Senin, 13 April 2020

BHAWA

"WARNA" BHAWA (KETU) SULINGGIH PAIKETAN DAKSA DHARMA SADHU 
Ada yang bertanya, kok Bhawa Sulinggih berbagai warna ? Untuk menjawab ini perlu disampaikan dulu, bahwa "Atribut/bhusana Sulinggih adalah kesepakatan" artinya Weda tidak mengatur itu...namun semua atribut itu disepakati dan tentu ada maknanya (tidak dibahas detail disini keseluruhannya). Demikian juga warna "Bhawa" yg berbeda beda...Weda tidak mengatur itu jadi warna Bhawa adalah kesepakatan.

Warna mencerminkan fase atau kedudukan Sang Sulinggih :

MERAH  : 
itu untuk Sulinggih yg belum berstatus Nabe. (Note : Setelah minimal 3-5 tahun Sulinggih bisa diangkat jadi Nabe dan boleh punya Putra di dharma)
HITAM : 
Untuk Sulinggih senior atau sudah berstatus Nabe.
KUNING :
Jika putra di dharma dari Sulinggih atau satu level dalam satu garis penabean, sudah mempunyai Putra di-dharma (Sulinggih tsb ber-status kakyang).
PUTIH :
Jika Sulinggih tersebut sudah berstatus "Abra Sinuhun: (sudah mekumpi putra didharma).

Jika di masyarakat ada yg diluar dari hal diatas misalnya ada Sulinggih masih muda/yunior sudah memakai Bhawa putih...mungkin Sulinggih tersebut punya alasan tersendiri....namun sesana warna Bhawa adalah seperti diatas.

Dumogi menjawab pertanyaan umat yg ingin tahu hal warna Bhawa ini.

BHUSANA PANDITA (Lanjutan)

Awalnya dimuat hal "Warna Bhawa/Ketu" krn banyak pertanyaan dari umat dan juga fenomena pemakaian Bhawa banyak variasi dimasyarakat. Namun...rupanya banyak yg ingin tahu lebih lanjut Atribut Pandita ini. Memenuhi hal itu akan dimuat sekaligus dalam satu status ini....ada yg berdasarkan sumber tertulis ada yg petunjuk Sulinggih, untuk yg petunjuk Sulinggih mohon tidak diperpanjang krn setuju atau tidak silahkan saja.

Menurut Ketetapan Sabha Parisada Hindu Dharma :
CIRI CIRI PANDITA :
a. Berdestar abebed sirah
b. Bergundul/amundi
c. Bergundul dan ada seberkas rambut pada pusat kepala/Sikha.
d. Bersanggul/lingga sbg kebiasaan Pendeta di Bali.
e. Anyondong (rambut terjalin bentuk kembar dibelakang/diatas pundak.
f. Angaras bahu/asipat aking  ( cukur ujung rambut rapi diatas pundak).

BHUSANA SEHARI HARI
a. Pandita laki laki : 
kain putih, selimut kuning bertepi putih, ikat pinggang putih, keluar gria memakai tongkat/danda.
b. Pandita istri : 
kain yg dasarnya kuning, boleh berkembang tapi tidak menguasai warna dasar, baju putih, selendang kuning, ikat pinggang putih.

BHUSANA MEPUJA :
a. Sampet : secarik kain yg dilipat pada dada.
b. Rudraksa : Gnitri pada kedua buah bahunya.
c. Gondal : anting anting
d. Guduha : gelang gnitri pada pergelangan tangan.
e. Kantha bharana : perhiasan pada leher.
f. Karna bharana : perhiasan pada telinga.
g. Amakuta/bermahkota, maketu.

Penjelasan lain mengenai WARNA (tidak tertulis) berdasar petunjuk Sulinggih :
a. Ampok-ampok : berbentuk segi 4 dipabinan warna MERAH
b. Kekasang : lebih kecil dari ampok ditaruh didada warna MERAH
c. Santog : sabuk pengikat didada panjang sekitar 8M,  warna HITAM
d. Sampet : sabuk putih untuk mengikat kampuh agung (didada), warna PUTIH.

Ampok, kekasang dan Santog...sering ada variasi warna...silahkan yg penting tidak menghilangkan warna dasar...seperti Santog ada warna emas...tapi dasar hitam tetap ada. Kekasang (didada) ada yg pakai gambar Dewata nawa sanga...sbnarnya tidak tepat krn Pandita sudah meraga Siwa tidak lagi menonjolkan wisesa.

TONGKAT/DANDA
Jika berdiri setinggi pusar pandita tersebut. Ukiran Naga, ular, Ghana, dll. Boleh pendek seperti tongkat komando. Ada yg tongkat panjang, sbnarnya menyimpang dari kebiasaan umum.

Secara keseluruhan, bhusana Sulinggih bukan gaya gayaan...tubuh Sulinggih identik dengan Pelinggih krn akan ngelinggihang Siwa...Pelinggih di Mrajan saja dihias krn akan nedunang Ida Bhatara.

Dumogi info ini berguna dan menjawab pertanyaan umat.


Rahajeng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar