Sabtu, 15 Januari 2022

UJIAN


UHN I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR

FAKULTAS BRAHMA WIDYA

NAMA : NI NYOMAN GANDUNINGSIH

NAMA ABHISEKA : IDA SINUHUN SIWA PUTRI PRAMA DAKSA MANUABA

NIM : 2112101045



UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

TAHUN AJARAN 2021/2022


MATA KULIAH    : PENGANTAR WEDA 

JURUSAN     : TEOLOGI

PROGRAM STUDI    : TEOLOHI HINDU

FAKULTAS     : BRAHMA WIDYA

SEMESTER    : I (SATU)

TEMPAT UJIAN     : KAMPUS DENPASAR B

DOSEN    : Dr. I MADE DWITAYASA, S.Ag., M.Fil.H


SOAL:

1. Bagaimana pandangan saudara terkait Pustaka Suci Weda dengan berbagai Susastra Hindu yang ada di Bali?

Jawaban:

Sastra Hindu kebanyakan ditulis dalam bahasa Sanskerta. Kata “sastra”, berakar dari kata Shastra yang merujuk pada ilmu pengetahuan secara umum yang tidak lekang oleh waktu. Sastra Hindu dibagi atas dua bagian besar yaitu Śruti — yang di dengar (wahyu) dan Smrti — yang di ingat (tradisi, bukan wahyu).

Veda sebagai sastra suci utama bagi umat Hindu, merupakan bagian dari Sruti, karena didasarkan pada penerimaannya melalui wahyu langsung dari Brahman melalui para Maharsi dan ajarannya disebarkan melalui tradisi lisan turun-temurun (pada masa turunnya Veda, manusia belum menemukan tulisan). Sedangkan yang termasuk dalam kategori Smrti adalah Dharmasastra (kitab hukum), Itihasa (sejarah), Sutra, Agama, Darshana (filsafat). Mahakarya Mahabharata dan Ramayana termasuk dalam bagian dari Smrti, dikarenakan kedua epos tersebut masuk dalam kategori Itihasa.


2. Di dalam Veda Tuhan adalah maha pemberi kepada setiap insan kehidupan. Jelaskanlah pandangan Anda!

Jawaban:
Di dalam Weda Tuhan yang Maha Memberi tanpa mengharap kembali. Tuhan-lah yang memberikan berbagai kasih sayang dan kenikmatan kepada seluruh makhluk-Nya, baik yang beriman kepada-Nya atau mengingkari-Nya.

Tuhan itu Maha Pemberi artinya Tuhan memberikan karunia kepada semua makhluk yang Dia kehendaki. Tuhan memberi tanpa pamrih atau mengharap imbalan. Tuhan memberi kepada semua makhluk tanpa diminta dan tanpa merasa bosan. Tuhan memberi tanpa batas waktu, kapan pun dan di mana pun makhluk berada. Tuhan terus memberi dan akan tetap memberi apa pun yang dibutuhkan makhluk-Nya. Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi semua makhluk-Nya. Bukti atau cara kita meyakini pengakuan bahwa Tuhan itu Maha Pemberi adalah:

1. Suka memberikan sesuatu kepada orang lain.
2. Memberikan sesuatu kepada orang lain dengan ikhlas.
3. Memberi kepada orang lain tanpa diminta atau disuruh.
4. Berusaha memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan kemampuan.

Jadi bukti Tuhan itu maha pemberi adalah: Tuhan memberikan kita kesempatan hidup di setiap harinya. Tuhan memberikan oksigen yang tidak ada batasannya. Tuhan menerangi bumi dengan matahari dan bulannya.


3. Coba sudara uraikan implementasi ajaran Weda dengan Tiga Kerangaka Dasar Agama Hindu !

Jawaban:
Implementasi ajaran Weda dengan Tiga Kerangka Dasar Agama Hindu yaitu mengacu pada tujuan agama Hindu adalah mencapai kebahagian rohani dan kesejahteraan jasmani. Dalam Weda, hal ini disebut Mokshartham Jagathitaya Ca Iti Dharma. Untuk mencapai hal tersebut, agama Hindu menjabarkan menjadi tiga kerangka dasar. Tiga kerangka dasar tersebut terdiri dari Tattwa  (Filsafat), Susila (Etika), dan Upacara (Yadnya).

Tattwa (filsafat) adalah cara kita melaksanakan ajaran agama dengan mendalami pengetahuan dan filsafat agama. Tattwa sebagai  dasar keyakinan Hindu mencakup lima hal yang disebut Panca Sradha, yaitu: Widhi Tattwa atau Brahman, Karmapala Tattwa, Punarbhawa Tattwa, Karmaphala Tattwa, dan Moksha Tattwa. 

Susila (Etika) adalah cara kita beragama dengan mengendalikan pikiran, perkataan, dan perbuatan sehari-hari agar sesuai dengan kaidah agama. Susila memegang peranan penting bagi tata kehidupan manusia sehari-hari. Realitas hidup bagi seseorang dalam berkomunikasi dengan lingkungannya akan menentukan  sampai  di mana kadar budi pekerti manusia itu sendiri. Ia akan memperoleh simpati dari orang lain manakala dalam pola hidupnya selalu mencerminkan ketegasan sikap yang diwarnai oleh ulah sikap simpatik yang memegang teguh sendi-sendi kesusilaan.

Upacara adalah kegiatan keagaman dan karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa atau rohani dalam kehidupan ini berdasarkan dharma sesuai ajaran sastra suci Hindu yang ada.  Yadnya  dapat pula diartikan memuja, menghormati,  berkorban, dan penyerahan dengan penuh kerelaan berupa apa yang dimiliki demi kesejahteraan serta kesempurnaan hidup bersama dan kemahamuliaan Sang Yang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa dalam bentuk ritual Yadnya yang dikenal dengan Panca Yadnya.

Ketiga bagian tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Ketiganya harus dimiliki, dipahami, dan dilakasanakan oleh umat Hindu semuanya.

Dari tiga kerangka  ajaran  agama  Hindu  ini, apabila  umat  Hindu  mampu melaksanakan dengan   sebaik-baiknya, maka akan mempunyai dampak kehidupan yang luar biasa, baik untuk diri pribadi, keluarga, alam sekitar, serta seluruh dunia dan isinya. Keseimbangan  alam dan keharmonisnnya dapat dengan mudah terwujud. Dengan memaknai Tattwa sebagai bentuk keyakinan bahwa Tuhan adalah maha segalanya, maka secara otomatis akan membuat manuasia untuk hidup berdampingan saling menjaga, saling mengasihi, hidup rukun, asah asih dan asuh, baik kepada manusia maupun sesama ciptaanNya.

Dalam konsep ajaran Hindu, kebahagiaan hanya akan terwujud jika adanya hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Ajaran ini disebut Tri Hita Karana (tiga faktor penyebab terwujudnya kebahagiaan). Manusia memiliki peranan utama dalam mewujudkan keharmonisan antara ketiga faktor tersebut


4. Coba jelaskan sejauh mana kenyakinan saudara tentang Weda sebagai Pustaka Suci Agama Hindu.

Jawaban:
Keyakinan kami akan keberadaan Weda sebagai Pustaka Suci Agama Hindu ditunjukan dalam praktik keagamaan Hindu meliputi ritus sehari-hari (contohnya puja [sembahyang] dan pembacaan doa), perayaan suci pada hari-hari tertentu, dan penziarahan. Kaum petapa yang disebut sadu (orang suci) memilih untuk melakukan tindakan yang lebih ekstrem daripada umat Hindu pada umumnya, yaitu melepaskan diri dari kesibukan duniawi dan melaksanakan tapa brata selama sisa hidupnya demi mencapai moksa.

Susastra Hindu diklasifikasikan ke dalam dua kelompok: Sruti (apa yang "terdengar") dan Smerti (apa yang "diingat"). Susastra tersebut memuat teologi, filsafat, mitologi, yadnya (kurban), prosesi ritual, dan bahkan kaidah arsitektur Hindu. Kitab-kitab utama di antaranya adalah Weda, Upanishad (keduanya tergolong Sruti), Mahabharata, Ramayana, Bhagawadgita, Purana, Manusmerti, dan Agama (semuanya tergolong Smerti)


5. Coba saudara jelaskan konsep teologi Hindu yang ada dalam Pustaka suci Weda!

Jawaban:
Dalam kehidupan beragama khususnya agama Hindu yang memiliki suatu Pemahaman Konsep Teologi Hindu yang bersumber daripada Kitab Suci Veda dan Kitab Suci Panaturan, karena kitab suci sebagai pedoman umat Hindu dalam memperkuat keimanan tentang pengetahuan Ketuhanan. Agama Hindu mengembangkan ajarannya sesuai dengan desa (tempat), kala (waktu/penentuan hari baik atau buruk) dan patra (keadaan sosial ekonomi, situasi dan kondisi). Selain itu, dalam pelaksanaan ajaran agama Hindu juga selalu berpegang pada Tiga Kerangka Dasar Agama Hindu yaitu Tattwa (filsafat), etika (tata susila) dan ritual (upacara). Ketiga kerangka ini merupakan sebagai dasar bagi setiap  umat Hindu dalam usahanya untuk mencapai ketenangan dan ketentraman dalam keyakinanya. Aspek tattwa atau filsafat agama merupakan inti ajaran Agama Hindu, sedangkan aspek susila atau etika merupakan pelaksanaan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Aspek upacara atau ritual agama merupakan yadnya, persembahan atau pengorbanan suci yang tulus ikhlas kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Karena itu ketiga kerangka dasar agama tersebut harus dipahami, mengingat ketiganya saling berkaitan. Memahami atau tidak memahami salah satu aspek, dapat mengakibatkan pemahaman terhadap Agama Hindu menjadi tidak lengkap dan bahkan bisa mengaburkan atau memberi  pengertian yang keliru terhadap Agama Hindu.. Pendidikan Agama Hindu diberikan pada peserta didik diharapkan agar menjadi orang yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan Pendidikan Agama Hindu dapat menjalankan dan mengamalkan ajaran Agama Hindu sehingga terbentuknya budi pekerti yang luhur dan berakhlak yang mulia.

Uraian tersebut di atas menegaskan bahwa kitab suci Veda dan termauk kitab-kitab Vedanta (Upanisad) adalah sumber yang paling diakui otoritasnya dalam menjelaskan tentang Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar