahuan agar Beliau memberikan tuntunan ke jalan ilmu pengetahuan agar seorang jnana yoga memperoleh penerangan mengenai arti hidup ini.

Ilmu pengetahuan merupakan babagian yang sangat penting dalam agama Hindu, karena dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang hal ini akan dapat melahirkan inspirasi-inspirasi baru dalam penlitian terhadap objek-objek di dunia, yang beraneka ragam sehingga objek tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jalan ilmu pengetahuan ini adalah jalan yang ditempuh oleh orang-orang bijaksana dalam usahanya mencari kebenaran utama dengan melalui ilmu pengetahuan dan akal budi.

Doa yang selalu diucapkan oleh umat Hindu setiap hari yang dilakukan turun temurun dalam usaha mencapai kekuatan batin yang lebih utama sehingga akhirnya mendapat penerangan dan petunjuk dan Tuhan adalah mantram Gayatri sebagai berikut:

 

Bhur bhuvah svah tat savitur varenyam

bhargo devasya dhimahi

dhiyo yo nah pracodayat

(Rg Veda III.62.10)

Kami memuja kemuliaan Tuhan di bumi, di langit dan di surga. Semoga ia memberi kami kekuatan pikiran.

 

Mantram Gaya triseperti tersebut di atas selalu diucapkan oleh umat Hindu karena mantram tersebut sangat utama dalam Veda, karena mantram tersebut mengandung kekuatan yang utama bagi manusia dalam usahanya mencapai batin yang utama dan mulia, beserta pikiran dalam rangka mencapai ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan yang bersifat keduniawian maupun ilmu pengetahuan yang bersifat spiritual. Savitar merupakan dewa yang agung yang dipuja dalam mantram Gayatrit melambangkan kekuatan sinar yang memberikan kecemerlangan kepada pikiran dalam usaha melawan kegelapan.

Lebih lanjut seorang jnana yoga selalu berharap agar Tuhan memberikan kecemerlangan pikiran, keterampilan dan ilmu pengetahuan hidup di dunia sehingga manusia dapat menikmati kebahagiaan hidup atas karunia dari Tuhan yang Maha Esa.

 

Bhadram no api vataya mano

daksa uta kratum

adha te saravye andhaso vivomade

ranan gavo na yavase vivaksaye

(Rg Veda X. 25.1)

Berilah kami keterampilan dan pengetahuan. Maka semoga manusia dalam persahabatanmu merasa bahagia ya Tuhan, seperti sapi di padang rumput, Engkau yang Maha Agung.

 

Agni na ma ghaditam samdidipah

pra caksaya krnahi vatyasomah

(Rg Veda VII1.48.6)

Jadikanlah kami bersinar seperti api yang timbul dari gesekan. Berikanlah kami penglihatan yang jelas, dan jadikanlah kami lebih baik.

 

Mantram di atas ini dipergunakan oleh seorang jnana yoga untuk memperoleh kecerdasan pikiran karena dengan pikiran yang cerdas dan suci maka ilmu pengetahuan itu akan dapat memberikan kebahagiaan karena kebahagiaan yang mulia akan muncul dari pikiran yang mulia pula. Di samping itu seorangjnana yoga juga memohon agar mereka dianugerahi penglihatan yang jelas karena dengan penglihatan yang jelas mereka akan dapat melihat ilmu pengetahuan itu dengan lebih sempurna.

Kemampuan pikiran dari seorang jnana yoga untuk mengingat dan memecahkan masalah sangatlah penting baik masalah itu ada kaitannya dengan material maupun masalah bersifat spiritual. Dalam Veda doa-doa yang selalu diucapkan oleh seorang jnana yoga dalam usaha memohon kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan adalah sebagai berikut:

 

Yam medham devaganah pitarasco pasate

taya mamadhya medhayagne

medha vinam kuru svaha

(Yajur Veda XXII. 14)

Kemampuan itu yang dinikmati oleh kelompok yang bersinar dan bapa; dengan kekuatan itu ya Tuhan jadikanlah kami bijaksana.

Mantram di atas diucapkan oleh seorang jnana yoga dengan terlebih dahulu mengadakan konsentrasi untuk menggambarkan wajah Tuhan yang Maha Utama, sehingga dengan demikian seorang jnana yoga memohon kekuatan agar ia mampu mengetahui Tuhan itu sendiri sebagai sumber ilmu pengetahuan dan keajaiban alam semesta. Kemudian ia melanjutkan permohonannya kepada Tuhan agar dianugerahi ketajaman, kemampuan dan kecemerlangan pikiran, agar dengan kemampuan pikiran yang cemerlang ia mampu menganalisis sesuatu yang dihadapi atau yang sedang membentang menghadang di alam.

 

Sam nah sisihi bhurijoriva ksuram

(Rg Veda VIII. 4.16)

Tajamkanlah pikiran kami seperti

tajamnya pisau cukur.

 

Imam dhiyam siksamanasya deva

kratum daksam varuna samsisidhi

(Rg Veda VII. 42. 3)

 

Ya Tuhan yang maha ada.

Tingkatkanlah kemampuan pikiran

pengetahuan dan pengertian mereka

yang mencari penerangan.

 

Vacada agne si varcome dehi

(Yajur Veda III. 17)

Ya Tuhan engkaulah yang memberikan

Kecemerlangan pikiran, berilah kami kecemerlangan.

 

Dhiya stama rathyah sadasah

(Rg Veda IV. 19-24.1 1)

Dengan pikiran yang lebih mampu

semoga kami, yang dalam kereta perang,

memperoleh kemenangan.

 

Sakhayah kratum icchata

(Rg Veda VIII. 70. 13)

Hai kawan carilah ilmu pengetahuan.

 

Di dalam ajaran Veda sering disebutkan istitah Brahman yang dapat diartikan:

  1. Doa yang terdapat dalam Veda
  2. Objek dari doa yaitu ketuhanan yang digambarkan sebagai kenyataan yang tak terwujud.
  3. Kegiatan mencari kenyataan dan kebenaran yaitu orang yang melaksanakan jnana yoga.

 

Seorang jnana yoga adalah seseorang yang dapat mengetahui Brahma atau isi dari Veda karena bagi orang Hindu mengetahui isi Veda (Brahma) memiliki nilai yang sangat agung; karena Veda banyak mengandung tentang falsafah hidup yang harus dikuasai oleh manusia dalam menghadapi tantangantantangan yang terdapat di muka bumi.

 

Ahameva savayam idam vadami

justam devedhir uta manusebhih

yam kamaye tam ugnam krnomi

ta vhahyanam tam rsi tam sumerdham

(Rg Veda XI 125.5)

Sesungguhnyalah aku sendiri yang mengatakan ini. Yang mendapat sambutan dari yang bersinar dan dari manusia. Dia yang kucintai kujadikan perkasa. Aku jadikan Dia Brahman (Orang bijaksana). Orang suci, orang yang berkemampuan.

 

Pengertian dari kata ‘Aku yang mengucapkan’ dalam mantra tersebut di atas adalah Tuhan itu sendiri yang maha suci dan bijaksana, Beliaulah yang menjadikan atau mengaruniai kebijaksanaan kecerdasan terhadap orang-orang suci (rsi) dan orang-orang pandai (Brahman. Jadi dalam pengertian mantra di atas maka orang-orang bijaksana, orang suci, dan Brahman (orang pandai) dijadikan oleh Tuhan dengan sendirinya melalui proses hukum Tuhan di mana orang-orang yang tersebut di atas harus berusaha keras untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang sempurna baik lahir maupun bathin yang tersirat dalam ilmu Veda.

 

Purvajano brahmano brahmacari

ghamam vasanas tapasodatistat

tama jatam brahmanam brahma jyestam

dexasca sarve amretena sakam

(Atharvaveda XI. 5.5)

 

Brahmacarin (siswa spiritual) lahir sebelum brahman (pengetahuan spirutual), melakukan persembahan, melaksanakan disiplin spiritual (tapas) Dari pribadinya timbul (mendapat wahyu) pengetahuan suci, ilmu kebrahmanaan yang tertinggi dan sinar suci dan hidup abadi.

 

Untuk menjadi seorang jnana yoga yang baik maka pertama-tama yang harus dilakukan adalah brahmacari, adalah tingkatan mulai belajar yaitu mulai mengenal ilmu pengetahuan. Dalam tingkatan ini seorang Brahmacari hendaknya mampu melatih diri dengan dipimpin oleh seorang guru suci untuk mexnperoleh ilmu pengetahuan spiritual yang disebut Brahman. Pendidikan Brahmacari ini lebih mengutamakan disiplin pribadi dalam usaha untuk mencapai kehidupan dalam tingkat yang lebih tinggi. Bila pendidikan Brahmacari yang dilaksanakan oleh seorang siswa spiritual telah mantap dan ia mulai memasuki atau mempelajari ilmu pengetahuan Veda yang merupakan ilmu pengetahuan spiritual. Dengan cara inilah seorang Brahmacari akan dapat dibawa atau dijadikan seorang jnana yoga yaitu orang yang memiliki ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan spiritual maupun ilmu pengetahuan yang bersifat keduniawian.

 

Arvag anyah paro anyo divas prstat

guha nidhi nihi tau brahmanasya

tau raksati tapasa brahmacaro

tat kevalam krnute brahma vidvan

(Atharva Veda XI.5.10)

Satu di sini yang lain di alam lain

Dua harta karena yang suci tersembunyi Brahmacarin melindungi kedua-duanya dengan kekuatan spiritualnya/(tapas). Dengan mengetahui Brahman ia menjadikan semua itu miliknya.

Seorang Brahmacari ia hendaknya mempelajari dua ilmu pengetahuan suci yang nantinya diperguakan untuk menghadapi rintangan di bumi yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat keduniawian seperti ilmu pengobatan (Ayurveda) ilmu bahasa dan lain-lainnya yang nantinya dapat dipergunakan dalam usaha mencari materi di bumi. Di samping ilmu pengetahuan material maka ia harus pula mengisi diri dalam bidang ilmu pengetahuan spiritual, sehingga seorang Brahmacari nantinya akan lebih mantap dalam menghadapi tantangan hidup di dunia.

 

Brahmacaro sincate sanau rtah prthivyam

tena yovanti pradisas cataryah

(Atharva Veda XI.5.12)

Brahmacarin menggunakan kemampuannya yang hehat ini di bumi. Dan dengan demikian alam semesta ini tegak.

 

Dengan memiliki dua ilmu pengetahuan seperti tersebut di atas maka seorang Brahmacari akan dapat menggunakan ilmu pengetahuan yang dimilikinya itu untuk mengatur dan melaksanakan dharma di bumi, sehingga bumi tetap menjadi tegak yaitu mengikuti aturan-aturan hukum yang telah ditentukan oleh Tuhan. Dengan demikian dunia dan isinya dapat hidup selaras. Setelah beberapa waktu seorang siswa Brahmacari belajar ilmu pengetahuan suci dan bila ia sudah dipandang mantap oleh gurunya maka gurunya mengadakan upacara ‘upacayana’ yaitu upacara pelepasan seorang murid dari dunia pendidikan ke masyarakat yang biasanya upacara ini berlangsung selama tiga hari. Dengan pelepasan seorang siswa Brahmacari dari dunia pendidikan maka dalam Veda disebut kelahiran dua kali yaitu lahir dari dunia ilmu pengetahuan spiritual.

acarya upanayamano

brahmacarinam krmite garbham antah

tam ratras titpra udare vibhati

tam jatam drastum ami samyanti devah

(Atharva Veda XI.5.3)

 

Acarya yang mendiksa brahmacarin (siswa), menjadikan ia seolah-olah bayi spiritual yang dikandungnya. Bayi yang dikandung selama tiga malam (seperti seorang ibu mengandung bayi) dalam kandungan spintualnya. Bila ia lahir (yaitu seorang bayi lahir) yang bersinar menyaksikannya.

 

Tentang kelahiran seorang bayi brahmacarin atau pribadi manusia spiritual, mengandung makna yang sangat menarik karena dengan kelahiran Brahmacari ini berarti kelahiran orang suci yang memiliki ilmu pengetahuan yang agung karena dengan ilmu pengetahuan ini ia akan dapat memberikan kebahagiaan kepada umat manusia dan lestarinya hukum alam di dunia ini.

 

Brahmacaryena tapasa raja viraksati

acarya brahmacaryena brahmacarinam icchate

brahmacaryena tapasa deva mrtyum apagnata

indro ha brahmacaryena devebhyam avar abharat

(Atharva Veda XI.5.17.19)

 

Dengan disiplin (tapas) brahmacari raja melindungi kerajaan; dengan disiplin brahmacari guru mengharap keberhasilan siswanya. Dengan disiplin brahmacarya

Seorang gadis mendapat seorang suami yang tampan. Dan Indra dengan brahmacarya memberikan keharuman kepada yang bersinar.

 

Brahmacarya adalah masa seorang mempelajari Veda. Di dalam zaman Veda seseorang wanita juga berhak mendapat pendidikan brahmacarin ini. Dalam mantra tersebut di atas seorang brahmacari harus menjaga atau mengikuti disiplin ilmu pengetahuan, disiplin diri dalam perguruan, karena semua para acarya mengharapkan murid-muridnya berhasil dalam bidang ilmu yang ditempuh. Lebih jauh Veda tersebut di atas mengemukakan bahwa seorang wanita yang telah mengikuti brahmacarin maka wanita tersebut memiliki moral yang agung dan ilmu pengetahuan mulia sehingga gadis semacam ini selalu didambakan oleh keluarga Hindu dengan demikian ia akan memperoleh suami yang tampan, agung dalam moral dan berilmu tinggi.

 

Sraddhaya duhita tapaso dhijata

svasa rsinam bhutakrtam babhuva

sa no mekhale matim a dhesi megham

atho no dhehi tapa indriyam ca

(Atharva Veda VI. 133.4)

Ia (ikat pinggang brahmacarin) telah menjadi putri keimanan. Lahir dan disiplin keimanan spiritual, dan adik rsi (orang bijak) yang menegakkan dunia. Maka ya Tuhan berilah kami kemantapan berpikir dan kekuatan mental spiritual.

 

Ikat pinggang merupakan bagian dari jubah siswa Veda yang telah selesai mengikuti masa brahmacari. Ikat pinggang ini merupakan tanda babagian disiplin ilmu yang ditempuh oleh siswa brahmacarin. Dari masing-masing ilmu yang dimiliki oleh siswa brahmacari dapat dilihat dan ikat pinggang yang dipakai setelah menamatkan pendidikan spiritual yang agung dan menjadi orang bijaksana untuk menegakkan ilmunya di dunia yang merupakan cita-cita luhur dari brahmacarin tersebut.

 

Ni dhi yamanam apagughvam apsu

pra me devanam vratapa uvaca

indro viddham anu hi tvacacaksa

tenaham ange anusista agam

(Rg Veda X. 32. 6)

Dari Engkau yang tersembunyi di dalam air yang mempertahankan hukum dewa-dewa memberi kami. Indra yang mengetahui, menyaksikan dan menunjukkan kepada engkau. Berkat pengajarannya, ya agni kami lahir.

 

Mantram di atas menguraikan tentang cara-cara orang-orang bijaksana memperoleh ilmu pengetahuan melalui petunjuk-petunjuk yang telah dituntun oleh dewa Indra. Dengan demikian maka spiritual mampu memperoleh ilmu pengetahuan kesempurnaan hidup.

 

Aksetravit ksetravidam hyagrat

sa maiti ksetravidanusistah

etad vai bhadram anusasanasyo

ta bhuti vandatyasjasinam

(Rg Veda X. 32. 7)

 

Orang yang tidak mengenal suatu tempat bertanya kepada orang yang mengetahuinya. Ia meneruskan perjalanan, dibimbing oleh orang yang tahu. Inilah manfaat pendidikan. Ia menemukan jalan yang lurus.

 

Dalam mantram di atas diuraikan bahwa seorang guru dipandang sebagai seorang yang mampu dan mengetahui jalan spiritual maka dari itu seorang guru menjadi petunjuk bagi murid-muridnya yang mencari pengetahuan spiritual tersebut. Namun setelah diheri petunjuk sang murid itu sendirilah yang harus menemukan sendiri ilmu yang patut diketahui. Jadi di dalam bidang kerokhanian seseorang harus berusaha mencari sendiri rahasia kenyataan alam ini sedangkan guru hanya sebagai penuntun untuk menunjukkan jalan tersebut.

 

siksa na indra raya a puru

vidam reosama ava nah parye ghane

(Rg Veda VIII. 92.9)

 

Berilah kami petunjuk, ya Tuhan untuk mendapatkan kekayaan. Engkau yang maha tahu, dipuja dengan lagu-lagu. Tolonglah kami dalam perjuangan ini.

 

Mantram di atas memuja Indra sebagai Tuhan yang maha tahu, dengan harapan seorang sisya spiritual diberikan petunjuk olehnya. Untuk mendapatkan kekayaan spiritual sehingga siswa ini dapat merasakan sendiri rahasia yang terbentang di alam semesta.

 

sudukse daksah kratunasi sukratur

agne kavih kavyenasi visvavit

vasur vasunam ksyayasi tvan eka id

dyava ca yani prthivi ca pusyatah

(Rg Veda X. 91. 3)

Kemampan-Mu sangat tinggi, pengetahuanMu sangat tinggi. Ya Tuhan, Engkau adalah penyanyi yang mengetahui. Segalanya karena keanfan-Mu. Engkau menguasai yang baik-baik, yang utama. Yang lahir dari bumi dan langit.

 

Seorang brahmacarin dalam usaha menemukan Tuhan selalu membayang kan beliau melalui spiritual dimana dalam pandangannya bahwa Tuhan itu maha mengetahui dan kemampuannya sangat tinggi, dan mengetahui segala-galanya, demikian pula yang baik-baik berada padanya. Di sini dimaksudkan agar para brahmacari diberikan pengetahuan yang baik agar mampu menggerakkan dharma di dunia.

 

gananam tva ganapati havamahe

kavi kavinam upa masravastamam

jyayestarajani brahmanam brahma nasyata

a nah srnvan nutimih sada sadanam

(Rg Veda II. 23.1)

Kami namakan engkau, yang utama, penyanyi utama, yang sangat termasyur, raja diraja pengetahuan spiritual, ya Tuhan. Dengarlah permohonan kami dengan kasih sayang -Mu, dan duduklah di tempat upacara.

 

Doa di atas sering dipanjatkan oleh seorang yang mencari ilmu pengetahuan dari Tuhan dalam doa tersebut di atas dipandang sebagai dewa ilmu pengetahuan spiritual yang dipanggil dengan sebutan raja pengetahuan spiritual dan beliau dimohonkan pula kehadirannya dalam upacara permohonan yang diadakan oleh orang-orang yang menyebut dirinya murid brahmacari.

 

ni su sid ganapate ganesu

tvam ahur vipratamam kavinam

na rte tvat kriyate kim vanare

maham aham bhagavan citra avam

(Rg Veda X. 112.9)

 

Engkau raja, duduklah di tengah-tengah kami, Engkaulah yang kami sebut pendeta agung, di tengah-tengah penyanyi. Tanpa Engkau tak ada yang dapat diselesaikan, meskipun jauh. Ya Tuhan, kami panjatkan kepada-Mu nyanyian yang mulia.

 

Setelah beliau hadir dalam upacara yang diadakan oleh orang yang menginginkan ilmu pengetahuan maka Tuhan dipersilahkan duduk dan berada di tengah-tengahnya. Dari ini ia memuja keagungan Tuhan yang disebut “Pendeta Agung”, dan mereka memohon agar beliau ikut membantunya di dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang dihadapi di muka bumi ini.

 

rco aksare parama vyoman

yamsin deva adhi visve niseduh

yastatra vedahim rca arisvasi

ya is tad vidus ta ime samasate

(Rg Veda 1. 164.39)

 

Yang abadi, nyanyian Veda, yang ada dalam alam suci. Tempat perwujudan semua yang bersinar. Akan diapakan nyanyian Veda oleh orang yang tidak mengetahuinya. Tetapi mereka yang mengetahuinya, mereka itu sempurna.

 

yo asyasyaksah parame vyoman

(Rg Veda X. 129.7)

Ia yang mengatur semua ini dalam alam suci.

Mantram di atas menegaskan bahwa pengetahuan tentang ketuhanan sangatlah penting dalam kehidupan ilmu pengetahuan spiritual yang lebih tinggi, hal ini merupakan inti dalam jnana yoga yang juga merupakan keutamaan dalam Veda. Veda tidak akan berarti bagi mereka yang tidak tahu akan manfaat ilmu Veda tetapi bagi yang mengetahui tentang Veda maka Veda merupakan suatu hal yang sangat penting karena konsepsi Tuhan yang abadi, yang tak berwujud, tak berumah merupakan suatu kekuatan di luar daya pikir manusia namun hal ini kita dapatkan dalam kitab suci Veda.

 

Setelah mempelajari uraian-uraian di atas dengan seksama, Anda diharapkan mempunyai wawasan pengetahuan yang jelas tentang Jnana Yoga, selanjutnya kerjakan latihan di bawah ini!

1) Apakah sebabnya golongan Jnana Yoga lebih menekankan pada aspek akal budi dan kecerdasan?

2) Kebijaksanaan adalah sangat penting yang harus dimiliki oleh golongan Jnana Yoga. Jelaskan Jawaban Anda!

3) Jelaskanlah jawaban Anda, mengapa golongan Jnana Yoga lebih menekankan pada pelaksanaan doa?

4) Apakah yang menyebabkan dewa Indra selalu dijadikan objek dalam pemujaan oleh golongan Jnana Yoga?

5) Salah satu Doa yang selalu diucapkan oleh seorang Jnana Yoga adalah Gayatri mantram, hal ini disebabkan oleh:

 

Kunci Jawaban Latihan 1

1) Karena akal budi merupakan sarana untuk memperoleh ilmu pengetahuan baik pengetahuan Ru bersifat material maupun pengetahuan itu bersifat spiritual dalam usaha pendekatan diri kepada Tuhan.

2) Karena dengan kebijaksanaan ini ia akan mampu memecahkan masalah dan menerapkan pada masyarakat sesuai dengan situasi dan kondisi.

3) Karena dengan berdoa maka golongan Jnana Yoga akan lebih mudah mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga lebih mudah Tuhan memberikan ajaran-ajaran kepada para jnana yoga dalam usaha memecahkan rahasia alam semesta.

4) Dewa Indra adalah dewa yang memberikan ilmu pengetahuan agar seorang jnana yoga memperoleh penerangan mengenai arti hidup ini.

5) Karena mantram tersebut mengandung kekuatan yang utama bagi manusia dalam usaha untuk mencapai kekuatan bathin yang utama dan pemikiran yang mulia dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan baik pengetahuan duniawi maupun pengetahuan spiritual.

 

Rangkuman

 

–    Jnana Yoga berarti mengabdikan hidup kita melalui pengalaman ilmu pengetahuan.

–    Bila kita mempelajari Veda dengan baik maka pada dasarnya kita diwajibkan menjunjung ilmu, sebab kebahagiaan dan keberhasilan hanya akan dapat dicapai apabila kita menguasai ilmu dan mengamalkannya dengan baik.

–    Berdoa agar diberikan penerangan, pengetahuan dan petunjuk kesemuanya ini merupakan ciri khas dan Jnana Yoga.

–    Di dalam Jnana yoga yang mendasari perkembangannya adalah keberanian dan kemampuan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan. Seseorang yang hodoh akan menjadi pandai dengan mulai bertanya dan kemudian mencari jawaban atas pertanyaan itu.

KEGIATAN BELAJAR 2

Vibhuti  Yoga

Vibhuti Yoga berarti kebesaran dan kmuliaan Tuhan yang dihayati oleh para maha resi melalui spiritual. Penghayatan tersebut kemudian dilukiskan secara lahiriah dalam bentuk puisi sebagai rasa kekagumannya. Makna utama ajaran Vibhuti Yoga adalah memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan persoalan-persoalan yang muncul mengenai sifat-sifat Tuhan yang trancendentalatau di luar alam indria.

Penggambaran sifat-sifat mulia dan agung dari Tuhan yang melebihi dari segala yang ada merupakan ajaran dari Vibhuti Yoga. Dalam ajaran ini dilukiskan sifat-sifat agung dari Tuhan seperti dewa dari semua dewa, maha bijaksana, maha mengetahui, maha adil, maha tinggi dan sebagainya. Semuanya ini adalah satu bentuk dari ajaran Vibhuti Yoga. Kesadaran spiritual dalam penghayatan terhadap keagungan Tuhan yang dirasakan oleh seorang maharesi di mana kekagumannya ini dilukiskan dengan suatu puisi yang bersifat abstrak yang mengandung makna moral yang digubah dengan begitu indahnya sehingga puisi itu bernilai sangat tinggi.

Sumber yang digunakan untuk melukiskan segala keindahan ialah sinar. Oleh sebab itu sinar menjadi objek utama dan sangat dikagumi oleh para pujangga, sehingga akhirnya sinar menjadi simbol keindahan dan kemuliaan jiwa. Sinar merupakan simbol kebenaran, gambaran hukum Rta, kebaikan, kemuliaan, keindahan, akan budi dan sebagainya.

Dewa Agni sebagai dewa keagungan, sumber sinar, maka ia dipuja sebagai yang berkilauan, memancarkan sinarnya ke bumi, ke langit, ke laut dan memberikan kehidupan pada semua makhluk.

Dewa Surya dipandang sebagai dewa sumber yang memberikan kehidupan, sehingga dewa ini dipandang sebagai atman dari semua makhluk hidup baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.

Sinar dipandang sebagai sesuatu yang suci yang meliputi seluruh alam semesta sepenti terlukis dalam mantra berikut ini:

 

ud vayam tamataspari jyatis

pasyanta uttaram

devam devatra suryam agatma

jyatir uttamam

(Rg Veda I. 50.10)

 

Dengan memandang sinar suci di luar alam gelap, kami sampai pada Surya, dewa utama, sinar yang amat bagus.

 

Mantra di atas menguraikan bahwa dewa Surya merupakan simbol kemuliaan spiritual akan tetapi untuk memudahkan masyarakat menghayati maka dewa tersebut dilukiskan secara lahiriah seperti sinar alam yang luhur yang menerangi alam semesta.

 

Sisarnah sisarno jagatas tasthusas pati

samaya visvam a rajah

sapta svasarah suvitaya surya vahanti

harito rathe

tacchaktur devahitam sukram uccharet

pasyema saradah alam joyema saradah

satam

(Rg Veda VII. 66.55-16)

 

Ia yang bersinar menerangi seluruh alam, Surya, dewa untuk yang bergerak dan yang tidak bergerak-tujuh putri dalam satu kereta, derni kesejahteraan dunia. Mata bersinar dengan kekuasaan Tuhan, menyingsing. Semoga kami dapat menyaksikan selama seratus tahun. Semoga kami hidup selama seratus tahun.

 

A vivaghya pariparaas tomamsi ca

Jyotismantam ratham rtasya tistati

Vrhaspate bhimam amitradam manam

Raksihanam gatrabhidam svarvidam

(Rg Veda II. 23.3)

 

Setelah menghalau yang jahat dan kegelapan. Engkau naiki kereta suci-Mu yang berkilauan. Kereta yang dahsyat, ya Tuhan yang maha bijaksana, yang mengalahkan musuh. Menghancurkan yang jahat, mendobrak kandang penghalang cahaya dan sinar memancar.

 

Dari kedua mantram di atas dilukiskan bahwa dewa Surya sebagai dewa yang memberikan kesejahteraan dunia baik yang dapat bergerak maupun yang tiada bergerak, dan Beliau dipandang sebagai dewa yang mengusir kejahatan dan menghalau musuh-musuh yang mengganggu kehidupan manusia di dunia. Beliau dipandang sebagai penegak hukum Rta yaitu hukum keabadian yang mengatur alam semesta.

 

vrhatsumnah prasavita nivesano

jagatah sthaturubhayasya yo vasi

sa no devah savita sarbha yaccha

tvasme ksayaya trivarutham amhasah

(Rg Veda IV. 53-6)

 

Tuhan yang maha pengasih, yang memberi kehidupan pada alam dan menegakkannya. Ia yang mengatur baik yang bergerak dan yang tidak bergerak. Semoga ia Savitar, memberikan rakhmat-Nya kepada kami. Untuk ketentraman hidup, dengan kemampuan melawan kekuatan jahat.

 

Dewa Surya disebut dengan sebutan Savita atau Savitar adalah sebagai dewa pencipta kehidupan yang ada di alam semesta. Pada dewa inilah semua makhluk berlindung beserta memohon agar dewa ini dapat memberikan ketentraman hidup dengan kekuatan untuk mampu melawan kejahatan.

 

Asya hi svayasasastram savituh kaccana

priyam na minanti svarajyam

(Rg Veda V. 82.2)

 

Keutamaan Savitar ini sangat agung dan terkasih. Tak terkalahkan

 

Pada mantram ini telah diuraikan bahwa dewa Savitar adalah dewa yang dipandang sangat agung dan sangat mulia beliau adalah dewa yang tak terkalahkan oleh semua kekuatan jahat, beliau sangat berkuasa mengatur alam semesta, di samping beliau sangat kasih kepada semua ciptaan beliau serta memberikan perlindungan kepadanya.

 

Visvam deva savitar auritani para suva

yad bhadram tatra a suva

(Rg Veda V. 32.5)

Tuhan Savitar, usirlah jauh-jauh segala kekuatan jahat. Berilah kami apa yang baik.

Mantram ini menguraikan bahwa Savitar adalah Tuhan yang selalu dimohonkan untuk memberikan perlindungan dengan mengusir segala kekuatan jahat dan menuntun semua ciptaannya menuju kepada kebaikan.

 

anagaso aditaye devasya savituh save

visva vimani dhimahi

(Rg Veda V. 82. 6)

 

Suci, sebab kekuatan mulia yang berasal dari kekuasaan Savitar, Tuhan. Semoga kami memperoleh yang baik.

 

Bha visvadevam satpatim sukta vradya

vrnimahe satyasavam savitaram

(Rg Veda V. 82.7)

Hari dengan lagu pujian kami pilih dewa utama, dewa kebaikan. Savitar, yang hukumnya benar.

Kedua mantram ini merupakan pengungkapan Veda yang sangat menarik sekali. Dewa-dewa dilukiskan sangat indah yang merupakan kekuatan yang sangat suci yang sering dilukiskan sangat abstrak seperti melukiskan dewa-dewa lainnya.

Di samping beliau dilukiskan sangat indah, juga dilukiskan sebagai sumber kebenaran, sumber kebaikan. Beliau dipandang sebagai dewa yang maha mengetahui. Ia mampu melihat semuanya yang ada di alam ini, ia mengetahui segala gerak langkah dari semua makhluk, akan tetapi karena kecintaan beliau kepada manusia, maka beliau sebagai juru selamat manusia dan kekuatan-kekuatan jahat yang ingin menghancurkan manusia.

 

yo visvami vipasyati

bhuvana sam ca pasyati

sa nah pusavita bhuvat

(Rg Veda III. 62.9)

Ia yang melihat semuanya dari atas dari samping melihat semua yang hidup. Semoga Ia, Pushan, menjadi juru selamat kami.

 

Disamping Tuhan maha penglihat yang mampu melihat semua yang ada di alam semesta ini maka Beliau dipandang pula mengilhami segala gerak dari pikiran sehingga muncul hal-hal yang baik yang berguna bagi semua kehidupan di dunia. Untuk hal tersebut agar pikiran selalu memikirkan hal-hal yang berguna maka kepada beliau selalu dimohonkan perlindungan agar semua pikiran yang muncul agar dijaga dan dilindungi oleh-Nya dari pengaruh jahat. Di samping beliau dimohonkan untuk melindungi pemikiran-pemikiran dari pengaruh-pengaruh jahat maka beliau dimohonkan pula agar tetap menganugrahkan kekayaan sebab kekayaan ini sangat penting untuk kesejahteraan hidup umat manusia di dunia.

 

Tam unsanam jagatattasdhusas pati

ghiyam jinvar AVASE humahe vayam

pusa no yatha vedasa masad vrghe

raksita payuradaevah svataye

(Rg Veda I. 89.)

 

Ya, yang maha kuasa, dewa bagi yang bergerak dan yang tidak bergerak, yang mengilhami pikiran, kami mohon pertolongan. Semoga Tuhan, pelindung kami dan yang Menjaga kami. Yang tak terkalahkan. Lipat gandakanlah kekayaan kami untuk kesejahteraan kami.

Tuhan yang maha pelindung dan pemelihara ini sering pula dilukiskan sebagai seorang dewi yang sangat mulia, yang turun ke dunia untuk memelihara segala makhluk dan beliaulah pembangkit semangat kehidupan yang menggerakkan semua makhluk hidup untuk bangkit dan bekerja sesuai dengan dharmanya masing-masing.

 

A gha yoseva sunaryusa yati prabhunjati

jarayanti vrjanam padvadiyata

utpatayati paksinah

(Rg Veda 1. 48. 5)

 

Laksana wanita mulia Usha, datang untuk memelihara segala sesuatu dengan hati-hati. Untuk membangkitkan kehidupan ia menggerakkan setiap makhluk berkaki dan membuat hurung-burung terbang.

 

Dewi Usha digambarkan sebagai wanita mulia. Ia turun ke bumi bukan saja untuk menggerakkan semua kehidupan. Namun beliau dipandang pula sebagai dewi yang mengasuh alam, memberikan ilmu pengetahuan, munculnya terang dan kegelapan. Sebagai seorang dewi beliau tetap menjalankan dharmanya yaitu mengasuh dan memberi susu kepada ciptaannya dengan penuh rasa kasih.

 

janatyabhah pratamasya nama

sukra krsnada ajaniota svitico

rtasya yosa na minati dhama

hra ahar niskrtam acaranti

(Rg Veda I. 123. 9)

 

Ia yang mempunyai pengetahuan tentang permu I aan hari, muncul hersi nan terang dari kegelapan. Wanita tidak melanggar hukum alam dengan muncul setiap han pada tempat yang telah ditetapkan.

Keagungan dan keindahan maha dewi yang dilukiskan di dalam Veda laksana seorang gadis yang datang kepada para dewa yang merindukannya. Demikianlah diumpamakan seorang dewi yang penuh dengan rasa keindahan. Beliau turun ke dunia untuk mengunjungi pemuja-pemujanya. Dengan kecantikan dan keindahannya beliau mendatangi pemujanya dengan penuh senyum dengan wajah yang berseri-seri. Laksana seorang wanita datang kepada laki-laki yang dikasihi.

 

Kanyeva tanva u sasadanam

esi i devi devam iyak samanam

samsmayamana yuvatih purastad

avir vaksamsi krnuse vibhati

(Rg Veda l. 123.10)

 

Laksana seorang gadis, bangka akan kecantikannya. Engkau devi, mendatangi dewa yang merindukan Engkau. Dan sambil tersenyum, berseri-seri dan bersinar Engkau tunjukkan dadamu kepadanya.

 

Lukisan dewi yang selalu digambarkan dalam syair oleh seorang Vibhuti Yoga, di mana Dewi Fajar di lukiskan sangat cantik bagaikan seorang penganten yang dihias untuk memperlihatkan kecantikannya kepada pemuda yang merindukannya.

 

Susamhasa matr mrsteva yosa

vis tanvam krnuse adat kam

bhadra tvam aso vitaram vyuccha

na tat te anya ausato nasanta

(Rg Veda l. 123.11)

Cantik laksana pengantin yang dihias oleh ibunya, Engkau mempertontonkan kecantikanmu. Engkau yang dikasihi, Dewi Fajar, sinarilah alam luas ini, tidak ada dewi lain memperoleh apa yang Engkau peroleh.

Lukisan pengantin yang dihias adalah gambaran ungkapan hati seorang Vibhuti Yoga yang sangat mengagumkan sinarnya bagaikan seorang dewi yang menyinari alam semesta, memberikan kebahagiaan yang selalu mendapat pemujaan dari setiap makhluk. Lebih lanjut kemuliaan sinar menjadi keagungan digambarkan bagai dewi yang sangat bahagia.

 

Rtasya rasmin anuvacchamana

bhadram bhadram kratum asmasu dhehi

uso no adva suhava vyuccha

ramasu rayo madhavatsu ca syuh

(Rg Veda l. 123.13

 

Taat kepada kuasa hukum kebaikan. Berilah kami pikiran yang semakin bahagia. Sinarilah kami hari ini Dewi Fajar, Engkau yang pernurah. Semoga kepada kami dan pemimpin kami Engkau limpahkan
rakhmat-Mu

 

Mantram di atas melukiskan seorang Vibbuti Yoga memanjatkan doa agar ia diberikan pikiran yang sernakin bahagia di mata pemujanya ditujukan kepada dewi Usas yang sangat pemurah. Semoga dengan kemurahan ini Ia memberi rakhmat kepada para pemimpin negara yang ia dapat mengantarkan rakyatnya ke dalam alam kesejahteraan.

Keagungan dewi Fajar melahirkan kecantikan yang sangat puitis yang memadukan sinar kecantikan dengan kesucian.

 

Dyam tadyammanam vrhatim rtena

rtavarim arunacsum vibhatim

sevim usasam svar avahanti

prati vipraso matibhir joante

(Rg Veda V. 80.1)

 

Jalan yang dilalui terang benderang, luhur, merah padam, memancarkan sinar, Usha dewi yang bersinar. Dialah yang disambut oleh para penyanyi dengan lagu pujaan.

 

Usa subhra na tanvi vidano

ahverva snati ddasaye no asthat

apa dveso vadhamana tamamsyu

sa dive duhita jyotisagat

(Rg Veda V. 80.15)

 

Ia seakan-akan sadar bahwa tangannya bersinar sehabis mandi, berdiri, tegak sehingga kami melihatnya. Setelah mengusir kejahatan dan kegelapan. Usha putri langit muncul bersinar.

 

Dalam mantram di atas Dewi Ushas dipandang sebagai Dewi Fajar. Dengan sinarnya ia menyinari alam semesta dan dengan sinarnya pula ia menegakkan hukum keabadian. Dialah dewi yang selalu dipuja oleh golongan Vibhuti Yoga dimana golongan ini berpandangan bila beliau turun ke dunia beliau bagaikan dewi yang sangat sempurna, putri langit yang sangat berseri-seri. Dengan sinar ia mampu mengusir kejahatan baik kejahatan di dalam batin maupun kejahatan secara lahiriah, yang dimiliki oleh semua makhluk.

 

Setelah mempelajari uraian-uraian di atas dengan seksama, Anda diharapkan mempunyai wawasan pengetahuan yang jelas tenlang Vibbuti Yoga, selanjutnya kerjakan latihan di bawah ini!

1) Jelaskan arti Vibhuti Yoga!

2) Jelaskan pandangan Vibbuti Yoga terhadap sifat-sifat agung dan Tuhan!

3) Jelaskanlah sumber yang digunakan oleh para rsi Vibhuti Yoga dalam melukiskan keindahan!

4) Sebutkan dewa yang selalu dipuja dalam Vibhuti Yoga yang menjadi sumber sinar!

5) Bagaimanakah pandangan golongan Vibhuti Yoga terhadap Dewa Surya?

 

Kunci Jawaban Latihan  2

  1. I) Vibhuti Yoga adalah penghayatan terhadap kebenaran dan kemuliaan Tuhan yang dihayati oleh para maharesi melalui spiritual yang kemudian penghayatan tersebut dilukiskan dalam lahiriah dalam bentuk puisi sebagai rasa kekagumannya.

2) Sifat-sifat agung yang dimiliki oleh Tuhan adalah Beliau merupakan dewa dari semua dewa, maha bijaksana, maha mengetahui, maha ada dan maha tinggi.

3) Yang menjadi sumber yang dipergunakan untuk melukiskan kekagumannya adalah sinar di mana akhirnya sinar merupakan simbol kebenaran, gambaran hukum rta, kebaikan keindahan dan akal budi.

4) Dewa yang selalu dipuja sebagai sumber sinar adalah dewa Agni sehingga beliau dilukiskan sebagai dewa yang berkilauan memancarkan sinarnya ke bumi, ke langit ke laut dan memberikan kehidupan kepada para makhluk.

5) Dewa Surya dipandang sebagai dewa yang memberikan sumber kehidupan sehingga dewa ini dipandang atman dari semua makhluk hidup baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.

 

 

 

Rangkuman

–    Vibhuti Yoga berarti kebesaran dan kemuliaan Tuhan yang dihayati oleh para maharesi melalui spiritual yang keniudian penghayatan tersebut dilukiskan secara lahiriah dalam bentuk puisi sebagai rasa kekagumannya.

–   Sikap spiritual yang puitis yang dimiliki oleh para maharesi sebagai jalan kemegahan (Vibhuti Yoga) memiliki keistimewaan yaitu tidak pernah lepas dari kenyataan yang dapat di hayati melalui persepsi indra. Walaupun ia mencari pengalaman yang bersifat trancendentaldi luar alam indra.

–    Sinar menjadi objek utama kekaguman pendeta penyangga Vibhuti Yoga, yang mana sinar itu digunakan sebagai simbol keindahan dan kemuliaan jiwa, simbol kebenaran, simbol rta, simbol kebaikan, kebahagiaan, kekekalan, simbol Tuhan dan lain-lain.

–    Kegelapan merupakan simbol ketidakbenaran yaitu kejahatan, kekacauan, kebenaran, kehodohan, kematian, setan dan sebagainya.

–    Dewa Agni secara simbolis untuk menyatakan keutamaan sinar, oleh karena itu dewa Agni dipuja sebagai dewa yang berkilau-kilauan yang memancarkan sinarnya ke seluruh penjuru.

–    Dewa Surya adalah dewa yang menjadi sumber hidup semua makhluk

Kegiatan Belajar 3

Raja  Yoga

Raja Yoga adalah jalan penghayatan spiritual untuk mengungkapkan rahasia kebenaran yang paling utama yang disebut dengan Tatatau Sat.

Di dalam ajaran Raja Yoga ini maka penghayatan itu ditekankan pada rasa adanya Tuhan, baik Tuhan dalam bentuk trancendentalmaupun dalam bentuk immanent.

Tuhan dalam ajaran Raja Yoga hanya satu dan satu ini kemudian muncul banyak nama. Yang banyak ini kemudian kembali kepada satu lagi, Tuhan sangat kecil dan juga sangat besar. Tuhan tidak terikat akan waktu-ruang dan sebab-akibat. Ia berada di mana-mana dan merupakan jiwa semua makhluk yang tiada berwujud. Tuhan merupakan pusat alam semesta, karena alam semesta muncul dan dirinya yang kemudian kembali lagi kepadanya pada zaman pralaya. Di dalam diri beliau semua yang ada di dalam dunia ini ada pada dirinya seperti kebaikan, keburukan, cinta kasih, kelembutan, demikian pula jiwa yang lepas dari badan ia akan menyatu kepadanya. Hidup yang dirasakan oleh manusia pada masa kini adalah suatu cara untuk mencari kebenaran yang ada dan merupakan sifat dasar manusia untuk menuju ke sifat Tuhan.

Keagungan yang dirasakan oleh manusia dalam yoga bukan suatu dogma namun ia merupakan suatu penghayatan rasa yang sukar dilukiskan dengan kata-kata. Oleh karena itu, untuk melukiskan hal tersebut maka kemudian muncul lamhang-lamhang yang memiliki anti yang sangat agung dan sangat luas. Dalam ajaran Veda tahap-tahap penghayatan spiritual yang dirasakan oleh seorang Raja Yoga dilukiskan sebagai berikut:

Pratena diksam apnoti

diksaya apnoti daksinam

daksina sraddham apnoti

sraddhaya satyam apyute

(Yajurveda 19.30)

 

Melalui pengabdian kita memperoleh

kesucian. Dengan kesucian kita mendapat kemuliaan. Dengan kemuliaan kita mendapat kehormatan. Dan dengan kehormatan kita memperoleh kebenaran.

 

Memperhatikan mantram di atas, maka dalam usaha persiapan untuk memperoleh kebenaran merupakan suatu proses pembinaan spiritual yang dilakukan oleh seorang Raja Yoga dengan terus menerus sehingga ia memperoleh kebenaran dengan segala kemulaannya. Adapun jalan-jalan yang ditempuh oleh seorang Raja Yoga dalam rangka mencapai kebenaran itu adalah:

  1. Cita-cita yang tinggi untuk mengabdi dalam usaha inencapai kesucian.
  2. Dengan memperoleh kesucian maka ia akan memperoleh kemuliaan.
  3. Dengan memperoleh kemuliaan, akandapat mengantarkan ke alam kehormatan.
  4. Dan terakhir kita akan memperoleh kebenaran utama yang merupakan tujuan hidup bagi setiap orang.

 

Dengan penghayatan spiritual yang dirasakan oleh seorang Raja Yoga maka hal ini akan terjadi penghayatan langsung terhadap Tuhan yang Maha Esa.

 

Videham etam purusam mahantam

aditya vanam tamasah parastat

tam eva vidilyati mrtyum eti

nanyah pantha vighate canaya

(Yajur Veda 31. 18)

 

Kami mengetahui yang maha kuasa bersinar laksana matahari memadamkan kegelapan. Hanya dengan mengetahui Dia kita bebas dari kematian. Tidak ada jalan lain.

Berdasarkan mantram di atas, bagian pertama melukiskan ‘kami mengetahui yang maha kuasa’ maka hal ini mempunyai nilai spiritual yang tinggi sekali karena kalimat ini adalah melukiskan penghayatan terhadap Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pengalaman. Dalam mantram di atas juga disebutkan, setelah seseorang dapat menghayati secara spiritual maka kebenaran yang utama (Tuhan) kemudian dihandingkan dengan sinar dan kehendaan yang terhatas dengan kegelapan. Hanya bagi mereka yang mengetahui Tuhan maka jiwa yang terdapat dalam tubuh seorang Raja Yoga akan bebas dari kemati an yang di maksud adalah bebas dari ikatan duniawi dan mengalami hidup yang kekal. Dalam penghayatan spiritual yang Tunggal itu adalah yang maha utama, dan dalam Veda dilukiskan bahwa yang utama itu keberadaannya beraneka.

 

Indram mitram varunam agnim ahuh

atho divyah sa suparno garutman

ekam sad vipra bahudha vadantyagni

yamam matarisvanam ahuh

(Rg Veda I. 164.46)

Mereka yang menyebut Indra Mitra, Varuna, Agni; dan itulah yang maha suci, Garutman yang bersayap indah yang Maha Esa yang oleh orang bijaksana disebut dengan banyak nama seperti Agni, Yama Matarisvanam.

 

Mantram ini melukiskan bahwa yang maha suci ituhanya satu adanya namun oleh para ahli disebut dengan banyak nama.

Tuhan yang Maha Tunggal yang dilukiskan oleh para maha resi sebelum beliau mulai mengadakan ciptaan sebagai berikut:

 

Na sad asitro sad asit tadano

na sid rajo no vyoma paro yat

kim avariyah kuha kasya sarma

tranbhah kim asit amrtam na tahi

na mrtyur asid amrtam na tahi

na ratya aha asi praketah

a nid avatam svadhaya tad ekam

tasmad dhanyan na pasah ke canasa

(Rg Veda X. 129.1.2)

 

Pada mulanya tidak ada yang tidak nyata maupun yang nyata. Tidak ada udara juga tidak ada langit. Apa yang menyelimuti dan di mana? Dan milik siapakah tempat berlindung itu? Apakah ada air, tak terduga dan dalam? Pada masa itu tidak ada kematian pun juga tidak ada kehidupan yang kekal. Tidak ada tanda siang pun juga tidak ada malam. Yang Tunggal bernafas, di hampa udara dengan kekuatan dalam diri. Di luar itu tidak ada apa-apa sama sekali.

 

Memperlihatkan mantram di atas, mantram tersebut mengandung makna filsafat yang sangat tinggi dan sangat mulia. Ini merupakan wahyu yang turun dan Tuhan untuk mengajarkan kepada manusia agar mereka mengetahui keadaan sebelum ada apa-apa.

Di dalam uraian Veda selanjutnya Tuhan menjelaskan tentang sifat keberadaan dirinya sendiri, ia adalah maha tunggal dalam keanekaan dan keanekaan dalam keesaan.

 

Eka eva agnir bahudha samiddha

ekah suryo vidvam shu prabhutah

eka ivasah sarvam idam vi bhu

tyekam va vi bahuva sarvam

(Rg Veda VIII. 58.2)

 

Agni yang tunggal menyala dimana-mana. Surya yang tunggal menyinari seluruh alam. Usaha yang tunggal menerangi semua. Yang tunggal itu menjadi semua ini.

 

Mantram di atas menjelaskan bahwa Tuhan yang maha tunggal itu menyusup di segala tempat dan beliau menjadikan semua ini dan setelah ada beliau ada pula di dalamnya.

Untuk menyatakan Tuhan itu Esa, maka di dalam Veda yang disebut dengan nama Tadyang berarti itu. Walaupun kemudian tadjuga diberi bermacam-rnacam nama yang berbeda-beda namun ia tetap satu itu.

 

tad eva agnis tad adityas

tad vayus tad u candramah

tad eva sukra tad prajha

ta apah sa prajapatih

(Yajurveda.32.1 .1)

 

Agni adalah itu, Aditya adalah itu, Vayu adalah itu, Candramas adalah itu, Apah (air) semua itu, Prajapati adalah Dia.

 

Matram ini sangat jelas bahwa nama yang diberikan kepada Tuhan tidak menjadi masalah, karena semua nama-nama dewa itu melambangkan Tuhan yang Esa. Lebih lanjut Veda menguraikan keesaan Tuhan sebagai berikut:

 

Suparna viprah kavayo vacobhir

ekam santam bahudha kalpayanti

chandamti na dadhato aghva

reprgrahan asomasya mimate

(Rg Veda X.1 14.5)

 

Yang bersayap indah, walaupun dia satu dalam nyanyian orang bijaksana menggambarkan dalam bentuk berbeda-beda. Dan sambil mendengarkan lagu dalam upacara suci, mereka itu minum 12 mangkok soma.

 

Mantram ini melukiskan adanya satu Tuhan yang digambarkan dengan cara yang berbeda-beda oleh orang yang bijaksana. Beliau dipuja dan disembah dengan lagu-lagu pujaan dalam uapacara korban suci. Dalam mantram berikut Tuhan yang disembah itu adalah Esa adanya namun dewata itu merupakan aspek Tuhan.

 

Tvam agna indro vripagah satam asi

tvam visnur urugayo namasyah

tvam prajha rayi vid brahmanaspate

tvam vidhartah sacapte puranghya

tvam agne raja varuno ghrtavratas

tvam mitro bhavasi dasma I jyah

tvam aryama satpatir yasya sambhu

tvam amso vidhate deva bhajayuh

tvam agnir aditir deva dasuse

tvam hotra bharati vardhase gira

(Rg Veda II. 7. 1.11)

 

Engkau ya Agni adalah Indra dewa pahlawan Engkau adalah Visnu yang maha kuasa patut dipuja Engkau, ya Brahmanaspati, adalah Brahman yang memiliki kekayaan, Engkau pemberi kehidupan, memberi kami kebijaksanaan. Engkau ya Agni, adalah Varuna yang hukumnya tegak. Engkau bagai Mitra, yang bijaksana, patut dipuja, Engkau Ya Tuhan, Engkaulah Avistha dalam upacara. Engkau Dewa Agni adalah Aditi bagi orang-orang yang mempersembahkan sajian. Engkau Hotra Bharati, dimuliakan dengan nyanyian. Agar memberikan kekuatan, Engkau adalah Ila berumur seratus tahun Engkau dewa Kekayaan adalah pembunuh Vritra. Engkau Saraswati.

 

Mantram di atas menguraikan Dewa Agni dapat disamakan dengan dewa-dewa lain sehingga senua dewa-dewa yang dipuja dalam agama Hindu merupakan satu perwujudan dari Tuhan yang Maha Esa. Oleh sebab semua dewata dalam agama Hindu perwujudan dan yang tunggal maka setiap pemujaan satu dewa dengan dewa yang lain adalah sama karena semua dewa itu berasal atau perwujudan yang tunggal itu.

 

ya eko asti damsana

maha agni trataih

(Rg Veda V1II.1.27)

Ia yang tunggal, sangat hehat, maha kuasa berlandaskan hukum suci.

 

Indra it somapa eka

indrah supata visvayur

antar devan matyarva

(Rg Veda VIII. 2.4)

Indra adalah peminum minuman suci Indra peminum air perasan suci, jiwa segalanya. Di tengah-tengah dewa-dewa dan manusia.

 

Sa visvasya karunasyesa ekah

(Rg Veda 1. 100.7)

Ia adalah dewa yang tunggal itu

dalam semua upacara suci.

 

Ayam eka itya purusha cagte vicpatih

tasya asatanyamu vastaram asi

(Rg Veda VIII. 25.16)

Di sini Tuhan yang Maha Esa, dewa bagi manusia, meliputi seluruh alam dan kami, demi kesejahteraanmu mematuhi hukumnya yang suci.

 

Mantram di atas menguraikan bahwa Agni merupakan salah satu panggilan Tuhan yang Maha Esa dalam semua upacara suci yang diadakan oleh manusia. Di mana Tuhan yang maha suci ini merupakan dewa yang harus disembah oleh seluruh umat manusia dan alam semesta, dengan jalan melaksanakan dan mematuhi hukum-hukumnya demi kesejahteraan alam semesta. Beliau dilukiskan dalam Veda tiada duanya, dan tiada yang mampu menandingi dan menyamai kekuatannya.

na tasya pratima asti

yasya nama mahad yasah

(Yajurveda 32. 3)

Tidak ada yang menyamai Dia

yang sungguh-sungguh sangat mulia

 

Yo visvasya pratimanam vabhuva

yo acyutacyut sajanasa indrah

(Rg Veda .12.9)

Ia yang menjadi panutan bagi semua

Ia yang mendobrak yang tak tergoyahkan

Ia, oh manusia adalah Tuhan.

 

Mantram ini mengajarkan kepada manusia tentang pengertian Tuhan dan sifat-sifatnya yaitu sangat mulia, penuntun seluruh umat dan pendobrak segala rintang beliau maha kuasa.

 

Mahat tad vah kavayascaru nama

yadha deva bavatha visva indre

sakha rbhubhih puruhuta priyebhir

imam dhiyam sataye taksatanah

(Rg Veda III. 5417)

Itulah, Engkau penyanyi, sebutanmu yang agung dan indah. Semua dewata ada dalam India ya kawan, selalu dipuja, engkau dengan Ribhu mu. Yang kau cintai nikmatilah lagu kami demi kesejahteraan kami.

 

Ejad dhruva patyate visvag ekam

carat patatri vigunam vi jatam

(Rg Veda III. 54.8)

Yang Maha Esa ada pada yang bergerak dan yang tidak bergerak, pada yang jalan, terbang, ciptaan yang beraneka ragam.

 

Mantram di atas dengan tegas menyatakan bahwa semua dewata itu adalah satu adanya (semua dewata ada pada Indra) sehingga yang satu itu menjadikan yang banyak dengan aspek yang berbeda-beda namun pada hakikatnya semua itu adalah esa.

 

ya etam devam eka vrtam veda

na dvitoya na trtiyas caturtho nasyu cyute

na pancami na sastah saptami napyucyate

nastami na navami dasami napyucyate

sa sarvasmai vi pascati yaccha pranati yaccha na

tamidam nigatam sahah sa esa eka ekavrd

(Atharvaveda XIII. 4)

 

Kepada dia yang mengetahui Tuhan maha tunggal. Tidak ada duanya, tiganya, empatnya demikian dia disebut. Tidak pula ada limanya, enamnya, tujuhnya begitu Dia disebut. Tidak ada delapannya, sembilannya, sepuluhnya Dia disebut. Ia mengatur semua yang bernafas dan yang tidak bernafas. Ia memiliki kekuatan yang sangat ampuh. Ia yang tunggal, yang maha esa, di dalamnya semua dewata manunggal.

 

Atharvaveda menguraikan dengan tegas bahwa Tuhan ituhanya ada satu tiada yang lainnya lagi. Semua dewata manunggal ke dalam dirinya, sehingga yang ada di alam semesta hanya ia yang tunggal tiada yang lain, yang kita puja.

Tavamste maghavan mahimapo te tanvah satam

apo te vaghve vaddhati yadi vasi nyarvudam.

(Atharvaveda XIII. 4)

Demikianlah keagungan-Mu. Ya Tuhan yang maha pemurah, beratus-ratus wujud-Mu, wujudmu terbilang jutaan atau Engkau sesungguhnya milyaran.

 

Yang maha tunggal memiliki wujud berjuta-juta hal ini menunjukkan keagungan sifat beliau dan beliau sebagai penganugerah yang maha pemurah, melalui wujud beliau yang bermilyard inilah beliau menganugerahkan kesejahteraan kepada umat manusia sesuai dengan permohonan yang diingini oleh manusia pemujanya.

 

Setelah mempelajari uraian-uraian di atas dengan seksama, Anda diharapkan mempunyai wawasan pengetahuan yang jelas tentang Raja Yoga, selanjutnya kerjakan latihan di bawah ini!

1) Jelaskan pengertian Raja Yoga!

2) Uraikan dengan ringkas jumlah Tuhan yang dipuja oleh golongan Raja Yoga!

3) Jelaskanlah hubungan Tuhan dalam ajaran Raja Yoga dengan alam ciptaannya!

4) Jelaskanlah tujuan hidup yang dirasakan oleh manusia menurut ajaran Raja Yoga!

5) Jelaskanlah pengalaman yoga yang dirasakan oleh golongan Raja Yoga!

 

Kunci Jawaban Latihan 3

1) Raja Yoga adalah jalan penghayatan spiritual untuk mengungkapkan rahasia kebenaran yang paling utama yang disebut dengan sebutan Tat atau Sat.

2) Tuhan dalam ajaran Raja Yoga adanya hanya satu. Ia tiada terikat akan waktu ruang dan sebab akihat. Ia berada di mana-mana dan merupakan jiwa pada setiap makhluk yang tiada berwujud.

3) Tuhan merupakan pusat alam semesta, karena alam semesta muncul darinya, yang kemudian kembali kepadanya pada zaman pralaya.

4) Hidup yang dirasakan oleh manusia yang hidup pada masa kini adalah suatu jalan atau suatu cara untuk mencari kebenaran-kebenaran yang ada di alam dan pada diri manusia di mana sifat kebenaran ini merupakan sifat dasar manusia untuk menuju kepada Tuhan.

5) Keagungan yang di rasakan oleh manusia dalam yoga merupakan suatu penghayatan langsung yang dirasakan oleh manusia yang sangat sukar dilukiskan dengan kata-kata, oleh karena itu untuk melukiskannya dipergunakan lambang-lambang yang memiliki arti sangat luas dan agung.

 

 

Rangkuman

–    Raja Yoga adalah jalan penghayatan spiritual untuk mengungkapkan rahasia kebenaran yang paling utama.

–    Tuhan di dalam ajaran Raja Yoga adanya hanya satu dari yang satu ini kemudian muncul banyak namun yang banyak ini kemudian kembali kepada yang satu lagi.

–    Pelukisan sifat-sifat Tuhan dalam Raja Yoga beliau digambarkan sangat kedil dan sangat besar. Ia tidak terikat oleh ruang dan waktu, sebab-akibat dan merupakan jiwa dari setiap makhluk yang tidak berwujud.

–    Hubungan Tuhan dengan alam semesta, dimana Tuhan merupakan sumber alam semesta karena alam semesta ini muncul darinya yang kemudian kembali kepadanya lagi dalam zaman pralaya.

–    Pengalaman hidup yang dirasakan oleh manusiapada kala ini adalah suatu jalan dalam usaha mencari kebenaran yang ada, karena hal ini merupakan sifat dasar manusia untuk menuju kepada sifat Tuhan

–   Keagungan yang dirasakan oleh manusia dalam melaksanakan yoga mempakan penghayatan langsung yang dirasakan oleh manusia yang sangat sukar dilukiskan dengan kata-kata, oleh karena itu untuk melukiskan hal tersebut kemudian dipergunakanlah lambang-lambang yang memiliki arti sangat agung dan sangat luas.