Analisa Spiritual MATI RAGA
Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S., M.Pd
Dalam agama Hindu, fenomena mati raga dapat dijelaskan secara rasional. Untuk memahami makna mati raga, terlebih dahulu perlu dipahami makna kematian dan kehidupan dalam konsep Hindu.
Dalam pustaka lawar bun Ida Sinuhun, kematian didefinisikan sebagai pintu yang menghubungkan antara dunia dan akhirat. Setiap orang pasti mati dan setiap orang pasti melewati pintu kematian tersebut. Sedangkan kehidupan adalah bergabungnya antara atma dan tubuh atau jasad.
Ketika ada orang yang mendekati pintu kematian, maka pintu akan terbuka sehingga bisa kelihatan alam transisi, yang disebut alam alam kematian.
Menurut Ida Sinuhun, orang yang mengalami mati raga tidaklah mati karena ia tidak melewati pintu tersebut, melainkan hanya mendekati pintu kematian yang terbuka sehingga bisa melihat aura dari alam kematian itu.
Prinsipnya, mati raga hampir sama dengan tidur, yaitu ketika satu ujung tali atma masih terikat di tubuh atau jasad.
Beliau (Ida Sinuhun) menjelaskan, dalam konsep Hindu atma diibaratkan seperti tali yang memiliki dua ujung dan terikat pada tubuh. Dalam kondisi sadar, berarti kedua ujung tali atma sedang terikat pada tubuh.
Namun pada saat tidur, salah satu ujung tali atma terlepas dari tubuh sehingga memungkinkannya melayang-layang atau sering disebut dengan mimpi.
Pada saat mati raga, di dalam pustaka lawar bun dijelaskan bahwa salah satu ujung tali atma terlepas tapi dia masih hidup karena ujung yang lain masih terikat dan itu yang membuatnya bisa kembali hidup lagi. Hampir sama dengan orang tidur.
Karena ikatan atma dan tubuh terlepas sebagian, maka orang yang mati raga bisa merasakan pengalaman seperti berada di dunia lain, terbang bebas, melihat terowongan, yang tidak lain adalah mendekati pintu kematian.
Atma tidak terikat materi jadi bisa berpindah kemana saja. Atma bersifat fleksibel, metafisik. Kalau kedua ikatan atma terlepas dari tubuh, maka orang tersebut baru dinyatakan meninggal.
#tubaba@griyangbang//mati raga ini semua bisa dijelaskan secara rasional#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar