Pola Hidup Baru
Menjaga Kebersihan dan kesehatan lingkungan berkaitan erat dengan kebersihan dan kesehatan manusia.
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S.,M.Pd
Ditinjau dari Perspektif Hindu kebersihan dan kesehatan lingkungan perlu dijaga karena berkaitan erat dengan kebersihan dan kesehatan manusia. Yang dimaksud dengan lingkungan adalah alam semesta.
Lontar Ganapati Tattwa pada Bab I menguraikan bahwa pada awal penciptaan semesta (Bhuwana Agung), Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Panca Dewata menjaga kelestarian alam sebagai berikut:
- Brahma bertempat di selatan menjaga bumi (pertiwi)
- Wisnu di utara menjaga air (apah)
- Rudra di barat menjaga matahari, bulan, dan bintang (teja)
- Iswara di timur menjaga udara (bayu)
- Sadasiwa di tengah menjaga ether (akasa)
Pertiwi, apah, teja, bayu, dan akasa disebut sebagai Panca Mahabutha. Setelah semuanya dijaga dan setelah terciptanya binatang dan tumbuh-tumbuhan barulah Panca Dewata menciptakan manusia sebagai berikut:
- Brahma dan Wisnu menciptakan tubuh dengan sarana tanah (pertiwi) dan air (apah)
- Rudra menciptakan mata dari teja
- Iswara menciptakan nafas dari bayu
- Sadasiwa menciptakan suara dari akasa
Kelima unsur yang membentuk tubuh manusia ini disebut sebagai Bhuwana Alit. Dengan demikian maka jelaslah bahwa unsur-unsur Bhuwana Agung sama dengan unsur-unsur Bhuwana Alit. Atau dengan kata lain tubuh manusia pun disebut sebagai Panca Mahabutha.
Bila manusia ingin hidup bersih dan sehat maka manusia juga mempunyai kewajiban memelihara Bhuwana Agung bersih dan sehat, sebab jika Bhuwana Agung tidak bersih dan tidak sehat mustahillah manusia bisa hidup bersih dan sehat.
Dalam ajaran catur marga tentang Bhakti Marga disebutkan bahwa wujud kecintaan seorang bhakta kepada Hyang Widhi tercermin juga pada cinta dan kasih sayangnya kepada semua ciptaan-Nya, termasuk alam semesta.
Kitab Manawa Dharmasastra Bab IV (Atha Caturtho Dhyayah)
Pasal 52:
PRATYAGNIM PRATISURYAM CA PRATISOMODAKAD WIJAN, PRATIGAN PRATIWATAM CA PRAJNA NASYATI MEHATAH
Kecerdasan seseorang akan sirna jika ia kencing menghadapi api, matahari, bulan, dalam air sungai, menghadapi Brahmana, sapi atau arah angin.
Pasal 56:
NAFSU MUTRAM PURISAM WA STHIWANAM WA SAMUTSRJET, AMEDHYA LIPTA MENYADWA LOHITAM WA WISANI WA
Hendaknya ia jangan kencing atau berak dalam air sungai, danau, laut, tidak pula meludah, juga tidak boleh berkata-kata kotor, tidak pula melemparkan sampah, darah, atau sesuatu yang berbisa atau beracun.
Menjaga kebersihan dan kesehatan baik secara skala maupun niskala seperti yang dikemukakan di atas tidak hanya merupakan kewajiban manusia perorangan yang taat beragama , tetapi juga menjadi tanggung jawab pemerintah seperti yang diajarkan oleh Resi Kautilia dalam kitab Chanakya Nitisastra, bahwa seorang raja (kepala pemerintahan) wajib memelihara kelestarian sumber-sumber alam, kebersihan pemukiman, kesehatan jasmani dan rohani rakyatnya agar negara kuat makmur dan dama
#tubaba@griyang bang#
Benar sekali jro gede, Hindu selalu mengajarkan hidup bersih dan sehat jasmani dan rohani
BalasHapus