Jumat, 18 Juni 2021

CATUR KANU

______RENUNGAN TTG KITA DAN SAUDARA 4 KITA_________

*Catur Kanu*..

Manik itu membentuk huruf wong (Ong), bagaikan kanu, maka keluarlah “Catur Kanu”. 
Catur artinya empat, Kanu artinya saudara. Jadi Catur Kanu artinya saudara empat. Nama-nama saudara ini antara lain : Abra, Kered, Ugyan dan Lemana.
Adapun Catur sanak :  yeh nyom ( airketuban),  getih (darah), ari Ari, lamas. 

Sedangkan menurut buku Upacaran Manusa Yajna, nama-nama tersebut sedikit berbeda, akan tetapi pada dasarnya sama saja, yaitu : Babu Abra, Babu Kakere, Babu Sugian dan Babu Lembana. Selanjutnya, setelah janin itu berumur 20 hari, 

Catur Kanu itu berubah yaitu : Anta, Preta, Kala dan Dengen. 
Yang bernama Anta adalah ari-ari, yang bernama Preta adalah banah/lamas,kala adlh getih, yang bernama Dengen adalah yeh nyom (air ketuban). Sedangkan bayi itu sendiri bernama I Pung. Setelah bayi itu lahir. 
Maka nama-nama itu berubah lagi, yaitu : I Makair, I Mokair, I Jelair/Salahir dan Salabir, itu diberikan pada saat kepus pungsed (lepasnya tali pusat si bayi). Sedangkan nama si bayi sendiri ialah I Tutur Menget.

Setelah anak itu bisa memanggil bapa dan ibu, bisa berjalan, mulai saat ini mereka melupakan persaudaraan dan saling berpisah. Mereka pergi menuju tempat masing-masing. 
I Salahir pergi ke timur, I Jelair pergi ke selatan, I Makair pergi ke barat dan I Mokair pergi ke utara. Setelah berada di tempatnya masing-masing mereka kemudian mendapat anugrah bhetara, sehingga menjadi sakti dan namanya pun berganti. 

Yang di timur bernama I Anggapati, yang di selatan bernama I Mrajapati, yang di barat bernama I Banaspati, dan yang di utara bernama I Banaspati Raja.

Sesudah itu Ida Bhatara bersabda; 
“wahai kamu sekalian pulanglah kamu ke dalam diri saudaramu I Legaprana/Buta Kala Dengen. 

 I Anggapati masuk lewat mata, bertempat di pepusuh (jantung). 
I Mrajapati masuk lewat telinga, bertempat di hati, 
I Banaspati kembali lewat hidung, bertempat di limpa. 
I Banaspati raja kembali lewat mulut bertempt di empedu”. 
Maka dari itu, seseorang hendaknya tidak melupakan Sang Catur Sanak: 
“Yan sira lali asanak ring sanakta, sanakta lali asanak lawan kita, ika kengetaken sai-sai”.

Artinya : Jika seseorang lupa bersaudara kepada saudara empatnya (Sang Catur Sanak), saudara-saudaranya itu lupa pula bersaudara kepada dia, itu hendaknya di ingat terus menerus. Pada hakekatnya, Sang Catur Sanak itu tidak lain adalah kekuatan-kekuatan gaib panca mahabhuta, sebagai bahan dasar pembentukan tubuh manusia. Seperti kekuatan gaib angin, kekuatan gaib api, kekuatan gaib tanah, kekuatan gaib air, dan kekuatan gaib angkasa. Bila itu tidak di pahami, kita pun tidak akan mendapatkan kegaibannya.

Begitulah taksu orang2 Bali.. 
Tapi klau tidak mengindahkannya maka kehancuran pun akan datang, semua akan sirna dan berbuah mjd malapetaka..

Teruslah berbuat baik Demi SEMESTA ALAM
Yg kita cintai. πŸ™πŸ™πŸ™
Ketika kita sdh melakukannya SEMESTA ALAM akan merestui doa kita semua πŸ™πŸ™πŸ™
Om annobadrah kertavoyantu visvatah
Om lokah samastha sukino bhawantuπŸ™
  
πŸ™πŸ™πŸ™

Tidak ada komentar:

Posting Komentar