Jumat, 18 Desember 2020

TESIS AKSARA BALI DALAM UPACARA SEDARAGA

TESIS AKSARA BALI DALAM UPACARA SEDARAGA
OLEH: I GEDE SUGATA YADNYA MANUABA, S.S., M. Pd
Ida Pandita Mpu Acarya Sidarta Putra Manuaba yang merupakan warga negara Jepang yang pertama menjadi pandita Hindu itu menambahkan:

 “Di saat sedaraga nya sudah mendalam, mirip seperti langit biru, kita hanya menjadi saksi. Dualitas pikiran, Ego, Sad ripu laksana awan hitam. Kesenangan duniawi laksana awan putih. Keduanya hanya numpang lewat, tidak abadi, muncul dan lenyap, sedangkan langit biru tidak berubah dan abadi. Jadi sedaraga dengan rurub berakûara Bali kita sebenarnya sedang berlatih untuk menjadi saksi yang tidak tersentuh oleh awan-awan yang numpang lewat tersebut. Jika ingin terus-terusan terseret oleh cengkraman dualitas pikiran, ego, sadripu, silahkan tetap di seret oleh awan-awan yang hanya numpang lewat.

Jika ingin pulang [menemukan kembali] kesadaran àtmà, silahkan bisa melakukan yoga nindra melalui upacara sedaraga dan menjadi langit biru yang menyaksikan awan-awan tersebut. “Sedaraga adalah sebentuk cinta kasih akan kebenaran raga dalam tindakan. Tidak saja Anda tidak melakukan kekerasan di luar, tapi juga tidak melakukan kekerasan di dalam. Terutama karena semua didekap dengan rurub berakûara Bali"
#tubaba@griyang bang#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar