Senin, 17 Agustus 2020

APA SIAPA DAN BAGAIMANA SEORANG WALAKA, EKA JATI, DWI JATI SERTA TRI JATI ITU

APA SIAPA DAN BAGAIMANA SEORANG WALAKA, EKA JATI, DWI JATI SERTA TRI JATI ITU

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd

Kerohanian

Kerohanian adalah hal-hal yang berkaitan dengan penyucian diri secara lahir batin untuk dapat menghubungkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam ajaran dan golongan kerohanian menurut Hindu Dharma disebutkan sebagai berikut :
  • Ajaran kerohanian merupakan ajaran yang berkaitan dengan ketentraman jiwa.
  • Proses Penyucian untuk Golongan kerohaniawan dapat dilakukan dengan cara :
    • Mewinten yang bertujuan untuk  pembersihan diri secara lahir batin.
    • Dwijati yaitu melalui proses tata upacara diksa yang mempunyai wewenang luas dan lengkap dalam pelaksanaan ”Loka Pala Sraya” untuk memimpin atau menyelesaikan berbagai yajña termasuk dalam memberikan Air Suci (Tirtha).
    • Tri Jati sebagai proses penyucian untuk para Nabe dan Dang Hyang.
    • Dan sebagai upaya pelestarian seni budaya dalam lagu-lagu suci kerohanian yang dalam beberapa contoh Dharma Gita, biasanya setiap slokanya juga akan dapat membentuk budhi nurani yang suci.
    Dan setiap yang beragama Hindu disebutkan bahwa wajib menyucikan diri untuk dapat menghubungkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui proses penyucian.

    Walaka

    Walaka memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga walaka dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

    Jadi Walaka adalah kelahiran sebagai seorang manusia yang tanpa melakukan kerohanian atau hal-hal yang berkaitan dengan penyucian diri secara lahir batin.


    Ekajati

    Ekajati atau (Eka Jati) adalah tingkatan pertama dari kesucian seorang sulinggih sebagai pemangku pura atau pinandita dengan cirinya menggunakan udeng "mebongkos nangka", yang mempunyai tugas dan kewajiban dalam hubungan kemasyarakatan sebagai seorang walaka.

    Proses upacara ekajati yang dilaksanakan dengan cara mewinten sebagaimana disebutkan dalam syarat - syarat menjadi pemangku, ekajati berasal dari bahasa sanskerta eka dan jati. 
    • Eka berarti satu
    • Jati seperti berasal dari akar kata ja yang berarti lahir. 
    Jadi Ekajati berarti lahir sekali, yakni lahir hanya dari ibu kandungnya sendiri. Rokhaniawan yang tergolong dalam kelompok Ekajati antara lain :
    • Pemangku atau Jero Mangku,
    • Bhawati
    • Jero Gede atau 
    • sebutan lain sesuai dengan desa kala patra dan tingkat kepemangkuannya

    Golongan Eka Jati

    Golongan Eka Jati adalah orang suci yang melakukan pembersihan diri tahap awal yang disebut Mawinten. Setelah melewati tahap mawinten, golongan Eka Jati dapat memimpin upacara keagamaan yang bersifat Yadnya. Orang suci yang termasuk kelompok Eka Jati, yaitu pemangku pinandita, balian, dalang, dukun, wasi, dan sebagainya.

    Dalam Maha Sabha II tahun 1968 Parisada Hindu Dharma, tujuan ekajati ini dilaksanakan agar seorang ekajati dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan dapat meningkatkan kesulinggihannya pada tingkatan Dwi Jati untuk dapat mendalami ajaran Weda selengkapnya.

    Dwi Jati

    Dwi Jati ("Dwijati") berasal dari dua suku kata yaitu "Dwi & Jati", Dwi = 2 sedangkan Jati berasal dari akar kata "Ja" yang berarti lahir sehingga,

    Dwi Jati adalah lahir untuk kedua kalinya (reinkarnasisebagaimana disebutkan sesana pinandita sebagai seorang sulinggih
    1. Lahir yang pertama sebagai bayi dari kandungan ibu (disebut welaka)
    2. Lahir yang kedua dari guru suci nabe melalui upacara mediksa
    Dalam Lontar Siwa Sasana disebutkan bahwa ”sejak seseorang mendapat diksa dalam upacara penyucian ini, mereka dikenal sebagai Dwijati dan dari padanya diharapkan mulai mematuhi segala peraturan kebrahmanaan”.

    Rohaniawan/pandita dan pinandita yang melalui proses tata upacara diksa inilah yang mempunyai wewenang luas dan lengkap dalam pelaksanaan Loka Pala Sraya itu yakni wewenang dalam memimpin atau menyelesaikan berbagai yajña termasuk dalam memberikan Air Suci (Tirtha).

    Seorang Dwijati disebutkan sulinggih. Yang disebut dengan Sulinggih / Pendeta antara lain :
    1.     Padanda
    2.     Bhagawan
    3.     Rsi
    4.     Bujangga
    5.     Pandita
    6.     Empu
    7.     Dukuh

    Seorang Dwijati yang sudah berubah dibanding ketika masih “walaka” yaitu:
    1. Amari Sesana, artinya perubahan kebiasan dan disiplin kehidupan,
    2. Amari Aran, artinya perubahan nama (Bhiseka),
    3. Amari Wesa, artinya perubahan tata berpakaian.
    Sehingga beliau yang telah melaksanakan upacara “dwijati” ini, yang dalam siwa buddha disebutkan mereka yang telah dapat menjalankan dharma “Kabrahmanan”.

    Tri Jati

    Tri Jati ("Trijati") berasal dari dua suku kata yaitu "Tri & Jati", Tri = 3 sedangkan Jati berasal dari akar kata "Ja" yang berarti lahir sehingga,

    Tri Jati adalah lahir untuk ketiga kalinya sebagai seorang Nabe, Dhang Guru, Sinuhun sebagaimana disebutkan sesana pinandita sebagai seorang sulinggih

    Golongan Rohaniawan yang di Tri Jati
    1. Ida Sinuhun adalah golongan Trijati, karena beliau telah memikiki kumpi, kompiyang dharma.

    2. Guru Nabe | yang bertindak sebagai seorang guru utama dalam proses pendidikan & pembelajaran khusus dalam tradisi aguron-guron yang bertujuan untuk dapat memantapkan dan mengabdikan hidup sepenuhnya dibidang kebenaran dan kesucian.

    3. Dang Hyang.

    #tubaba@griyangbang#

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar