Rabu, 13 Mei 2020

MUNCULNYA BHUTA SARYYAH (COVID 19) TERSIRAT DALAM LONTAR WIDISASATRA TARPINI poin 6b

MUNCULNYA COVID 19 TERSIRAT DALAM LONTAR WIDISASATRA TARPINI poin 6b.

Oleh: I Gede Sugata Yanya Manuaba, S.S. M.Pd
Covid-19 adalah singkatan dari Corona (CO), Virus (VI) Disease (D) dan tahun 2019 (19), yang mana virus corona Covid-19 ini pertama kali muncul di tahun 2019. Kemunculan Covid - 19 tersurat dan ter sirat dalam lontar widhi sastra tapini lembar 6b. Covid - 19 disebut dalam lontar widhi sastra tapini dengan nama bhuta saryyah. Untuk lebih jelasnya saya sajikan alih bahasa aksara lontar widhi sastra tapini lembar 6b, sebagai berikut

TERJEMAHAN :

6b/ dirasuki oleh Bhuta Saryyah (corona virus Disease 19). Itu yang menjadikan Durmanggaladi Dunia, huru hara jadinya dunia, dikacaukan oleh Kali yang datang tanpa sebab,  kematian mendadak pada manusia, hewan semakin merajarela, sehingga kacaunya dunia, pencuri banyak,  karena manusia sama dimasuki Bhuta Kala Saryyah, panas dan menderitanya dunia, demikian menjadi keadaan dunia, karena dikutuk oleh Hyang Widdhi, karena tingkah laku manusia didunia ini, tidak mengikuti tata karma igama, tidak mempercayai apa yang terdapat dalam ajaran agama dan tanpa dituntun oleh sang Sulinggih yang bijak, karena sang Sulinggih (Brahmana Pandita) sebagai tempat belajar para manusia, mengenai tingkah laku manusia,  di dunia, benar sekali hakekatnya Sang Sulinggih sebagai hulu sanghyang Igama.

Untuk dapat terhindar dari bhuta suryyah itu, bisa dilakukan dengan cara membentengi diri dengan upakara bebantenan "tebasan panuku jiwa" dan memohon  Lima jenis Tirtha yang terdapat di lima gunung atau Panca Giri, sebagai berikut:
1. Tirtha Sveta Kamandalu di Gunung Indrakila, dijaga oleh Indra dan Sang Hyang Iswara atau Sadyijata

2. Tirtha Ganga Hutasena di Gunung Gandharnadana, dijaga oleh Barna Dewa

3. Tirtha Ganga Sudha-Mala di Gunung di Gunung Pgat atau Udaya, dijaga oleh Tatpurusa

4. Tirtha Ganga Amrta-Sanjivani di Gunung Rsymukka di jaga oleh Aghora

5. Tirtha Ganga Amrta-Jiva di Gunung Kailasa dijaga bersama Ardhanareswari.
Panca Tirtha tirta diatas dapat diperoleh di lereng Panca Giri dan ataupun dengan tirtha argha sang Sulinggih pinaka Brahmana Pandhita. Ada pun fungsinya adalah digunakan untuk menyucikan Bhuta dan Kala, terutama pada hari Raya Nyepi, dan juga dilakukan menjelang upacara-upacara penting lainya dalam rangkaian pelaksanaan Yajna umat Hindu, lebih-lebih saat musibah covid saat ini.

Oleh sebab itulah sebuah wujud pengabdian kepada masyarakat dan bentuk peduli terhadap alam ini, kapurusan Griya Agung Bangkasa, Banjar Pengembungan Desa Bongkasa, Abiansemal - Badung, serta atas restu Ida Sinuhu Siwa Putri Parama Daksa menugaskan seluruh oka jnana, raka rai kapurusan untuk nunas tirtha di berbagai pura, gunung, laut dan sumber air yang ada di Bali.

Setelah semua tirtha ini sampun mepupul, maka pada tanggal 19 jagi katuran pemendak agung, ayaban sakesidan,, ngawit tanggal 20 Mei 2020 ngantos puput wawu pundut ke suwang-suang griya, miwah semeton umat sedharma.

Kegiatan ini di ketuai oleh IPM NABE PUTRA PRAMA DAKSA BUDHA YOGA MANUABA, GRIYA AGUNG CAKRA GNI MANUABA, BUKIT TAMPAKSIRING

Bagi umat sedharma sane arsa nunas tirtha Panca Giri pinaka peneduh jagat puniki ledang rauh ke rauh ke Griya Agung Bangkasa, ke Griya Agung Cakra Gni Manuaba ataupun Griya Kapurusan sejebag Bali mulai tanggal 20 Mei 2020.

#tubaba@griyangbang#

1 komentar:

  1. Suksme dahat hatur tityang ring para sulinggih sane sampun urati ring masyarakat sane ketiba bencana gering ring mercapada. Dumugi sami nemu rahayu.

    BalasHapus