SEKAPUR SIRIH
PURAANA KAHYANGAN DHARMA SMRTI
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd
Puraana secara umum bertujuan untuk mempopulerkan agama dari Weda, yang mengandung intisari ajaran Weda. Tujuannya adalah untuk memberikan inspirasi pikiran-pikiran orang awam tentang ajaran Weda dan untuk membangkitkan rasa bhakti mereka kepada Tuhan melalui contoh-contoh konkrit, simbol patung, mitos, cerita-cerita, legenda, kehidupan orang-orang suci, para raja dan orang-orang besar, cerita kias dan rentetan sejarah dari kejadian-kejadian besar. Para bijaksana mempergunakan hal ini untuk melukiskan prinsip-prinsip agama yang abadi.
Senada dengan Sivananda, Saraswati (2009: 251) menggambarkan Puraana sebagai “Kaca Pembesar” dari Weda karena kitab-kitab tersebut memperbesar citra-citra kecil menjadi gambar-gambar besar. Ajaran Weda yang tercantum dalam pernyataan-pernyataan kecil diperbesar dan dielaborasi dalam bentuk cerita atau anekdot di dalam Puraana. Lebih lanjut menurut Saraswati, Weda menyatakan “Satyam Vada” Katakan kebenaran. “Dharmam Chara”. Ikutilah jalan Dharma atau kebenaran. “Matru Devo Bhava”, “Pitra Devo Bhava”. Hormati ibu sebagai dewi agung, dan hormati ayah sebagai dewa agung. Serta hormatilah guru nabe yang agung, demikian kata Weda, dan perintah tersebut diuraikan secara panjang lebar dalam kisah Ramayana, Mahabharata maupun kisah-kisah dalam Puraana.
Demikian pula halnya dalam Pustaka Kahyangan Dharma Smrti Puraana yang agung, ajaran suci termasuk ritual terkait Dewa-Dewi, pahala pemujaan terhadap archa lingga sebagai simbol beliau, pahala mendengarkan dan membaca Kahyangan Dharma Smrti Puraana, Puja Bhasmatiga yang mampu menghancurkan dosa berat sekalipun dikemas dalam balutan kisah dan dialog yang sangat menarik. Berbhakti kepada orangtua dengan jalan yang sangat sederhana juga disampaikan melalui cerita butir-butir pembangunan Pura Panataran Agung Catur Parhyangan, Linggih Ida Bhatara Mpu Gana dan Geguritan Pundukdawa. Namun demikian, Kahyangan Dharma Smrti Puraana dan Puraana lainnya belum begitu akrab di lingkungan masyarakat awam meskipun kitab tersebut dikatakan sebagai sarana untuk mengarungi kehidupan di jaman Kali ini. Dengan membaca beberapa baris sloka dalam Kahyangan Dharma Smrti Puraana saja, maka orang tersebut akan terbebaskan dari segala macam dosa, dan orang baik akan semakin mulia hanya dengan membaca dan mendengarkan isi dari pustaka Kahyangan Dharma Smrti Puraana yang agung ini.
#tubaba@griyang bang//sekapur sirih//wujud bhakti#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar