Kebersamaan Bersama Keluarga dalam Wabah Covid-19
Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S, M.Pd
Hampir 3 minggu kami di rumah beragam kegiatan kami lakukan dirumah mulai dari bekerja, belajar, olahraga dan memasak serta membersihkan rumah. Kegiatan yang memang jarang dilakukan oleh setiap orang pada masa wabah covid 19. Senangnya kami berkumpul bersama membangun asa dan kebersamaan dengan keluarga tercinta. Sebelum wabah covid 19 kebersamaan ini hanya ditemui pada saat tertentu saja tapi pada tgl 10 April 2020 dalam masa COVID 19 kebersamaan ini kami lakukan di RUMAH MEMPELAI "AGUS ASTAYASA & SUANTARI"//Rumah Sibang Kaja.
Keluarga adalah elemen penting dalam membangun karakter pribadi dan utama. Di keluarga dahulu diajarkan karakter pembiasaan diri dan penanam karakter kebaikan. Mulai dari diajarkan muspa, membaca puja mantra, membersihkan rumah serta mencuci piring semua dikerjakan dari rumah. Rumah menjadi tempat Tuhan yang utama dan pertama untuk tumbuhnya generasi Insani dan humanis. Ibu dan bapak adalah guru untuk anak-anaknya yang pertama. Jadi anak akan menjadi manusia paripurna berasal dari keluarga yang tangguh.
Ketika zaman telah berubah peran keluarga jadi berkurang dalam proses pendidikan karakter dan penanam nilai. Keluarga sudah berganti dan tak berperan dalam hal penanam karakter berganti di media sekolah yang utama menjadi pembinaan karakter. Sekolah menjadi acuan saat ini menjadi orang yg pintar dan cerdas. Sekolah menjadi acuan penanam norna dan nilai perilaku. Padahal waktu disekolah hanya sepertiga waktu selebihnya lebih banyak di rumah dan keluarga.
Covid-19 telah menghantam banyak aspek kehidupan masyarakat di Indonesia. Selain mereka yang terjangkit, pengaruh paling signifikan adalah kerugian ekonomi yang diderita oleh para pekerja sektor informal karena mereka terpaksa berhenti atau omzet yang berkurang akibat para konsumen menahan diri untuk keluar rumah. Sementara di sisi lain, kebutuhan harian dasar tak dapat ditunda.
Ketika COVID 19 harusnya menjadi perhatian kita bahwa beban belajar itu perlu diselaraskan dan keseimbangkan bahwa sekolah merupakan transfer ilmu pengetahuan dan penanam karakter penting ada dirumah. Guru dirumah adalah orangtua yg mendidik dan mendampingi anak-anak generasi penerus. Orangtua menjadi figur untuk mengembalikan identitas karakter nilai yang hilang. Beban pendidikan harus dikembalikan kepada orangtua dan keluarga sebagai pewaris peradaban dan nilai karakter. Sekolah sebagai transfer ilmu pengetahuan atau pembuka jendela pemgetahuan. Hal ini sangat diperlukan mengingat keluarga memiliki peran penting bagi tiap individu. Keluarga harusnya menjadi tempat berlindung dan pendukung utama di tiap kesempatan, terlebih ketika dihadapi situasi pandemi hari ini
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 pengertian Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda).
Merujuk dari pengertian keluarga merupakan tempat bersosialisasi yang pertama dan utama. Karena ada ketergantungan individu yang berada di dalammya. Ada peran tugas serta fungsi yang dimainkan dan diperankan dalam kehidupan sehari-hari. Rumah menjadi ruang pendidikan dan interaksi serta komunikasi.
Momentum pernikahan AGUS ASTAYASA & SUANTARI inilah rasa kebersaman kami antara Ayah, Ibu dan anak di rajut menjadi satu aktifitas atau kegiatan akan memberikan warna tersendiri dalam membangun kebersamaan.
Keluarga merupakan harta yang tidak ternilai bagi setiap orang, berkumpul, makan bersama, bermain, hal yang langkah kita temukan di perkotaan, namun saat ini telah kita rasakan bersama, bagi seorang anak ini adalah momentum langkah untuk dirasakan, jika merabaknya wabah ini telah selesai mungkin saja akan berkurang lagi kualitas kebersamaan kita bersama keluarga.
Di dalam keluarga kita bisa belajar lagi untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan yaitu dengan senantiasa menjaga sanitasi dengan sering mencuci tangan, menjaga kebersihan badan, tempat dan pakaian, menutup mulut dengan tangan atau baju saat bersin. Hal ini merupakan anjuran dalam ajaran agama kita.
Di dalam keluarga kita bisa belajar lagi untuk membangun empati kepada orang yang kesusahan akibat kesulitan ekonomi akibat sepinya penghasilan yang diterimanya. Mengajarkan sedekah kepada anak merupakan bagian dari ajaran dan anjuran dalam agama kita. Sedekah bisa mendatangkan banyak rezeki bagi siapa saja. Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan banyak keajaiban dalam beryadnya untuk kita yang melakukannya. Yadnya Samskara Wiwaha memiliki makna amal yang muncul dari hati yang penuh dengan iman yang benar, niat yang ikhlas dan bertujuan untuk mengharap anugrah beliau.
#tubaba@kundangan//samskara wiwaha//AGUS ASTAYASA & SUANTARI#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar