Selasa, 02 Februari 2021

Makna Rangkaian Saraswati, Banyu Pinaruh, Soma Ribek, Sabuh Mas, Pagerwesi dan Tumpek Landep

Makna Rangkaian Saraswati, Banyu Pinaruh, Soma Ribek, Sabuh Mas, Pagerwesi, dan Tumpek Landep. 
Saraswati adalah Hari raya memperingati turunnya Devi Sarasvati sebagai shakti Deva Brahma (manifestasi Hyang Widhi sebagai pencipta) yang memberikan kemampuan berpikir kepada umat manusia.


Banyu pinaruh berasal dari 2 kata yaitu banyu yang artinya air dan pinaruh (paweruh+in=pinaweruh) pengetahuan. Yang dapat diartikan ilmu pengetahuan diibaratkan seperti air yang serbaguna dari untuk yang peling suci yaitu tirtha sampai yg paling kotor yaitu nyiram WC. Tinggal bagaimna cara kita memanfaatkan ilmu pengetahuan itu. Pada umumnya dihari Banyupinaruh kita melaksanakan pensucian/metirthayatra ke laut atau ke sumber-sumber mata air, danau, sungai. Disamping itu melakukan upacara pensucian diri.


Soma ribek  diartikan sebagai senin yang kaya yaitu some artinya senin dan ribek dari kata (ri=di/dalam) “bek” yaitu penuh. Dalam hal ini diartikan bila ilmu pengetahuan diterapkan di jalan dharma akan mendatangkan kemakmuran bagi umat manusia. Oleh sebab itu pada hari some ribek ini biasanya umat hindu mantenin beras dan padi di lumbung.


Sabuh Mas Selain anugrah Hyang Widhi berupa pangan yang sudah diterima di Hari Coma Ribek, maka keesokan harinya di hari Sabuh Mas (ikat pinggang dari emas) Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Hyang Mahadeva menganugrahkan kepada umat manusia kecukupan benda-benda material untuk kesempurnaan hidupnya antara lain berupa sandang, papan, dan kekayaan lainnya misalnya perhiasan, kendaraan, dll. Di hari ini umat Hindu melaksanakan persembahyangan memuja anugrah Hyang Mahadeva serta menghaturkan sesaji di tempat-tempat penyimpanan harta : uang, emas, perhiasan, mobil, dll.


Yang terakhir adalah Pager Wesi (pager=benteng dan wesi=besi)=bentengi diri dengan benteng besi utuk mampu menjaga dan atau memelihara pengetahuan secara utuh. Pager Wesi yang dilaksanakan pada hari Budha (Rabu) Kliwon Wuku Shinta. Hari raya ini dilaksanakan 210 hari sekali. Sama halnya dengan Galungan, Pagerwesi termasuk pula rerahinan gumi, artinya hari raya untuk semua masyarakat, yang beragama Hindu.


Tumpek Landep
Dari kata Landep sendiri mengandung pengertian Tajam atau ketajaman. Tumpek Landep adalah ungkapan rasa terima kasih umat Hindu khususnya di Bali terhadap Sang Hyang Widi Wasa yang turun ke dunia dan memberikan ketajaman pemikiran kepada manusia.

#tubaba@griyangbang#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar