MEDITASI YOGA MUDRA SIWA
Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd
I. PENDAHULUAN
Meditasi Yoga Mudra Siwa ini pada awalnya di kembangkan oleh Ida Maha Rsi Bali Nila Kantha Satya Natha Daksa Manuaba bersama Bhakta Siwa Sejati dengan nama Meditasi Yoga Siwa. Pada tanggal 23 Juni 2020, I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd (oka biologis Ida Sinuhun) melengkapi nama meditasi yoga siwa menjadi Meditasi Yoga Mudra Siwa dan bertepatan pada hari itu, Selasa/Anggara Pon, Keliwon, uku Dukut, sasih Kasa, Pangelong ping tiga (amerta dewa, dewa ngelayang, amerta gati, amerta masa, ayu badra, amerta dewa jaya, Ek. Suka Pinanggih, Per. Separsa). Pada hari itu Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba, Griya Agung Bangkasa, Banjar Pengembungan, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, memberikan anugrah supaya Meditasi Yoga Mudra Siwa tersebut disebarkan bagi umat Hindu dimana pun berada dan lebih-lebih bagi sulinggih kapurusan harus mampu mengkombinasikan dengan argha patra (mudra yang telah digunakan oleh sulinggih).
Mudrā [muːˈdrɑː] (Dewanagari: मुद्रा, dalam bahasa Sanskerta artinya: "lambang" atau "segel") adalah gestur atau sikap tubuh yang bersifat simbolis atau ritual dalam Hinduisme dan Buddhisme.
Ada beberapa mudrā yang melibatkan seluruh anggota tubuh, akan tetapi kebanyakan hanya dilakukan dengan tangan dan jari.
Mudrā adalah gestur spiritual dan penanda energi dan keaslian dalam ikonografi dan praktik spiritual dalam tradisi agama Dharma serta Taoisme.
Dalam meditasi yoga, mudrā siwa dilakukan bersamaan dengan pranayama (latihan pernapasan yoga), umumnya dilakukan sambil bersila dalam pose Wajrasana, dilakukan untuk merangsang berbagai bagian tubuh yang berkaitan dengan latihan pernapasan dan memengaruhi aliran prana dalam tubuh.
ARTI KATA DEWA SIWA.
Dewa siwa dari segi kata terdiri dari kata dewa dan kata siwa. Kata dewa berasal dari kata dev yang artinya sinar atau nur. Kata siwa atau siwam dapat diartikan kebajikan. Dari arti kata tersebut nama dewa siwa
berarti cahaya kebajikan
atau cahaya yang memancarkan
sifat-sifat baik.
Jadi dari arti nama dewa siwa tersebut, sosok dewa siwa yang berwujud manusia adalah pribadi anak manusia yang suka memancarkan cahaya kebajikan. Mereka tekun meditasi menjalani kerohanian tiada lain agar cahaya Kebajikan memancar.
Dewa Siwa merupakan salah satu
sosok dewa trimurti Hindu yang dilukiskan sebagai sosok dewa yang selalu asyik duduk bermeditasi.
Saat meditasi kedua mata dewa tampak seolah-olah terpejam. Orang mungkin tertipu bahwa beliau tak melihat disekelilingnya saat mata beliu terpejam. Tetapi tidak demikian sebab ada mata ketiga disela alis yang akan mengawasinya.
Saat malam hari cahaya bulan tidak begitu terlihat sepenuhnya oleh dewa siwa saat meditasi. Sebab matanya setengah terpejam sehingga cahaya bulan
nampak bersinar seperti bulan sabit.
Ditengah hutan belantara tentu banyak binatang berbisa yang menyengatnya.
Racun dari binatang berbisa seperti bisa kalajengking dan bisa ular kobra semuanya ditelan. Akibat menelan racun yang disebut hala-hala tubuhya keseluruhan menjadi biru.
Meditasi memang merupakan pekerjaan yang hanya duduk saja. Tetapi walau duduk juga bisa menyebabkan haus.
Karena itu dewa siwa selalu membawa kendi yang berisi air suci tirta sanjiwani. Air suci tirta sanjiwani selalu diteguknya tuk hilangkan rasa hausnya.
Tetapi ada hal yang perlu diketahui bersama dan perlu dipertanyakan bagaimakah aslinya ajaran meditasi yoga siwa tersebut? Hal inilah yang perlu diketahui agar bermanfaat bagi orang banyak; dan sudah pasti demi kebangkitan para pengikut siwa dimuka bumi.
II. AJARAN KEROHANIAN
Secara umum orang memandang gambar dewa siwa yang demikian tersebut mungkin beranggapan sekiranya begitulah asliya sosok pribadi dewa siwa yang sebenarnya. Karena menganggap rupa dewa siwa demikian maka ada kemungkinan dalam doa umat ada yang berhayal agar kehadiran
Dewa siwa dalam wujud seperti itu.
Kalaupun seandainya beliau datang
dalam doa gambarannya bisa muncul mungkin dalam sekejap saja.
Bisa juga hadir dalam bayangan saat pikiran lagi tak banyak pikir (bleng).
Selebihnya secara nyata mungkin hampir sebagian besar orang tidak pernah menemukan sosok dewa siwa
Tetapi dibalik wujud dewa siwa dengan berbagai astributnya tersebut setelah diamati semuanya itu merupakan gambaran, simbolisasi. Bukan lagi sekedar gambaran, sekiranya Setiap astribut gambar dewa siwa semuanya memiliki nilai filsafat.
Pada nilai filsafat dari astributnya tersebut terkandung ajaran meditasi yoga mudra siwa sebagai petunjuk ajaran kerohanian yang murni.
Ajaran kerohanian yang murni tersebut langsung mengarahkan pikiran manusia agar berpulang pada Roh yang ada dihatinya. Membawa pikiran menuju Roh dihati itu merupakan sebuah usaha untuk memurnikan pikiran dan akal budi. Pikiran yang tercemar oleh dorongan hawa nafsu akan murni kembali bila dibawa pada roh dihati semata.
Perkara membawa pikiran menuju Roh dihati itu bukan perkara enteng. Pikiran manusia yang bersekutu dengan panca Indranya membuat pikiran susah berpulang menuju Roh. Hawa nafsu cenderung mendorong pikiran mengikuti panca indra agar arahnya keduniawi melulu. Lewat ajaran kerohanian murni arah pikiran dibawa balik pulang menuju Roh dihatinya.
Begitulah sekilas ajaran meditasi yoga siwa sebagai ajaran kerohanian yang murni.
Delapan belas gerakan tarian/tangan siwa dalam meditasi yoga mudra siwa menunjukkan sebuah meditasi yoga sebagai jalan kerohanian yang murni. Ajaran siwa yang murni ini pula sebagai ajaran siwa yang ilmiah, modern dan bersifat universal.
III. MEDITASI YOGA MUDRA SIWA DENGAN SIKAP DUDUK BERSILA.
Dewa siwa selalu dilukiskan duduk bersila. Sikap duduk bersila dalam praktek kerohanian secara umum merupakan sikap utama dalam bermeditasi. Dalam hal ini sikap duduk bermeditasi merupakan cara utama menekuni ajaran kerohanian.
Sikap duduk yang tenang, tubuh tegak lurus setegak-tegaknya merupakan syarat utama dalam menekuni dan menemukan alam rohani. Setelah sikap duduk yang tegak tak bergoyang mata perlahan-lahan dipejamkan.
Setelah terpejam kemudian pikiran dikontrol dan ikut dibuat tenang setenang mungkin. Tubuh yang tenang dan tegak sangat menentukan tenangnya pikiran. Karena itu dalam meditasi posisi tubuh harus tegak dan tenang terlebih dahulu maka perlahan-lahan pikiran ikut tenang.
Bagaikan menenangkan air dalam sebuah wadah maka wadahnya perlu dibuat tenang maka air dalam wadah ikutan jadi tenang. Setelah tenang barulah cahaya kebajikan memancar.
Cahaya kebajikan itu datang dari Cahaya Roh atau Atma dihati. Cahaya Atma atau Roh memancar pada pikiran yang tenang. Pada pikiran yang penuh angin ambisi cahaya Roh tak memancar. Cahaya Roh bagaikan api lilin ketiup angin pada orang yang pikirannya goncang. Tidak ada cahaya kebajikan memancar pada pribadi yang pikirannya bergejolak. Melalui duduk meditasi menenangkan pikiran membuat cahaya kebajikan memancar perlahan-lahan.
IV. MESITASI YOGA MUDRA SIWA DENGAN BERKONSENTRASI DISELA ALIS.
Hakekat praktek kerohanian atau spiritual intinya membuat pikiran terpusat disela alis. Setelah terpusat disela alis pikiran lalu didiamkan atau diheningkan. Proses mendiamkan pikiran dan mengheningkan pikiran inilah ajaran meditasi.
Karena itu saat berjapa mantra, latihan meditasi harus diupayakan dengan sengaja memusatkan pikiran atau konsentrasinya di sela alis. Dipusatkan disela alis lalu dibuat hening, tidak mikir, tidak ngayal, pokoknya diam, diam, diam. Jika hanya melulu berjapa sebanyak mungkin dan pikiran sekali-kali tidak dipusatkan disela alis untuk hening maka cahaya Roh tentu agak lambat memancar.
Japa mantra merupakan alat bantu dalam meditasi dalam upaya untuk membuat pikiran hening atau diam. Karena itu disaat pikiran kocak penting kiranya japa mantra diperbanyak. Ucapkan mantra "OM NAMA SIWA YA" saat duduk bermeditasi akan membantu
pikiran mudah dipusatkan lalu sampai hening atau diam.
Meditasi Yoga Mudra Siwa, seperti yang saya mengerti dan praktikkan, telah menjadi bantuan yang sangat diperlukan dalam hidup saya. Saya menggunakannya kapan saja, dan di mana saja, untuk semuanya. Sebagai hasilnya, saya membawa kejelasan, cahaya, dan cahaya ke dalam hidup saya. Saya mengisi ulang baterai batin saya dan memecahkan masalah saya, membuat keputusan, mendapatkan saran dan kenyamanan, memperbaiki karakter saya, memobilisasi kekuatan kekebalan tubuh saya, mengembangkan visi untuk masa depan - dan mencari hubungan saya dengan Yang Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Siwa itu sendiri.
Kita dapat menggunakan meditasi yoga mudra siwa untuk segala sesuatu, termasuk melarutkan apa pun yang mengganggu, membebani, atau mengganggu kita, serta mencapai kekayaan dalam dan luar dan secara alami juga untuk mencapai tujuan spiritual kita. Mari manfaatkan sepenuhnya kemungkinan ini!
Praktisi-praktisi penyembuhan Hindu telah menemukan sejak lama bahwa terlalu banyak atau terlalu sedikit unsur (bumi, air, udara, api, dan eter) menyebabkan tubuh menjadi tidak seimbang atau bahkan sakit parah. Sama seperti setiap elemen dapat memiliki pengaruh positif pada kita, itu juga dapat menghancurkan kita.
Masing-masing elemen secara alami saling mempengaruhi. Setiap elemen memiliki kebutuhan khusus yang dapat dengan mudah dipenuhi dalam keadaan dinamis yang seimbang dan tenang. Tetapi seberapa sering kita stres, istirahat dan olahraga terlalu sedikit, makan terlalu banyak, atau membiarkan diri kita diganggu oleh kekhawatiran? Semua ini membuat kita kehilangan keseimbangan. Ketika tubuh tidak lagi mampu mencapai keselarasan, kita tidak seimbang dan kita menjadi rentan terhadap penyakit.
Meditasi Yoga Mudra Siwa ini dapat dilakukan selama jam tanpa tidur dari malam yang panjang atau penyakit. Hal ini menuntut tidak lebih dari tubuh daripada penuh kasih merangkul satu jari dengan jari dari tangan lain dengan sikap mudra.
#tubaba@griyang bang#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar