Sabtu, 08 Januari 2022

RADO

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata rasa adalah tanggapan indra terhadap rangsangan saraf seperti manis, pahit, masam terhadap indra pengecap, atau panas, dingin, nyeri terhadap indra perasa). Arti lainnya dari rasa adalah apa yang dialami oleh badan.

Sedangkan doa adalah permohonan yang dilakukan manusia kepada penciptanya. Doa adalah cara berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan orang-orang di sekitar. Saat berdoa, seseorang harus membuka hati, pikiran, dan jiwa kepada Tuhan.

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang doa yang sesungguhnya yaitu rasa. Sebelum saya perjelas dengan lengkap coba jawab pertanyaan - pertanyaan dibawah ini di dalam hati.

Pernahkah anda jalan - jalan lalu ada razia polisi kemudian anda tenang-tenang saja dan tidak mengkwatir kan apa-apa padahal anda secara tidak sadar tidak bawa sim dan anda lolos tanpa diberhentikan oleh pakpol.?? yah.. itu adalah salah satu contoh rasa adalah doa yang sesungguhnya. Kenapa bisa begitu? Pada saat itu anda tau kalau ada razia polisi tapi diperasaan anda itu tenang karena anda merasa sudah lengkap semua motor anda termasuk SIM juga. Nah perasaan tenang yang anda pancarkan itu merupakan suatu doa. Kalau ditelusuri lebih dalam lagi perasaan Tenang anda itu berarti tidak mengkwatirkan apa-apa. Jadi vibrasi yang anda pancarkan ke alam semesta merupakan vibrasi tenang santai iklhas dan pasrah atau berserah. Begitu juga alam sekitar akan merespon balik vibrasi atau getaran yang anda pancarkan tadi. Termasuk juga para polisi yang ada di sekitar secara tidak sadar akan merespon vibrasi yang anda pancarkan tadi. Terus penjelasan logisnya gimana? sesuai hukum alam getaran rasa yang dipancarkan ke alam semesta akan merespon balik ke kita. Jadi misal pada kasus tadi anda memancarkan getaran positif yaitu tenang santai ikhlas maupun pasrah akan diterima oleh alam sekitar demikian dan imbal balikya juga positif sesuai harapan anda yaitu anda tidak kena razia. Padahal kalau skenarionya kita balik misal anda sadar anda tidak bawa SIM misalnya maka pada saat ada razia polisi pasti anda merasa khawatir '' ini kalau aku terkena razia gimana? pasti kena tilang dan.....''  itu mungkin yang ada dipikiran anda. Coba telusuri lebih dalam lagi pasti ada khawatir alias takut dan kalau takut itu sama saja tidak percaya bahwa anda lolos dalam razia tersebut. Seperti itulah vibrasi yang anda pancarkan ke alam semesta dan direspon balik oleh alam sekitar termasuk polisi- polisi yang ada disitu. Realitanya adalah anda kena razia deh.
Kita ambil contoh lain misalnya anda takut hantu. Semakin anda takut maka anda akan dibayangi bahkan dinampakkan semacam bayangan - bayangan yang anda anggap hantu tadi. Kenapa bisa? Yah sama seperti tadi perasaan takut anda itu yang membuat pikiran anda semakin fokus yang namanya hantu dan mewujud seakan-akan ada hantu beneran.

Nah sekarang aplikasinya bagaimana? sederhana mari kita tata niat kita dalam melakukan aktifitas dan amati juga perasaan yang kita akses, kalau perasan buruk yah kita ubah menjadi baik dengan cara kita tarik nafas yang panjang lalu hembuskan secara perlahan lakukan sebanyak tiga kali untuk membuat tubuh kita rilex dan lakukan afirmasi sesuai harapan anda. latihlah dan lakkan berulang-ulang. Kalau dalam konteks berdoa misalnya, coba kita tanya kepada diri kita apa yang benar- benar kita inginkan. Jangan sampai doa yang kita panjatkan itu tidak sinkron dengan perasaan kita. Itu juga yang menyebabkan doa kita sulit terkabul bahkan tertolak. Karena mulut kita bilang A hati kita bilang B jadinya nggak sinkron. Dalam setiap kejadian yang tidak menyenangkan mari kita coba untuk mengakses getaran atau perasaan ikhlas dan pasrah dan kita yakini bahwa apa yang terjadi merupakan yang terbaik menurut Tuhan.

Sekarang mari kita amati perasaan-perasaan seperti apa yang kita akses sehari-hari. Apakan sehari-hari kita dominan mengakses perasaan positif atau malah sebaliknya. Juga kita amati gimana realita - realita yang terjadi saat kita mengakses perasaan- perasaan tersebut. Oke PR kita sekarang adalah mari kita tata perasaan perasaan yang selama ini malah membuat hidup kita tidak memberdayakan. Juga kita tata perasaan yang sesngguhhya  pada waktu kita berdoa dalam kehidupan sehari-hari baik waktu beribadah maupun yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar