Jumat, 22 Mei 2020

MAKNA LOGO PDDS

MAKNA LOGO PDDS

1. Dua buah lingkaran hitam merupakan yatra mandala

Yatra Mandala atau lingkaran tidak memiliki awalan dan tidak memiliki akhiran. Lingkaran mewakilkan kekekalan dan dalam setiap budaya biasanya mewakilkan bentuk matahari, bulan, alam semesta dan objek angkasa lainnya. Lingkaran sering digunakan untuk benda-benda yang akrab seperti roda, bola, berbagai macam buah.

Lingkaran memiliki pergerakan yang bebas. Lingkaran bisa berputar. Bayangan dan garis dapat meningkatkan rasa pergerakan dalam lingkaran. Lingkaran merupakan kurva yang anggun dan terlihat feminin. Lingkaran juga memberikan rasa hangat, menenangkan dan memberikan rasa sensualitas dan cinta. Pergerakannya memberikan energi dan kekuatan. Kelengkapannya menunjukkan ketakterbatasan, kesatuan dan harmoni.

Lingkaran melindungi, memberikan pertahanan dan membatasi. Lingkaran membatasi apa yang ada di dalam dan menjaga hal-hal lain tetap di luar. Lingkaran menawarkan keamanan dan koneksi. Lingkaran menunjukkan komunitas, integritas dan kesempurnaan.

Lingkaran tidak terlalu umum digunakan dalam desain, namun lingkaran dapat digunakan untuk menarik perhatian, memberikan penekanan dan mengatur hal-hal agar tetap terpisah.

2. Asta Dala berwana kuning. "Astadala" adalah delapan simbol sifat keagungan Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa yaitu :
# Anima, mempunyai kekuatan yang dapat merubah diri-Nya menjadi sekecil-kecilnya;
# Lagima, bersifat ringan atau halus;
# Mahima, Maha besar meliputi semuanya;
# Prapti, serba tercapai, segala kehendakNya
# Prakamya, segala kehendakNya selalu terlaksana
# Içitwa, beliau mengatur segala yang ada di dunia dan bhuwana agung ini;
# Waçitwa, tidak ada yang melebihi kekuasaanNya;
# Yatrakamawasaytwa, tidak ada yang dapat menentang kodratNya

Padma Astadala adalah lambang perputaran alam, Bhuwana Agung ini sebagai stana Hyang Widhi dengan delapan penjuru mata anginnya yang dengan keseimbangan dan berkeadaan stabil;
sehingga menjadi sumber kehidupan untuk menuju kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan.
Padma Astadala yang juga disebutkan oleh Ida Sinuhun Siwa Putra Parama Daksa Manuaba (pendiri PDDS) dalam makna filosofis dari logo pdds merupakan simbol warna-warna dari pengider-ider Dewata Nawa Sanga, yang dalam Lontar Dasaksara disebutkan sebagai berikut:
# Timur, warna putih bersthana Dewa Iswara
#Tenggara, warna merah Muda bersthana Dewa Mahesora
# Selatan, warna merah bersthana Dewa Brahama
# Barat Daya, warna orange bersthana Dewa Rudra
# Barat, warna kuning bersthana Dewa Mahadewa
# Barat laut, warna hijau bersthana Dewa Sangkara
# Utara, warna hitam bersthana Dewa Wisnu
# Timur laut, wrana Abu/biru bersthana Dewa sambhu
# Tengah, warna manca warna bersthana Siwa

3. Lingkaran dalam berwarna kuning emas melambangkan pemersatu dan kesatuan yang bulat. 

4. Ganesa di tengah melambangkan pusat ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan keagamaan yang suci dan luhur.

5.  “Acintya” mengandung makna sebagai penyebutan salah satu sifat kemahakuasaan Tuhan. Kedua, Acintya sebagai symbol atau perwujudan dari kemahakuasaan Tuhan itu sendiri.

6. Benawangnala dililit dua ekor naga  mengacu kepada pemutaran gunung Mandara oleh para dewa dan raksasa dalam usahanya mencari Tirtha Amerta yang merupakan tirtha kekekalan (dalam hal ini ilmu pengetahuan). Untuk menyeimbangkan proses pengadukan tersebut, Tuhan muncul menjelma dalam wujudnya sebagai Kurma Avatara dan bertindak sebagai poros gunung Mandara (ganesa/ilmu pengetahuan yang bersifat maskulinum) di laut Ksira. Untuk menggerakkannya Naga Basuki dijadikan sebagai tali yang melilit gunung tersebut.

7. Tulisan Paiketan Dhaksa Dharma Sadhu memiliki makna :
- Paiketan = Perjanjian
- Dhaksa = terampil, ahli, trampil, terlatih, cakap
- Dharma = Dharma atau darma (ejaan menurut KBBI) adalah sebuah istilah yang diambil dari bahasa Sanskerta dan arti dasarnya adalah kewajiban, aturan dan kebenaran. 
- Sadhu = Dalam agama Hindu, sadu (Dewanagari: साधु;IAST: sādhu; "mulia; orang baik, orang suci") adalah sebutan bagi petapa atau orang suci. Para sadu hidup menyendiri demi mencapai moksa, yaitu jenjang kehidupan (caturasrama) yang keempat sekaligus yang terakhir, melalui meditasi dan berkontemplasi tentang brahman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar