Selasa, 23 Juni 2020

MEDITASI YOGA MUDRA SIWA

MEDITASI YOGA MUDRA SIWA
Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd
I. PENDAHULUAN

Meditasi Yoga Mudra Siwa ini pada awalnya di kembangkan oleh Ida Maha Rsi Bali Nila Kantha Satya Natha Daksa Manuaba bersama Bhakta Siwa Sejati dengan nama Meditasi Yoga Siwa. Pada tanggal 23 Juni 2020, I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd (oka biologis Ida Sinuhun) melengkapi nama meditasi yoga siwa menjadi Meditasi Yoga Mudra Siwa dan bertepatan pada hari itu, Selasa/Anggara Pon, Keliwon, uku Dukut, sasih Kasa, Pangelong ping tiga (amerta dewa, dewa ngelayang, amerta gati, amerta masa, ayu badra, amerta dewa jaya, Ek. Suka Pinanggih, Per. Separsa). Pada hari itu Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba, Griya Agung Bangkasa, Banjar Pengembungan, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, memberikan anugrah supaya Meditasi Yoga Mudra Siwa tersebut disebarkan bagi umat Hindu dimana pun berada dan lebih-lebih bagi sulinggih kapurusan harus mampu mengkombinasikan dengan argha patra (mudra yang telah digunakan oleh sulinggih).

Mudrā [muːˈdrɑː] (Dewanagari: मुद्रा, dalam bahasa Sanskerta artinya: "lambang" atau "segel") adalah gestur atau sikap tubuh yang bersifat simbolis atau ritual dalam Hinduisme dan Buddhisme

Ada beberapa mudrā yang melibatkan seluruh anggota tubuh, akan tetapi kebanyakan hanya dilakukan dengan tangan dan jari. 

Mudrā adalah gestur spiritual dan penanda energi dan keaslian dalam ikonografi dan praktik spiritual dalam tradisi agama Dharma serta Taoisme.

Dalam meditasi yoga, mudrā siwa dilakukan bersamaan dengan pranayama (latihan pernapasan yoga), umumnya dilakukan sambil bersila dalam pose Wajrasana, dilakukan untuk merangsang berbagai bagian tubuh yang berkaitan dengan latihan pernapasan dan memengaruhi aliran prana dalam tubuh.


ARTI  KATA  DEWA SIWA.

Dewa siwa  dari segi kata terdiri dari kata  dewa  dan kata  siwa. Kata dewa  berasal dari kata  dev  yang artinya  sinar  atau nur. Kata  siwa   atau  siwam dapat diartikan kebajikan.  Dari arti kata   tersebut nama  dewa siwa
berarti  cahaya  kebajikan  
atau  cahaya  yang memancarkan  
sifat-sifat  baik.
Jadi  dari  arti nama  dewa  siwa  tersebut, sosok  dewa  siwa yang berwujud  manusia  adalah pribadi  anak manusia  yang suka memancarkan  cahaya  kebajikan. Mereka tekun meditasi menjalani  kerohanian tiada lain  agar  cahaya  Kebajikan memancar.

Dewa Siwa  merupakan    salah  satu  
sosok dewa trimurti Hindu yang dilukiskan   sebagai  sosok  dewa yang selalu asyik duduk bermeditasi. 
Saat   meditasi  kedua mata  dewa  tampak seolah-olah terpejam. Orang mungkin tertipu  bahwa beliau  tak  melihat  disekelilingnya  saat mata beliu terpejam.  Tetapi tidak  demikian  sebab  ada mata  ketiga  disela alis  yang akan mengawasinya.

Saat malam hari cahaya bulan  tidak begitu terlihat sepenuhnya oleh  dewa  siwa saat meditasi. Sebab matanya  setengah terpejam  sehingga  cahaya  bulan  
nampak  bersinar  seperti bulan sabit.
Ditengah hutan belantara  tentu banyak  binatang  berbisa  yang  menyengatnya.  

Racun dari  binatang  berbisa  seperti bisa  kalajengking  dan  bisa ular kobra  semuanya  ditelan. Akibat menelan racun  yang disebut  hala-hala  tubuhya keseluruhan menjadi biru.
Meditasi memang merupakan pekerjaan  yang hanya  duduk saja. Tetapi  walau duduk  juga  bisa menyebabkan  haus.  
Karena  itu   dewa  siwa  selalu membawa kendi yang berisi  air suci  tirta  sanjiwani. Air  suci  tirta sanjiwani  selalu diteguknya tuk hilangkan rasa hausnya.

Tetapi  ada hal  yang  perlu  diketahui bersama  dan perlu dipertanyakan bagaimakah  aslinya ajaran meditasi yoga  siwa tersebut?  Hal inilah yang perlu  diketahui  agar bermanfaat  bagi orang  banyak; dan sudah pasti  demi kebangkitan  para pengikut  siwa  dimuka bumi.
II. AJARAN KEROHANIAN

Secara umum orang memandang  gambar dewa siwa yang demikian tersebut mungkin beranggapan   sekiranya  begitulah asliya sosok pribadi  dewa siwa yang  sebenarnya. Karena  menganggap  rupa  dewa siwa  demikian  maka  ada kemungkinan  dalam  doa  umat ada  yang berhayal agar  kehadiran  
Dewa  siwa  dalam wujud  seperti itu. 

Kalaupun seandainya   beliau  datang  
dalam doa gambarannya  bisa muncul mungkin  dalam  sekejap saja.  
Bisa juga  hadir dalam bayangan saat pikiran  lagi tak banyak pikir (bleng).

Selebihnya  secara nyata mungkin  hampir sebagian besar orang  tidak pernah menemukan sosok  dewa  siwa 

Tetapi dibalik wujud  dewa siwa  dengan  berbagai astributnya tersebut  setelah diamati  semuanya itu merupakan gambaran, simbolisasi. Bukan lagi sekedar gambaran, sekiranya Setiap astribut gambar dewa siwa  semuanya memiliki  nilai filsafat.

Pada nilai  filsafat  dari astributnya  tersebut  terkandung ajaran meditasi  yoga  mudra siwa   sebagai petunjuk ajaran kerohanian yang murni.
Ajaran kerohanian  yang murni tersebut  langsung mengarahkan   pikiran manusia  agar berpulang  pada Roh yang ada dihatinya. Membawa pikiran menuju Roh dihati itu merupakan  sebuah usaha  untuk memurnikan  pikiran dan akal budi.  Pikiran yang tercemar oleh  dorongan hawa nafsu  akan murni kembali  bila dibawa pada roh dihati  semata.
Perkara  membawa pikiran  menuju Roh  dihati itu bukan perkara  enteng.  Pikiran manusia yang  bersekutu dengan panca Indranya membuat pikiran  susah  berpulang menuju  Roh.  Hawa nafsu cenderung mendorong pikiran  mengikuti panca indra agar arahnya  keduniawi melulu. Lewat  ajaran kerohanian murni arah pikiran  dibawa balik pulang menuju Roh  dihatinya.
Begitulah  sekilas  ajaran meditasi yoga siwa sebagai ajaran kerohanian yang murni. 

Delapan belas gerakan tarian/tangan siwa dalam meditasi yoga mudra siwa menunjukkan sebuah meditasi  yoga sebagai jalan kerohanian yang murni. Ajaran siwa  yang murni ini pula sebagai ajaran  siwa yang ilmiah, modern dan bersifat universal. 

III. MEDITASI YOGA MUDRA SIWA DENGAN SIKAP DUDUK BERSILA.

Dewa  siwa  selalu dilukiskan duduk bersila.  Sikap  duduk bersila   dalam praktek kerohanian  secara umum  merupakan sikap utama dalam  bermeditasi.  Dalam hal ini   sikap duduk  bermeditasi  merupakan  cara utama  menekuni ajaran kerohanian.

Sikap duduk yang tenang, tubuh tegak lurus  setegak-tegaknya  merupakan syarat  utama  dalam menekuni dan menemukan  alam rohani.  Setelah  sikap  duduk  yang tegak  tak bergoyang  mata  perlahan-lahan  dipejamkan.
Setelah terpejam  kemudian pikiran  dikontrol  dan  ikut dibuat tenang  setenang mungkin.  Tubuh yang tenang dan tegak sangat menentukan  tenangnya pikiran. Karena itu  dalam meditasi posisi  tubuh  harus  tegak dan tenang terlebih dahulu maka perlahan-lahan pikiran ikut tenang.
Bagaikan menenangkan  air  dalam sebuah  wadah maka   wadahnya perlu dibuat tenang maka air  dalam  wadah  ikutan jadi tenang.  Setelah tenang   barulah  cahaya kebajikan memancar.

Cahaya kebajikan itu  datang dari Cahaya Roh atau Atma dihati.  Cahaya Atma atau  Roh memancar  pada pikiran  yang tenang. Pada pikiran yang penuh angin  ambisi   cahaya Roh  tak memancar.  Cahaya  Roh  bagaikan api lilin  ketiup angin pada orang yang pikirannya  goncang.  Tidak ada  cahaya kebajikan memancar pada  pribadi yang pikirannya  bergejolak.  Melalui  duduk meditasi  menenangkan pikiran membuat cahaya kebajikan memancar perlahan-lahan.

IV. MESITASI YOGA MUDRA SIWA DENGAN BERKONSENTRASI DISELA ALIS.

Hakekat   praktek kerohanian atau spiritual  intinya membuat pikiran terpusat disela alis.  Setelah terpusat disela alis   pikiran lalu didiamkan atau diheningkan. Proses mendiamkan pikiran dan mengheningkan pikiran inilah  ajaran meditasi.
Karena  itu  saat  berjapa mantra, latihan meditasi harus diupayakan  dengan sengaja memusatkan pikiran atau konsentrasinya  di  sela alis.  Dipusatkan disela alis  lalu  dibuat hening,  tidak mikir, tidak ngayal,  pokoknya  diam, diam, diam.    Jika  hanya melulu berjapa sebanyak mungkin dan pikiran  sekali-kali  tidak  dipusatkan disela alis untuk hening maka   cahaya Roh  tentu agak lambat memancar.

Japa mantra merupakan  alat  bantu dalam meditasi  dalam upaya  untuk membuat pikiran hening atau diam. Karena itu disaat pikiran kocak penting kiranya   japa mantra diperbanyak. Ucapkan mantra  "OM NAMA SIWA YA" saat duduk bermeditasi  akan  membantu  
pikiran mudah dipusatkan lalu sampai  hening atau diam.

Meditasi Yoga Mudra Siwa, seperti yang saya mengerti dan praktikkan, telah menjadi bantuan yang sangat diperlukan dalam hidup saya. Saya menggunakannya kapan saja, dan di mana saja, untuk semuanya. Sebagai hasilnya, saya membawa kejelasan, cahaya, dan cahaya ke dalam hidup saya. Saya mengisi ulang baterai batin saya dan memecahkan masalah saya, membuat keputusan, mendapatkan saran dan kenyamanan, memperbaiki karakter saya, memobilisasi kekuatan kekebalan tubuh saya, mengembangkan visi untuk masa depan - dan mencari hubungan saya dengan Yang Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Siwa itu sendiri.

Kita dapat menggunakan meditasi yoga mudra siwa untuk segala sesuatu, termasuk melarutkan apa pun yang mengganggu, membebani, atau mengganggu kita, serta mencapai kekayaan dalam dan luar dan secara alami juga untuk mencapai tujuan spiritual kita. Mari manfaatkan sepenuhnya kemungkinan ini!

Praktisi-praktisi penyembuhan Hindu telah menemukan sejak lama bahwa terlalu banyak atau terlalu sedikit unsur (bumi, air, udara, api, dan eter) menyebabkan tubuh menjadi tidak seimbang atau bahkan sakit parah. Sama seperti setiap elemen dapat memiliki pengaruh positif pada kita, itu juga dapat menghancurkan kita.

Masing-masing elemen secara alami saling mempengaruhi. Setiap elemen memiliki kebutuhan khusus yang dapat dengan mudah dipenuhi dalam keadaan dinamis yang seimbang dan tenang. Tetapi seberapa sering kita stres, istirahat dan olahraga terlalu sedikit, makan terlalu banyak, atau membiarkan diri kita diganggu oleh kekhawatiran? Semua ini membuat kita kehilangan keseimbangan. Ketika tubuh tidak lagi mampu mencapai keselarasan, kita tidak seimbang dan kita menjadi rentan terhadap penyakit.


Meditasi Yoga Mudra Siwa ini dapat dilakukan selama jam tanpa tidur dari malam yang panjang atau penyakit. Hal ini menuntut tidak lebih dari tubuh daripada penuh kasih merangkul satu jari dengan jari dari tangan lain dengan sikap mudra.

#tubaba@griyang bang#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar