Kamis, 09 Januari 2020

WEDA BERSIFAT KEKAL DAN ABADI

HINDU adalah ajaran yang bersifat kekal dan abadi, mengikuti perkembangan jaman sesuai dengan keadaan yang ada (waktu dan tempat)

Apa yang membuat kita merasa bangga? Dalam kitab Sarasamucaya Sloka-1 mengatakan :

Anaku kamung Janamejaya, salwiring wawarah yawat maka pardatang Catur Warga sawataranya, sakopanyasanya hana juga ya ngke, sangksepanya ikang hana ngke, ya hana ika ring len sangkeriki, ikang tan hana ngke tan hana ika ring len sang keriki.
Artinya; 
Anak nda Janamejaya, segala ajaran tentang Catur Warga, baikpun sumber, maupun uraian arti atau tafsirnya, ada terdapat disini, singkatnya segala yang terdapat disini akan terdapat dalam sastra lain, yang tidak terdapat disini tidak akan terdapat dalam sastra lain. 

Agama adalah identitas legal formal yang tercantum dalam KTP dan seseorang merasa bangga dengan Agama yang diyakini dan diikutinya, bahkan beberapa orang menggunakan simbul (atribut) agamanya untuk menunjukkan identitas Agamanya dan ma’af, ada yang cendrung berlebihan. 

Keluhuran ajaran HINDU tersirat dalam “aksara – aksara” pembentuk kata HINDU, namun kita tidak ngeh (sadar) pesan yang terkandung didalam aksara aksara tersebut. Kata Aksara adalah merupakan kata benda dan juga kata sifat, sebagai kata sifat ia berarti kekal dan abadi, jadi ajaran HINDU adalah ajaran yang bersifat kekal dan abadi, mengikuti perkembangan jaman sesuai dengan keadaan yang ada (waktu dan tempat) dan kita sering menyebutnya SANATANA DHARMA. 

Aksaram Brahma paramam.

Artinya; 
Brahma adalah yang utama, Ia kekal dan abadi.
(Penggalan sloka Bhagavadgita VIII.3).

HINDU, sebuah agama yang diturunkan oleh Sang Hyang Widhi di negara India melalui sabda suci-Nya yang diterima oleh Para Maha Rsi, yang kemudian dikenal dengan Sapta Rsi. Rsi rsi tersebut kemudian menyusun sabda – sabda Sang Hyang Widhi kedalam empat kitab utama yang disebut Catur Weda. Dalam perkembangan nya Weda mengalami kondifikasi untuk dapat mengikuti dan memenuhi tuntutan dan perkembangan jaman. Namun demikian Catur Weda tetap menjadi rujukan sumber kebenaran tertinggi.

Wedo ‘kilo dharma mulam smrti sila ca tad vidam, acarasca iva sadhunam atmanas tustir eva ca.

Artinya:
veda adalah sumber kebenaran dari segala Dharma, kemudian barusal smrti, disamping sila, acara dan atmanastuti (Mds-II.6).
Ajaran – ajaran dalam Catur Weda berisi segala hal tentang Dharma yang berkaitan dengan Tuhan (Brahman), manusia dan Alam semesta. Ajaran – ajaran dalam Weda bersifat flexible dan sesuai untuk setiap jaman, sehingga ajaran Weda dikatakan sebagai Sanatana Dharma atau kebenaran yang abadi. 

#tubaba@AKU BANGGA MENJADI HINDU#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar