Kamis, 23 Januari 2020

Saling menghormati antar sesama soroh

Kalau bisa saya memohon janganlah sekali-kali suka menganalisa atau menafsirkan SOROH seseorang, dengan ukuran SOROH dari kita sendiri yang justru akan membikin kacau dan kedepannya kita akan selalu ribut, hal-halyang sepele. Bali sudah sangat kecil menjadi terpecah belah!!!..

“Pertanyaannya justru kemudian, kita ini soroh siapa?….Dan orang lain soroh siapa?”…. Pelajarilah untuk bisa saling hormat menghornati bukan justru merendahkan mereka yang lain!!.Kalau justru diteliti lebih mengkrucut malah kita semua satu dan bersaudara. Janganlah terlalu menggembar-gemborkan moyang kita tapi lecutlah diri agar mampu untuk melebihi BELIAU, minimlah mampu setara, Agar tidaklah malu cuma menyandang nama besar!!…

Apa batasan soroh itu, mesti sadar harus ditinjau sampai dimana batasan soroh itu ??… Apakah ceritanya itu diawali dari ;

1.bapak, 2.kakek, 3.kumpi, 4.buyut, 5.kelab, 6.kelambiung, 7.krepek, 8.canggah,9.bungkar, 10.wareng, 11.kelewaran, hanya sampai pada ke 11 tingkatan Saja itu soroh, dan di atas klewaran bukanlah soroh kita

Lalu apalah artinya “vasudewa kutumbakam?”..cuma menjadi slogan yang sia sia !#…..

MARI BANGKITLAH bersatu sadar bahwa kita semua bersaudara!!!..Mari kita tingkatkan kwalitas diri dari berbagai macam bentuk keragaman menjadikan harmony yang selaras serasi dan seimbang!!…Semua bisa Pasek kalau ditinjau dari mpu karena hampir semua leluhur kita dari mpu termasuk soroh ida bagus juga,…semua juga bhujangga karena hampir semua mewarisi kebhujanggaan pengikut-Nya dari Rsi Markandya,..semua juga Arya atau Dalem pada saat mendapat gelar penguasa,…. Apakah Bapak Mangku Pastika mesti dirubah jadi cokorda atau jadi dewa agung justru tidak,….!? Bagaimana juga bila seorang tamu asing mau jadi orang Bali apa mereka akan relakahmenjadi sudra !?….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar