Senin, 13 Juli 2020

KIDUNG HYANG SINUHUN

KIDUNG HYANG SINUHUN
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S,. M.Pd

BHATARANE SAMPUN TURUN
TUNGGAL ASTA RING KAHYANGAN
MANUT KARYA ALIT AGUNG
DESA MAWACARA DRESTI
BHAKTI RING BHATARA SAMI
SIDHI SIDHA SADHU
BHAKTI RING SINUHUN YUKTI

LINGGIH IDA SAMPUN PUPUT
DAMUH PAREK MENANGKILANG
NUNAS ICA PANG RAHAYU
KAHYANGAN DHARMA SMERTI
MANGDA INGKUP PASEK SAMI
NENTEN WENTEN BENDU
WIT SAKING BANGKASA NGUNI

Jatasya hi druvo mrtyur
Ahruvam janma mrtasya ca
Tasmad apraiharye rthe
Na tvam socitum arhasi    (BG. II-27)
Artinya: Sesungguhnya setiap yang lahir, kematian adalah pasti, demikian pula setiap yang mati kelahiran adalah pasti, dan ini tak terelakkan,  karena itu tak ada alasan engkau merasa menyeasal.
 
Kematian bukan akhir dari kehidupan, dengan alasan demikian Hyang Widhi menganjurkan manusia tidak menyesali kematian sebaliknya harus berani menghadapinya dan berupaya mencari jalan pembebasan dari hukum kelahiran dan kematian tersebut (Punarbawa)
Tujuan dari umat manusia yang sebenarnya bukan ke Surya, Bumi, Neraka tapi Moksa bebas dari kelahiran dan kematian, menyatu dengan Hyang Widhi, Amor Ring Acintya.
Kematian dalam agama Hindu dianalogikan sepertinya orang mengganti pakaian yang lama artinya tidak layak digantikan dengan pakaian baru, badan jasmani punya batas/masa waktu hidup badan-badan itu dengan sendirinya akan rusak,dan sang jiwa akan pindah ke badan yang lain
Vasamsi jirnani yatha vihaya
Navani grhanait naro parani
Tatha sarirani vihaya jirnany
Anyani samyati navani dehi.    (BG II-22)
Artinya ;
Seperti halnya orang menanggalkan pakain usang yang telah dipakai dan menggantikanya dengan yang baru.demikian pula halnya jiwatman meninggalkan badan lamanya dan memasuki jasmani yang baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar