Pandemi Covid-19 yang datang secara tiba-tiba mengubah segala aspek kehidupan. Namun, tahukah kita jika pandemi merupakan salah satu tanda kecintaan dan kasih sayang Ida Sang Hyang Widhi Wasa terhadap hambaNya. Siapa yang menginginkan kebaikan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa akan memberinya musibah, ini adalah hukum Rta. 

Pandemi Covid-19 suatu musibah atau berkah adalah pilihan hamba manusia dalam menyikapinya. Saat pandemi datang bagai badai besar yang melanda lautan tenang memporak-porandakan isi laut ataupun daratan. Disini sebetulnya kita diajari sifat sabar dalam menghadapi musibah. Hal ini dikemukakan Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba dalam diskusi kecil, sebelum Buda Pahing Kuningan, 17 Nepember 2021. Piodalan Pura Kahyangan Darma Smerti unteng pangrastiti Menggapai Anugrah dan Kebahagiaan dalam Pandemi.

Ida Sinuhun Putri memaparkan keteladanan Ida Bhatara Hyang Sinuhun yang dikenal dengan kesabaran serta ketaatannya. Sebelum jatuh sakit dan saat di ruang perawatan beliau bergelimang harta dan sosok yang rupawan. Semua itu sirna dalam sekejap. Seluruh harta kekayaannya hilang dan juga mengidap penyakit cecat tetap total. Namun dengan tekad yang kuat beliau mempelopori pembangunan Pura Panataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana ring Pundukdawa. 

Ida Sinuhun Putri mengemukakan, sikap positif lain yang bisa membuat kita meraih anugrah pandemi Covid-19 adalah dengan bersyukur. Dalam sebuah kebenaran dan kejujuran, Ida Bhatara Hyang Sinuhun Siwa Putra Parama Daksa Manuaba pernah berpesan : "Jika Aku mencintai seorang anak, maka Aku turunkan ujian (kesulitan dan kesempitan) kepadanya. Hal itu agar ia memohon kepadaKu (agar ujian dapat diangkat darinya melalui doa-doa yang dipanjatkan).” Maksud dari pesan ini Ida Sinuhun Putri membuat kita bersyukur, astingkara karena Ida Sang Hyang Widhi Wasa mencintai kita sebagai hambaNya. Ida Sang Hyang Widhi Wasa ingin kita menjadi lebih dekat denganNya.

Lebih lanjut Ida Sinuhun Putri menjelaskan, pandemi Covid-19 membuat orang-orang menjalankan WFH (Work From Home), secara tidak langsung hal ini membuat sadar akan makna rumah. “Rumah sebagai tempat sembahyang, rumah sebagai pasraman. Selain itu, kita juga makin peduli terhadap diri sendiri dan sesama, adapun hal yang paling baik adalah makin peduli kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa ,” sebut beliau.

Menurut beliau saat kita bersyukur nikmat yang kita punya akan bertambah. Rasa syukur akan memperkuat semua kebaikan yang ada termasuk hubungan sosial pertemanan dan kekeluargaan. Rasa syukur juga bisa meningkatkan rasa percaya diri, dengan seperti itu syukur bisa mengatasi semua masalah yang ada. Sifat buruk seperti sadripu yang merupakan awal dari semua kejahatan di dunia ini, contohnya adalah peristiwa yang berakhir pada pembunuhan, yang sebetulnya bisa diatasi dengan syukur.

Bentuk anugrah yang bisa kita raih dengan sabar dan syukur dapat berupa banyak hal. Anugrah sendiri sifatnya adalah niskala sehingga tidak bisa dilihat, namun bisa dirasakan, serta memberikan kedamaian. Contohnya selama pandemi ini kita lebih banyak waktu untuk beribadah dan hidup yang dijalani menjadi lebih berdinamika seimbang antara dunia akhirat sehingga merasa damai lahir batin. Anugrah juga tidak bisa diukur namun disebut sebagai sesuatu apapun yang menjadi baik. Contohnya adalah saat pandemi kita lebih banyak waktu bersama keluarga, itu disebut sebagai bentuk anugrah.

Grubug, merana dan wabah adalah bentuk peringatan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa