Kamis, 09 Januari 2020

NASEHAT YANG TERSIRAT DALAM LONTAR

keberadaan lontar yang mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dan kritis menerima keberadaannya telah tertuang dengan sangat baik dalam pupuh sinom dalam lontar itu sendiri yang liriknya adalah sebagai berikut:

Luih ortane ring lontar

Miwah maring buku sami

Tan puput jag mamarcaya

Tan jeg ngetelebang di hati

Reh bisa ortane sami

Nu madewek dadua pemuput

Bisa linyok lan pesaja

Sada lia

Cakepan gawen sang lobha

Artinya:

“Indah berbunga nasehat-nasehat di lontar atau buku-buku, bukanlah orang yang menggunakan buddhi/kecerdasan jika langsung mempercayai, langsung memasukkan ke dalam hati. Oleh karena segala nasehat-nasehat itu bisa benar atau tidak benar/menipu, karena masih berbadan (bermuka) dua, dan lebih-lebih karena Kali Yuga (jaman penuh pertengkaran), terlalu banyak cakepan/lontar buatan orang loba”

Bak segelas susu yang sangat menyehatkan, tetapi jika susu tersebut telah tersentuh oleh mulut ular, maka susu itupun akan menjadi berbahaya. Demikian juga karya-karya yang digubah dari sastra suci Veda, jika gubahan/penyalinan lontar tersebut dilakukan oleh orang yang diselimuti oleh sifat kama, lobha dan krodha, maka ia akan mengacaukan isi lontar tersebut. Jangan lupa bahwasanya orang gilapun bisa mengeluarkan tutur-tutur/nasehat indah dan masuk akal, namun belum tentu nasehat tersebut benar adanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar