Sesayut Pamiyak Kala Laramalaradan Ring Penampan Galungan
Oleh: I GEDE SUGATA YADNYA MANUABA, S.S, M.PD
Sehari sebelum hari raya Galungan umat Hindu di Bali umumnya menyiapkan perayaan Galungan dengan memotong hewan seperti ayam dan babi untuk pesta perayaan Galungan. Pengertian itu sesungguhnya suatu pemahaman yang sangat awam, namun hal itulah yang jauh lebih mentradisi daripada arti sesungguhnya Penampahan Galungan itu.
Penampahan Galungan dalam wujud ritual dirayakan dengan upacara Natab Sesayut Penampahan atau disebut dengan Sesayut Pamyak Kala Laramelaradan. Makna dari prosesi ritual ini adalah untuk mengingatkan umat agar membangun kekuatan Wiweka Jnyana atau membangun kekuatan diri untuk mampu membeda-bedakan mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang baik dan mana yang buru. Mana yang patut dan mana yang tidak patut.
Dengan demikian secara tegas dapat kita menghindar dari
kesalahan-kesalahan yang dapat membawa kita pada kehidupan yang adharma. Jadi penyembelihan ayam dan babi itu sesungguhnya sebagai simbol untuk menyembelih sifat-sifat serakah suka bertengkar seperti sifat buruk dari ayam dan sifat-sifat malas pengotor seperti babi. Karena binatang itu juga memiliki sifat-sifat baik secara instingtif. Tentunya akan menjadi mubazir kalau perayaan hari Penampahan ini kita rayakan hanya dengan pesta-pesta. Hendaknyalah disertai renungan untuk dengan sungguh-sungguh kita berusaha untuk menyembelih sifat-sifat malas dan serakah yang mungkin masih melekat dalam diri kita. Dengan demikian saat Galungan berikutnya kita sudah menjadi lebih baik dari Galungan sebelumnya.
Pamiak Kala adalah lambang penyucian yang bersifat lahiriah dan merupakan kebalikan dari prascita sebagai lambang penyucian rohaniah yang biasanya digunakan sebagai persembahan kepada Sang Bhuta Pemali sebagai penguasa tata ruang atau tempat yang bertujuan untuk dapat menghindari keadaan yang tidak wajar, alamat buruk atau sebuah kemalangan.
Tetandingan Banten Sesayut Pamiak (Pamyak) Kala puniki Medasar antuk aled sesayut duwur nyane dagingin nasi mawadhah ceper, nasine mapiyak dados 4 belatin antuk don pandan, maulam bawang jahe, kawangen 4, sesanganan, raka-raka sejangkep yane, panyeneng alit 1, pras alit 1, sampyan nagasari, canang pahayasan.
Sesayut puniki ka-anggen rikala upacara Bhuta yadnya mwang manusa yadnya.
Sedangkan saat Penampahan Galungan disebutkan sesayut ini sebagai perlengkapan dalam upacara Natab Sesayut Penampahan atau disebut dengan Sesayut Pamyak Kala Laramelaradan.
Mantra: SESAYUT LAN TEBASAN
OM PAKULUN SANG HYANG GUTU REKO TANAYA,
MANUSANIRA ANGATURAKEN TARPANA SESAYUT
KATUR RING AJENG PADUKA BATARA – BATARI
OM SUDA PARI SUDA YA NAMAH SWAHA
OM ANG AH AMERTA SANJIWANI YA NAMAH SWAHA
#OM NADAYA SAMA DAYA,
SAMA ANEDE GAMA SARWA LAKWA DUUR ADITYA,
ANGRUATE DASA MALA,
MALA TRIJAN IPUN SANG
TINEBAS TEBASAN LAN SESAYUT.......... ,
SAKE LWIKING LARA WIGNA
PAPA KLESA PATAKAN IPUN SANG TINEBAS TEBASAN LAN SESAYUT.......... SUMELAHA RING SANG HYANG BIKSAN TARI
OM MANG UNG LANG ANGRUATE MALA,
OM SANG, BANG, TANG, NANG, MANG, SING WANG, YANG
OM ANG – AH AMERTA SANJIWANI YA NAMAH SWAHA
Pengasih Buta Muang Dewa.
#tubaba@griyangbang//sesayut//penyucianlahiriah#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar