BHASMA TIGA PUJA HITANING RAT DI PURA KAHYANGAN DHARMA SMRTI
Bhasma terbuat dari serbuk cendana yang sangat halus. Serbuk ini diperoleh dengan menggosok-gosokkan kayu cendana yang dibubuhi air di permukaan sebuah periuk atau dulang dari tanah liat. Hasil gosokan (asaban) itu kemudian diendapkan. Inilah bahan bhasma.
Kata bhasma sendiri secara harfiah berarti abu atau serbuk. Kata "bhas" dalam kata bhasma tidak sama dengan kata baas dalam bahasa Bali yang berarti beras. Karena kata Bhasma adalah kata dalam bahasa Sansekerta. Pemakaiannyapun berbeda. Kalau wija umumnya dipakai oleh orang yang masih berstatus walaka, sedangkan bhasma hanya dipakai oleh Sulinggih yang berstatus sebagai anak lingsir. Kata wija berdekatan artinya dengan kata Walaka dan Kumara yang berarti biji benih atau putera.
Bhasma dalam hal ini adalah lambang Sunya atau Siwa. Dengan pemakaian bhasma itu Sulinggih bersangkutan menjadikan dirinya Siwa (Siwa Bhasma), disamping sebagai sarana untuk menyucikan dirinya (Bhasma sesa)/pembersihan diri.
Dengan tangan beranjali beranjali mengelilingi objek pemujaan dengan searah jarum jam (dari kiri ke kanan) sebanyak tiga kali. dan pikiran terpusat pada Ida Bhatara Hyang Sinuhun. TEMPAT MELAKSANAKAN PUJA Di Pura Kahyangan Dharma Smrti
Padmasana Lingga/Padmasana Stupa Bentuk stupa melambangkan pemikiran terpusat. Merupakan tempat pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pelinggih Gedong Dalem Kawitan Memliki fungsi untuk menyimpan relik orang suci, dan merupakan budaya dari leluhut, bangunannya selalu ganjil dan ujungnya runcing. Pelaksanaan puja dilakukan jauh sebelum berdirinya Pura Kahyangan Dharma Smrti. Para umat Hindu biasanya juga melakukan penghormatan (puja) kepada Tuhan dengan mempersembahkan bunga, lilin, dupa, dan lain-lain. Namun, Tuhan sendiri berkata bahwa bentuk penghormatan yang paling tinggi adalah dengan cara bhakti. Salah satu bentuk pengamalan beragama Hindu adalah berbhakti kepada Sang Hyang Widhi. Di samping itu pelaksanaan agama juga di laksanakan dengan Karma dan Jnana. Bhakti, Karma dan Jnana Marga dapat dibedakan dalam pengertian saja, namun dalam pengamalannya ketiga hal itu luluh menjadi satu. Upacara dilangsungkan dengan penuh rasa bhakti, tulus dan ikhlas. Untuk itu umat bekerja mengorbankan tenaga, biaya, waktu dan itupun dilakukan dengan penuh keikhlasan. Kegiatan upacara ini banyak menggunakan simbol-simbol atau sarana. Simbol-simbol itu semuanya penuh arti sesuai dengan fungsinya masing-masing. Berbhakti pada Tuhan dalam ajaran Hindu ada dua tahapan, yaitu pemahaman agama dan pertumbuhan rohaninya belum begitu maju, dapat menggunakan cara Bhakti yang disebut ”Apara Bhakti”. Sedangkan bagi mereka yang telah maju dapat menempuh cara bhakti yang lebih tinggi yang disebut ”Para Bhakti”. Apara Bhakti adalah bhakti yang masih banyak membutuhkan simbul-simbul dari benda-benda tertentu. Nah sarana-sarana itulah merupakan visualisasi dari ajaran-ajaran agama yang tercantum dalam kitab suci. Upakara atau banten tersebut dibuat dari berbagai jenis materi atau bahan-bahan yang ada, kemudian ditata dan diatur sedemikian rupa sehingga berwujud aturan atau persembahan yang indah dilihat, mempunyai fungsi simbolis dan makna filosofis keagamaan yang mendalam. Dalam pustaka Bhagawadgita Bab IX sloka 26 menyebutkan tentang unsur-unsur pokok persemambahan itu adalah : Patram Puspam phalam to yam yo me bhaktya prayacchati tad aham bhaktyupahrtam asnami prayatatmanah Artinya : Siapapun yang dengan kesujudan mempersembahkan padaKu daun, bunga, buah-buahan atau air, persembahan yang didasari oleh cinta dan keluar dari hati suci, Aku terima sebagai bhakti persembahan dari orang yang berhati suci. Dalam kitab-kitab yang lainnya disebutkan pula Api yang berwujud “dipa dan dhŭpa” merupakan sarana pokok juga dalam setiap upacara Agama Hindu. Dari unsur-unsur tersebut dibentuklah upakara atau sarana upacara yang telah berwujud tertentu dengan fungsi tertentu pula. Meskipun unsur sarana yang dipergunakan dalam membuat upakara adalah sama, namun bentuk-bentuk upakaranya adalah berbeda-beda dalam fungsi yang berbeda-beda pula namun mempunyai satu tujuan sebagai sarana untuk memuja Sang Hyang Widhi. Dari sloka diatas dapat dilihat hal-hal sebagai berikut : Daun; dapat berupa janur, ron, tlujungan/daun pisang dan daun yang lainnya yang disebut dengan plawa, sirih, daun pilasa dan sebagainya. Buah; dapat berupa buah-buahan seperti : kelapa, padi,tingkih,pangi,pinang,pisang, jenis kacang-kacangan serta semua jenis buah-buahan yang dapat dimakan. Bunga; dapat berupa segala bentuk dan jenis bunga-bungaan yang harum, segar dan yang ditetapkan dan diperkenankan untuk banten. Air; berupa zat cair seperti : air untuk pembersihan segala sarana banten, air kelapa, arak-berem-tuak, madu, empehan/susu, air kumkuman dan lainnya. Api/Gni; yang berfungsi sebagai pembakar sarana upakara berupa kemenyan, majagau,serbuk kayu-kayuan seperti cendana,dupa,lilin, dan lainnya. Mantra : Om Aghorebhyo Ath Ghorebhyo Ghor Ghoratrebhya Sarve Sarvebhyo Namaste Astu Rudruperbhyah. 1- Jika Abu Sudah Siap, Kemudian Keluarkan Bagian Putih Dari Abu Itu Dan Sisihkan, Bagian Putih Ini (Bhasma) Digunakan Untuk Beribadah. 2- Gambarkan Tiga Garis Horizontal Pada Lingga Dewa Siwa Dengan Abu Ini, Yang Disebut Tripundra. 3- Tengah Dan Anamika Menggambar Dua Garis Dengan Dua Jari Dan Menggambar Garis Tengah Berlawanan Arah Dengan Ibu Jari. 4- Setelah Menerapkan Siwa, Saat Mengucapkan Mantra Dewa Siwa Panchakra "Namah Shivaya" 3 Kali, Anda Harus Meletakkan Tripundra Di Kepala Pertama, Kedua Lengan, Di Jantung Dan Pusar, Dll. 5- Sekarang Duduklah Di Depan Siwa Dan Ucapkan Mantra Ini Sebelas Kali. Dikatakan Bahwa Dengan Melakukan Ini, Sri Mahakal Memberikan Dirinya Darshan Dan Memenuhi Semua Keinginan. 1. OM ISTHRAYA NAMAHA Yang permanent / kekal. Ruang Arca Dewa Shiwa dalam kuil seslalu dalam satu posisi. 2. OM PRABHVE NAMAHA Shiwa sebagai pemilik / penguasa alam sesta. 3. OM I ISTHRANAVE NAMAHA Dengan melantunkan nama nama suci ini, kita memanggil sang Ilahi untuk hadir dan mendirikan kediamannya secara pweemanent dlm diri kita. 4. OM BIMAYA NAMAHA Shiwa adalah yang paling berkuasa. 5. OM PRAVIRA YA NAMAHA. Shiwa sebagai penyelamat dan pelindung kita. 6. OM VARAYA NAMAHA Karena Shiwa akan mengabulkan permohonan para bhakta Beliau, juga dipanjatkan dengan hati yang murni 8. OM SARVA ATHANE NAMAHA Kuil Dewa Shiwa tak terhitung jumlahnya dimana mana. 9. OM SARVAKIYATAYA NAMAHA Shiwa akan melindungi para bhaktanya 10, OM SARVASHRI NAMAHA Shiwa adalah ilahi agung yang meliputi segalanya. 11. OM SARVA KARAYA NAMAHA Shiwa adalah pelaksana pelaku dan dari karya karya besar. 12. OM BHAVAYA NAMAHA Shiwa mendengarkan keinginan keinginan batin, yang palin dalam dalam pribadi kita 13. OM JATINE NAMAHA. Shiwa yang memiliki jalinan rambut besar. 14. OM CHARMANE NAMAHA Shiwa memakai sandang dari kulit harimau. 15. OM SHIKHANDANE NAMAHA Shiwa mengikat rambut / konde untuk mengendalikan gangga 16. OM SARVAGAYA NAMAHA Shiwa adalah pengedalai dari segala gerakan objeck/benda dalam alam raya. 17. OM SARVABHAVNAYA NAMAHA. Shiwa adalah ayah, ibu, saudara dan teman teman kita. 18. OM HARAYA NAMAHA. Shiwa menghancurkan sifat sifat buruk kita 19. OM HARNA KIYAYA NAMAHA Shiwa menghancurkan mereka yang jahat. 20. OM SARVABHUTAHAYARA NAMAHA. Shiwa menghancurkan mereka yang jahat. 21. OM VIRTAYE NAMAHA Shiwa melakukan semua pekerjaan demi kebaikan para bhakta beliau. 22. OM PRIBAVE NAMAHA. Shiwa adalah pelayan dari para bhakta beliau, akan tetapi beliau adalah penguasa dari segalanya. 23. OM NIVARTAYE NAMAHA Shiwa tidak mengambil apapun dari pihak bhakta beliau, apapun yg kita persembahkan kepada Shiwa, beliau mengembalikan kepada kita berlipat. 24. OM NIYATAYA NAMAHA. Kemurahaan hati shiwa adalah mulia dan sejati 25. OM SHASTAVTAYA YAMAHA Shiwa adalah yg slalu kekal dan stabil 26. OM DHURVAYA NAMAHA Shiwa adalah dhurwa atau kutub utara dan selatan yang memberikan ke stabilan pada bumi 27. OM SHAN SHAN VASNE NAMAHA Shiwa diumpamakan sebagai seekor sapi jantan lambat dan mantap tetapi stabil 28. OM BAG VATE NAMAHA Shiwa adalah penyelamat umat manusia pada waktu banjir bah atau pralaya 29. OM KHECHARAYA NAMAHA Tunggangan Shiwa nandi juga, melangkah dengan mantap dan perlahan seperti tuannya. 30. OM GO-CHARAYA NAMAHA Hormat kami kepada nandi dan semua sapi 31. OM ARADNAYA NAMAHA Hormat kami pada pose meditasi dewa Shiwa. 32. OM ABHIVADIYAYA NAMAHA Sembah hormat kami kepada suara agung / megah dari damaru beliau. 33. OM MAHKARMANE NAMAHA Sembah dan hormat kami atas karya megah dewa Shiwa. 34. OM TADASWANE NAMAHA Sembah hormat sujud kami kepada posisi duduk dewa Shiwa. 35. OM BHUTA BHAVANAYA NAMAHA Bukan hanya para dewa tetapi para siluman juga memberi hormat kpd dewa Shiwa. 36. OM UNMATVESH PRACHANAYA NAMAHA Shiwa yg berpakaian sederhana, tetapi memiliki sifat Ilahi 37. OM SARVALOKA PRAJAPATYE NAMAHA. Shiwa, Dewa semua mahkluk di tiga alam 38. OM MAHARUPAYA NAMAHA Shiwa pemilik banyak rupa/wujud 39. OM MAHAKARYAYA NAMAHA Shiwa pelaku banyak mahakarya. 40. OM VIRKHARUPAYA NAMAHA Shiwa sebagai pemilik nandi tunggangan kendaraan beliau 41. OM MAHAYASHSE NAMAHA Shiwa pemilik sifat Ilahi yang agung 42. OM OM MAHAT MANE NAMAHA Semua asura memuliakan Shiwa 43. OM SARVA BHUTATMANE NAMAHA Shiwa sebagai wujud rupa/universal 44. OM VISVA RUPAYA NAMAHA Shiwa sebagai wujud rupa universal. 45. OM MAHA HANVE NAMAHA Shiwa adalah penghacur utama /agung 46. OM LOKAPALAYA NAMAHA shiwa menjaga semua orang ditiga alam 47. OM ANTER HITATMANE NAMAHA Kita harus memahami dan bermeditasi kepada keindahan hati/bathin beliau. 48. OM PRASADAYA NAMAHA Shiwa adalah pemberi prasad atau mengabulkan permohonan kepada para bhakta. 49. OM HYAGAROBHAYE NAMAHA Shiwa sebagai pelindung Ibu pertiwi 50. OM PAVITARAYA NAMAHA Shiwa adalah yang Murni 51. OM MAHTE NAMAHA Shiwa membantu para bhakta, meningkat kewujud hidup yg lebih tinggi / mulia 52. OM NIYAMAYA NAMAHA Shiwa membatu para bhakta yg memuja beliau dgn penuh disiplin 53. OM NIYAMAYA SHRITARA NAMAHA Karenas Shiwa sendiri adalah kedisiplinan 54. OM SARVA KARMANA NAMAHA Shiwa yang merancang semua pekerjaan yang dilakukan oleh 4 warna shg semua pekerjaan sama mulianya dimata Tuhan 55. OM SWIWAM BHUTAYA NAMAHA Shiwalah yang mengendalikan masa lampau kita. 56. OM AEDYE NAMAHA Shiwa hadir dimasa awal sebelum penciptaan 57. OM ANDI KARAYA NAMAHA Shiwa adalah pencipta seluruh alam raya. 58. OM HIDAYE NAMAHA Shiwa adalah sumber dari segala peraturan, dan aturan dlm kosmos/alam semesta ini 59. OM SHAHASRA KHIYAYA NAMAHA. Segala hal yang akan tercipta akan berjumpa/ bertemu, berakhir dan akhirnya menyatu melebur bersama Shiwa, ini dilembangkan dengan linggam. 60. OM VISHALA KHIYAYA NAMAHA Shiwa penghacur agung dlm Trimurti 61. OM SOHAYA NAMAHA Shiwa bahkan hadir dalam nafas kita. 62 OM NAXTRA SADIKAYA NAMAHA Shiwa adalah pengendali semua bintang di alam raya ini. 63. OM CHANDIRYA NAMAHA Shiwa adalah pengendali bulan 64. OM SURYAYA NAMAHA . Shiwa adalah pengendali matahari, karena matahari ada dalam tubuh kita 65. OMSHANYE NAMAHA Shiwa adalah pengendali shania atau saturnus. 66. OM KETWE NAMAHA Shiwa adalah pengendali Ketu. 67. OM GRHAYA NAMAHA Shiwa adalah pengendali semua planet 68. OM GRHAPATAYE NAMAHA Shiwa adalah penguasa semua planet-planet ini atas organ organ dan emosi manusia Yaitu matahari. mengendali mata kanan, bulan matakiri, dan jantung kita, darah adalah Mars. lidah adalah mercurius. kepala dan otak oleh yupiter. organ organ produksi dan kekayaan oleh venus. kekuasaan dan kemuliaan oleh Saturnus dan penyeakitpenyakit oleh Rahu dan Ketu. 69. OM WARAYA NAMAHA Shiwa yg berkuasa dan mruah hati / penuh olas asih. 70. OM AATRAYE NAMAHA Shiwa hadir disini bersama kita nkarena beliau ada dimana mana. 71. OM AATRAYA NAMASKARTRE NAMAHA Sembah sujud kepada shiwa yg kekal dan abadi. 72. OM HIGRA BAN PARINAYA NAMAHA Shiwa hadir disudut kecil sekalipun, dalam hutan hutan yg terlebat. 73. OM AANDHAYA NAMAHA Shiwa hadir diawal penciptaan 74. OM DHINA SANDHIKAYA NAMAHA. Shiwa memberikan pengetahuan kpd manusia pertama yg terlahir / dilahirkan 75. OM SAMVATSRAYA NAMAHA Shiwa pengendali empat yuga yaitu, satya yuga, treta yuga, dwapara yuga, dan kali yuga yg sekarang ini. 76. OM MANTRAYA NAMAHA Shiwa adalah penerima semua mantra yg dilantunkian / diucapkan. 77. OM PRAMANAYA NAMAHA Shiwa adalah penguasa agung. 78. OM PARAMA TAPES NAMAHA Shiwa adalah penguasa agung meditasi. 79. OM YOGINE NAMAHA. Shiwa adalah yogi Ilahi. 80. OM YOJYAYA NAMAHA Kita berdoa kpd dewa Shiwa, untuk menanamkan energy dlm diri kita agar menjadi yogi sejati seperti beliau. 81. OM MAHA BIJAYA NAMAHA Shiwa adalah benih ilahi, pelindung alam semesta, bagaikan kulit sekam yang melindungi bagian dalam sebuah biji / benih 82. OM MAHA RETSE NAMAHA Memuja Shiwa adalah memuja tuhan menuju Moksha 83. OM MAHA BALAYA NAMAHA Shiwa adalah yang paling berkuasa, yg dapat membebaskan kita dari cengkraman kematian untuk mencapai memperoleh moksa. 84. OM SUARNA RETSE NAMAHA. Shiwa membimbing para bhakta beliau melalui jalan emas menuju moksa. 85. OM SARVA GYAYA NAMAHA Shiwa memiliki ilmu pengetahuan yg tak terukur / tak terkira 86. OM SUBIJAYA NAMAHA Shiwa adalah biji benih murni, yang pemujanya dapat membuat kita menjadi murni. 87. OM BIJA VAHNAYA NAMAHA Shiwa menanamkan benih ketekunan dlm bhakti dihati para bhakta beliau 88. OM MAHA TAPSE NAMAHA Shiwa adalah mediator agung / ilahi 89. OM GHOR TAPSE NAMAHA. Shiwa melakukan meditasi besar. 90. OM AADINAYA NAMAHA. Shiwa penguasa yg ada, bahkan sebelum penciptaan. 91. OM DASHA BAHVE NAMAHA Shiwa ádalah dewa bertangan sepuluh 92. OM ANIMI SHAYA NAMAHA Shiwa hádala yang luhur/suci, Shiwa tidak memiliki nama, krna tidak ada nama yg sungguh dapat melukiskan shiwa. 93. OM NILA KHATAYA NAMAHA Shiwa yang berleher biru. 94. OM UMAPHATAYE NAMAHA Shiwa pendamping Uma / Parwati 95. OM VISVA RUPAYA NAMAHA Shiwa wujud yang universal 96. OM SUVAYAM SHERSHTHAYA NAMAHA Estela memuja Shiwa seseorang tidak perlu memuja dewa lain. 97. OM BALA VIRAYA NAMAHA Shiwa memegang senjata-senjata ampuh 98. OM ABALAYA NAMAHA Shiwa melindungi yg tak berdaya. 99. OM GANAYA NAMAHA Shiwa melimpahkan rahmat besar kepada parabhakta beliau. 100. OM GANA KARITRE NAMAHA Shiwa melakukan karya besar bagi umat manusia. 101. OM GANAPATHAYE NAMAHA Shiwa adalah dewa para gana dan para guna. 102. OM DIGYASASE NAMAHA. Shiwa adalah dewa dari empat penjuru. 103. OM KAMAYA NAMAHA Shiwa yang suci, luhur, mulia, harus dipuja sebelum melaksanakan pekerjaan apapun. 104. OM MANTRE VIDE NAMAHA Shiwa adalah sumber dari semua mantram 105. OM PARAMAYA NAMAHA Shiwa yang berkelimpahan dalam segala hal. 106. OM MANTRAYA NAMAHA Shiwa adalah penerima semua mantram yang kita ucapkan 107. OM SHARVARHAWAKARYA NAMAHA Shiwa adalah pelaku semua pekerjaan dialam semesta. 108. OM HARAYA NAMAHA. Shiwa adalah penghapus semua dosa dosa kita. Agaknya perlu juga dikemukakan di sini bahwa wija/bija tidak sama dengan bhasma. Kadangkala antara wija/bija dan bhasma itu pengertiannya rancu. Wija tersebut dari beras sedangkan bhasma terbuat dari serbuk cendana yang sangat halus. Serbuk ini diperoleh dengan menggosok-gosokkan kayu cendana yang dibubuhi air di atas sebuah periuk atau dulang dari tanah liat. Kemudian hasil gosokan (asaban) itu diendapkan. Inilah bahan bhasma. Kata bhasma sendiri secara harfiah berarti abu atau serbuk. Kata “bhas” dalam kata bhasma tidak sama dengan kata baas dalam bahasa Bali yang berarti beras. Karena kata Bhasma adalah kata dalam bahasa Sansekerta. Pemakaiannyapun berbeda. Kalau wija umumnya dipakai oleh orang yang masih berstatus walaka, sedangkan bhasma hanya dipakai oleh Sulinggih yang berstatus sebagai anak lingsir. Kata wija berdekatan artinya dengan kata Walaka dan Kumara yang berarti biji benih atau putera. Bhasma dalam hal ini adalah lambang Sunya atau Siwa. Dengan pemakaian bhasma itu Sulinggih bersangkutan menjadikan dirinya Siwa (Siwa Bhasma), disamping sebagai sarana untuk menyucikan dirinya (Bhasma sesa). "Om Idham bhasma param guhyam Pavitram papa nasanam Sarva klesa vinasaya Sarva rogha vinasanam”. Om-Hyang Widhi Artinya: Abu suci ini adalah rahasia yang paling utama. Yang memberikan kesucian dan menghapuskan segala dosa. Yang menghancurkan segala penderitaan. Serta menghancurkan segala penyakit. Abu sisa dari sebuah ritual upacara Agni Hotra atau Homa disebut dengan Bhasma. Bhasma artinya abu, dan para pengikut Siwa atau penganut Siwaisme akan memakai abu suci tersebut di kening atau diantara kedua alis mata atau melumuri seluruh tubuhnya dengan abu sisa dari upacara Homa ini. Abu sisa dari sebuah ritual Agni Hotra atau Homa diyakini sangat suci dan memiliki berbagai khasiat positif. Bhasma ini diyakini memberikan penyucian diri, perlindungan serta penghancuran segala dosa dan penyakit. Bagi mereka yang sudah terbiasa dan meyakini ritual tradisi dari Weda ini biasanya juga menggunakan abu Homa ini sebagai penyucian dan perlindungan pekarangan rumah. #Narayana Puja
terjemahan bebas dari Narayana PujaNarayana adalah yang abadi Brahma, Siwa, Indra, waktu, arah, tujuan, atas dan bawah, dalam dan luar semua berawal dan bermuara pada Nya (Narayana). Narayana adalah segalanya, masa lalu, kini dan masa yang akan datang. suci dan bersih dari segala dosa Narayana adalah Tuhan yang sejati, tanpa pembanding. Dia adalah Wisnu, sebagaimana tersirat dalam weda. #Puja Wisnu Mantra : Mantra : Om ung Wisnu rahada Triada Sri Wisnu perajapati kesetra Wiraha kalpa pertama kertayuga Kalama sekala titha Yuga natastra nitaya Wedakti palem kamayuga Sarwa dewa prayascitam kirisiyami sobagian astu ya namah swaha |
Tityang mtr suksma Jero Mangku Gede Atu Baba, izin salin
BalasHapusSampunapi carane tiyang bisa mengikuti terus nggih..?
Salam rahayu Jero Mangku Gese Atu Baba, tiyang selalu memgikuti unggahanny. Mtr suksma
BalasHapus