KENDATI berasal dari warga biasa yang hidup mengembara, Ketut Bungkling memiliki kecerdasan di atas rata - rata. Hal ini terlihat saat Ketut Bungkling semakin beranjak dewasa dan berguru kepada ayahnya sendiri "I Gede Bhawa", seorang brahmana pandita agama Hindu kala itu.
Ketut Bungkling sendiri bukanlah nama asli dari dirinya. Melainkan pemberian nama oleh sang guru. Ketut Bungkling sendiri bukanlah nama aslinya, melainkan julukan atau gelar kehormatan, tapi bukan karena silsilah melainkan karena keluhuran budinya. Hal ini terungkap dalam pustaka "Pasek Manuaba Bangkasa".
Gelar kehormatan ini diberikan kepada seseorang karena kemuliaan atau keluhuran budi pekertinya. Kemudian kata Dalem Tangsub sendiri merupakan pemberian nama dari seorang Raja Mengwi saat itu, karena keberhasilan Ketut Tangsub mengobati Istri Raja Mengwi kala itu.
Dikisahkan pemberian nama Brahmana Pandita/Wiku Rakawi diberikan setelah Ketut Tangsub mampu dan berani mengutarakan pendapat, pengetahuan dan kritiknya terhadap kaum brahmana, lebih-lebih yang tersurat maupun yang tersurat dalam geguritan prembon Ki Dalang Tangsub. Padahal Ketut Bungkling sendiri datang dari golongan sudra atau kasta terendah dalam agama Hindu.
Ketut Tangsub dikisahkan pernah memberikan pengetahuan dan kritiknya dihadapan I Dewa Manggis di tengah para Wiku Rakawi lain dan anak-anak Ida Pedanda Sakti Manuaba. Ketut Tangsub sendiri adalah nama yang berarti 'pembangun' , ketika ia diberi nama oleh mahagurunya ini menandakan bahwa Tangsub telah lulus sebagai brahmana.
Meski dalam waktu yang tergolong singkat, Ketut Tangsub berhasil lulus dengan capaian yang cukup tinggi. Ketut Tangsub berhasil lulus mendahului para Wiku lainnya yang terlebih dahulu menimba ilmu.
#tubaba@griyangbang//sekelumitbabadkipasekmanuaba//danprimbon#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar