Sabtu, 08 Mei 2021

FASE KEHIDUPAN SPIRITUAL

Fase Kehidupan Spiritual
(Pinandita Wiwa, Bhawati dan Sulinggih bagaikan Ulat, Kepongpong dan Kupu-Kupu)

Edisi kangen pada sosok yang paling saya kagumi, seorang ayah yang selalu menuntun diri saya.


Setiap makhluk pasti menjalani proses kehidupannya masing-masing. Kita sudah memiliki jalan hidup yang harus kita lalui. Setiap saat jadi waktu untuk terus berproses dan bermetamorfosis ke arah yang lebih baik. Tak jarang untuk menjadi sosok yang lebih baik, kita harus berkorban dan berjuang sendiri.

Bercermin dari proses metamorfosis ulat jadi kupu-kupu, ada arti kehidupan yang begitu indah yang bisa kita petik.

Siapapun di dunia pasti kenal dengan mahkluk ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang bernama kupu-kupu yang memiliki keindahan  dan kecantikan yang luar biasa.

Namun dibalik keindahan dan kecantikannya apakah kamu pernah merenung untuk melewati beberapa fase kehidupan untuk menjadi indah.

Sebagai simbol keindahan, awalnya  kupu-kupu berasal dari mahkluk yang menjijikan yang bernama ulat. Namun kupu-kupu berasal dari ulat.

Belajar dari rangkaian kehidupan kupu-kupu saya berharap mampu bermetamoforsis menjadi pribadi yang bahagia, disukai banyak orang, menebar kebajikan dan tentunya bebas melalang buana menapaki  setiap pilar kehidupan yang penuh warna 
* Segala yang kita lakukan hari ini akan berguna untuk masa depan

Sebelum membalut dirinya dalam kepompong ulat hanya makan, makan dan makan. Namun itulah tahap kesendirian dan kesunyian dalam balutan kepompong nanti.

Untuk hidup pun kita harus melakukan sesuatu yang bermanfaat di hari ini, untuk manfaat yang lebih bermanfaat yang lebih besar di masa yang akan datang. Pengalaman, ilmu dan pencapaian-pencapain kecil yang kita lakukan dan diperoleh hari ini adalah bekal yang cukup untuk menjalani fase kehidupan kita di masa yang akan datang.

* Kesunyian akan membentuk kepribadian yang matang

Tahapan kepompong yang dilalui kupu-kupu mengajarkan kita bagaimana melakukan internalisasi dalam hidup, yaitu proses perenungan diri untuk mensyukuri makna hidup yang sebenarnya dengan perlahan-lahan melakukan persiapan.

Larva dalam kepompong berada dalam kesunyian, menggantung di dahan atau dedaunan. Ia tak peduli walau panas terik menyengat serta dingin malam menusuknya. Ia tetap kokoh untuk berubah menjadi diri yang baru, diri yang penuh pesona, indah memukau dengan sayap barunya dan tubuh yang cantik.

Dalam hidup pun kita harusnya mampu meniru ketenangan sang kepompong. Meski lingkungan yang kita tempati kadang keras dan kejam, namun jika kita tetap fokus pada tujuan dan berpegang teguh pada prinsip hidup kita, maka pada akhirnya kita akan keluar dari lingkungan itu sebagai pribadi yang dihargai dan disukai banyak orang.


* Jika Tak Ada Yang Berubah Maka Takkan Ada Perubahan

Filosofi paling sakral dari kupu-kupu adalah perubahan yang dikenal dengan sebutan metamorfosis. Berawal dari seekor ulat kemudian menjadikan dirinya berada dalam kesunyian (kepompong), hingga akhirnya menjadi kupu-kupu. Tahapan-tahapan ini harus dilalui tanpa satupun yang dilewati. Ulat tidak akan menjadi kupu-kupu tanpa menjadi kepompong terlebih dahulu. Sama halnya dengan kelahiran manusia, manusia semuanya lahir awalnya sebagai walaka, walaka/pinandita wiwa tidak akan menjadi brahmana/sulinggih tanpa menjadi bhawati.

Terkadang dalam hidup kita mengharapkan keberhasilan atau pencapaian yang besar dengan jalan pintas atau cara yang instan. Memang kemudian banyak yang berhasil dengan cara-cara singkat semacam itu, namun percayalah keberhasilan yang diperoleh dengan cara instan akan berakhir dengan instan pula. 

Untuk berubah menjadi kupu-kupu indah dengan sayap yang kuat dibutuhkan perjuangan yang tidaklah mudah. Karena perjuangan adalah sesuatu yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Ida Sang Hyang Widhi Wasa membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita-cita dan harapan yang kita mintakan.

Beranilah untuk berubah, bulatkan tekad untuk berjuang, jangan mengharapkan jalan pintas, karena kepintasan dan ketergesa-gesaan hanya akan membuat kita menjadi manusia-manusia prematur.  Untuk menjadi diri kita yang sesungguhnya niatkan untuk berubah dan terus menjadi lebih baik seperti kupu-kupu yang menghiasi alam dan menjadi teladan bagi kita manusia, yakin bahwa selalu ada makna dan keindahan dalam setiap moment hidup yang kita lalui.

Saat ini titiang sedang merintis sesuatu. Mungkin titiang sedang berjuang seorang diri. Titiang sedang berada di titik kritis di mana titiang hanya bisa mengandalkan diri titiang sendiri. Titiang tak lagi bisa bergantung pada orang lain. Segala sesuatunya harus titiang tangani seorang diri. Apapun yang sedang titiang perjuangkan saat ini, jangan berhenti atau menyerah sebelum titiang benar-benar sampai di garis akhir. Sebelum jadi kupu-kupu cantik, titiang harus rela jadi ulat dan kepompong dalam waktu yang tidaklah singkat.

Anggaplah saat ini titiang sedang berada di fase transisi, seperti larva yang sedang berproses membentuk kepompong. Di fase kepompong ini, titiang benar-benar harus bisa berjuang dan bertahan. Untuk menjadi sosok yang lebih baik dan indah, titiang harus menjalani proses sebagai kepompong. Fase kepompong ini bisa berlangsung dengan waktu yang bervariasi. Bisa dalam hitungan minggu, bulan, bahkan sampai tahunan. Di fase ini, titiang sedang dipersiapkan untuk sebuah perubahan besar-besaran. Sel-sel larva mulai berubah membentuk sayap, kaki, mata, dan bagian tubuh lainnya. Jangan kira energi yang dibutuhkan sedikit, energi untuk bisa berubah sempurna sangatlah besar. Dan, titiang tak punya pilihan lain selain bertahan dan berjuang.

Sebelum jadi kupu-kupu cantik dan indah, titiang seringkali harus mengalami berbagai hal tak menyenangkan. Titiang harus melalui fase perubahan dan metamorfosis yang tidaklah mudah. Tapi semua itu tetap harus titiang jalani demi bisa jadi sosok yang lebih baik.

Jika saat ini hidup titiang terasa begitu berat, anggaplah saat ini titiang sedang dalam fase kepompong. Titiang kerahkan m semua tenaga dan energi yang tiang punya. Bertahan dan terus berjuang. Nanti jika saatnya sudah sempurna, titiang pasti bisa terbang bebas lepas ke angkasa luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar