EMBUSAN KEMATIAN DAN
KOTAK KEHIDUPAN
Oleh Tubaba
Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis&sebuah kutipan atau petikan;___________________________
Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik...dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menemun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu.
Janganlah pernah mengatakan bahwa kita hanya akan bertobat dan menjadi orang baik ketika sudah tua. Ingatlah bahwa ada begitu banyak tubuh muda yang terbaring di dalam kuburan yang sunyi.
Kehidupan ini seperti embun pagi, dalam sekejap sudah entah ke mana pergi. Waktu demikian berharga, sehingga tidak boleh berlalu dengan sia-sia.
Hal yang terbaik untuk dijalani adalah saat ini. Tiada penyesalan bila tak ada kesempatan lagi. Menangis di alam kubur pun, hanya menambah kepedihan hati.
Hanya demi kesenangan, betapa ruginya hidup ini. Tidak mengerti hakekat sejati kehidupan. Menganggap perkara mudah kehidupan setelah mati.
Untuk mengerti, maka temukanlah jalan. Mengetuk pintu untuk membukakan nurani sebagai pusaka kehidupan. Pusat kesadaran menuju keabadian di antara kedua mata.
Bahwa kehidupan adalah kematian dan kematian pun menuju kepada kehidupan.
Tetapi hidup jangan hanya untuk mencari mati dan mati bukan untuk hidup lagi.
Pada hakekatnya manusia hidup harus ada artinya. Berarti bagi sesamanya. Ketika mati pun tidak sia-sia. Meninggalkan catatan sejarah yang berguna.
#tubaba@griyang bang#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar