NGABEN MAHAL ??
Sekarang ini kremasi di agung agungkan sbg solusi murah dan mudah (bahkan untuk orang yg tidak suka meadat ) ..dengan biaya 20 sd 30 jt udah ngaben dan jadi betara hyang katanya .
Tapi cobalah belajar ke Desa Adat Mendoyo Dauh Tukad.
Di desa ini, setiap krama adat yg meninggal gratisssss banten plus dapat uang duka .
Banten ngeben disiapkan krama adat dengan di bagi bagi sesuai kemampuan masing masing KK, lalu di "pacuk" oleh Srati Banten yg sudah paham bagaimana "menyusun" bebantenan sesuai dresta dan petunjuk sulinggih.
Setiap KK kena uang duka, Uang duka yg besarnya 10.000/KK yg terkumpul dipakai untuk sesari dan "ngebenin" serta sewa beleganjur..kompor dll
Alat alat penyiraman, sanggah cucuk, sanggah kapuan dll disiapkan krama lanang plus segala bentuk bebantenan ebat2an upakara.
Tiap malam ada yg megebagan ..unt menjaga jenasah.
Di hari H dan H minus 1, krama istri mempersiapkan makanan dan melayani pelayat yg datang sampai nyuci piring dkk
Sisa uang duka diberikan ke ahli waris.
Semua krama adat punya hak yg sama , baik yg aktif dan pasif alias merantau yaitu dengan membayar uang ayahan antara 10.000 sd 100.000 ..seseuai kesepakatan tempek tempek Banjar.
Untuk mukur.....tinggal nunggu ngaben masal di Gria ..biayanya hanya 2 jt sd 3 jt / sawa .....dan bisa diikuti dari luar adat dan daerah.
Nah .... apakah ini lebih mahal dari kremasi ??
#tubaba@griyang bang//ajeg bali bukan a.....jeg....beli#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar