Genta dan Bajra; Beda Pengguna, Beda Nama, Beda Pula Caranya
Seorang Sulinggih menggunakan Gentarag yang terdiri dari beberapa genta kecil.(ISTIMEWA)
Penggunaan yang tepat dan sesuai dengan kewajiban adalah hal penting yang harus diperhatikan umat Hindu. Sebab, orang yang bisa melakukan belum tentu pantas untuk melakukan. Permasalahan inilah yang cenderung terjadi sehingga tidak sesuai dengan sesana.
Bajra atau Genta identik digunakan oleh sulinggih dan pemangku. Keduanya merupakan pemuka agama Hindu. Namun, ada beberapa hal yang membedakan antara pemangku dan sulinggih. “Hal yang mendasari adalah banten yang digunakan, di mana sulinggih melaksanakan upacara Madiksa yang biasa disebut dengan Dwi Jati. Sedangkan pemangku melaksanakan Pawintenan atau dikenal dengan sebutan Eka Jati. Hal inilah menyebabkan adanya perbedaan penggunaan sarana dan prasarana,” jelas Ida Sinuhun.
Selain pakaian, penggunaan Bajra atau Genta juga berbeda. Pada saat pemangku yang menggunakan, idealnya disebut Genta. Tata cara pemeganganya pun berbeda, di mana pemangku hanya diperkenankan memegang Genta pada tangkainya. Tata cara ini dikenal dengan istilah Saat Meimang.
Sedangkan untuk Sulinggih, yang telah melaksanakan Dwi Jati, Genta yang digunakan disebut Bajra, dan diperkenankan memegang bagian atas dari Bajra, yang memiliki lima cabang yang dikenal dengan Panca Siwa. Antara Bajra atau Genta yang digunakan oleh sulinggih atau pemangku adalah sama, hanya penyebutannya saja yang berbeda. Hal inilah yang harus diperhatikan agar pelaksanaannya sesuai dengan sesana atau kewajiban.
#tubaba#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar