Dalam beberapa sumber, terutama dalam lontar Tatwa Japa Kala, kalau sudah ada lulut emas itu pertanda karang itu panes.
Sudah beberapa kali titiang sampaikan, sesungguhnya tempat tinggal kita itu adalah pembungkus keluarga yang tinggal di tempat itu.
Artinya, munculnya lulut di pekarangan rumah mempertandakan ada yang longgar (atmosfir rumah yang tidak harmonis).
Untuk Lulut Kuning (Emas) upakaranya : suci asoroh, dengan menggunakan daging ayam biing, tebasan, peras, lengkap dengan sesantunnya, penyeneng palinggih, serta canang sari. Melakukan upacara pemendakan terhadap betari sri sehingga dalam melangsungkan kehidupan ini diberikan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, setelah selesai diupacarai segeralah kembalikan ke tempat penyimpanan beras. Lulutnya disatukan ditaruh pada bungkak kelapa tanam dibelakang/Teba, Hanyut ke sungai, atau sekalian ke segara juga sangat bagus.
Untuk Lulut Putih (Perak) upakaranya : Suci asoroh, dengan menggunakan daging ayam putih, tebasan lengkap dengan sesantunnya, penyeneng palinggih serta canang sari. Melakukan upacara pemendakan terhadap Betara Rambut Sedana agar dalam menjalani kehidupan ini beliau menganugrahkan keselamatan, kemuliaan, dan kesejahteraan. Setelah selesai upacaranya segeralah kembalikan ke gedong saren. Lulut disatukan ditaruh pada bungkak kelapa lalu ditanam di belakang/teba, hanyut ke sungai, atau jikalau memungkinkan sekalian ke segara bawa untuk menghanyutkan segala kekotoran yang telah terjadi akibat ke munculan lulut tersebut.
#Tubaba. Griyang Bang#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar