Rabu, 30 September 2020

KONTRIBUSI SULINGGIH DALAM BIDANG POLITIK, BERBANGSA Dan BERNEGARA

KONTRIBUSI SULINGGIH DALAM BIDANG POLITIK, BERBANGSA Dan BERNEGARA

Oleh :
I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd
                                                                      Griya Agung Bangkasa, 01 Oktober 2020                                                                                                                                                       
PENDAHULUAN
 
Dikaitkan dengan “Pembinaan moral dan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya bagi seluruh bangsa Indonesia dalam wawasan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”. Sloka Kekawin Ramayana tersebut adalah sebagai berikut :
Sangkaning wruh aji ginego
Nitijnacara kapuhara
Pandyacarya dwija payun
Gongentatah ikang asih
Kekawin Ramayana. III.63

Artinya :         
Asal kepandaian itu ialah karena pengetahuan dipatuhi
Kebijaksanaan membawa sikap prilaku
Para sarjana, para guru dan para pendeta supaya dihormati
Besarkan olehmu kasih aying itu

Maka sejalan dengan perjuangan bangsa kita untuk mengisi Kemerdekaan Bangsa dan Negara Indonesia melalui Pembangunan Nasional yang meliputi segala aspek guna menuju masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, merata material dan sepiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka pembangunan itu berhasil apabila ada keseimbangan antara kebutuhan material dan sepiritual masyarakat. Karena itu perlu dikembangkan upaya-upaya kita untuk mencari dan mengali nilai-nilai spiritual tersebut.  Dari arti sloka ini,  maka dapat pula dihubungkan dengan pandangan terhadap tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdapat pada pembukaan UUD 1945 alenia keempat. Karena pentingnya pembentukan perilaku yang berpengaruh terhadap  kehidupan berbangsa, juga merupakan cerminan moral dan etika  suatu bangsa. Agar dapat lebih jelas masalah pembinaan moral dan etika yang terkandung dalam makna sloka ini, perlu disampaikan hal-hal yang dapat memudahkan, seperti dengan menggunakan berbagai pengertian dan difinisi. Sloka ini mempunyai makna terhadap pembinaan moral dan etika untuk tujuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.


PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA
Ø  Masa Prakolonial
Sumber-sumber menunjukkan bahwa Nusantara berisikan berbagai entitas politik sejak awal sejarah. Entitas ini berevolusi dari pusat politik di sekitar perorangan di mana kepemimpinannya diwujudkan dalam diri seseorang yang mempunyai ketrampilan tertentu dan kharisma dan juga menyatakan diri sebagai seseroang yang mirip Tuhan dan mempunyai kekuatan supernatural serta didukung oleh tentara dan rakyat yang membayar upeti kepada raja. 

Ø  Masa Penjajahan
Kedatangan bangsa Eropa yang tertarik dengan potensi menjanjikan yaitu perdagangan rempah-rempah adalah salah satu titik balik utama dalam sejarah kepulauan. Memiliki teknologi yang lebih canggih dan persenjataan baru di tangan, orang Portugis dan khususnya orang Belanda, berhasil menjadi pemegang kekuatan ekonomi dan politik yang berpengaruh dan mampu mendominasi kepulauan ini serta mulai menciptakan kerangka politik dan batas-batas baru. 

Ø  Sistem pemerintahan orde lama
Masa orde lama yaitu masa pemerintahan yang dimulai dari proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai masa terjadinya G30 S PKI. Orde Lama adalah istilah yang diciptakan oleh Orde Baru. Bung Karno sangat keberatan masa kepemimpinannya dinamai Orde Lama. Bung Karno lebih suka dengan nama Orde Revolusi. Tapi Bung Karno tidak berkutik karena menjadi tahanan rumah (oleh pemerintahan militer Orde Baru) di Wisma Yaso (sekarang jadi Museum TNI Satria Mandala Jl. Gatot Subroto Jakarta). Tokoh dari sistem pemerintahan orde lama yang dimiliki Indonesia ialah siapa lagi kalau bukan Bung Karno. Dengan segenap pemikiran, kepintaran, dan kecakapannya, Bung Karno perlahan mulai "membangun badan" negara ini.

Ø  Sistem pemerintahan orde baru
Jatuhnya Soekarno merupakan peristiwa politik cukup menarik dan sangat bersejarah.
Disintegrasi dan instabilisasi nasional sejak periode Orde Lama yang berpuncak pada pemberontakan PKI 30 September 1945 sampai lahirlah Supersemar(Surat Peritah Sebelas Maret). Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat – menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Supersemar adalah titik balik lahirnya tonggak pemerintahan era Orde Baru yang merupakan koreksi total terhadap budaya dan sistem politik Orde Lama. Orde baru berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang telah menyimpang dari Pancasila.

Ø  Gerakan reformasi|
Gerakan reformasi dilatarbelakangi oleh terjadinya krisis multidimensi yang dihadapi bangsa Indonesia. Semula gerakan ini hanya berupa demonstrasi di kampus-kampus di berbagai daerah. Akan tetapi, para mahasiswa harus turun ke jalan karena aspirasi mereka tidak mendapatkan jalan keluar. Gerakan reformasi tahun 1998 mempunyai enam agenda antara lain (1) suksesi kepemimpinan nasional, (2) amandemen UUD 1945, (3) pemberantasan KKN, (4) penghapusan dwifungsi ABRI, (5) penegakan supremasi hukum, dan (6) pelaksanaan otonomi daerah. Agenda utama gerakan reformasi adalah turunnya Soeharto dari jabatan presiden. Puncak kekesalan demonstran ketika terjadi Tragedi Trisakti tanggal 12 Mei 1998 yang kemudian memicu Kerusuhan besar-besaran Mei 1998 (Kerusuhan Mei 1998)  sehari setelah kejadian tersebut.Beberapa hari mereka menduduki gedung Parlemen kala itu. Ketika didalam gedung terjadi rapat pleno Anggota Dewan. Akhir dari itu tanggal 21 Mei 1998 Suharto secara resmi mengundurkan diri sebagai presiden Republik Indonesia kemudian digantikan oleh wakilnya BJ.Habibie.

Ø  Kabinet Sekarang
Bagian ini menampilkan daftar anggota kabinet presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinamai Kabinet Indonesia Bersatu II yang diresmikan pada tanggal 22 Oktober 2009 dan akan memerintah sampai tahun 2014, saat pemilu baru akan diadakan. Presiden Yudhoyono tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam pemilihan presiden baru pada tahun 2014 karena konstitusi membatas kepresidenan sampai dua kali masa jabatan (masing-masing lima tahun). (http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/item65)


KONSTRIBUSI SULINGGIH Dalam KEHIDUPAN BERPOLITIK, BERBANGSA Dan BERNEGARA
Kewajiban moral sulinggih, Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba, Griya Agung Bangkasa untuk ikut mengarahkan politik agar tidak berkembang menurut seleranya sendiri yang bisa membahayakan kehidupan. Agar sulinggih, Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba dapat menjalankan peran moral tersebut, maka sulinggih, Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba harus dapat mengatasi politik, bukan terlibat langsung ke dalam politik praktis. Karena bila sulinggih, Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba berada di dalam kooptasi politik, maka sulinggih, Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba akan kehilangan kekuatan moralnya yang mampu mengarahkan politik agar tidak berkembang menjadi kekuatan yang menekan kehidupan dan menyimpang dari batas-batas moral dan etika agama, masyarakat, dan hukum. Dalam konteks keterkaitan ilmiah, maka hubungan antara sulinggih, Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba dan politik harus kita waspadai sehingga ia tidak sampai berjalan pada posisi yang salah. Salah satu ukuran atau kunci yang paling mudah dikenali agar kita dapat menarik batas yang mana politik yang harus dihindari sehingga kita tidak terjebak ke dalam arus politik kotor. Artinya politik yang harus dihindari adalah politik yang menyangkut perebutan kekuasaan melalui penggunaan kekerasan, termasuk dengan memperalat orang lain atau suatu organisasi, apalagi bila sudah menggunakan simbol-simbol agama yang bisa sangat menyesatkan. Jadi, sulinggih, Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba secara moral dan politis berada pada posisi yang benar pada saat agama dan sulinggij tidak menjadi alat untuk memperebutkan atau mempertahankan status duo kekuasaan. Sehingga pada saat Ida Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba mengarah kepada politik kekuasaan, pada saat itulah sulinggih dalam posisi yang salah dan berbahaya. Jadi ada 2 hal keterkaitan yang menjadi wacana diskusi kita, pertama bagaimana sulinghih dapat membentengi diri mereka dari setiap kecenderungan/kekuatan politik yang berkembang di sekitar mereka, sehingga sulinggih dapat tetap menjadi kekuatan pembebas dan bukan sebaliknya menjadi yang dibebaskan atau pencipta masalah karena telah terdistorsi oleh kekuatan-kekuatan politik tersebut. Kedua bagaimana sulinggih dapat memainkan peran moral mereka untuk ikut mengarahkan politik agar tidak berkembang menjadi kekuatan yang menyimpang dan menekan kehidupan.
Tetapi kedua hal di atas hanya dapat berjalan dengan baik bila kita memiliki pemahaman yang cukup mendalam atas setiap proses politik yang berjalan. Tanpa adanya pemahaman atas proses politik, sulit bagi kita untuk membentengi diri karena proses pemahaman tersebut akan menimbulkan kepekaan nurani pada saat politik berjalan pada arah yang salah, sekaligus menimbulkan suatu perencanaan bagaimana arah politik yang seharusnya dan diharapkan, dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang menjadi keyakinan kita, baik menyangkut rasa keadilan, kebenaran, dan kemanusiaan.
Sebaliknya, kebutaan kita atas persoalan politik akan membuat kita begitu mudah dibodohi oleh kepentingan-kepentingan dan muatan-muatan politik yang tidak jelas arahnya. Jadi usaha agar sulinggih tidak dikotori dan diberi muatan politik tidak berarti sulinggih harus mengalami pendangkalan fungsinya sebagai agen pembebas. Justru pemahaman atas proses politik diperlukan karena sulinggih memiliki peranan yang penting agar nilai-nilai moral dan spiritual mampu memberikan muatan bagi politik, bukan sebaliknya. Selain itu, saat ini pemahaman atas sistem politik, baik yang menyangkut masalah ekonomi maupun sosial menjadi semakin penting bagi seorang pemeluk agama Hindu karena bagaimanapun juga, berbicara mengenai agama adalah berbicara mengenai bagaimana kita memahami penderitaan, untuk kemudian memahami sebab dan jalan untuk mengatasinya. Agama akan kehilangan akarnya bila tidak sanggup lagi berbicara dan peduli dengan penderitaan dunia saat ini yang sudah sedemikian kompleks. Masyarakat luas saat itu tidaklah seburuk sekarang dan sistem yang ada juga belum terlalu kejam. Tapi pada zaman sekarang, kita mungkin dapat menemukan seorang banker atau pemimpin yang baik, atau bahkan mungkin mengganti penguasa yang lalim, tapi hal ini tetap saja tidak membawa perubahan yang mendasar. Ini bukan semata-mata kesalahan si banker atau penguasa yang lalim.


KESIMPULAN
Tujuan hidup umat Hindu dan tujuan negara Republik Indonesia, mempunyai arah yang sama yaitu ingin mensejahterakan warganya. Hanya saja negara mempunyai tujuan mensejahterakan warganya secara menyeluruh, sedangkan pada  umat Agama Hindu mempunyai tujuan peribadi umat beragama namun disamping itu umat Hindu khususnya sulinggih juga melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara dalam membantu mewujudkan tujuan Negara. Hindu membawa pengaruh yang sangat kuat, Agama Hindu telah memberikan ciri untuk perjuangan dan budaya kita termasuk budaya politik di Indonesia. Pengaruh politik Hindu dalam Politik Indonesia, sudah melebur bersama budaya Indonesia, yang terus berkembang sejak perkembangan kerajaan Hindu pertama di Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar