Kamis, 09 Januari 2020

PAIKETAN DAKSA DHARMA SADHU melayani semua umat

KENAPA PDDS TIDAK MEMPERMASALAHKAN PERBEDAAN?
PDDS adalah paiketan daksa Dharma Sadhu yang memiliki slogan rukun dalam pasemetonan. 

Dalam Pasemetonan PDDS tidak mempermasalahkan perbedaan. Pertanyaannya kenapa hal itu terjadi dan kenapa pasemetonan dalam PDDS menerimanya dan masih damai sampai sekarang dengan begitu banyak perbedaan? Berikut jawabanya:

PDDS memiliki ciri khas sebagai salah satu organisasi resmi Hindu yang paling toleran karena tiadanya skisma meskipun ada kemajemukan tradisi. Dalam tubuh PDDS perbedaan pada setiap tradisi bahkan pada golongan lain tidak untuk diperkarakan, karena ada keyakinan bahwa setiap orang memuja Tuhan yang sama dengan nama yang berbeda, entah disadari atau tidak oleh kelompok bersangkutan. Dalam kitab Reg weda terdapat suatu bait yang sering dikutip oleh umat Hindu untuk menegaskan hal tersebut, sebagai berikut:

 Ekam Sat Viprāh Bahudhā Vadanti
Arti: "Hanya ada satu kebenaran, tetapi para cendekiawan menyebut-Nya dengan banyak nama." (I:CLXIV:46)

PDDS memandang seluruh manusia sebagai suatu keluarga besar yang mengagungkan satu kebenaran yang sama (WASU DEWA KUTUMBAKAM) , sehingga SEMETON PDDS tersebut menghargai segala bentuk keyakinan dan tidak mempersoalkan perbedaan. Maka dari itu, PDDS tidak mengakui konsep lebih tinggi/diagungkan, murtad, bidah, dan penghujatan.

IDA SINUHUN SIWA PUTRA PRAMA DAKSA Griya Agung Bangkasa, Banjar Pengembungan, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal-Badung-Bali  menyatakan PDDS bersifat mendukung pluralisme agama maupun ikatan pasemetonan dan lebih menekankan harmoni dalam kehidupan antar-inter umat beragama ataupun pasemetonan yang ada, dengan tetap mengindahkan bahwa tiap agama dan ikatan pasemetonan memiliki perbedaan mutlak yang tak patut diperselisihkan. Menurut tokoh spiritual Hindu ini, setiap orang tidak hanya patut menghargai paiketan pasemetonan lain, namun juga merangkulnya dengan pikiran yang baik, dan kebenaran itulah yang merupakan dasar bagi setiap agama. Oleh sebab pemikiran itulah IDA SINUHUN mendirikan sebuah organisasi PDDS  yang sifatnya mendunia dan menjalin tali persaudaraan lintas pasemetonan dengan tetap menjaga nama baik Pasemetonan Pasek. 

Dalam PDDS, toleransi beragama tidak hanya ditujukan pada umat agama lain, namun juga pada umat Hindu sendiri. Hal ini terkait dengan keberadaan beragam tradisi dalam tubuh Hinduisme. Agama Hindu memberikan jaminan kebebasan bagi para penganutnya untuk memilih suatu pemahaman dan melakukan tata cara persembahyangan tertentu. Sebuah sloka dalam Bhagawadgita sering dikutip untuk mendukung pernyataan tersebut:

Ye yathā mām prapadyante tāms tathaiva bhajāmy aham mama vartmānuvartante manusyāh pārtha sarvaśah.

Arti: Jalan mana pun yang ditempuh seseorang kepada-Ku, Aku memberinya anugerah setimpal. Semua orang mencari-Ku dengan berbagai jalan, wahai Arjuna (Bhagawadgita, IV:11)

Dalam tetap mengajegkan tali pesemetonan dalam wadah organisasi PDDS yang di payungi oleh Yayasan Widya Daksa Dharma tersebut IDA SINUHUN juga mengutip suatu ayat yang menyatakan bahwa setiap orang menempuh jalan yang berbeda-beda dalam memuja Tuhan, sebagaimana berbagai aliran sungai pada akhirnya menyatu di lautan.

Demikian dalam percakapannya IDA SINUHUN memberikan sebuah gambaran agar kita tetap hidup rukun menjaga persaudaraan (WASU DEWA KUTUMBAKAM) 

#tubaba.pdds//rukundalampasemetonan#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar