Minggu, 13 Desember 2020

Yudhistira vs Raja Para Yaksha

Yudhistira : Setelah kematian keempat saudaraku, tidak mungkin bagiku untuk hidup lebih lama lagi. Tapi aku berharap salah satu saudaraku tetap hidup. Karena itu aku akan menggunakan kepandaianku sebaik mungkin dan membuatMu merasa puas. Silahkan ajukan pertanyaanmu …
Dewa Dharma : Katakan apakah kehidupan itu dan apakah kematian itu … ?

Yudhistira : Berdasarkan Reg Veda, Raja Para Yaksha. Di dalam jantung, elemen Sang Kuasa disana terdapat keinginan untuk menghasilkan sebuah penciptaan sejak awal. Sinar penciptaan pun menyebar luas dan kemudian terarah. Keinginan dari Yang Kuasa membawa itu kepada penciptaan. Tiga alam, tiga kualitas dan tiga dimensi dari ciptaanNya, banyak makhluk yang terlahir dari hati Yang Kuasa. Setiap manusia dan elemen adalah Sang Kuasa itu sendiri, Tuan. Artinya Sang Kuasa adalah kehidupan. Kalau hati manusia bisa mengerti ini, maka dia tidak akan pernah marah atau iri pada seseorang. Dia akan berjalan pada kebenaran dan selalu menghargai keadilan. Itulah inti dari kehidupan….

Dewa Dharma : Lalu apakah inti dari kematian, Yudhistira ..?

Yudhistira : Karena, cinta, keegoisan dan kemarahan manusia terhubung dengan yang lain, maka itu menjadikannya ikatan. Karena ikatan itu manusia menganggap tubuhnya hidup sementara kehancuran tubuhnya dianggap kematian. Tetapi seluruh dunia terlahir dari hati Sang Kuasa. Dan hanya dari hati Sang Kuasa itu saja akan berakhir. Dua orang pergi menggunakan jalan yang sama, bisa berjalan bersama untuk beberapa waktu, tapi kemudian mereka akan terpisah. Pada saat itulah mereka akan merasakan bahwa orang lain tersebut bertemu dengan kematian. Tapi kenyataannya, kedua petualang itu ada di jalan yang sama. Begitu juga apa yang kita sebut dengan kematian, adalah jarak belaka yang memisahkan diantara dua manusia. Selama dunia masih ada tidak ada manusia yang benar – benar bisa bertahan. Lalu bagaimana seseorang bisa bertemu kematian. Artinya Raja Para Yaksha, Sang Kuasa adalah dunia dan dunia adalah kehidupan. Kematian hanya ilusi belaka. Hanya ilusi …

Dewa Dharma : Luar biasa, Yudhistira. Kau telah memberikan kepuasan pada pertanyaanKu. Karena itu Aku akan menepati janjiKu dan menghidupkan salah satu adikmu untuk kembali hidup. Mintalah untuk kehidupan orang yang paling kuat di dunia ini. Kalau Bheema yang hidup tidak akan ada satu musuh yang bisa mengalahkanmu. Hanuman yang dahsyat akan melindungi kerajaanmu …

Yudhistira : Tidak, Raja Para Yaksha. Musuh terbesar manusia adalah kedukaan yang tertinggal dalam hatinya. Kalau ketiga adik – adikku ini tetap mati, lalu bagaimana bisa Bheema bisa melindungiku dari musuh yang bernama kedukaan. Yang terjadi dalam kedukaan dalam diri Bheema, juga akan membuat dirinya menjadi lemah….

Dewa Dharma : Kalau begitu, kau minta saja Arjuna. Kalau pemanah terhebat di dunia bisa hidup, maka seluruh dunia bisa merasakan keuntungannya….

Yudhistira : Aku kenal Arjuna, Raja Para Yaksha. Saat dia mengetahui bahwa alasan dia hidup adalah kematian dari ketiga saudaranya, keberaniannya akan hilang, kekuatan akan pergi dari tubuhnya dan busur Gandivanya akan lepas dari tangannya selamanya. Kalau aku meminta untuk nyawa Bheema ataupun Arjuna, maka ibuku juga tidak akan senang …

Dewa Dharma : Ibumu pasti tidak akan senang, melihat hanya dua anaknya saja yang hidup. Perdebatan apa yang akan kau lakukan, Yudhistira ? …

Yudhistira : Salah satu anak dari ibuku masih hidup, Raja Para Yaksha. Aku masih hidup, sekarang istri kedua dari Raja Pandhu juga punya hak atas anaknya untuk tetap hidup. Ibuku Kunti akan menginginkan ini dan aku punya keinginan yang sama dengannya. Karena itulah, kalau Kau ingin mengembalikan nyawa dari salah satu adikku itu, maka berikanlah itu pada adikku Naakula….

Dewa Dharma : Bagus, Yudhistira. Aku merasa senang. Aku Dewa Dharma, Aku yang memberikan Kunti dan Pandhu doa untuk bisa memilikimu. Berdasarkan dari hal itu saja, Aku adalah ayah kandungmu dan aku merasa bangga pada putraku sendiri. Aku akan menghidupkan kembali semua adikmu sekarang …

Yudhistira : Aku berterima kasih, Dewa Dharma … .

Dewa Dharma : Aku merasa senang sekali, dan ingin sekali mendoakanmu dengan segala yang kau minta. Silahkan mintalah kesaktian, persenjataan, kemakmuran atau apa saja …

Yudhistira : Dengan menghidupkan kembali keempat saudaraku, Kau telah memberiku kesaktian, senjata dan juga kemakmuran, Dewa Dharma. Satu – satunya doa yang kami minta agar kami lima bersaudara dengan istri kami bisa menyelesaikan tahun terakhir kami selama masa pengasingan …

Dewa Dharma : Baiklah, Aku akan memberikan kalian semua dengan seni penyamaran, Yudhistira. Selama tahun terakhir pengasinganmu, seni menyembunyikan diri akan memberikanmu kekuatan untuk selalu bisa tersembunyi. Ini memang sudah saatnya untuk keempat adikmu pergi dan melakukan pertapaan buat mereka. Bahkan para Dewa pun ingin melihat kebenaran bisa muncul kembali di bumi…..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar