Jumat, 17 April 2020

PERKAWINAN

Perkawinan Sebuah Proses Penyucian Diri
(Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba) 

Perkawinan pada hakikatnya adalah suatu yadnya guna memberikan kesempatan kepada leluhur untuk menjelma kembali dalam rangka memperbaiki karmanya.

Dalam kitab suci Sarasamuscaya sloka 2 disebutkan :
"Ri sakwehning sarwa bhuta,
iking janma wang juga wenang gumaweaken
ikang subha asubha karma,
kunang panentasakena ring subha karma juga
 ikang asubha karma pahalaning dadi wang"

artinya:
Dari demikian banyaknya semua mahluk yang hidup, yang dilahirkan sebagai manusia itu saja yang dapat berbuat baik atau buruk. Adapun untuk peleburan perbuatan buruk ke dalam perbuatan yang baik, itu adalah manfaat jadi manusia.

Berkait dengan sloka di atas, karma hanya dengan menjelma sebagai manusia, karma dapat diperbaiki menuju subha karma secara sempurna. Melahirkan anak melalui perkawinan dan memeliharanya dengan penuh kasih sayang sesungguhnya suatu yadnya kepada leluhur. Lebih-lebih lagi kalau anak itu dapat dipelihara dan dididik menjadi manusia suputra, akan merupakan suatu perbuatan melebihi seratus yadnya, demikian disebutkan dalam Slokantara.

#tubaba.grehastaasrama kotamaning alakirabi#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar