Rabu, 08 September 2021

Pemilihan Hari Baik Untuk Pernikahan

Om Swastiastu, Om Awighnamastu Namo Siddham. Om Hrang Hring Sah Parama Siwaditya ya Namah. Terlebih dahulu, kami haturkan pangaksama mohon maaf ke hadapan Ida Hyang Parama Kawi serta Batara - Batari junjungan dan leluhur semuanya. Agar supaya, tatkala menceriterakan keberadaan para leluhur yang telah pulang ke Nirwana, kami terlepas dari kutuk dan neraka karena diambil dari berbagai sumber informasi, yang mungkin kurang tepat. Om Tat Pramadat Kesama Swamam. Om Santih

Pemilihan Hari Baik Untuk Pernikahan


dibali, upaca pernikahan / pawiwahan sangatlah di sakralkan. karena dari sinilah seseorang akan memulai kehidupan barunya sesuai dengan tujuan agama dan tujuan pernikahan itu sendiri. berkenaan dengan hal tersebut diperlukan hari baik untuk memperlancar proses pernikahan serta pencapain tujuan yang dimaksud.

adapun hari baik yang biasa digunakan dibali berdasarkan Wariga – Dewasa, dimana ada hari – hari yang sangat baik untuk melaksanakan upacara dan ada juga hari yang harus di.hindari dalam pelaksanaan upacara pernikahan tersebut.

untuk lebih cepat dalam pemilihan Hari Baik Untuk melakukan upacara (rutual) Pernikahan, bisa dengan cara mencarinya langsung di kalender bali. adapun tips cepat mendapatkan Hari Baik Untuk Pernikahan atau oleh orang bali sering disebut dengan Dewasa Ayu Nganten, dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:
Langkah Pertama, Perhatikan WUKU dari kalender bali tersebut. Wuku yang baik untuk melakukan/melangsungkan upacar pernikahan adalah Wuku: 
Langkah kedua, perhatihan HARInya. sesuai wariga, hari yang direkomendasikan (harus) untuk melangsungkan upacara pernikahan adalah Hari: Senin, Rabu, Kamis dan Jumat. selain itu dilarang.
Langkah ketiga, perhatikan penanggalnya. Penanggal merupakan perhitungan hari yang dimulai setelah Tilem, sehingga setelah Tilem merupakan penanggal 1 dan seterusnya, dan berakhir pada Purnama (Penanggal ping 15). untuk upacara Pawiwahan/Nganten, diharuskan dilangsungkan pada tanggal 1, 2, 10 dan 13. 
Langkah keempat, perhatikan "SASIH"nya atau Bulan. yang direkomendasikan untuk acara manusa yadnya dalam hal ini upacara pernikahan adalah di Sasih Ketiga, Kapat, Kalima, Kapitu dan Kedasa.
bila terjadi atau dalam keadaan mendesak, sehingga sulit menentukan hari (dewasa ayu) terbaik, maka:

Pilihlah Dewasa Ayu yang Terbaik diantara yang terburuk

untuk pertimbangan lebih lanjut, silahkan baca beberapa hal berikut ini:


berikut hari baik yang biasa dipilih dalam rangkan pelaksanaan upacara Pernikahan / pawiwahan:

Usahakan, meksanakan ke-4 langkah diatas, dan bila memungkinkan usahakan cari yang bertepatan dengan dina "SUBACARA", yang merupakan dewasa ayu melakukan semua karya ayu.

Pernikahan menurut Sapta Wara;
  1. Redite / Minggu = Buruk
  2. Soma / Senin = Menemukan Kebahagiaan
  3. Anggara / Selasa = Sengsara
  4. Budha / Rabu = Sangat Baik
  5. Wrespati / Kamis = Kinasihaning Jana
  6. Sukra / Jumat = Berbahagia, Mewah
  7. Saniscara / Sabtu = Percekcokan, sengsara

Agar rukun dan berbahagia, pilihlah ;
  • hari “Senin Wage tanggal ping 1”, maka kerahayuan, kebahagiaan serta putra yang luih utama akan diperoleh.
  • hari “Rabu Pon tanggal ping 10”, maka kebahagiaan akan menyelimuti keluarga anda.

    Pemilihan Hari pernikahan berdasarkan Penanggal (dimulai setelah hari Tilem);
    1. = Menemukan kebahagiaan
    2. = Berkecukupan
    3. = Banyak keturunan
    4. = Suami lekas meninggal
    5. = Menemukan kebahagiaan, langgeng
    6. = menemui kesengsaraan
    7. = menemukan kerukunan
    8. = Sangat Buruk, menemukan kematian
    9. = Sangat Buruk, sangat sengsara
    10. = murah rejeki
    11. = serba kekurangan
    12. = menemukan kesusahan
    13. = mewah, berlimpah
    14. = sering cekcok, penuh dengan pertengkaran, keributan
    15. = sangat teramat buruk.

    Pemilihan Hari Pernikahan Menurut Bulan / Sasih
    • Juli / Kasa Shrawana, = Buruk, anak sakit – sakitan
    • Agustus / Karo, Bhadrapada = Buruk, Sengsara
    • September / Katiga, Asuji = Banyak memiliki keturunan
    • Oktober / Kapat, Kartika = murah rejeki
    • November / Kalima, Margasirsa = Berlimpah, mewah
    • Desember / Kanem, Pausya = Buruk, susah memiliki keturunan
    • Januari / Kapitu, Magha = Dirgayusa, langgeng
    • Februari / Kaulu, Phalguna = Serba kekurangan
    • Maret / Kasanga, Caitra = Sangat Buruk, penuh penderitaan
    • April / Kadasa, Waisyaka = Sangat Baik, Berbahagia, berwibawa
    • Mei / Jyestha = Buruk, hidup susah
    • Juni / Sadha = Buruk, Serba kekurangan

    Perjodohan atau patemon

    Perjodohan atau patemon laki-perempuan (lanang-istri) dalam dunia primbon ada beberapa cara,antara lain misalnya perjodohan berdasarkan sapta wara dan panca wara kelahiran calon laki-pempuan lalu masing-masing dibagi 9 tau disebutkan dalam prembon sebagai berikut: 
    wetone panganten lanang lan wadon, Neptune dina lan pasaran digunggung, banjur kabage 9, lanag turah pira wadon turah pira, yen turah :
    3 lan 9 sugih rejeki; 2 lan 7 anake akeh mati, 3 lan 5 gelis pegat. dari hari kelahiran lanang-wadon ; Selasa lan Rabo = sugih, Rabo lan Saptu = becik, Akada lana senen = Sugih lara.
    Untuk mengetahui pertemuan laki-perempuan itu baik atau buruk maka Urip/neptu sapta dan Panca wara harus dipahami dengan baik.
    berikut ini daftar urip Pancawara, Sadwara dan Saptawara:

    Panca Wara
    Sad Wara
    Sapta Wara
    Urip
    Umanis
    Urukung
    Redite
    5
    Paing
    Was
    Saniscara
    9
    Pon
    Tungleh
    Rabu
    7
    Wage

    Soma
    4
    Klion
    Paniron
    Wrespati
    8

    Aryang
    Sukra
    6


    Maulu
    Anggara
    3

    Mencari hari untuk perkawinan orang harus terlebih dahulu mengetahui jumlah Urip/Neptu hari kelahiran kedua calon mempelai (temantin), kemudian dicarikan hari dan pasaran yang Uripnya/Neptunya bilamana dijumlahkan dengan jumlah Neptu kedua mempelai tadi dan dibagi 3 bisa habis.
    Hitungan itu merupakan tiga kata-kata sebagai berikut :
    1. Wali, berarti bahwa dalam perkawinan itu kurang cinta kasih atau mudah bosen satu sama lain.
    2. Penghulu, berarti dalam perkawinan ini bakal banyak cedera antara satu sama lain.
    3. Temantin, berarti bahwa dalam perkawinan itu bakal beruntung.

    Rumus Pemilihan Hari Baik Pernikahan Menurut Tri Pramana:
    (Urip Saptawara + Urip Pancawara + Urip Sadwara Suami & Istri) : 16. sisa;
    1. = Bergejolak, mesti tahan uji.
    2. = Selalu menghadapi kesulitan, Banyak pengeluaran
    3. = Selalu kecewa
    4. = Sulit mendapatkan keturunan
    5. = terus mengalami kemajuan, rejeki berlimpah, meningkat terus
    6. = Penderitaan
    7. = Meningkat tetapi sangat lambat
    8. = Serba kekurangan
    9. = Mewah, kaya raya tetapi sering ricuh dan perebutan kekayaan
    10. = Berwibawa
    11. = Selalu dalam keadaan puas
    12. = Murah rejeki
    13. = Langgeng, panjang umur
    14. = Berbahagia
    15. = Teramat Buruk, sering mengalami kesusahan
    16. = Selalu Rukun

    Prembon Petemuan/Perjodohan, yang berlaku lima tahun umur perkawinan:
    (Urip Saptawara + Urip Pancawara Suami & Istri) : 5 sisa;
    1. Sri = Selalu sejahtera dan bahagia
    2. Gedong = Tidak kurang sandang pangan
    3. Pete = Selalu bertengkar dan ribut
    4. Lara = Mlarat dan banyak maslah
    5. Pati = Salah satu mendahului meninggal belum waktunya.
    Yang berlaku secara berkala 5 tahun secara bergantian, sehingga dengan mudah mengetahui masa berkumpulnya dalam rumah tangga dan suasana yang dilaluinya.

    Hitungan detailnya adalah Urip lahir lanag-istri (panca dan sapta wara) digabung kemudian dibagi 5 sisanya menunjukkan keadaan selama 5 tahun berjalan, kemudian lima tahun berikutnya hasil pembagian dipakai mengurangi urip gabungan awal, hasilnya kemudian dibagi 5 sisanya keadaan selama 5 tahun berikutnya. Hasil pembagian selalu dipakai pengurang hasil terakhirnya dan selalu dibagi 5 menyatakan keadaannya, bila hasilnya 0 (nol) sama keadaanya dengan sebelumnya.
    Contoh:
    Suami lahir di Minggu Wage, dan Istri lahir di Senin Klion
    minggu wage = 5 + 4 = 9
    Senin Klion = 4 + 8 = 12
    total urip suami dan istri = 21
    Umur pernikahan
    Perhitungan
    sisa
    Posisi
    Artinya
    0 - 5 tahun
    21 : 5 = 4
    2
    GedongBerkecukupan
    5 – 10 tahun21 – 4 = 1717 : 5 = 3
    2
    GedongBerkecukupan
    10 – 15 tahun17 – 3 = 1414 : 5 = 2
    4
    LaraBanyak Masalah
    15 – 20 tahun14 – 2 = 1212 : 5 = 2
    2
    GedongBerkecukupan
    20 – 25 tahun12 – 2 = 1010 : 5 = 2
    0
    SamaBerkecukupan
    25 – 30 tahun10 – 2 = 88 : 5 = 1
    3
    peteSering berselisih
    30 – 35 tahun8 – 1 = 77 : 5 = 1
    2
    GedongBerkecukupan
    35 – 40 tahun7 – 1 = 66 : 5 = 1
    1
    SriSelalu Sejahtera
    40 – 45 tahun6 – 1 = 55 : 5 = 1
    0
    SamaSelalu Sejahtera
    dst





    Baik-buruknya hari perkawinan menurut pertiti semutpada :
    • Awidiya = sebagai pedewasaan baik, tidak menemui kesulitan, dan keluarga akan mendapat kebahagiaan. 
    • Bawa = sebagai pedewasaan buruk, akan mendapat halangan atau kesulitan, pihak lain tidak bersimpati, tidak memperoleh kebahagiaan. 
    • Jaramarana = sebagai pedewasaan buruk, akan menemui kegeringan, pertengkaran dan kesulitan. 
    • Jati = sebagai pedewasaan cukup baik, pihak lain akan memberi perhatian, dan membantu sepenuhnya, namun masih dijumpai sedikit kesulitan dan hambatan. 
    • Namarupa = sebagai pedewasaan buruk, akan sukar mendapat kebahagiaan, orang-orang disekitarnya sering memfitnah, gossip jelek, memalukan dan sebagainya. 
    • Samskara = sebagai pedewasaan buruk, akan menemui kesulitan, kesedihan, pikiran kacau, menimbulkan konflik. 
    • Sedayatana = sebagai pedewasaan cukup baik, walau ada sedikit gangguan, keluarga dan pihak lain akan setia membantu. 
    • Separsa = sebagai padewasaan amat buruk, akan menimbulkan pertengkaran, kesulitan bingung, tidak menemukan kebahagiaan sekalipun banyak berkorban. 
    • Teresna = sebagai pedewasaan buruk, banyak musuhnya, akan menghadapi masalah yang serba sulit. 
    • Upadana = sebagai pedewasaan cukup baik, karena pihak lain akan bersimpati, sekalipun ada sedikit pengorbanan dan pemborosan. 
    • Widnyana = sebagai padewasaan baik, para kerabat akan membantu segala yang dikehendaki, dan akan menemui kebahagiaan. 
    • Wedhana = sebagai padewasaan cukup baik, banyak saudara yang membantu. Walau ada sedikit kesulitan dan pemborosan, tapi pikiran anda tetap tenang.

    Amerta Yoga = sangat biaik melaksanakan Manusa Yadnya, adapun hari yang dimaksud antara lain;
    • Soma Klion Landep
    • Soma Umanis Taulu
    • Soma Wage Medangsia
    • Soma Klion Krulut
    • Soma Umanis Medangkungan
    • Soma Paing Menail
    • Soma Pon Ugu
    • Soma Wage Dukut

    Dewa Mentas = Hari baik untuk semua jenis pekerja, Purnama nemu Wrespati.

    selain itu dapat juga memilih hari lainnya dengan mempertimbangkan hari – hari diatas, tentunya juga meminta pertimbangan para tetua adat dan sulinggih.

    artikel diatas memiliki prioraitas dari "wewaran - penanggal - wuku - sasih", yang kiranya dipandang "aman" saja yang dicantumkan dalam artikel-artikel diatas, yang tidak tercantum merupakan hari yang tidak direkomendasikan. tetapi, apapun itu, selama sulinggih pemuput karya berkenan untuk muput karya pawiwahan para semeton bali, itulah yang terbaik sementara dipandangan beliau. karena itu, dalam artikel diatas masih banyak kekurangannya, jadi mohon masukan dari para semeton untuk memperbaikinya.

    sudah barang tentu, tiada Dewasa Ayu yang sempurna, sehingga setiap pemilihan hari baik pasti memiliki sisi buruknya. nah untuk meredam efek negatif dari Dewasa Ala adalah dengan membuatkan Banten Bayuh Dewasa. hendaknya banten ini di"anteb" oleh pemangku khayangan tiga, bahkan lebih bagus lagi jika dipuput oleh sang sulinggih.

    PERINGATAN!!!
    Jangan sesekali Melaksanakan Pernikahan pada hari – hari tertentu karena sangat teramat buruk, bisa menyebabkan Kesusahan, pertengkaran, sampai kematian. adapun hari- hari tersebut diantaranya;
    • “hari atau Wuku yang berisi RANGDA TIGA”, seperti Wuku; Wariga, Warigadean, Pujut, Pahang, Menail, Prangbakat. 
    • "Wuku TANPA GURU" diantaranya: Kuningan, Medangkungan, Kelawu dan Gumbreg
    • "Sasih tanpa Sirah" merupakan sasih/bulan yang tidak berisi tumpek (saniscara klion).
    • "Sasih Anglawean" merupakan sasih yang didalamnya terdapat perhitungan penanggal/pangelong 14 bertepatan dengan purnama/tilem, sehingga pada saat itu tercatat "penanggal atau pangelong 14/15".
    • “Uncal Balung” dari Anggara Wage Galungan (Penampahan Galungan) sampai Budha Klion Pahang ( Pegat Uakan). 
    • "CARIK WALANGATI" merupakan dina/wuku yang bertepatan dengan carik walangati.
    • "Pati Paten" apapun yang dilaksanakan akan bermasalah, dinanya Sukra tilem dan Sukra Penanggal/Pangelong 10.
    • "Kala Jengking" akan sering berselisih paham, Kajeng wage Maulu.
    • "Sampar Wangke" berakibat kurang baik, Soma nuju: Sinta, Wariga, Langkir, Tambir, Bala
    • “Mrta Papageran” Sangat buruk, yaitu; Saniscara / Sabtu nemu Purnama atau Yama. 
    • “Kalebu Rau” Sangat buruk, yaitu; Soma / Senin nemu Tilem atau Beteng. 
    • “Purwanin dina” tidak baik melakukan pekerjaan / membuat dewasa, yaitu ; Anggara Klion / anggarkasih, Budha Klion, Sukra Wage, Saniscara Klion / Tumpek. 
    • “Purwanin Sasih” tidak baik melakukan pekerjaan / membuat dewasa, yaitu ; tanggal dan panglong ping 6, 8, 14.
    • "Ingkel /Jejepan WONG" tidak baik melalukan manusa yadnya.
    Dalam menetapkan padewasaan menurut teks wariga terdapat aksioma, sbb :
    • Wewaran alah dening wuku,
    • wuku alah dening tanggal pangelong,
    • tanggal pangelong alah dening sasih,
    • sasih alah dening dauh,
    • dauh alah dening Sang Hyang Triodasa Saksi
    Berarti, sejelek-jeleknya Padewasaan itu dapat di ruat dengan banten yang disebut dengan pamarisudha mala dewasa dan sang tri manggalaning yadnya (sang yajamana/adruwe karya, pemuput serta tapeni/tukang banten/masyarakat), dengan tetandingan banten tersebut, asal tidak bertentangan dengan ketentuan baku dalam sastra atau hukum agama dan disaksikan oleh Sang Hyang Triodasa Saksi (13 saksi) yaitu Aditya, Chandra / Agni, Apah, Akasa, Pritiwi, Atma, Yama, Akasa, Ratri, Sandhya, Dwaya. Demikian disebutkan dalam kutipan Bab I Jyotisa Wedangga.

    Sebagaimana disebutkan pula dalam kutipan tersebut, dasar utama dipergunakan dalam padewasaan wewaran merupakan interpretasi wariga dalam menetapkan baik atau jelek (ala-ayu) dari masing wewaran tersebut dari Eka Wara hingga dasa wara.

    Demikian disebutkan baik - buruknya padewasaan dalam upacara yadnya yang juga dapat diruat dengan banten pamarisudha mala dewasa.

    Pamarisudha Mala Dewasa

    Pamarisudha Mala Dewasa adalah upacara ruwatan untuk menetralisir pengaruh padewasan yang buruk.

    Kadang tidak semua padewasan mengandung unsur ayu (positif) saja. Tetapi kadang pula disertai oleh unsur ala (negatif). 
    Karena tak ada dewasa (hari/waktu) yang mulus (sempurna). 
    Untuk itulah disebutkan dalam padewasan-ala ayuning dewasa-baik buruknya hari diperlukan pemarisudha dewasa. 
    Di bawah ini akan diuraikan sedikit tentang carun dewasa baik tetandingan banten maupun mantra yang dapat diucapkan pada saat hari pelaksanaanya yang sebagaimana dijelaskan :
    • Bila hari Minggu,
      • Carunya : 
        • iwaknya, Rumbah Gile, Sasak Mentah, Saginya Artha, 25, dengan Nasi Kuning, Beras Kuning, masing-masing 1 tanding.
      • Mantranya : 
        • Ong Sang Bhuta Matha Mami, Bhuta La Ang Ang Ya Namah Swaha.
    • Bila hari Senin 
      • Carunya: 
        • Sega Gurih, Iauknya, Kacang Pencok, Sambel Kameri, Sega Atanding, Saginya Artha, 25, Tkeng Nasi Kuning, Bras Kuning, masing-masing 1 tanding.
      • Mantranya : 
        • Ang Ang Ah Ah, Bhuta Ngadang Swastha Ya Namah
    • Bila hari selasa 
      • Carunya: 
        • Pnek Bang Dwang Bungkul, Iwaknya Sata Biing Pinanggang, Sampyan Andong Bang, Saginya Artha, 33, Tkeng Nasi Kuning, Bras Kuning Pada Matanding.
      • Mantranya : 
        • Ong Ong Ang Ang Ya Namah Swaha
    • Bila hari rabu : 
      • Carunya : 
        • Suci,1, Guling Itik,1, Saginya Artha ,44, Tkeng Nasi Kuning, Bras Kuning Pada Matanding
      • Mantranya : 
        • Ang Ah, Ong Swaha Namah.
    • Bila hari Kamis, 
      • Carunya : 
        • Pnek,2, Pras,1, Papanggang Ayam Barumbun, Saginya Artha , 44, Tkeng Nasi Kuning, Bras Kuning Pada Matanding.
      • Mantranya : 
        • Ong Ong Swaha Namah
    • Bila hari Jumat 
      • Carunya: 
        • Suci Tambar (tanpa bebek),1, Pras,1, Sarinya Artha , 66, Tkeng Nasi Kuning, Bras Kuning Pada Matanding.
      • Mantranya : 
        • Ong Mang Pang Ngwang Swaha Namah
    • Bila hari Sabtu 
      • Carunya: 
        • Antuk Bubuh Suci, Atanding, Iwaknya Sarwa Wija, Saginya Artha, 33, Pras,1, Tkeng Nasi Kuning, Bras Kuning Pada Matanding .
      • Mantranya : 
        • Ong Sang Mang Reng Ang Ah Ah
    Sebelumnya caru tersebut dletakkan di tengah-tengah halaman (natah) rumah atau tempat pelaksanaan upacara ini, buatkan sanggah cucuk, disertai:
    • Segehan agungGibungan 2 (suci 1, camah 1) Api matakep sambuk dan petabuhan (arak berem) lengkap.
    • Perlu Diingat! 
      • Ditambah Nasi Kuning, Beras Kuning, Masing-masing satu tanding, pada setiap hari dewasa tersebut. 
      • Disertai Mantra: Pukulun Dewa Yang Guru, Yang Wisnu, Yang Indra, Pada Asung Amertha Ya Namah, Ping, 3, Ong Ong Ang Sarwa Bhuta Sama Sampurna Ya Namah Swaha

    #tubaba@griyangbang#

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar