Penghayat Puja Bhakti "Pahoman Sang Hyang Agni" Doa untuk Keselamatan Dunia
Doa yang dipimpin oleh Penglingsir Kapurusan Griya Agung Bangkasa, Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba, di Griya Agung Bangkasa, Jalan Tangsub No 4, Banjar Pengembungan, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Jumat malam itu, berlangsung secara khusuk dengan diikuti sekitar 5 orang Jerman dan 5 Pinandita tersebut.
Mereka, baik perempuan maupun laki-laki, yang mengikuti rangkaian persembahyangan puja bhakti tersebut, umumnya mengenakan pakaian adat Bali dengan dominasi warna serba Putih.
Kita bersama pada kesempatan ini selain melestarikan tradisi budaya Bali yang dikemas dengan sedemikian rupa juga berdoa untuk keselamatan seluruh bangsa dan dunia.
Ida Sinuhun Putri juga mengajak masyarakat untuk saling menghormati, mengembangkan sikap rendah hati, dan memperkuat semangat persaudaraan serta kekeluargaan.
Nasehat beliau: "Manusia harus rendah hati, manusia tidak sempurna, harus saling tolong-menolong".
Berbagai upakara dalam rangkaian perayaan yang berupa puja bhakti ritual dan kirab budaya tersebut, antara lain berupa Tapakan Pangadeg Sang Hyang Agni, Ayaban Tumpeng 7, Payascita, Biyakala, Durmangala, Pengulapan, Canang, Minyak Kelapa, Segehan, Tabuhan, buah-buahan, dupa, kemeyang, dan kembang mawar warna merah serta putih.
Rangkaian ritual juga ditandai dengan pembacaan kidung suci dan geguritan Ki Dalang Tangsub.
Ketua Yayasan Widya Daksha Dharma mengatakan perayaan juga menjadi momentum para penghayat puja bhakti kepada Sang Hyang Agni tersebut, untuk merefleksikan kehidupan masa lalu agar bisa membangun kehidupan yang lebih baik pada masa mendatang.
Segala kekurangan pada masa lalu, menjadi bahan refleksi untuk perjalanan hidup ke depan. Harapannya kita semua memperoleh keselamatan, kemudahan mendapatkan rejeki, dan ketenteraman keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Mereka kemudian melakukan prosesi mandi weda dengan melakukan upacara panglukatan di Pura Panataran Merajan Agung Dalem Tangsub.
Semoga perjalanan hidup ke depan ini menjadi terang berkat anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa, kata Ida Sinuhun Putri ketika menjelaskan tentang makna ritual mandi weda tersebut.
Mereka, baik perempuan maupun laki-laki, yang mengikuti rangkaian persembahyangan puja bhakti tersebut, umumnya mengenakan pakaian adat Bali dengan dominasi warna serba Putih.
Kita bersama pada kesempatan ini selain melestarikan tradisi budaya Bali yang dikemas dengan sedemikian rupa juga berdoa untuk keselamatan seluruh bangsa dan dunia.
Ida Sinuhun Putri juga mengajak masyarakat untuk saling menghormati, mengembangkan sikap rendah hati, dan memperkuat semangat persaudaraan serta kekeluargaan.
Nasehat beliau: "Manusia harus rendah hati, manusia tidak sempurna, harus saling tolong-menolong".
Berbagai upakara dalam rangkaian perayaan yang berupa puja bhakti ritual dan kirab budaya tersebut, antara lain berupa Tapakan Pangadeg Sang Hyang Agni, Ayaban Tumpeng 7, Payascita, Biyakala, Durmangala, Pengulapan, Canang, Minyak Kelapa, Segehan, Tabuhan, buah-buahan, dupa, kemeyang, dan kembang mawar warna merah serta putih.
Rangkaian ritual juga ditandai dengan pembacaan kidung suci dan geguritan Ki Dalang Tangsub.
Ketua Yayasan Widya Daksha Dharma mengatakan perayaan juga menjadi momentum para penghayat puja bhakti kepada Sang Hyang Agni tersebut, untuk merefleksikan kehidupan masa lalu agar bisa membangun kehidupan yang lebih baik pada masa mendatang.
Segala kekurangan pada masa lalu, menjadi bahan refleksi untuk perjalanan hidup ke depan. Harapannya kita semua memperoleh keselamatan, kemudahan mendapatkan rejeki, dan ketenteraman keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Mereka kemudian melakukan prosesi mandi weda dengan melakukan upacara panglukatan di Pura Panataran Merajan Agung Dalem Tangsub.
Semoga perjalanan hidup ke depan ini menjadi terang berkat anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa, kata Ida Sinuhun Putri ketika menjelaskan tentang makna ritual mandi weda tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar