Selasa, 18 Mei 2021

Tata Lungguh Meditasi Pranayama

Tata Lungguh Meditasi Pranayama 
Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd

Saat manusia sudah tenang, sabar dan atma sudah bersih dengan mendapatkan cahaya dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, ingin belajar buku-buku suci, suka bermeditasi, mencari pengetahuan yang benar, bersih dari dalam dan luar, telah mengontrol semua indria, selalu berbahagia dengan selalu berbuat baik dalam kehidupan, saat itulah sifat satwam telah muncul dalam diri manusia (Manu)


Bagi semeton yang tertarik belajar meditasi dan yoga, mungkin pada awalnya banyak yang bingung mulai dari mana? 

Bagaimana caranya bermeditasi, pingin belajar tapi belajar dimana? 

Dimana mencari guru pembimbing? 


Ada banyak sekali tehnik meditasi. Dan meditasi yang akan kita pelajari ini adalah Pranayama, salah satu tehnik meditasi tertua di India [sudah ada setidaknya sejak jaman Veda]. Meditasi ini demikian sederhana, sehingga bisa dipelajari sendiri di rumah.


SEBELUM MEDITASI

Sebelum memulai meditasi [di rumah], Lakukan Tatalungguh yang baik dan ucapkanlah Gayatri Mantra. Kita mulai meditasi dengan suatu tekad, kita meditasi tidak hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga meditasi untuk semua mahluk. Dengan meditasi bathin kita menjadi damai, tenang-seimbang dan bahagia, serta kecenderungan negatif kita seperti kemarahan, kebencian, kesombongan, dll, akan jauh berkurang. Dengan lebih sedikit marah dan benci, kita lebih sedikit melukai hati dan perasaan mahluk lain. Dengan lebih rendah hati, kita bisa menghormati orang lain dan menghormati perbedaan secara lebih baik. Dengan lebih sedikit serakah, kita lebih sedikit membuat orang lain menderita. Dengan lebih tenang-seimbang, kita lebih sedikit membunuh nyamuk dan serangga, dll-nya. Dengan kata lain, kembali ke awal, meditasi kita mulai dengan suatu tekad, kita melaksanakan meditasi tidak hanya untuk diri kita sendiri tapi sekaligus juga untuk semua mahluk.

SARANA

 1. Alas duduk.

Pakailah alas duduk atau bantalan yang cukup tebal [sekitar 5 cm], tujuannya untuk menghindari tubuh fisik kontak langsung dengan energi gravitasi bumi. Seandainya tidak ada tidak apa-apa, tapi kalau ada seperti itu lebih baik.

2. Pakaian.

Gunakan pakaian yang longgar [tidak ketat atau mengikat], tipis dan terbuka, agar tidak terlalu mengganggu kelancaran sirkulasi nadi dan energi tubuh. Semakin bebas semakin baik. Akan tetapi kalau tinggal di daerah dingin [misalnya di pegunungan] dimana ini tidak memungkinkan [juga tidak baik karena suhu dingin], selimutilah tubuh dengan kain tebal, yang penting pakaian tetap tidak ketat atau sifatnya mengikat bagian tubuh kita. Seandainya tidak bisa tidak apa-apa, tapi kalau bisa seperti itu lebih baik.

LOKASI

Meditasi sebenarnya bisa dilakukan dimana saja. Tapi paling baik kalau kita melakukannya [di rumah] di tempat yang memiliki vibrasi energi, seperti : sanggah atau merajan di rumah, di kamar suci atau setidaknya di depan pelangkiran di kamar. Karena vibrasi tempat-tempat itu bisa membantu kita dalam meditasi. Seandainya tidak bisa tidak apa-apa, cukup cari tempat yang nyaman saja, tapi kalau bisa seperti itu lebih baik.

WAKTU

Meditasi sebenarnya bisa dilakukan kapan saja. Tapi baik kalau kita melakukannya antara jam 03.00 – 06.00 dini hari. Pertama karena saat itu udara bersih dan segar, kedua karena energi alam yang halus cenderung bebas dari gangguan vibrasi lain. Dengan catatan khusus faktor waktu ini bukanlah sebuah pakem, yang paling baik kita sendirilah yang menentukan kapan akan meditasi sesuai kondisi diri kita masing-masing.

ASANA [SIKAP BADAN]

1. Badan.

Badan mengambil sikap tubuh [asana] dengan padma asana atau padmasana, yaitu posisi duduk berbentuk bunga padma. Atau boleh juga mengambil sikap tubuh [asana] dengan ardha padmasana atau ada yang menyebutnya dengan Sidha Asana, yaitu posisi duduk berbentuk setengah bunga padma.

Silahkan bebas memilih yang mana yang kita paling merasa nyaman.

2. Punggung.

Keadaan tulang punggung harus tegak lurus. Tujuannya untuk menghindari bangkitnya api kundalini [kundalini shakti] tanpa disadari. Bila kita belum biasa dengan posisi punggung tegak lurus ini, kita bisa mula-mula melatihnya dengan bersandar pada dinding.

LIDAH

Tekuk ujung lidah keatas agar menyentuh langit-langit mulut. Ini terkait dengan sirkulasi energi dalam tubuh kita.

MUDRA

Ada ratusan jenis mudra dengan fungsinya masing-masing. Tapi disini yang kita gunakan adalah Jnana Mudra. Letakkan kedua tangan diatas lutut [kaki] dan gunakan Jnana Mudra. Ujung ibu jari bertemu dengan ujung telunjuk, tujuannya adalah keheningan bathin [membentuk angka nol]. Tiga jari lainnya menghadap keluar [melepas], tujuannya melepaskan [melampaui] Tri Guna : Sattvam, Rajas, Tamas, melalui ketiga jari. Mudra ini terkait dengan aliran energi dari cakra-cakra dalam tubuh kita.


PRANAYAMA SEBAGAI OBYEK MEDITASI

Setelah melakukan semua hal yang diuraikan diatas, pejamkan mata anda. Kemudian laksanakan hal berikut ini secara bersamaan :

#Tarik nafas perlahan dari hidung dalam-dalam, simpan sekuat-kuatnya, lalu lepaskan pelan-pelan melalui sela-sela gigi. Lakukan dengan berirama teratur.

#Pada saat yang bersamaan >>> pada saat menarik nafas sedalam-dalamnya, hitung tarikan nafas ini [dalam hati] sebagai : “satu”. 

#Pada saat melepas nafas, hitung penahanan nafas sekuat-kuatnya, rasakan cakra hati/bunga padma mekar di hati, penahanan nafas ini sebagai hitungan : "dua". 

#Hitung pelepasan nafas secara berlahan, lepaskan nafas sebanyak-banyaknya dari sela-sela gigi, pelepasan nafas ini [dalam hati] sebagai : “tiga”. Lakukanlah demikian berulang-ulang. 

#Pada saat yang bersamaan >>> fokuskan seluruh konsentrasi pikiran kita untuk mengamati udara yang keluar masuk. Amati pergerakan udara dari dia mulai masuk ke hidung kita, mengalirke dalam paru-paru kita, diam sejenak di dalam paru-paru (dada/hati) kita, kemudian mengalir keluar dari paru-paru kita. Demikian seterusnya.

Penting : Lakukan hal tersebut diatas secara bersamaan, dengan berirama teratur.


TAHAP MEDITASI

Lakukanlah meditasi setiap hari secara rutin. Minggu pertama cukup 10 menit. Minggu berikutnya tingkatkan jadi 20 menit. Terus demikian sampai kita bisa meditasi antara 30 menit s/d 1 jam.

Berikut adalah serangkaian tahapan dalam perjalanan meditatif kita :

1. PRATYAHARA – berusaha “memegang” obyek.

Pada mulanya, jadikanlah ujung hidung sebagai tempat mengamati keluar-masuknya nafas. Berusahalah sungguh-sungguh konsentrasi, tapi tetaplah santai. Kalau kita sungguh-sungguh, rata-rata bagi orang kebanyakan dalam waktu 3 bulan tahap pertama ini akan terlewati. Kita sudah bisa berkonsentrasi dengan baik, objek mulai jelas dan sudah tertangkap dengan baik.

2. DHARANA – “memegang” obyek dengan baik.

Kalau setiap meditasi obyek sudah dapat terpegang dengan baik, berarti kekuatan konsentrasi kita sudah terbentuk. Jangan terbelokkan oleh apapun yang muncul, selalu kembali konsentrasi pada obyek meditasi [keluar-masuk nafas] dengan baik.

3. DHYANA – memasuki meditasi.

Apabila kita telah dapat “memegang” obyek meditasi dengan baik, maka “saluran-saluran energi” dalam tubuh kita akan mulai terbuka dan berkembang. Inilah tahap memasuki meditasi. Pada setiap orang akan mengalami pengalaman yang berbeda-beda, ada juga yang seolah tidak mengalami hal ini tapi langsung ke tahap 4 [savikalpa samadhi].

Bagi yang mengalami, sensasinya bermacam-macam. Ada yang melihat cahaya biru kecil, ada yang melihat cahaya dari langit menghujam ke seluruh badan, ada yang melihat cahaya warna-warni yang indah sekali, ada yang tubuhnya merasa ringan sampai seperti terbang, ada yang merasa terangkat dari tempat duduknya, ada yang merasa tubuhnya membesar atau sebaliknya tubuhnya mengecil, dan lain-lain.

Ada juga yang [kadang-kadang, jarang] menerima seperti wangsit atau suruhan melalui suara yang masuk. Hati-hatilah disini, apalagi bila kita tidak memiliki guru pembimbing, karena mungkin saja itu adalah suara mahluk-mahluk bawah. Sehingga kalau kita mendengar suara apapun, abaikan saja kembalilah pada obyek meditasi. Karena kita bukan mau jadi dukun atau paranormal.

Pada semua kejadian ini kita sama sekali tidak perlu takut, sadari saja dan kembalilah ke obyek. Seringkali para pemula yang tidak mengerti merasa takut dan tidak berani meditasi lagi. Padahal sesungguhnya inilah kemajuan dari meditasi yang akan dialami oleh yogi yang benar.

4. SAMPRAJNATA SAMADHI.

Sebagian yogi seolah tidak mengalami tahap ketiga [karena untuk mereka berlangsung sangat-sangat singkat], tapi langsung ke tahap ke-4 ini. Sebabnya adalah karena kondisi bathin dan kondisi badan halus setiap orang yang berbeda-beda.

Di tahap ini muncullah cahaya yang sangat terang [tapi sejuk, tidak menyilaukan], yang kita lihat semata-mata hanya cahaya. Kita akan berada pada puncak kebahagiaan-kedamaian yang luar biasa. Tidak seperti kenikmatan nafsu duniawi, tapi sebentuk rasa damai luar biasa yang sulit untuk dijelaskan. Biasanya berlangsung hanya sekitar 1-3 detik saja, kemudian kita sadar dari meditasi. Selepas ini pikiran kita plong sekali, ringan bagaikan kapas. Kita merasa sangat damai dan bahagia. Tidak ada beban lagi, tidak ada penderitaan, pikiran benar-benar bebas lepas bagaikan berada di Svarga Loka. Inilah tahap ke-4, atau samprajnata samadhi yang sedang kita alami.

Pikiran yang sudah diajak berlatih meditasi dengan tekun, akan membersihkan kegelapan-kegelapan bathin. Ketika bathin kita dalam keadaan bersih, dia ringan bagaikan kapas, dia damai dan bahagia. Tidak ada beban yang negatif lagi. Semua sad ripu [kegelapan bathin] tidak ada lagi dan kita benar-benar bebas lepas. Ini berlangsung lama sekali.

Kalau kita tidak berhenti disini dan meditasinya diteruskan, kita akan masuk tahap ke-5 yaitu Asamprajnata Samadhi.

5. ASAMPRAJNATA SAMADHI.

Laksana menikmati sebuah pemandangan yang sungguh indah, awalnya kita terpesona dan takjub [tahap 3], setelah itu timbul kedamaian-kebahagiaan [tahap 4].

Setelah kedua proses ini batin mulai normal kembali dan tenang-seimbang, inilah upeksha. Pada tahap upeksha ini, batin sepenuhnya HENING. Tidak ada lagi gejolak. Ibarat air laut, tidak ada riak gelombang lagi. Batin benar-benar tenang-seimbang. Dan antara subjek dan objek sudah manunggal, tidak bisa dibedakan lagi mana subjek dan mana objek. Nafas adalah aku, aku adalah nafas. 


KESIMPULAN
Pranayama merupakan tatacara pengolahan nafas dalam hidup - proses sederhana ini menyertai semua yang kita lakukan, baik itu tidur, bekerja, berolahraga, atau meditasi. Dalam Yoga, pernapasan disebut pranayama, yang secara kasar dapat diterjemahkan sebagai "perpanjangan kehidupan" karena prana berarti "kekuatan hidup". 

#tubaba@griyangbang//ngelmukasidhian//Manggayuhkasampurnaningurip#


Tidak ada komentar:

Posting Komentar