Leluhur kita pernah mewariskan pupuh sinom seperti berikut :
JENEK RING MERU SARIRA
gunakan tubuh ini sebagai meru atau tempat suci
KASTITI HYANG MAHA SUCI
yang disadari oleh orang yang bathinnya sudah suci [bersih]
MAPUSPA PADMA HREDAYA
bunganya adalah bunga padma [simbolik advaitacitta, bathin yang bebas dari dualitas]
MAGENTA SWARANING SEPI
gentanya adalah keheningan bathin
MAGANDA YA TISNIS BUDI
gandanya adalah kesabaran dan welas asih tanpa syarat
MALEPANA SILA RAHAYU
lepananya adalah tingkah laku yang indah [tidak membunuh, menyakiti, korupsi, mencuri, menipu, narkoba, mabuk-mabukan, berjudi, dsb-nya]
MAWIJA MENGET PRAJASA
bijanya adalah bathin yang tegar-kokoh [sanggup menahan segala macam penderitaan dengan bathin damai]
KUKUSING SAD RIPU DAGDIDUPAN IPUN
dengan demikian seluruh sad ripu [enam kegelapan bathin] lenyap
MADIPA HIDEPE GALANG
bathinnya laksana cahaya terang benderang
Maknanya adalah meru atau tempat suci tidak hanya ada “DILUAR”, tapi “DIDALAM” juga ada tempat suci. Kita dapat membadankan MERU dalam diri. [Pertama] dengan mengurangi penderitaan para mahluk. Artinya selalu penuh welas asih dan penuh kebaikan dengan tingkat kerelaan yang sempurna. Itu semua mengurangi penderitaan para mahluk. Termasuk tidak membalas caci-maki dan hinaan orang lain, tidak balas menyakiti orang yang jahat, dsb-nya. Malah sebaliknya kita memberi lebih, kita membalasnya dengan welas asih dan kebaikan. [Kedua] Semua mahluk memperebutkan kebahagiaan dan lari dari penderitaan, sehingga alam semesta ini tidak seimbang. Kitalah yang menjaga keseimbangan alam semesta dengan mengambil yang jelek-jelek [penghinaan, kesengsaraan, kesusahan, dsb-nya]. Badan, pikiran dan perasaan kita akan menjadi MERU [tempat suci] kalau selalu kita jadikan yajna [persembahan] bagi kebahagiaan mahluk lain.
Bagi sebagian orang yang tingkat kesucian bathinnya bagus akan mengerti, inilah BHAKTI YOGA yang tertinggi dan sempurna. Tidak hanya di pura ada MEBAKTI, tapi kesabaran yang tidak terbatas juga adalah mebakti. Tidak hanya di pura ada MATURAN, tapi kesejukan, kedamaian dan ketenangan bathin juga adalah maturan. Tidak saja di pura ada UPAKARA, tapi welas asih dan kebaikan tanpa syarat juga adalah upakara. Tidak hanya di pura ada MERU, tapi tubuhnya sendiri sudah menjadi meru [tempat suci], karena seluruh kehidupannya sudah menjadi bhakti yoga. Inilah jalan "PULANG" menuju kesadaran dan kemahasucian yang tertinggi.
#tubaba@griyang bang//RAHAYU, RAHAJENG SEMENG//OM NAMAH SIWA NARAYANA YA#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar