Selasa, 31 Maret 2020

Upacara Pengupa Ayu (Keguguran)

Upacara Warak Keruron atau Pengupa Ayu (Keguguran)
Om Swastystu semeton sareng sami,
IDA SINUHUN SIWA PUTRI PRAMA DAKSA MANUABA, maosang indik daging LONTAR TUTUR KAMAREKA sebagai berikut : Upacara PENGUPA AYU WARAK KERURON (Keguguran)= masih berupadarah, GELANGKIR = pangupa hayu kematian bayi dari baru lahir sampai kepus pungsed, DAN NGELUNGAH = upacara pangupa hayu bagi kelahiran bayi dari kepus punsed sampai bayi tumbuh gigi.  

Ini mungkin sangat jarang kita dengar dan jarang pernah kita lihat implementasinya karena berbagai alasan. Tetapi, sebagai umat Hindu yang percaya dengan keberadaan Sang Hyang Atma hingga sangatlah penting untuk melaksanakan upacara terhadap si cabang bayi yang mengalami keguguran (keruron), meskipun belum berwujud, agar tidak menyebabkan kekacauan (ngrubeda) dalam keluarga, melalui upacara yang disebut dengan upacara  "Pengupa Ayu" akibat keguguran (Warak Keruron) atau mengugurkan kandungan (Dhanda Bharunana).
SEKILAS PROSESI UPACARA PANGUPA AYU
1. Proses pelaksanaan upakara ini dilaksanakan di laut/segara. Akan tetapi, sebelum pelaksanaan upacara di laut, pertama kali wajib mengadakan upacara Pakeling antuk pras pejati dan nunas tirta ring  Kemulan miwah tirtha Dalem Karang majalaran antuk rantasan kapundut  untuk dibawa ke laut sebagai upasaksi.

2. Pada hari upacara yang telah ditentukan peserta membawa :
- upakara pras pejati jangkep segehan 
  pinaka pekeling upacara ring laut.
- membawa sarana pamuspan jangkep
- makta botol/toples untuk tempat tirtha 
  pamuput lan tirtha sagara.

Berikut, upakara di pinggir laut/di pasir pantai, dilakukan dengan prosesi :

a. Membuat pempatan agung menggunakan kain (kasa) putih.

b. Nanceb sanggah cucuk, upasaksi ke Surya munggah banten daksina, katipat pras, punjung serta runtutannya dan ring sor sanggah : segehan gede asoroh (disiapkan saking griya/pamuput).

c. Di natar segara di buatkan perempatan dari kain putih, bantennya sebagai berikut :

 1). Banten untuk ngulapin warak keruron/roh bayi : sorohan, pengulapan-pengambeyan, peras, daksina, ketipat dan  Banten yang dipakai untuk roh bayi : bunga pudak, blangsah pinang, kereb sari, punjung dan banten bajang (disiapkan saking griya/pamuput).

2). Uperengga/Niyasa untuk pangupa hayu warak keruron, ngelangkir dan warak keruron, kelungah nyuh gadang (disiapkan saking griya).  Kemudian dilakukan pemujaan (mengembalikan kepada sanghyang sangkan paraning dumadi) roh bayi tersebut kemudian dilakukan pebaktian bagi roh bayi tersebut untuk kembali ke asalnya. Setelah itu klungah nyuh gading dan  banten yang digunakan dihanyutkan pejati, asapunika urain sekilas

3).banten Pecaruan
     
UNTUK PENDAFTARAN HUBUNGI NO HP. 081936287278 / wa: 081353057625 a.n I Gede Sugata Yadnya Manuaba (Tubaba).


UPACARA PANGUPA HAYU WARAK KERURON/NGELANGKIR/NGELUNGAH tgl 12 Desember 2020, 

Para Peserta Mangda Sampun Wenten Ring "PANTAI MATAHARI TERBIT" Jam 14.30 witta. 

TATA CARA AEDNYA:
#Tgl 11 Desember 2020 (malam)  mhn ngaturang pejati/mapekeling:
Sarana mapakeling:
1. Pejati jangkep asoroh
2. Rantasan putih kuning, madaging :
    - ring duur rantasan medaging canang, 
    - kuwangen medaging jinah bolong 5 
      keteng,
    - medaging dupa 5 katih, 
    - medaging kekitir ( busung masurat/ditulis calon anak/anak no.......  dari pasangan ..... nama ibu dan ayah )

3. Botol kratindeng mawastra putih kuning 
    anggen mundut wangsuh pada ida. 
    bhatara hyang guru.

Makasami punika kagenahang ring satu bokoran/tempat, sawus ngatur piuning bakta ka segara tgl 12 Desember 2020 pagi duluran pejati sukla.

Pejati atur piuning punika jejerang nyantos rauh saking segara. Mapakeling ring Kemulan (Ida bhatara Siwa Guru) miwah ngaturang canang ring Dalem Karang/Tugu Pekarangan (linggih ida bhatari durgha manik), matur piuning jagi nyarengin upacara pangupa hayu ring pantai, sepisan ngelungsur tirtha pundut kasagara.
#Tgl 12 Desember 2020 jam 14.30 sampun ring segara/pantai saha makta;
1. Pejati sukla jangkep segehannyane
2. Rantasan putih kuning SEKADI RING 
     AJENG
3. Alat2 sembahyang
4. Pajeng hujan @ peserta untuk berteduh.

#IDA SULINGGIH MAPUJA SAHA NGEMARGIANG UPACARA PANUPA HAYU

#PROSESI NGESENG ADEGAN PANGUPA HAYU

#PECARUAN RING GENAH UPACARA

#NGAYUT areng adegan.

#Setelah nganyut areng NIYASA PANGUPA HAYU, WANGSUH PADA IDA BHATARA GURU LEBAR RING SEGARA, satmaka ida nyaksiang polah palih upacara, 

#Rantasan sane kabakta punika mangda anteg-antegang ping 3 ring toyan segara tur botol sane anggen mundut tirtha punika malih anggen nyalud/nunas toya sagara pundut budal ke rumah, suang2

#Kalau ikut warak keruron hanya selesai di
segara, sesampai dirumah sebelum ngenahang rantasan ring traptrapan kemulan, katur segan putih kuning.

#Jika ikut ngelangkir/ngelungah buat upakara ngendag ring tempat bayi di kubur dulu dan apabila sesudah ngendag itu sampai ada dibawa pulang (rantasan yg dipakai ngendag diinapkan dirumah), maka setelah selesai prosesi di segara, hendaknya sesampai dirumah/sebelum katur melinggih ring kemulan, wajib mecaru ayam brumbun dumun ring natar merajan

#MOHON TETAP IKUTI PROTOKOL KESEHATAN SELAMA PROSESI UPACARA

#MAKTA PAYUNG HUJAN


#tubaba@griyang bang//salam manggayuh kasampurnaning urip#

ORANG BIASA YANG INGIH JADI LUAR BIASA "DI SAAT AKU KEHILANGAN AKAL SEHAT"

ORANG BIASA YANG INGIH JADI LUAR BIASA "DI SAAT AKU KEHILANGAN AKAL SEHAT"

Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S, M.Pd
Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan.

Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik...dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menemun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu...[Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Ketika aku kehilangan akal sehat. 
Aku bebas memarahi siapa saja. 
Bersalah atau tidak. 
Aku marah sebenarnya untuk menutupi kesalahan diriku sendiri. 
Aku berusaha memaklumi diri atas kemarahanku dan berpikir itu wajar. 
Pokoknya aku harus marah.

Ketika aku kehilangan akal sehat. 
Aku merasa bebas saja untuk berbohong. 
Demi keuntungan tak ada salahnya berbohong. 
Aku berbohong untuk menutupi kesalahanku. 
Aku berbohong demi menghilangkan jejak kebohongan yang satu. 
Tak apa-apa berbohong, sudah banyak yang melakukan. 
Begitu aku dihibur.

Ketika aku kehilangan akal sehat. 
Aku tidak malu melakukan hal yang memalukan. 
Tidak malu mempermalukan diri sendiri dengan tingkah yang tak sesuai dengan statusku sebagai manusia.  
Aku pun tidak malu-malu memperlakukan kemaluan atas nama kebebasan berekspresi.

Ketika aku kehilangan akal sehat. 
Aku menyumpah serapah dan menghina siapa yang tak kusuka. 
Aku merasa itu pantas kulakukan. 
Membenci siapa saja yang tak sepaham dan sekeyakinan denganku. 
Aku malah merasa bangga bisa melakukannya. 
Sebab aku yang paling benar. 
Kamu mau apa?

Ketika aku kehilangan akal sehat. 
Aku mencari nafkah dengan menipu dan mencuri. 
Tidak peduli berapa banyak yang kurugikan. Aku merapa tak apa. 
Ini kulakukan demi untuk mempertahankan hidup. 
Apa salahnya? 
Kalau pun salah, nanti tinggal bertobat apa susahnya?

Ketika aku kehilangan akal sehat. 
Aku kecewa dan marah pada Tuhan. 
Aku pikir Tuhan itu enak-enak tidur. 
Karena siang malam aku berdoa tak didengar pula. 
Hidupku tetap susah. 
Tak punya apa-apa. 
Kulihat tetanggaku yang jarang beribadah malah hidupnya bisa enak dan foya-foya.
Mana janjimu, Tuhan?

Ketika aku kehilangan akal sehat. 
Hidupku penuh akal-akalan. 
Aku jadi pintar mengakali kebenaran. 
Berbuat dosa tak apa-apa. 
Mencuri dan bermain wanita tak masalah. 
Berbohong dan berjudi sudah biasa. 
Hidup harus dinikmati sesukanya itulah pikiranku.

Ketika aku kehilangan akal sehat. 
Ya, beginilah jadinya...tenang-tenang saja masih bisa makan enak. 
Tapi..., giliran kehilangan dompet atau telepon genggam panik setengah mati. 
Bahkan tak bisa tidur gelisah sepanjang malam.
Astungkara............, swaha.

#tubaba@refleksidiri//untukmenerangihati#
#Ketika Aku Kehilangan Akal Sehat#

Segehan Wong-wongan Brumbun.

Segehan Wong-wongan Brumbun.

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S, M.Pd


NASI WONG-WONGAN 

Segehan wong-wongan adalah sebuah wujud ritual berupa nasi yang dibentuk menyerupai orang atau manusia. 

Kata ulang wong-wongan “orang-orangan” berasal dari kata wong “orang/manusia”. Segehan tersebut dilengkapi dengan lauk jejeron matah “jeroan mentah”, bawang merah, jahe, dan garam. 

Adapun warna nasi yang digunakan adalah bermacam-macam, ada yang berwarna putih, merah, dan brumbun, sesuai dengan keperluan masyarakat.

Segehan dengan nasi kepelan dan wong-wongan bisa digunakan untuk menangkal gangguan ilmu hitam atau makhluk halus dan wabah

#membersihkan energi negatif (ion positif) #menggantinya dengan energi positif

#tubaba@yatna mapala lasya#

Kepala warna Putih (unsur logam) : Ketulusan, kesucian, kejujuran. Tangan kanan berwarna Merah (unsur api) : Kepedulian, kemesraan, kesetiaan. Tangan kiri berwarna Kuning (unsur tanah): Keberuntungan, kejayaan, kesejahteraan.  Badan berwarna brumbun menunjukan keaneka ragaman ada di dalsm badan dan kaki warna hitam mempunyai arti yang melambangkan keanggunan (elegance), kemakmuran (wealth) dan kecanggihan (sopiscated), juga merupakan warna yang independent dan penuh misteri.

#Beralaskan daun pisang warna  Hijau (unsur kayu) : Keimanan, kehidupan, kebersamaan. 

#Garam, Bawang dan Jahe mewakili warna  Biru (unsur air) : Kebijakan, kemanusiaan, kecerdasan. 


Oleh sebab itulah ritual sěgěhan dilaksanakan setiap hari (sěgěhan saiban), setiap lima hari sekali, atau setiap kliwon, setiap lima belas hari sekali (kajeng kliwon)purnama, tilem atau hari-hari yang dianggap perlu. Berikut adalah wacana yang dikutif dari Lontar Siwagama.

“Mojar Sri Gondhararaja, lingira: lahya kamung tanda mantri sadaya, rengwaken wacana mami, yeki pranidanangku, kateka-tekéng pratisantananta hlom, haywa wismrti, haywa kita tan sthiti bhakti ring déwa, mwang ri sang mahabrahmana, ikang sinanggah pangupadhyayan, hisnira Sang Rsi Siddhayoga, sahitya ri sang prabhu, maka wungkalang dharma satya, muwah ri sedangta amangan, haywa tan pabanten, yajnasésa ngaranya, ikang sěga pinanganta lana. Kunang wédanata, kanista ring trisiwa byantara, madya ring ékacandra, mottama ring sad sasih, sahitya abhyakala ning dunghulan. Muwah ri tekaning satahun, tawuren Hyang Kadurgadéwi, pratama ning asalin sirah, ri tilem ing cétramasa.”(Siwagama: 134)

Terjemahan bebas:

‘Raja Gondharapati berkata, katanya: “Wahai para menteri sekalian, dengarkanlah perintahku, ini merupakan hasratku, termasuk kepada seluruh keturunanmu di kemudian hari, janganlah lupa, janganlah kalian tiada berbakti kepada dewa dan kepada para brahmana, yang disebut perguruan, keturunan Bagawan Siddhayoga, tiada henti-hentinya kepada sang raja, sebagai dasar pelaksanaan ajaran agama, dan pada saat kau makan, jangan tidak membuat sesajen, yadnya sésa namanya, dari nasi yang kau makan setiap hari. Adapun aturan pelaksanaan upacara yang patut dilakukan olehmu adalah pada tingkatan sederhana dilakukan setiap Kajeng Kliwon. Upacara pada tingkat menengah dilakukan setiap bulan. Upacara tingkat utama dilakukan setiap enam bulan. Tiada henti-hentinya melakukan upacara peruwatan untuk Bhuta Kala Tiga pada wuku Dungulan. Dan pada setiap tahun wajib melakukan upacara tawur kepada Hyang Durgadéwi, pada saat pergantian tahun Saka, pada bulan mati kesembilan’


Secara kontekstual, makna sěgěhan wong-wongan adalah lambang persembahan sebagai pengganti diri dan nyawa orang yang mempersembahkannya. Wujud sěgěhan berupa manusia adalah wujud ritual yang dipersembahkan kepada bhuta kala dengan harapan memperoleh keselamatan. Jeroan mentah memiliki makna sebagai jeroan/ isi perut manusia sebagai pelaku persembahan. Sedangkan, bawang merah, garam, jahe adalah pelengkap persembahan yang membuat suguhan kepada bhuta kala tersebut menjadi lebih enak.

PUJA SEGAN

Singgih Ratu Sang Bhuta Raja, Bhuta Bala, titiyang ngaturang segehan wong-wongan amanca warna, maiwak bawang jahe jejeroan matah, pinaka pengantin jiwa pramanan titiyang sekeluarga, durus pada amuktisari riwus amukti sari, ledang sareng sami micayang kasidian, titiyang nunas keselamatan, dirgahayu dirgayusa, luput ring sahananing pancabaya, asapunika pinunas titiyang, kirang langkung antuk titiyang, mogi ledang I Ratu ngampurayang.

Atau
#Ong Sanghyang Purusangkara, anugraha ring Sangkala Sakti.
#Sanghyang Rudra anugraha ring Sang Kala Wisesa.
#Sanghyang Durga Dewi anugraha ring Sang Kala Dengen.
#Ameng-ameng padanira Paduka Bhatara Sakti, anunggu ring bumi, ring pura parahyangan, natar paumahan, dalem pasuguhan, wates setra pebajangan, salwiring lemah angker.
#Manusa aweh tadah saji sira watek kala bhuta kabeh.
#Iki tadah saji nira sega iwak bawang jahe.
#Asing kirang asing luput, nyata jinah ketengan  patukune sira ring pasar agung, pilih kabelanira, ajaken sangkalanira kabeh, nyah kita saking kene, apan sira sampun sinaksenan, wehana manusanira urip waras dirgahayusa.

MANTRA SEGAN

Om Sa Ba Ta A I, Panca Maha Bhutaya namah suaha,
Endahta kita watek tiryak, gumatap-gumitip, kumratap-kumritip,
muah sarwa prani, sarwa mletik, ingsun ki manusa anyupat papanta, tinebusan déning mertha, muah anebusaken dosan ingsun amati-mati.
Riwekasan yan Sira manumadi, menadi Sira manusa mautama.
Ong sah wésat namah suaha.

Arti:

Kami memohon bimbingan dan perlindungan Sa Ba Ta A I [aksara simbol Hyang Acintya] dan Sang Hyang Panca Maha Bhuta [lima unsur dasar pembentuk alam semesta].
Semoga berbahagia mereka para binatang, semua yang bergerak, kumratap-kumritip [semua mahluk : dari amuba, semut hingga monster] dan segala yang hidup, segala yang tumbuh, aku manusia akan menyupat [melakukan pembersihan spiritual] dirimu, mengubahnya menjadi kebajikan dan menebuskan segala kesalahan.
Suatu saat apabila kau dapat terlahir kembali, semoga kau menjadi manusia yang utama [manusia dengan kesadaran sempurna].
Hyang Acintya, semoga sirna semua dukalara.
 "Om swasti swasti sarwa bhuta suka pradhana ya namah swaha" 

 (semoga para bhuta mereka berbahagia)

#Dilanjutkan dengan ngayab:

Ong Kala Bhokta ya namah.
Ong Bhuta bhokta ya namah.
Ong Pisaca bhokta ya namah.
Ong Dhurga Bhokta ya namah swaha.

#tubaba@dumogi sadaging jagat rahayu shanti#

Mantra Panglukatan Mala.

Mantra Panglukatan Mala.
(gering lara, ila, muang gering tuju bayu, tuju angin. Dapat disembuhkan)
#Banten.
Sahe seyayut, mewasta sesayut durga yusa, amerta Sanjiwa muah rikala nuju dina: budha Keliwon, Anggara Kliwon, Purnama, Tilem (Wetania). Wenang sangkepi sesayut, resigana, muah panglukatania, umertraya, Uma tirtha, nawa ratna, sakotamania.

#Penglukatan Uma Tirta:

Om antinira Sang hyang Brahma,
Sire ageseng lara wiggena,
Pape klesanaingrat kabeh,

Ong gangga suci nirmala,
Sira sang hyang tirtha meretha,
Mijil sakeng amprunira Sang Hyang Sadesiwa,
Angenjutakna, papa klesening rat kabeh,

Ong Sang Hyang gangga suci,
Mijil sakeng papusuhan ira Sanga Hyang Prama Siwa

Sira anirnakena lara roga wigena papa,
Klesaning rat kabe, ong kara mantra,
Mijil saking Brahma duaranira,
Sang Hyang Guru Wisesa.

Sira ta amburaknean sakwehing papa kelesa,
danda upoadrwa ikang rat kabeh,
ong nada windu ardha candra ya namah swaha.

Ong saha sidhi proadnyanaya nama swala.
Om gunung mas pucak manik,
Akarikil nawa ratna, maha sumber sang Hyang amerta,
Apancuran selaka, winadahan kundi manik,

Kinepungi nawaratna inaranan Sang Hynh amerta Kamandalu,
Maka uripning pawatek dewata nawa sanga maka partitanin
Pandita ratu, muang manusa ring maya pada,
wenang ngawasakna ring ngagering, lupa lesu lelep arip,

sakwehing lara wigena mala petaka upadrawaning
bapa ibu kaki nini, yuyut,
Om Awigne mastu lara sindihang.

Om Siwa Rudrem brahma takem,
Agneni jualem masarirem,
Sarwa roga basmi sitem,
Sarwa petaka sampurnam.

Sarwa wigene winasanem,
Roga dosa wimur citem,
Sarwa papa winesanem
Klesa roga wimoksanem.

Ong Ang Ah Siwageni,
Prod bute ya namah,
Sarwa lara winasanem,
Siwa geni sudha ya namah Ah Ah.

SARWA PAPA WINAÇANI
SARWA KLESA WINASANAM 
SARWA BHOTAM AWAP NUYAT 

OM, SRIKARE SAPA HUT KARE 
ROGA DOSA WINASANAM 
ÇIWA LOKAM MAHAYASTE 
MANTRA MANAH PAPA KALAH

Terjemahan :
Om Hyang Widhi, terimalah persembahan kami, semoga semua penderitaan musnah, semua kotoran, hina hamba, kekeliruan, dan dosa hamba diampuni dan semua bhuta- bhuti tidak mengganggu Om Hyang Widhi, Engkau yang di pujadi jagat raya, Engkau yang menjiwai isi segala mantra , Bebaskan kami dari segala dosa dan derita serta tuntunlah kami ke jalan yang benar


DAMPAK POSITIF PANDEMI COPID 19 TERHADAP TATA CARA BERYADNYA DI BALI

DAMPAK POSITIF PANDEMI COPID 19 TERHADAP TATA CARA BERYADNYA DI BALI
Virus corona bukan hanya merenggut ribuan nyawa tetapi juga mengubah tata cara kehidupan manusia di seluruh dunia mulai dari interaksi sesama maupun proses berhubungan dengan Tuhan.

Beberapa orang mengurung diri di rumah, menghindari tempat keramaian, dan menunda perjalanan ke tempat lain.

Sebagian lainnya mengubah tata cara bersalaman dari berjabat tangan dan berpelukan menjadi salam menggunakan "salam namaste".

Pemerintah umumkan 13 kasus baru positif virus corona, total yang terjangkit 19 orang Wisata Bali makin terpuruk, pebisnis 'hanya bisa mengupah karyawan setengah gaji' Apakah masker bisa mencegah kita tertular virus, mengapa perlu hand sanitizer, dan bagaimana sebaiknya bersalaman?

Wabah virus corona juga berdampak dalam kehidupan keagamaan umat manusia. Sejumlah gereja, masjid, kuil, adat budaya Bali dan pelaksanaan panca yadnya mengubah tata cara upacaranya demi menahan penyebaran penyakit Covid-19.

Apa saja pengaruh virus corona terhadap kehidupan beragama umat manusia di dunia?

Dengan adanya pandemi covid 19 menurut titiang pribadi, kita diajak untuk memulai melaksanakan upacara yadnya yang sederhana lebih menekankan pada inti dari masing-masing upacara yadnya itu sendiri, dan lebih terfokus pada upacara brahma yadnya.

Brahma Yadnya adalah persembahan dengan sarana belajar dan mengajar secara tulus ikhlas yang dalam widya sastra, mengajarkan ilmu pengetahuan adalah yadnya yang utama, sebagaimana dijelaskan;
#Dalam kehidupan ini ilmu pengetahuan tersebut demikian pentingnya, karena itu, 
beryadnya dengan ilmu pengetahuan dinyatakan dalam Sloka Bhagawad Gita yang dikutip dalam tulisan jauh lebih utama daripada beryadnya dengan harta benda dalam bentuk apa pun.

#Dalam Manawa Dharmasastra III.70 dinyatakan, belajar dan mengajar dengan keikhlasan disebut Brahma Yadnya. 
Karena proses belajar dan mengajar itu bertujuan untuk memberikan orang ilmu pengetahuan untuk menopang hidupnya mendapatkan kebahagiaan.

Seandainya upacara yadnya itu dapat lebih dihemat sedikit dan hasil penghematan itu diwujudkan dengan membentuk perpustakaan pura, desa atau banjar tentu hal ini sangat utama sesuai dengan ketentuan sastra agama yang juga dijelaskan bahwa, 

Perpustakaan itu juga harus dibarengi dengan gerakan untuk meningkatkan minat baca,

Sehingga pada zaman modern ini apa pun yang kita lakukan kalau tanpa pengetahuan yang jelas akan menjadi sia-sia. 

Serta lebih ditekankan pada upacara manusa yadnya untuk mampu memanusiawikan manusia.

#tubaba@covid 19 vs brahma yadnya#

Senin, 30 Maret 2020

MUSIBAH ITU BERAWAL DARI DIRI SENDIRI

MUSIBAH ITU BERAWAL DARI DIRI SENDIRI

Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S, M.Pd
Belakangan ini musibah marak terjadi dalam kehidupan kita. Mulai dari musibah yang terjadi pada diri sendiri, orang lain maupun musibah bagi bangsa. Terkadang kita bertanya-tanya, mengapa Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan musibah ini kepada kita?

Kita seringkali merasa menjadi orang yang baik sehingga kita lupa dengan dosa-dosa yang pernah kita perbuat. Karena musibah tidak akan datang jika kita telah mentaati perintah Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan semestinya.

Telah di jelaskan dalam pustaka suci "Apa saja nikmat/anugrah yang kita peroleh adalah anugrah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dan apa saja bencana yang menimpa kita maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.

Tentunya sangat jelas bagi kita bahwa segala kenikmatan/anugrah yang kita dapatkan di dunia ini adalah atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa. dan segala bencana yang menimpa diri kita sesungguhnya atas perbuatan kita sendiri. Nampaknya kita harus mulai intropeksi diri dan berbenah dari segala kesalahan yang akhirnya mengundang musibah dalam diri kita.

Namun tidaklah yang Ida Sang Hyang Widhi Wasa berikan segala musibah ini melainkan pasti ada hikmahnya. Tidak serta merta beliau berikan musibah kepada makhluk-Nya tanpa tujuan yang baik. Selalu ada hikmah di setiap musibah yang Ida Sang Hyang Widhi Wasa berikan. Beliau telah jelaskan bahwa musibah yang datang adalah karena perbuatan kita sendiri dan sebagian besar telah  
Ida Sang Hyang Widhi Wasa maafkan/mengampuni kesalahan-kesalahan kita.

Apa saja musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan kalian sendiri dan  Ida Sang Hyang Widhi Wasa memaafkan sebagian besar perbuatan kita.

Sudah saatnya kita kembali. Kembali kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah menciptakan kita. Sesungguhnya kita berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Semoga setiap musibah yang kita hadapi akan mengantarkan kita kepada cintanya  
Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan lebih dekat dengan-Nya. 

Begitulah Ida Sang Hyang Widhi Wasa mengaturnya. Pandemi Corona ini adalah ujian dari-Nya untuk menguji siapa yang lebih baik derma-bhaktinya. Di balik sebuah musibah pasti ada hikmah. Kelak badai yang diakibatkan oleh wabah virus Corona ini akan melahirkan sosok-sosok yang lebih tangguh dan cerdas.

#tubaba@musibah menunjukan adanya perubahan, perpindahan, dan pergantian keadaan#

SYAIR / KIDUNG NGUNGKAB LAWANG

 SYAIR / KIDUNG   NGUNGKAB LAWANG
Aku penganten pria, Engkau penganten wanita,
Aku kidung.
Dan engkau Syair,
Aku surga,
Dan Engkau bumi,
Kita akan tinggal disini bersama,
menjadi orang tua bagi anak-anak.

(Atharwaweda XIV.2.71)


Dibalas oleh calon pengantin wanita dari dalam rumah. Sbb: 

Akulah bendera,
Akulah pemimpin,
Aku memiliki kepasihan yang unggul,
kekasihku bekerjasama denganku,
dan mengikuti kehendakku.

(RigWeda.X.159.2)


 DOA MENYERAHKAN CALON MEMPELAI WANITA oleh ORANG TUA MEMPELAI WANITA


Om suddhah puta yosito yajniya ima.
Brahmanam hastesu pra prthak sadayami   ( Atharwaweda XI.I.27)

Om sumangalir iyam vadhur
Imam sameta pasyata
Saubhagyam asyai dattvaya
Athastam vi paretana   ( Rgweda X.85.33)                                                    

Artinya :

Atas Restu Hyang Widdhi. Kami berikan gadis yang murni, yang berbudi luhur dan yang suci ini kepada Orang Bijak yang berpengetahuan tinggi.
Hyang Widdhi, Penganten Wanita ini sangat beruntung.  Wahai penganten Pria yang lembut datanglah dan pandanglah dia. Berkatilah dia dengan keberuntungan dan berangkatlah kerumahmu.


 DIJAWAB OLEH CALON MEMPELAI PRIA SEBAGAI BERIKUT : 

Mameyam astu posya,
Mahyam tvadad brhaspatih, 
Maya patya  prajavati,
Sam jiva saradah satam
(atharvaveda xiv.1.52)

Artinya :
Engkau  kekasihku, yang dianugrahkan Hyang Widdhi kepadaku, aku akan mendukung dan melindungimu. Semoga engkau hidup berbahagia bersama-ku dan anak keturunan kita sepanjang masa”.

Kemudian  kedua  mempelai mengkuti prosesi mebiyakala dan prayascita oleh Pinandita. Dilanjutkan dengan  sumpah perkawinan, Kedua mempelai saling ber hadapan  muka dan kedua tangan mem- pelai  pria menggenggam kedua tangan mempelai wanita.    

 SUMPAH PERKAWINAN

UNTUK  PENGANTIN PRIA UCAPKAN ( RigWeda X.85.36)
WAHAI MEMPELAI WANITA: (Sebut Namanya). 
DI HADAPAN HYANG WIDHI DAN PARA SAKSI,  
SAYA GENGGAM TANGANMU BAGI KEMAKMURAN. 
SEMOGA ENGKAU DAPAT MENJADI PENDAMPING HIDUP SAYA,  
SEBAGAI ISTRI,  SAMPAI AKHIR HAYAT.

UNTUK PENGANTIN WANITA UCAPKAN (Atharwaweda XIV.2.63) 
DIHADAPAN HYANG WIDHI DAN PARA SAKSI, 
SAYA BERDOA SEMOGA ENGKAU; SUAMI SAYA: (Sebut Namanya) 
SEMOGA BERUSIA PANJANG DAN DAPAT HIDUP BERSAMA SAYA 
DENGAN  PENUH SETIA SAMPAI AKHIR HAYAT.



KEMUDIAN PEMUPUT/SANG SULINGGIH MEMBACAKAN MANTRA BERIKUT :
 

 MANTRA :
Samrajni svasure bhava,   
samrajni svasrvam bhava, 
nanandari samrajni bhava, 
samrajni adhi devrsu.                                                                                                                            
(Rgveda x.85.46)
Yantri rad yantri asi yamani,   
dhruva- asi dharitri.
(Yajurveda XIV.22)

Virasup devakama syona,
sam no bhava dvipade,
Sam catuspade.   
(Rgveda X.85.43)  
                                                    
Agne sardha mahate saubhagaya, 
tava dyumnani-uttamani santu  
(Rgweda V.28.3)

Anvarabhetham anusam rabhetam, 
atam lokam srad-dadhanah sacante 
(Atharwaweda VI.122.3)

Hasamudau mahasa modamanau 
 
(Atharwaweda XIV.2.43)


 SMARA STAVA (dibaca oleh Pemuput/Sang Sulinggih nikah)

Om pranamya ta sang hyang smaram,
Prabodham asta kamas te, 
Saha smara samara devi,  
Misrosadhi suksma jnanam

Om stutis tribyandvana purve, 
Mama kayo ’gneyasanam, 
daksine janma yauvanam, 
Dharmavata nairrtitah

Pascime ca, yauvana ca,  
strimado vayavyam, 
uttare maro rathas ca, 
airsanyam tu bandhah sthitah. 

Ityete smara puja ca, 
nara suranugrahas, 
tirupam suruvam viryam,
prasiddhottama yauvanam.

Om om sang hyang smara deva puja ya namah svaha
 


Setelah nasehat perkawinan selesai, dilanjutkan dengan doa Syukur bahwa acara pernikahan dapat terlaksana dengan baik. Dimohonkan kepada semua hadirin mengucapkan doa sebagai berikut :                         

 DOA BERSAMA NIKAH (dipimpin oleh PEMUPUT/SANG SULINGGIH)

Om ihena vindra sam nuda cakravakeva dampati. (Atharwaweda XIV. 2.64)
Om sam jaspatyam suyamam astu devah (Rgveda X. 85. 23)
Om asthuri no garhapatyani santu (Rgveda VI. 15. 19)

Om ihaiva stam ma vi yaustam, 
visvam ayur vyasnutam,   
kridantau putrair naptrbhih,    
modamanau sve grhe (Rgveda X. 85. 42)

Om Abhi vardhatam payasa,
Abhi rastrena vardhatam,
Rayya sahasra varcasa,
Imau stam anupaksitau.(Atharwaweda VI.78.2)


Artinya   :
Hyang Widdhi, Persatukanlah kedua mempelai ini bagaikan angsa cakravakewa  yang tidak pernah berpisah dengan pasangannya.
Hyang Widdhi, Semoga kehidupan pernikahan ini tenteram dan bahagia.
Hyang Widdhi, Semoga hubungan suami-istri ini tidak pernah putus dan dapat berlangsung selamanya.
Semoga pasangan suami-istri ini tetap erat dan tak pernah terpisahkan, mencapai kehidupan yang penuh kebahagiaan, tinggal di rumah dengan hati gembira, dan bersama bermain dengan anak-anak dan cucu-cucu”
Hyang Widdhi, semoga pasangan suami istri ini menjadi makmur,  bersama dengan kemajuan dan kemakmuran nasional, semoga mereka dikaruniai rejeki  yang besar dan tidak habis-habisnya dan tumbuh selamanya.


 DOA  MENGELILINGI  SANGGAH SURYA / API SUCI 
Saat mengelilingi sangah surya/Api suci,  mempelai wanita berada didepan mempelai pria. yaitu selama 7 putaran mengelilingi Api suci/ Sanggah Surya mempelai wanita me mimpin dengan berada didepan, atau bisa juga 4 putaran wanita memimpin dan 3 putaran pria yang memimpin atau sebaliknya.

 
1. Penganten Pria : 
Om Samanjantu waswe dewah,                                                                                 
sam apo hrdayani nau 
(Rgweda. X.85.47)

Penganten Wanita : 
Semoga para dewa mempersatukan hati kami berdua

2. Penganten Pria : 
Om sam jaspatyam 
suyamam astu dewah 
(RgWeda X.85.23)

Penganten Wanita : 
Semoga  Hyang Widdhi  memberi kebahagiaan dan ketentraman pada kehidupan pernikahan kami.

3. Penganten Pria : 
Om prajam pustim 
bhukim asmasu dhattam 
 (Rgweda VIII.59.7)

Penganten Wanita : 
Semoga Hyang Widdhi menganugrahkan anak cucu dan rejeki yang melimpah  kepada kami.

4. Penganten Pria : 
Om Sunrtawantah subhaga,                                                                                                          
irawanto hasamudah
   (Atharwaweda VII.60.6)

Penganten Wanita : 
Semoga Hyang Widdhi menganugrahi kami kemakmuran, kegembiraan dan memiliki rejeki  yang melimpah.


5. Penganten Pria : 
Om Yatra suhardah 
sukrto madanti, 
wihaya rogam tanwah swayah  
(Atharwaweda VI.120.3) 
                                                     
Penganten Wanita : 
Semoga kami bisa  membuat rumah-rumah kami bagaikan sorga, dan orang-orang berpikiran mulia, saleh dan sehat bertempat tinggal dirumah kami dengan ring gembira.

6. Penganten Pria : 
Om swasti matra-uta  
pitre no astu, 
swasti gobhyo jagate purusebhyah  
          (atharwaweda I.31.4)

Penganten Wanita : 
Semoga ada kesejahteraan untuk orang tua kami, semoga semua sapi betina dan seluruh umat manausia berbahagia.

7. Penganten Pria : 
Om payasca rasas ca annam ca, 
Annadyam srtah ca satyam ca
Istam ca purtam ca,
Praja ca pasawasi ca 
     (Atharwaweda XII.5.10)

Penganten Wanita : 
Semoga terdapat susu, sari buah, makanan, beras , ketertiban,  kebenaran, persembahan, perbuatan-perbuatan yang murah hati, anak-cucu dan kemakmuran dirumah tangga kami .

DUDONAN PUJA PAWIWAHAN SULINGGIH

Tu Baba:
DUDONAN PUJA PAWIWAHAN
  ASUCI LAKSANA
1.  Mabusana : 
Om kaupina brahma samyuktah, mekala wisnu sam mretah, wisnu sampurna sariram, antarwo saswarwo dewah, bandam astu sada siwah.

2.  Wastra : 
Om ang siva sthiti ya namah. 

3.  Kampuh : 
Om ung visnu ya namah. 

4.  Sabuk : 
Om tang mahadeva ya namah. 

5.  Santog : 
Om mang iswara parama siwa ya namah.

6.  Melinggih : 
Om padmasana ya namah.
 
7.  Ngagem Toya pewasuhan : 
Om isana ya namah, Om Ung Wisnu ya namah, Om torta sweta nila warna ya namah. 

8.  Cuci kaki : 
Om ang khang khasolkaya isvaraya namah swaha. 

9.  Cuci tangan : 
Om rah phat astraya namah. 

10.  Kumur : 
Om ung rah phat astraya namah.
11.  Raup : 
Om Om Waktra parisuda ya namah swaha. 

12.  Ider kiwa : 
Om ksmung ang namah, om om padmasana ya namah.

13.  Sarira : 
Om prasadha sthiti sarira siwa suci nirmala ya namah swaha

14.  Puja dupa dipa : 
Om Ang dupa dipastra ya namah swaha
Om Ang Brahma amerta dipa ya namah 
Om Ung Wisnu amerta dipa ya namah
Om Mang Lingga Purusa ya namah

15.  UNGKAB SAGUAN : 
Om Ing Isvara pratistha jnana lila ya namah swaha. 

16.  Utpati : 
Om i ba sa ta a, om ya na ma siva, om mang ung aang. 

17.  Sthiti : 
Om sa ba ta a i, om na ma si va ya, om ang ung mang. 
Om pradana purusa samyoga ya windu dewaya boktra jagatnata ya Dewa Dewi adi samyoga ya Prama Siwa ya namah

18.  Nunggalang bayu sabda idep Ambil bunga, dhupa, bija: 
Om ghrim vausat ksama karanaya namo namah svaha,
Om ung rah phat astra ya namah, Om atma tattvatma suddha mam svaha, Om ksama sampurnaya namah svaha, Om sri pasupataye ung phat, Om sriam bhawantu, Om sukham bhavantu, Om purnam bhavantu. 

19.  Astra mantra petanganan : 
Om Ung rah phat astrayanamah
Om Atma tattvatma suddha mam svaha
Om Om ksama sampurna ya namah - naraca mudraya namah Om bham netraya namah 
Om bham netraya namah
Om Ung rah phat astraya namah
Amrta mudra hrdaya ya namah
Om sang sadya ya namah (pasa) 
Om hrung kawaka ya namah
Om sanidhya ya namah
Om agni ludra ya namah.

20.  KARA SODHANA. 
  Kanan :
-  Om Ing namah (ibu jari)
-  Om Tang namah (telunjuk)
-  Om Ang namah (jari tengah)
-  Om Bang namah (jari manis).
-  Om Sang namah (kelingking).

  Kiri :
-  Om ham hredaya namah (ibu jari).
-  Om Reng kaya sirase ya namah (tengah).
-  Om bhur bwah sware jwalini sikkhaye namah (jari manis)
-  Om hrung kavacaya namah (kelingking).
-  Om Bang netraya namah, Om Bang netraya namah.
(Bunga, bersihkan kedua telapak tangan). 

Atas Sivadvara : 
Om Ung rah phat astraya namah.


21.  PEMUJAAN SANG HYANG SIVA ADITYA.  
  Sembah puyung selaning lelata : 
Om hrang hring sah parama siva adityaya namah. 

  Mentil bunga : 
Om Cong candi saya ya namah.
 
  Tekep pangkuan : 
Om sadyojataya namah. 

  Siva dvara sembah puyung : 
Om Hrang Hring sah parama siva amrtaya namah. 

  Usap raga, pala kiwa/kaki dengan bunga: 
Om hrung  kavaca ya namah. 

  Usap tangan ring hati/hredaya mudra : 
Om samnidhyaya namah. 

  Tangan terbuka di alis pratistha mudra : 
Om agni rudraya namah (agni rudra). 

  Keletikang puspa, gandam ksatam : 
Om Sriam bhavantu, 
Om purnam  bhavantu, 
Om sukkham bhavantu.  ( Petanganan )

22.  KARA SUDDHI RAHASYA.  
  Bunga timur laut : 
Om ghrim wausat ksama sampurna ya namah svaha. 

(Suci Jari Tangan Rahasia). 
  Kanan : 
-  Om Sang namah (telunjuk), 
-  Om Ang namah (tengah), 
-  Om Kara ya namah (jari manis) 
-  Om Hung rah pat astra ya namah (kelingking). 

  Kiri : 
-  Om Ang namah (telunjuk) 
-  Om Sang namah (tengah) 
-  Om Kang namah (manis) 
-  Om Wang namah (kelingking)

23.  KALPIKA.  
Kalpika bagi 8 letakan pada kaki tripada, mantra : 
-  Om Sang namah (timur), 
-  Om bang namah (selatan), 
-  Om Tang namah (barat), 
-  Om Ang namah (utara), 
-  Om ing namah (tengah), 
-  Om Nang namah (tenggara), 
-  Om Mang namah (barat daya), 
-  Om Sing namah (barat laut), 
-  Om Wang namah (timur laut), 
-  Om Yang namah (tengah)

24.  Ambil tripada : 
Om Ang–Ung–Mang. 

25.  Sembah atas rambut : 
Om Hrang Hring sah parama siva ya namah. 
  
26.  Tripada turun, prathista mudra : 
Om Om Deva pratistha ya namah

27.  Ambil kalpika sebagai dasar tripada :  
-  Om Ang Surya Mandala Brahma Dhipata ye namah (selatan). 
-  Om Ung Nava Widya Soma Mandala Wisnu Dhipata ye namah (utara). 
-  Om Mang Agni Mandala Rudra Dhipata ye namah (timur). 
-  Om Mang namah (puncak timur/depan). 
-  Om Ung namah (puncak utara/kanan dari kita) 
-  Om Ang namah (puncak selatan/kiri dari kita)

28.  ARGHA SIVAMBHA : 
  Putar sivambha 7x arah jam : 
Om Om namah 

  Putar sivambha 6x arah jam : 
Om Hrang Hring sah Parama Siwa Aditya Ya Namah

  Sivambha telungkup atas padipan :  
Om Om Akasa Byoma Siva tattwa ya namah. 

  Putar 7x atas padipan : 
Om Om parama siva ya namah
Om Om Sada sivaya namah 
Om Om Sadha rudra ya namah  
Om Om Mahadeva ya namah  
Om Mang Isvara ya namah  
Om Ung Wisnu ye namah 
Om Ang brahma ya namah  

  Sivamba taruh di atas tripada : 
Om Om Prthivi prabavati devi tattva ya namah swaha
 
  Mesirat ring arga antuk toya cendana 3x : 
Om Hung rah phat astraya namah. 

  Ngiderang pedupan atas arga : 
Om Mang Isvara ya namah.
 
  Dasa aksara : 
Sa Ba Ta A I Na Ma Si Wa Ya Ang Ung Mang. 

  Tutup sivamba : 
Om hrung kavaca ya namah. 

  Buka tangan : 
Om Ang Ung Mang. Ang Ah.

  Tuang air ke sivambha : 
Om hrang Hring Sah parama siva, gangga amerta samplawa ya namah. 

29.  Ngastawa tirta : 
Om Sang Narmadaya namah, Om Sang Sindhuwe ya namah. Om sang ganggayai ya namah, Om sang sarasvatyai ya namah. Om Sang Erawatayai namah, Om Sang  nadi srestayai namah. Om Sang nadi sutayai namah, Om Sang Garbhonda Ya namah. 

  Sembah puyung : 
Om hram hrim sah parama siva aditya namah.

  Masuk bunga, wewangian dan bija : 
Om siva amrtaya namah svaha

30.  GURIT (dengan bunga atas air) : 
-  Om Ang namah (selatan), 
-  Om Ung namah (utara), 
-  Om Mang namah (tengah), 
-  Om Ing namah (utara selatan) 

  Putar 3X dengan bunga : 
Om Hrang Hring Sah Parama Siwa Amrta Samplawa ya namah. 
(Bunga bija masuk sivamba). Sankepi - petanganan).


31.  Tibakin puspa, ganda, ksatam, dipa, dupa : 
Om Sri Gndeswari Byo Namah Swaha
Om Kung Kum Kumara ya namah suaha 
Om Puspadanta ya namah suaha 
Om Agnir Agnir jotir jyotir dupam samar payami suaha
Om Surya Jyotir, Jyotir Dipam Samarpayami suaha

32.  MAHA PADMA.
Pasang Mahapadma dibibir sivamba, dhupa, bunga dan bija-asta dala : 
-  Om brahmi wicet swaha (timur), 
-  Om Maheswari wicet swaha (selatan), 
-  Om Kaumari wicet swaha (utara), 
-  Om Waisnawi wicet swaha (barat), 
-  Om Warahi wicet swaha (tenggara),
-  Om Indrani wicet swaha (timur laut),
-  Om Camundi wicet swaha (barat daya), 
-  Om Ganendri wicet swaha (barat laut), 

  Sembah puyung : 
Om hrang hring sah parama siva aditya ya namah svaha

33.  SIRO VISTA SIVAMBHA.  
  Pasang sirovista pada sivambha, dupa, dipa, genta dan kepala, mantra :
Om Sirovista maha dewiyam, pawitram papa nasanam, nityam kusagram, tistanti, sidantam pratigrhnati, om hum rah phat astraya namah.

  Mantra ngikat sirowista : 
Om swastima sarwata dadyad, dewam rahronca ca nirbayam, saputra putri diksa, bandairasca sukla nityam Om namah siwa yanamah, Om siwa rupa yanamah
Om hrang hring sah parama siwa rupa yanamah 
Om Hung rah pat astra yanamah.

34.  PARI KRAMANING MEBASMA : 
  Ambil basma:
Om idam basman param guyam, sarwa papa winasanam, sarwa roga prasamanam, sarwa klausa nasanam, om bang Bama Dewa ya namah.

  Angremek basma : 
Om Sang Bang Tang Ang Ing. Ong Nang Mang Sing Wang Yang. Om Ang Ung Mang Om. Dewa Prastita Ya namah.
 
  Kuta Mantra : 
Om Hrang Hring Sah Parama Siwa Aditya Ya namah. Puter ping tiga antuk klingking. Om bhur buah swaha.

  Dharma Jati Mantra : 
Om Ang Predana Purusa Samyogaya,  Windu dewa bokta jagat nata ya, Dewa dewi adhi samyoga ya, prama siwa ya namah swaha.

  Pasang bhasma ring raganta kabeh : 
  Brahma Angga : 
-  Om Ing isana ya namah (siwa duara) 
-  Om Tang tat purusa ya namah (rahi) 
-  Om Ang Agora Ya Namah (hredaya) 
-  Om Bang Bama Dewa Ya Namah (bahu tengen), 
-  Om Sang Sadya Ya Namah (bahu kiwa)

  Siwa Angga basma : 
-  Om Ham Hredaya namah (hati), 
-  Om Reng Kaya Sira Saya Ya Namah (sirah), 
-  Om Bhur Buah Suara Jwalini Sikaya Ya namah (tungtunging rambut), 
-  Om Hrung Kawaca Ya namah (tundun), 
-  Om bang Netra ya namah (kanta), 
-  Om Hung Rahpat astra Ya namah (karna rua)

35.  TRI MANDALA.
  Pasang Tri Mandala (ngagem kalpika), gunakan sikap cakra mudra, pusar, dasar argha :
Om Ing hring sring kepreng astra Hung dwa dasa kala atmane, satwa raja adhipata ye namah, 
Om agni mandala ya namah swaha 
(genahang di sor arga),  
 
Om ing hring sring kepreng asra hung dwa dasa kala atmane, sattva tamo adhipata ye namah, 
Om surya mandala ya namah 
(genahang di madyaning arga). 
  
Om ing hring sring kepreng  asra hung  dwadasa kala atmane, satwa tatwa adhipata ye namah, 
Om soma candra mandala ya namah svaha 
(genahang di luhuring arga)

36.  TRI-TATTVA :
Om Om Siva tattvaya namah, (luhur/ubun-ubun)
Om Om Widya tattva namah, (madya/kening)
Om Om Atma tattva namah (sor/hati). 

37.  Sabda Bhatara : 
Om sri ambhavantu, Om purnam bhavantu, Om sukham bhavantu

38.  Astra Mantra alit : 
Om hum rah-phat astraya naman, om atma tattvatma suddha mam svaha, om om ksama sampurnaya namah svaha. Om sri pasupati hung pat – om sriam bawantu, om purnam bawantu, om sukam bawantu.

39.  PRANAYAMA : 
Om Ang (hirup). 
Om Ung (tahan). 
Om Mang (hembuskan). 
Ong Ang Ah, Atma parisudha ya namah 
Om Hrang Hring Sah Parama Siwa amerta ya namah
Ong Ang Kang, Ah om jiwatwa paripurna ya namah swaha     
Petanganan

40.  Pranayama Adhi : 
Om Ang brahmaya namah (hirup). 
Om Ung visnave namah (tahan). 
Om Mang isvara ya namah (hembuskan). 
Om Sada Sivatmane namah, atma samyoga. Om Ang Ah Atma parisuddhe ya namah (hembus). 
Om Hrang Hring sah parama siva amrta ya namah (hirup). 
Om Ang Kang Ah, om Ang jivita paripurna ya namah svaha (hembus dari hidung). 

  Tangan tengadah, usap seluruh tubuh (hilangkan putus asa). Mohon Sang Atma tetap tinggal dalam tubuh degan tetap terpusat pada pengendalian nafas : 
Om Ang Atmaya namah (recaka/hirup) 
Om Ung Antaratma ya namah (puraka/tahan) 
Om Mang Paramatma ya namah (kumbhaka/lepas) 
Om Ung Parama ardha naresvari ya namah svaha. 

41.  Mantra penyatuan jiwa (sangat ampuh) : 
Om Hrang namah (puraka/tahan) 
Om Hring namah (kumbhaka/hembuskan). 
Om Sah namah (recaka/hirup). 
Om Hrang Hring sah parama siva atmane namah svaha.
 
42.  PRANAYAMA
Pranayama adhi : 
Om Ang atma ya namah brahma murtyayai namah (hirup). 
Om Ung antar atma ya visnu murtyai  namah (puraka). 
Om Mang Parama Atma yanamah,  Isvara murtyai namah (kumbhaka).  

  Hembuskan nafas dengan pelan : 
Om hum rah phat astraya namah, sarva papa winasaya swaha.  
Om am namah (hirup kanan). 
Om um nahah (tahan). 
Om mam namah (hembus kiri). 
Om um namah (hirup kiri). 
Om mam namah (tahan sekuatnya). 
Om am namah (hembus) kanan/recaka)

43.  TUNTUN SANG HYANG ATMA.  
  Tuntun Sang Atma dari jantung dengan tangan kanan duabelas jari atas ubun-ubun, ibu jari arah bawah : 
Om Ang Siwatma ya namah. 

  Konsentrasi, bayangin jiwa suci bergerak ke atas dan masuk di atas ubun-ubun 12 jari, bayangkan jiwa suci bagai kristal : 
Om Hang Hredaya ya namah (Pratista mudra Sedana) 

  Tuntun atma dari jantung hati degan teratai putih/kalpika degan dua ibu jari, ucapkan Sapta ong kara atma mantra ; wisada mudra : 
Om Ang brahma atmane namah (pusar). 
Om Ung Wisnu antar atmane namah (jantung). 
Om Mang Isvara parama atmane namah (hati). 
Om Om mahadeva nir atmane namah (langit-langit). 
Om Om sada rudra-ati-atmane namah (kening). 
Om Om sada siva niskala atmane namah (ubun-ubun).
Om Om parama siva sunya atmane namah (ujung rambut). 
Om Ang atmane namah (12 jari di ubun-ubun). 
Om Ang namah, Om Ah namah, Ang-Ung-Mang (sthiti)  Genahang kalpika ring sor arga’genah pengili atma.

44.   DAGDHI KARANA.  
  Bakar semua ke tidak sucian diri dengan bunga kembang sepatu merah, dengan Vrsada mudra, dua jempol hadap bawah stinggi pusar. Bayangkan api dalam tungku api :
Om Ang....Om Ah....

  Kobaran api melebur semua halangan, Mantra : 
Om Sariram  kundam ity uktam, tri anta karanah indhanam ; sapta Om kara wayu wahni, Bojanam ta unindiktam. 

  Bayangkan Sang Hyang Agni Rudra muncul dr ibu jari kanan dg mantra : 
Om Ang Om Hung rah phat astra ya namah, Om rah ung pat astra ya namah. Om Ang kala agni rudra ya namah (Amerta Mudra) 

45.  MEMADAMKAN API RAHASIA.   
  Padamkan Api dalam tubuh dengan Amrta mudra, bunga, dhupa dan bija : 
Om hrang hring sah parama siva adityaya namah. Um hung rah phat astra ya namah. 

  Percik air siwamba dengan kalpika, lempar bunga kepangkuan. Sang Atma muncul dari puncak bayangkan aksara Om mengalir ke bawah. membasahi abu kekotoran tubuh dengan mantra : 
Om Hung rah phat astraya namah. 

  Ambil bunga tarik ke ubun-ubun : 
Om hrang hring sah parama siva amerta ya namah.  
Om hrang hring sah parama siva aditya ya namah.

  Bayangkan kundi manik berisi amrta Sang Hyang Vyoma Siva hanyutkan abu badan : 
Om hrang hring sah parama siva amrta ya namah. 
Om Ang Siva atmane namah. 

  Bayangkan badan jadi suci sempurna, perciki badan 3x dengan tirtha suci : 
OM Sri ambhavantu, Om purnam bhavantu , Om sukham bhavantu. Om Om siva amrtaya namah, Om Om sada siva amrtaya namah. Om Om parama siva amrtaya namah. 

  Ambil bunga, mantra : 
Om hrang hring sah vausat parama siva amrta ya namah. Om am siva amrta ya namah, om am sada siva amrtaya namah. Om am parama siva amrtaya namah. 
(Sivatma 12 jari atas ubun-ubun). 

  Kundi manik isi Amrta dari Byoma Siva  diangkasa menyirami tungku api :
Om am ksama sampurnaya namah

46.  AMRTI KARANA.  
  Jepit kalpika dengan ke dua ibu jari menghadap ke bawah dengan melakukan Sankha mudra di atas kepala. Bayangkan sanka manik berisi amrta dari byoma siva mengguyur abu di badan:
Om karah parama jnanam, amrta-dam adho-mukham;  sankha-sphatika-varnam - Ca Kantha Mule Ca Sanyasyet;  amertam varsate tasmat, sarvanga sandhi suyatah;  dampatyoh sanggatam jatam, jivitam parikirtitam;  agnih prakertir wijanayah, bayuh purusa ewaca;  samyogo jivitam vapi, marana ca wiyogatah

  Kuta mantra: 
Om hrang hring sah parama siva amerta ya namah. Bayangkan Sang Hyang Amrta dan Sang Hyang Siva diangkasa mengucuri abu di badan bersinar bagai matahari. 
(Turunkan kedua tangan lakukan Amrta mudra dengan bunga yang sama).

47.  SIRAT.
  Perciki badan atas/sivangga 3x: 
Om Om siva amrta ya namah, Om Om sada siva amrta ya namah, Om Om parama siva amrta ya namah.
 
  Percik badan bawah/brahmanga 3x: 
Om ang siva amrtaya namah, Om ang sada siva amrtaya namah, Om ang parama siva amrtaya namah. 
(Dengan aksara OM  sucikan dua tangan).   
     
48.  SANKEPI : 
-  Om sim namah (telunjuk), 
-  Om Wang namah (tengah), 
-  Om karaya namah (jari manis), 
-  Om hung rah phat astraya namah (kelingking)

49.  KARA SODHANA.
  Gunakan kalpika menyentuh jempol kanan, mantra :
-  Om ing namah (ibu jari); 
-  Om tang namah (telunjuk) 
-  Om ang namah (jari tengah); 
-  Om bang namah (jari manis), 
-  Om sang namah (klingking). 

  Jari tangan kiri dengan bunga: 
-  Om ham hrdayaya namah (ibu jari); 
-  Om reng kaya sirane namah (tengah) 
-  Om bhur bhuvah svare jwalini sikaya ya namah (jari manis); 
-  Om hrung kwaca ya namah (kelingking). 

  Sentuh kedua telapak tangan dengan bunga, mulai kanan : 
Om bhang netraya namah, Om bham netraya namah (kedua tangan dan mata). 

  Angkat bunga antara telapak tangan cakup atas ubun2: 
Om Ung rah phat astra ya namah (telunjuk)

50.  KUTA MANTRA.
  Sujud Sang Hyang Siva Raditya, tangan angkat setinggi ujung rambut, mantra :
Om harang hring sah parama siva aditya ya namah; Om cong candisaya ya namah; Om sang sadya ya namah.    Tangan siva dvara, amrta sadhana mudra: Om hrang hring sah parama siva amerta ya namah.
(dua tangan ke ubun2, amrta mudra).

  Bayangkan muncul amrta dari rambut, usap seluruh badan, termasuk kedua kaki: 
-  Om hrung kavaca ya namah (kavaca mudra). 
-  Om samnidhya ya namah (hrdaya mudra). 
-  Om agni rudra ya namah (diantara alis, pratistha mudra). 
  Mesirat ring Ida Bathara: 
Om sriam bhavantu, om purnam bhavantu, om sukham bhavantu ya namah. Petanganan jangkep

51.  SIVI KARANA. 
  Pasang  Brahmangga Karana: 
Om ing isana ya namah (padma mudra).  
Om tang tatpurusa ya namah (bajra mudra).  
Om ang aghora ya namah (danda).  
Om bang bama deva ya namah (telunjuk, cakra mudra).  Om sang sadya ya namah (ibu jari,dua kaki, pasa mudra)

  Tangan kiri, pasang Sivanga (siwaangga niasa):  
Om hang hredaya ya namah (sanka mudra).  
Om reng kaya sirase ya namah (trisula mudra).   
Om bhur bhuvah sware jwalini sikhaye ya namah (ujung rambut, sikha mudra).   
Om hrung kawaca ya namah (punggung, kavaca mudra).   
Om bhang netra ya namah (mata kanan, wresada mudra).   
Om bhang netra ya namah (cakra mudra).   
Om hung rah phat astra ya namah (dua bahu, astra mudra)

52.  TRI TATTVA. 
  Pasang Tri tattwa: 
-  Om Om siva tattvaya namah (unsur siva di kepala puncak sembah).  
-  Om Om vidya tattva ya namah (unsur visnu di wajah, sembah tengah).  
-  Om Om atma tattvaya namah (unsur jiva brahmanga, dasar sembah)

53.  PEMBUATAN ANANTASANA 
  Pembuatan anantasana dalam tirta suci, juga dalam badan dari dasar, dalam pusar, digabung manunggal dengan tirta suci, mantra :
Om Om ananatasana ya namah (pasa mudra).

(Sembah kepada Sang Hyang Anantaboga, yang melingkar, ekornya berada di dalam. Membuat prabhuta pada tirta suci; artinya melakukan anantasana. Bayangkan Anantaboga melingkar ke dalam, dengan kepala di luar menghadap ke timur, penuh dengan kebajikan)

54.  CATUR AISVARAYA NYASA: 
  Pemasangan Catur Aisvarya, pada sudut-sudut anantasana, sebagai singgasana Sang Hyang Tunggal, mantra : 
-  Om reng dharma ya singgha rupaya sweta warna ya namah (astra mudra), hukum keadilan singa putih
-  Om reng jnana ya singgha rupaya rakta varna ya namah (sikha mudra), pengetahuan dengan singa merah.
-  Om Ing vairagya singha rupaya pita varna ya namah (kavaca mudra),  kebebasan duniawi dg singa kuning.
-  Om Ing aisvarya singha rupaya krsna warna ya namah (parasu mudra), Hyang Maha Kuasa dengan singa hitam

55.  PADMASANA NYASA: 
Om Om padmasana ya namah; Om Om padma hredaya ya namah (padmasana dalam teratai hati); 
Om Sang Bang Tang Ang Ing, Nang Mang Sing Wang Yang, Ang Ung Mang Om namah,  Om Om padmasana ya namah

56.  SVARA (aksara hidup) VIANJANA (aksara mati)
  Suara Wianjana recah buana alit: 
-  Om ang ang namah (purwa), 
-  Om ing ing namah (gneyan/ sangkha), 
-  Om ung ung namah (daksina/danda), 
-  Om leng leng namah (pascima), 
-  Om eng ang namah (wayabya/dwaja), 
-  Om ong aung namah (utara/cakra), 
-  Om ang  ah namah (airsanya/ trisula). 
  
  Suara wianjana kajero (buana agung): 
-  Om khang khang gang ya namah (bajra), 
-  Om ghang nang cang ya namah (sangkha) , 
-  Om chang jang jang ya namah (danda), 
-  Om nang tang tang ya namah (kadga), 
-  Om dang dang nang ya namah (naga pasa),  
-  Om tang tang dang ya namah (dwaja), 
-  Om dang nang pang ya namah (cakra), 
-  Om pang bang bang ya namah (trisula) 
  Memasang ma-ya-ra-la-va di dalam kuta (kajro kuta) untuk menghadirkan Asta Dewi, Devi Japa Mala :
-  Om mang namah (hredaya), 
-  Om yang namah (sara/astra), 
-  Om rang namah (wrasada) 
-  Om lang namah (sikha), 
-  Om wang namah (trisula), 
-  Om sing namah (kawaca), 
-  Om sang namah (danu), 
-  Om sang namah (parasu), 
-  Om ang ah namah (pratista). 

57.  NAVA SAKTI NYASA (pangkal bunga): 
-  Om rang diptayai namah (hredaya), 
-  Om ring suksma yai namah (astra), 
-  Om rung jaya yai namah, 
-  Om rung badrai yai namah, 
-  Om reng wibhuta yai namah (trisila), 
-  Om raing vimala yai namah (kwaca), 
-  Om rong amonghaya yai namah (danu), 
-  Om raung widyuta yai namah (parasu), 
-  Om rang sarwata mukhim yai namah (prastista)

58.  SIVI KARANA BRAHMANGA NYASA
  Brahmanga nyasa: 
Om ang  kang khasolkaya isana ya namah (padma), Om ang kang khasolkaya tatpurusa ya namah, om ang kang khasolkaya aghora ya namah, om ang kang khasolkaya bama-deva ya namah, om ang kang khasolkaya sadhya ya namah. 
(ubun-ubun: Isana, wajah: Tatpurusa, jantung: Aghora, bagian yang tersembunyi: Bamadeva, kaki: Sadhya)
  SIVANGA NYASA: 
Om ham hredaya namah (hredaya), om reng kaya sirase ya namah, om bhur-bwah sware, jvalini sikhaye ya namah, om hrung kavaca ya namah, om bhang netra ya namah, om bhang netraya namah, om ung rah phat astraya namah. 
(jantung, kepala, seluruh badan, rambut, punggung, mata kanan, mata kiri, ujung-ujung Asta Dala)

59.  Mengikuti Sang Hyang PITR-ADI-NYASA di empat arah mata angin, mantra :
  Om ang sarva devebhyo namah svaha, Om ang sapta rsibhyo namah svaha, om ang pitribhyo namah svaha, om ang sarasvatibhyo namah svaha 

  Mercikkan tirta tiga kali: 
-  Om ang sapta-rsibhyo namah svaha (selatan), 
-  Om ang Saptaptrbhyo namah svaha (utara), 
-  Om ang sarva devebhyo namah svaha (tengah) 

60.  CATUR SANDHYA: 
Om ang sukla yai namah, Om ang bhakta yai namah, Om ang krsnayai namah, Om ang jambika ya namah, Om ang kang khasolkaya siva-garbha-hrdayaya namah 

61.  SOMA-ADI-AVARANA-NYASA (Pemujaan kepada 8 planet), mantra : 
Om sang soma ya sveta-varnaya namah, om bang budha ya Samika-varnaya namah, om wrim wrespatiya pita varnaya namah, om bhang bhargawaya syama-varnaya namah, om ang anggara rakta varnaya namah, om sang saniscara krsna-varnaya namah, om rang rahaweya rajawarta-warna ya namah, om kang ketaweya dumra-varnaya namah. Om ang kang khasolkaya namah.

62.  TRY AKSARA.   
-  Om mang namah (trisula mdra, bajra mudra),  
-  Om ung namah (cakra mudra), 
-  Om ang namah. (padma mudra). 
 
  Dilanjutkan dengan Try Samaya nyasa: 
-  Om ang brahmane namah (danda mudra), 
-  Om ung wisnave namah (cakra mudra), 
-  Om mang isvara ya namah (bajra mudra)

63.  DEVA-PRATISTHA:   
Om ang deva pratisthaya namah (pratistha mudra)

64.  KUTA MANTRA NYASA (sembah puyung) : 
Om hrang hring sah parama siva aditya ya namah

65.  UDAKANJALI 
  Mantra upahrdaya :
Om ang kang khasolkaya ya namah; om ghring ksama karana ya namah svaha.  (percikkan tirta dari sivambha ke kaki, tangan, pengecap,  dengan urutan benar). 

  Ngaturang toya penyapsap: 
-  Om pang padya ya namah (kaki), 
-  Om ang argha dvaya ya namah (cuci dua tangan), 
-  Om jang jiwani suddha ya namah (cuci muka), 
-  Om grim siva griva ya namah (basahi rambut)   (bayangkan Sang Hyang Widhi berwujud merah duduk diatas teratai putih yg sedang mekar, berbusana lengkap).    SANKEPI.
-  Om sri gandhesvari amrtebhyo namah svaha (wewangian-pada bagian yang tersembunyi).  
-  Om kung kumara vija ya namah svaha (bija-jantung).   
-  Om puspa danta ya namah svaha (bunga kaki).  
-  Om agnir-agnir jyotir-jyotir namah svaha, 
-  Om dhupam samarpayami ya namah svaha (dhupa, mata kanan)
-  Om surya jyotir-jyotir namah svaha, Om dipam samarpayami ya namah svaha (dipa, mata kiri)

66.  Menurunkan SIVA ATMA ke dalam hati dengan bunga sehingga Sang Hyang Aditya bersemayam dihati, mantra :
Om aditya ya namah siwatma ya namah 

67.  Menurunkan SIVA ATMA ke tempat semula di dalam hati dengan mengucapkan panca Siva Mantra :
Om ang ah siva atma sthiti hrdaya ya namah

68.  TRI TATTVA: 
Om ang atma tattva ya namah, om ang vidya tattva ya namah, om ang siva tattva ya namah (atma, pengetahuan, siva)

69.  NAVA SAKTI :
Om ang deva sakti ya namah, Om ung vimba sakti ya namah, Om mang tri sakti ya namah, Om ang brahma ya namah, Om ung visnu ya namah, Om mang isvara ya namah, Om bhuta natha pataye namah, Om bhuta tarpana ya namah, Om bhuta jampana ya namah.
(lengan kanan, lengan kiri, leher, hidung kanan, hidung kiri, puncak kepala, lambung kanan-selatan, lambung kiri-utara, bagian depan-timur).

70.  MENURUNKAN SIVA ATMA.  
  Ambil teratai, turunkan Sang Hyang Siva Atma, usapkan teratai ke permukaan jantung.  Mantra  Sapta omkara atma: 
-  Om om parama siva sunya atmane namah (ujung rambut), 
-  Om om sada siva niskala atmane namah (sivadvara), 
-  Om om sada rudra ati atmane namah (selagan alis), 
-  Om om mahadeva nir atmane namah (pengecap), 
-  Om mang isvara parame atmane namah (hati), 
-  Om ung visnu antar atmane namah (jantung), 
-  Om ang brahma atmane namah (pusar), 
-  Om ang ah siva atma sthiti hrdaya siwa atma lingga ya namah  

71.  Metirta ring angga, mantra PANCA SIVA:  
-  Om om siva ya namah (mulut), 
-  Om om sada sivaya namah (pusar), 
-  Om om parama siva ya namah, (wajah), 
-  Om ah sunia siva ya namah (kepala), 
-  Om phat vindhu deva ya namah (jantung)
-  Om agni madya rawiscaiwa, rawi madya candrama candrakam madya bawet sukla, sukla madyastita dewa. Petanganan jangkep 

72.  Tulis aksara OM KARA diatas air dengan sahet mingmang/ilalang dengan SIWA AMRTA MANTRA : 
  Om hrang hring sah wosat prama siwa amerta ya namah
  Utpati: 
-  Om-i-ba-sa-ta-a, om ya-na-ma-si-va, om-mam-um-am

73.  DEVA PRATISTHA:  
  Om om dewa pratista ya namah (Pratistha Mudra) (bayangkan bersatu Deva Siva dan Devi Uma. Deva Siva turun ke dalam Siwamba). 
  Kuta Mantra: 
Om hrang hring sah parama siva aditya ya namah.  

  Sthiti: 
Om sa-ba-ta-a-i, om na-ma-si-va-ya, om am-um-mam. Petanganan jangkep, 

  Mesirat ring sor suamba: 
Om mjung sah wesat siwa smpurna ya namah

74.  GANGGA DEVI. 
  Gangga stawa ring sor tri pada. Ambil bunga, kwangen, biji beras, asapi. Amrta Mudra Sadhana: 
Om Ganga devi maha puniam, ganga salanca medini, ganga kalasa samyukte, gange devi namo stute, om sri ganga maha devi, anuksma merta jivani, om kara aksara bhuvanam, padamrta manohara, om utpattika suras-ca, utpatti tawa gorasca, utpatti sarwa hitanca, utpatti wa sri wahinam (masukkan bunga ke sivamba). Patanganan jangkep.

75.  GHANTA/NGASTAWA BAJRA. 
  Ambil genta, setinggi dada, ambil kalpika, belakang tangan kiri. Sucikan genta dg tirtha 3x, angkat di atas padupan :
Om ang dhupa dipastra ya namah. 

  Lalu dengan bunga ngastawa genta:  
Om om karah sada siva stah, jagat natha hitankarah, abhivada vadaniyah, ghanta sabda prakasyate, om ghanta sabda maha sresthah, om kara parikirtitah, candra ardha bindu nadakam, spulingga siva tattvamca, om ghantayur pujayet devah, abhawya-bhawya karmesu, varadah labdha-sandeyah, vara siddhir nihsansayam.  
  Asapi genta atas dupa, lidah genta ibu jari, telunjuk, jari tengah sikatkan dibibir genta. Bunyikan 3X dg mantra:   
Om om om, mang-ung-ang, om ang kham khasolkaya iswara ya namah.  Sankepi. Petanganan

76.  KSAMA (mantra permohonan ampun), dengan bunga kwangen dan beras dan genta. Angkat di atas pedupan :
  Om ksamasva mam, maha deva, sarva prani hitan karah, mam moca sarva-papebhyah, palayasva sada siva, om papa ham papa karmaham, papatma papa sambhavah, trahi mam pun darikaksah, kenacid mama raksantu, ksantavya kayiko dosah, ksantaviya wacika mama, ksatavya manasa dosah, tat pramadat ksama sva mam. 

  Om mantra hinam kriya hinam, bhakti hinam mahesvara, hinaksaram hina-padam, hinamantram tathaiva ca, hina-bhaktim hina-vrddhim, sada-siva namo stute, om mantram hinam kria hinam, bhakti hinam mahesuaram, yat pujitam maha deva, paripurnam tat astu me. Petanganan jangkep

77.  APSUDEVA (genta tangan kiri bunga tangan kanan).  
Om apsu deva pavitrani, ganga devi namostute, sarva klesa vinasanam, toyane parisuddhyate, sarva papa vinasani, sarva roga vimucane, sarva klesa vinasanam, sarva bhogam avapnuyat. Om sri-kare saphut kare, roga-dosa-vinasanam, siva logam maha yaste, mantre manah papa kelah, sidyam tri-sandhya sapala, sakala mala malahar, siva amerta mangalanca, nadinindam namah siva ya. (Masukkan bunga ke sivambha).

78.  PANCAKSARAM (Pegang genta dan bunga):  
Om Pancaksaram maha tirtham, pavitram papa nasanam, papa koti sahasranam, agadem bhavet sagaram, Om pancaksaram para brahman, pavitram papa nasanam, mantran tam parama jnanam, siva lokam pratham subham, namah sivaya ity evam, para brahme atmane vandam, para saktih panca divah, panca rsiyam bhavet agni, om A karasca U karas-ca, ma-karo vindu-nadakam, pancaksaram maya proktam, om-kara agni mantrake.
(putar tirta suci tiga kali): Om bhur-buvah svah-svaha maha-gangayai tirtha pavitrani svaha.     Sankepi    petanganan kadi nguni

79.  NGASKARA WE/nyurat toya (pensucian tirtha dengan bunga dan mantra) : 
  Om hrang hring sah ksmung ang-ung-mang. 
Om svasti-svasti ksring-ksring. ya-wa-si-ma-na 
i-ba-sa-ta-a. bhutih-bhutih, Bhur-buwah-svah-svaha. ong ang-ing ung wyong, mang-wyang-ping-neng. Om  I-Ka-Sa-Ma-Ra-La-Wa Ya Ung namo namah svaha. 
Om om I-A-Ka-Sa-Ma-Ra-La-Wa-Ya-Ung-namo namah svaha. Om om deva-pratisthaya namah (kami sujud pada-Mu Hyang Maha Ada). 

  Om hrang hring sah parama siva aditya ya namah

80.  SANGSIPTA PUJA:  
  Amrta Mudra: 
Om-om i-a-ka-sa-ma-ra-la-va-ya-um namo namah svaha.

  Namaskra-mudra: 
Om-om a-ra-ka-sa-ma-ra-la-va-ya-um namo namah svaha. 

  Utpatti:
Om-om-a-ka-sa-ma-ra-la-va-ya-um,
  Sthiti:
Om-om ma-sa-ka-ra-la-va-ya-um,

  Pralina:   
Om om u-ya-va-ra-ba-ma-sa-ka-ra-am. 

81.  TUNTUN DEVI GANGA. MANTRA SAPTA-TIRTHA/SAPTA-GANGA (dengan kalpika, nenten magenta)
Om ang ganga ya namah, om ang sarasvati ya namah, om ang sindhave ya namah, om ang vipasa ya namah, om ang kausikayai namah, om ang yamuna ya namah, om ang sarayasce namah. 
(Masukkan bunga ke sivambha)

82.  UPAHRDAYAMANTRA: 
  UDAKANJALI. Sirat raga, mantra :
Om ang khang khasolkaya namah, Om ghring ksama-karana ya namah svaha. (mesirat).  
 
  Percikkan pada kaki argha:  
Om pam padyaya namah, 

  Percikan pada bibir swambha :
Om am argha-dvayaya namah, 

  Percikan pada muka :
Om jam jihva suddhaya namah, 

  Percikan pada rambut :
Om grim siva-grivaya namah. 
Sankepi – petanganan jangkep


83.  STHITI: 
Om sa-ba-ta-a-i, om na-ma-si-va-ya. Om ang-ung-mang namah (sangkepi-petanganan)

  TUNTUN BHAGAVAN GANGA SAPTA-OM-KARA-ATMA.  (menurunkan dr sapta sunya, tepat di bawah ujung rambut, dg bunga teratai putih): 
Om om parama-siva amerta ya namah, om om sada-siva amerta ya namah, om om sada rudra amerta ya namah, om om mahadeva amerta ya namah, om mang isvara amerta ya  namah, Om Ung Wisnu amerta ya namah, om Ang brahma ya namah. Sankepi-petanganan

  SKALA NISKALA STAWA (bajra+sekar): 
Om Sekala Niskala Siwam, om kara twam siwatmakam, pancaksaram sapta omkara. Sarwa Dewatma nirmanam, wisesa atma slila, pani dangsita siwa Laye, silas miraras Indrani, Wyatem sarwa jagat Patim, Sarprajanca posyane, Kincim suda gatem purem, windu candra sada gatem, candra windu nada siwam, om kincit byam sarwanca, am karo siwa murcayate, sarwa wisa wimuktena, Tri sandya ya pet narah. 

  GANGGA DUARA STAWA: (Bajra - sekar). 
Om gangga duara prayascewa, gangga sagaram sanggame, sarwangga Tabur Labe Tribih, stoner wise satem, Om papa papaham papa karmaham, papatma papa sambawah, trahi mampundari kaksah, sabahya byantara suci, asucirwa asucirwapi, sarwa kama gato piwat, cintayet dewam misanam, sebahya biantara suci. Sangkepi kadi nguni. Petanganan astra mantra

  STAVA BHATARA  (ambil bunga, dupa, bija, genta didepan jantung).  
Om pranamya bhaskaram devam, sarva klesa vinasanam, pranamya ditya-sevartan, bhukti-mukti-vara- pradam. 

1.  ASTAWA SANG HYANG AMERTA: (kalpika-bajra): 
Om gangga-saraswati-sindhu, vipasa-kausiku-nadi, yamuna maha srestha, sarayusca maha nadiastawa amerta gangga sindu saraswati. Om ganga-sindhu sarasvati, su-yamuna godavari narmada, kaveri sarayu mahendra tanaya, carmanvati we nukam, bhadra netra wari maha suranadi, kyanta caya gandaki, punyah purnah-jalleh samudra, sahitah kurvantu te manggalam.

2.  ASTAWA AMERTA SRENTAM: 
Om gangga srentam maha bawa iranam, detam irawan, murti murti hitangkaram, wisnu ta maya padnam, sarwa rana baskaram, astawa amerta siwa guru, om garbonda isyasranam brahmanam, siwa sambu tangko, hrang hring sah wosat prama, siwawidyanam, amerta siwa aguru sampurna, astawa merta dewi puniam

3.  SAD-GANGA.  
Om ganga-devi maha puniam, namas te wiswa-bhamini. Yamune parama-purnam, namas te parame suari. Narmade ca devi puniam, namas te loka-ranjani. Dharania mala-aranania, namasta byoh mahesvari. Dewiko dewi kajastram, siwa-prestam-namastute. daranjane jagat-klesa. arinayam  namo namah. Manda nini sura devi, namaste mala arini. Jambu-sanko maha-devi, devi-deva-niyogatah. Meru-pradaksina kretua, sisu klesa narayana-priyam. Parwa tasya-muka puniam, kretwan klesa wina sayam. Kasirek susca dadhi ghratem, kasuryek siwa nirmalam. Patunah klesa-nasanam, puspa bhyantu namo namah



4.  CATUR GANGA.  
Om namaste bhagavan ganga, namaste sitalam bwapi. Salilam nirmalam toyam, suambu-tirtha-bojanam. Om subheksa hasta-hastaya, dosa kilbisa nasane. Pavitram sumaha-tirtha, gangga tapi maho dadih. Om vajra-pani maha-tirtham, papa-soka-vinasanam. Nadi-puspalaye nityam, nadi tirtha-toya priyah. Om tirtha-nadi ta kumbhasca, varna-deha mahatmanam. Muninam mangala-sthanca, ye wapi ca diwokasah.

  Ling betara (nenten genta) Sabda Deva: 
Om sarva-vighna vinasayantu, sarva klesa vinasayantu. Om sarva-dukha vinasaya, sarva-papa vinasaya, namo namah svaha.               
Sankepi – petanganan astra mantra kadi nguni

5.  SAPTA GANGGA SOMA MANTRA: 
Om gangga dewi maha punyam, soma amerta manggalam, manggala sarwa kamanam, siwa kumba maha tamo, om gangga ara jata dharma pawitram papanasanam,  sarwa wigna winasanam,Triyamba kasya praba witah,
Om brahma wisnu maha dewi, triasca toya de akah, amerta sekala dehi. Gangga Dewi namo namah, tirta jnayanam maha tirta, segara ayo layate, narayana diah saropi, kumba tirta maha nadi.
Om brahma wisnu iswara, triasca toya akah, amerta sekala dehi, gangga dewi namo namah. Om jala nidya maha saktih, sarwa sidya siwa tirtah, siwa amerta manggala ya, yo sri dewi sarwa mukta ya, nama siwa ta ya nityam, namo bindu dewaye swaram, prabur wibur maha kertih, sarwa roga winasanam, om ang ksama sampurna ya namah, om Ung phat ya namah, Om gangga Dewi namaskaram, om Karam prakirtitah, sarwa wigna winasayanti, sarwa roga winasanam, 

  MRTYUNJAYA (mengatasi kematian – agar umur panjang): Ambil bunga teratai putih atau kalpika atau bunga wangi atau bunga putih, dupa dan bija. Angkat di atas dhupa dan dipa. 
Om-om i-a-ka-sa-ma-ra-la-va-ya-ung namo namah svaha. Om om kurmedha-jaya jivat-sarira-raksan dadasime. Om mjung sah vausat mertyunjaya ya namah. (masukkan bunga ke sivambha)

  AMBIL GENTA DAN BUNGA. Sekare kantun kegambel lantur Dirgayur stawa. 
Om dirghayur-bala-vrddha-sakti-karanam mrtyunjaya sasvatam. Roga adiksaya-kustham-dusta-kalusam candra-prabha-bhasvaram. Hrim-mantram ca catur-bhujam tri-nayana-wyalopawitam sivam. Sveta ca amerta-madhyagam, sukha-karam jiva-ksaya-wyasangkaram. Svetam baruha- kamika parigatam, deva suraih pujitam. Mertyu-krodha-bala maha-kerti-mayam, karpura-renu-pratham. Twam wande hredaya bhakti-sranam, prapyam maha-prastumaih. Santam sarva-gatam nirantani abhavam,  bhuta atma nirwignam. Sriddam-bhakti-kretam wimukti-karanam,  wyaptam jagat-dharanam. Maudi-bandha-kritia-kundala-dharam, caintaya-dusta-kasayam. wande mertyu-jitam sajapya, maraho mantradi-dewa haraih. Mukta twam jagat twam semadhi, setatam caintanya-dusta-ksayam.


  KATA-KATA BHATARA (SAPTA-VRDDHI) mertunjaya stawa: 
Om mrtyunjaya devasya, yo namany anukirtayet. Dirghayusyam awapnoti, sangrame-vijaya bhawet. 
(siapapun yg mengulangi pujian kepadaNya yang menguasai kematian akan memiliki umur panjang) . 



  Kata-kata pemuja: 
Om atma tattvatma suddha mam svaha. Om prathamam suddha, dvitya suddha, tritya suddha, caturte suddha, pancate suddha,  suddha suddha sudha variastu.

  Kata-kata bhatara: 
Om ayur-werddhi yaso-werdhi, werdhi pradnya-sukka-sriyam, dharma-santana-werdisca, santute sapta-werdhayah

  Kata-kata pemuja: 
Om yavan mero sthita devah, yayad gangga mahatale. Candrarko gagane yawat, tadwadwa wijaya bhavet.  

  Kata-kata bhatara: 
Om dirghayur astu tathastu astu. Om avignam astu tathastu. Om subham astu tathastu. Om sukham bhavatu, om purnam bhavatu, om sriam bhavatu. Om Sapta-werdi astu tatastu astu svaha.   SANKEPI – PETANGANAN. 

  PEMBUATAN TIRTHA SUCI DAN PEMUJAAN SURYA SEVANA BERAKHIR. 
Percikkan tirtha suci ketubuh. 
Om hung rah phat astra ya namah, om atma-tattvatma suddha mam svaha. Om om ksama sampurna ya namah, om sri pasupata ye hung phat. SANKEPI-PATANGAN

  SIRAT S.H.SURYA/ADITYA.   (setelah percikkan tirta suci ditujukan Sang Hyang Surya ke udara menggunakan Astra mantra, kmd percikkan ke tubuh): 
Om sri ambhavatu, om purnam bhavatu, om sukham bhavatu.
Om om I A Ka Sa Ma Ra La Wa Ya Ung. Om Om A Ka Sa Ma Ra La Wa Ya Ung namo namah swaha.  

  Mesirat ring awang2: 
Om balikam sarwa jenayanam, sarwa balikam pertiwi, Brahma Wisnu Mahesuaram Dewam, dewa dewi sarwada, sarwa mastu ya namah swaha, Om sarwa prajanam sarwada, ya namah swaha. Om sudha wigna, sudha sekala, sudha mala, sudha roga, sudha danda petaka, suda danda upata, suda parisuda, om ayu putra tubyam ya namah swaha. 

  Prayascita mantra: 
Om sidi guru srong srasat, om sarwa wigna, sarwa klesa, sarwa roga, sarwa satru, sarwa papa, winasanam namah swaha. Sangkepi kadi nguni. Petanganan jangkep. 

  PENGASTAWAN:
  Pengaksama: 
Om Ksama Swamam Mawadewah, Sarwa Prani Hitangkaram, mamoca sarwa papebyah, palaya swa sada siwam. Papatma Papa Sambawah, trahimam sarwa papebyah, kanacit maraksantu, om sriam bhawantu, sukam bhawantu, purnam bhawantu.

  Nyuciang upakara (sirat tirta): 
Ong Jala sidhi Maha Sakti Sarwa sidhi maha tirta. Siwa tirtha manggalaya, sarwa papa winasanam. Ong Sryam bhawantu, Ong Purnam Bawantu, Ong Sukham Bawantu. 




L.   PENGASTAWAN BHETARA:
1.  SURYA: 
Ong Adityasa ParaJyotir, rakta teja namasrtute, sweta pangkaja madiaste, bhaskara ya namah swaha, Ong Hranga Hring Syah Parama Siwa Ditya Yanamah suaha.
 
  Sesontengan: 
Pakulun paduka bhatara Sang Hyang Siwa Raditya, Sang Hyang Ulan, Lintang Tranggana, mekadi SH Trio Dasa Saksi, SH Teja, Bayu, Akasa, Apah Pertiwi, saksinin manusanira anelaraken tadah saji pawitra seprekaraning daksina, manusa nira amelaku pinantenan wus ketemu karman ipun, aminta sih ring paduka bhatara, lugrayang tirta kasucian, mangda kalebur sahananing dasa mala sebel kandelan ipun sang pinantenan matemahan sudha pari purna ye namah. OM Sidhi rastu yenamah swaha.

  Atau pengastawan Bhatara Surya: 
Om stambha-meru-parivarta-samasta-loka, bimbadhi-deva nicitaya vajikaraya. Jambor ativa-gaganaya, samasta-netra ambara-bindusaranaya namo namas te. Divyansu murti paramesvara-bhaskaranam, jyotih. Samudra-pariraksita-nathanaya. Bhu-sapta-loka-bhuvana-traya-sarva-netra, aditya. Deva saranaya namo namas te. Kalaya, kastha, ravi, bhaskara. Baladeva, bhaktiya-murtiparivarta-su-niskutaya. Ratnaya, ratna-mani-bhusita-samyutaya. Ratnaya, ratna-mani-bhusita-samyutaya. Trailokya-natha-saranaya namo namas te. Sankepi       Petanganan
 
2.  STAVA BHATARA  (ambil bunga, dupa, bija, genta).  
Om pranamya bhaskaram devam, sarva klesa vinasanam, pranamyaditya-sevartan, bhukti-mukti-vara- pradam. Om ganga-saraswati-sindhu, vipasa-kausiki-nadi, yamuna maha srestha, sarayus-ca maha nadi. Om ganga-sindhu sarasvati su-yamuna godavari narmada, kaveri sarayu mahendra tanaya carmanvati venuka, bhadra netravati mahasura nadi khayata ca ya gandaki, punyah purna-jalah samudra-sahitah kurvantu te mangalam.

  JAPA MANTRA SANKEPI KSAMA JAGAT NATHA (mohon ampun pd Sang Jagat Natha) 
Om ksamasva mam jagat-natha sarva-papa-nirantaram. Sarva karya-siddham dehi, pranamami suresvaram. Tvam surya tvam sivakarah, tvam rudro bahni-laksanah. Tvam hi sarvagatakarah, mama karya(m) prajayate. Ksamasva mam mahasakte, hy astaisvarya gunat makah. Nasayet satatam papam, sarvam aloka-darpanam.

-  Stiti: Ndah ta kita Sang Bhuta Dengen, Sang Kala Sepetan, Sang Kala Kapiragan, Sang Kala Wigraha, Sang Kala Kolang Kaling, Sang Kala bhumi, metu ta sira sakingmadya, bhatara Ciwa dewatan sira, keliwon pancawarania, mari sira mona, atagan kala wadwan sira kabeh, apupul-pupul sira kabeh, mangke saksinan manusannira sang pinantenan, apaweha sira tadah saji sanggraha, saji pedengen-dengan maka saji sega tumpeng brumbun, penek brumbun, maiwak ”ayam brumbun”, ingolah rikancana winangun urip, iki tadah saji nira, sama suka, sama lolia sira, pilih kabelanira soang-soang wus sira anadah saji, raris amukti sari, wus amukti sari ingsun aminta kesidianta, aja sira kari asurupa ring sang pinantenan, aja sira kari angadakaken sebel kandelan ring sang pinantenan, aja lupa, aja lali ring tutur-tutur Sang Hyang dharma, muah ring kepatian, amukti sari sira, sumurupa ta sira menadi dewata, watek dewa dewi,  pasang sarga sira ring Bhatara Ciwa, Ong, Ing namah.”  
(sekar pulang ring payuk pere carune).

2.  Mantra caru–sekalwiring caru: 
Nini bhagawati, Sira sang apekik anom, ring wayah sira sang asilih rupa, iki tadah saji nira. Angadang-adang samaya, masanya, kalanya. Asambet, anunggal, anyarak. Sang akonkon manah, ika ta bukti nira.  Om bhuktyantu Durga katara, bhuktyantu kala mewaca, bhuktyantu sarwa banam, bhuktyantu pisaca mangwa.   Ulun angaturaken, manawi ta asing kirang asing luput, agung pamalukun hulun, yan akedik aturan hulun, Agung rena pamalakun hulun. Om sangtabeya namah swaha

3.  Mantra Gelar sanga:  
Ong, bhuktyantu Durga katara bhuktyantu Kala Sa Ba Ta I sarwa bhuta yenamah suadha. Ih ... kita Sang Kala Tahun, Sang Kala Undar Andir, Sang Kala Pati, Sang Kala Bumi muah Sang Bhuta Dasa Muka, marisira mona, manusanira paweh tadah saji, iki tadah sajinira gelar sanga, ngeraris sira mukti sari, wus mukti sari, pasang sarga sira ring Sang Hyang Purusangkara, Ong Ang Ah Purusangkara yenamah.

4.  Pabuktian Bhuta: 
Maweca, bhuktyantu sarwa bhutanam bhuktyantu,pisaca sanggyem, Ong Ang Durga Bucari biyonamah swada, Ong Ang Butha Bucari biyonamah swada. Ang, Ah amertha bhuta yenamah swada.  Ang, Ung, Mang Ciwamertha ye namah swaha ”.  Nyomya bhuta: Ong bhuta Dengen kelukat sumurup ring bhatari Durga, bathari Durga mantuk sumurup ring bethari Uma, bethari Uma mantuk sumurup ring bethara Siwa, bethara Siwa mantuk sumurup ring bethara Guru, bethara Guru mantuk sumurup ring Sang Hyang Taya, Sang Hyang Taya mantuk sumurup maring Sangkaning paran. A Ta Sa Ba I sarwa bhuta kala murshyah wesat Ah Ang.
Raris carune eteh-etehin lan margiang sapunapi patut nyane, tirtain, arak berem



5.   PRAYASCITA DURMANGGALA: 
    Sa, Ba,Ta,A,I, sarwa bhuta yanamah swada,  Ndah ta kita Sang Bhuta Durmanggal, Sang Bhuta Durmenggali,  Sang Bhuta Durmita, Sang Bhuta Durmiti, Sang Bhuta Durwesa, mari sira mona, ajakan kala wadwan sira kabeh,  ingsun paweha sira tadah saji sanggraha, maka saji durmanggala,  iki tadah saji nira, wus anadah saji, ingsun aminta kasidhianta,  aja sira kari angadakaken kedurmanggalan ring parahyangan dewa, ring manusanira sang tinungsungan, aluara sira kabeh,  angadakaken sira urip kekaren waras dirgayusa, paripurna sumurup sira manadi prewatek widyadara-widyadari,  pasang sarga sira ring Bhatari durga,  Ong, Ing, namah. 

  ATAU : 
    Ong Pukulun Sang Kala Purwa, Sang Kala Sakti, Sang kala Prajamuka, Sang Kala Preta, Sang Kala Ngulaleng, Aja Sira Pati raroghani, aja sira ilik silih gawe, iki tadah saji nira, penek lawan trasi bang, iki jinah satak lima likur, lawe satukel, manawi kirang tatadahan nira, tukunan sira ring pasar Agung, ajaken sanak sira, roang sira, anak putus sira, ndah lungha kirigan, kabeh amarah desa, aja sira kari ing kene, den kedep. Siddhi rastu Dang Guru Iswara, Ong Kalabyao namah swaha, Ong Bhutabhyo namah swaha, Ong Durghabhyo namah swaha, Ong Pisacabhyo namah swaha

3.  Sang Hyang TRIMURTI:  
Ong, Dewa-dewa tri dewanam, trimurti  tri linggadmanam,  tri purusa sudha nityam, sarwa jagat jiwatmanam; Ong sidhirastu ye namah swaha

4.  Sang Hyang PRETIWI: 
Ong, Ang pretiwi sariram dewi, catur dewa maha dewi, catur asrame bhatari,  Siwa bhumi maha sakti, Ong  Ang sri Basundari jiwa mertha yenamah swaha
OM Ri-purwani wasundari , siwa patni putra yoni, Uma durga gangga Dewi, brahmi bhatari wisnuwai.   OM Maheswari sang Kumari, Gayatri Bhairawi Gauri. Harsa siddhi maha warni, Indrani camundi dewi.

  Mesirat ring awang2: 
Om Sriyam Bhawantu, Sukham Bhawantu, Purnam Bhawantu. Om Atma Tattwa Atma sudhamam sawaha, Om ksama sampurna ya namah swaha 
 
  Sesontengan: 
Pukulun  Paduka Bhatara Sri Basundari maka siwaning jagat, Rat, Bhuwana Kabeh mangke manusanira aminta sih nugraha amerta jiwa premana, mangde ipun dengen pageh, kadi kepagehan Sang Hyang Pertiwi Mangkana kapageh pakurenan ipun, Ong Sidhi rastu tat astu yenamah suaha.

  Atau: PRETIWI STAWA: 
Om namasya wapani jnana maditih, kamadga parathana, yat ta unam tat ta a puragati, prajapatih pratumaya ktasya.   Om upastaste anamiwa, ayaksama asmabayam santu, pretiwi prasutah, dirgam na ayuh pratibudya mana, wayam tubyam balihretah syama. Om bume matarni dehi, mabadraya supratistitam

5.  Sang  Hyang SARASWATI: 
Ong, Saraswati namostubhyam, warade kama rupini, sidhirastu, karaksami, sidhi bhawantu sadyem, Ong Hrang Hring Sah, Saraswati maha sidhi yenamah swaha 

  Atau: 
Om swetambabara dhara dewi, sweta malyanu lepana
Sweta puspa priya dewi, sri sri tasmai saraswati
Om Raktambara dhara dewi, rakta malya nu lepane
Rakta puspa priya dewi, sri sri tasmai saraswati
Om pitambara dhara dewi, pita malyanulepane
Pita puspa priya dewi, sri sri tasmai saraswati
Om kresnambara dhara devi, kresna malyanulepana
Krena puspa priya dewi, sri sri tasmai saraswati
Om wiswambara dhara dewi, wisma malyanulepana
Wiswa puspa priya dewi, sri sri tasmai saraswati



6.  BETARA GURU: 
Om guru rupam sada nyanam, guru pantaranam dewam guru name japet sanam, nasti nasti dine dine. Om gung guru paduka byonamah swada. 
OM Dewa-dewi tri dewanam, Tri murti tri lingga atmanam

  SASONTENGAN: 
OM Na Ma Si Wa Ya paduka Bhatara Hyang Guru, mekadi Hyang Kemulan, Hyang Guru Pitara, miwah Hyang Guru Widhi, saksinin manusanira angaturaken tadah saji pawitra seprakaraning daksina, mangke ipun amelaku pinantenan lanag kelawan wadon, agung kertha nugraha de paduka bhatara anugraha tirta pasucian, kalukat kalebur dasa mala, sebel kandelan ring sariran ipun, wus mangkane tinugraha de paduka bhatara, sabda bayu idep ipun menadi satunggal matemahan urip waras dirgayusa. Om sidhi rastu yenamah swaha

  Atau: 
Tri Puruso Suddha nityam, sarwa jagat jiwa atmanam
OM Guru Dewa Guru Rupam, Guru Padyam Guru Purwam, Guru Pantaram Dewam, Guru dewa suddha nityam
OM Brahma Wisnu Iswara Dewa, Jiwa atmanam tri lokanam, Sarwa jagat pratisthanam, suddha klesa winasanam, Sarwa roga wimurcatam, Kala roga pratisthanam, Moksanam sarwa wisam tu, wighna dosa winasanam

7.  ISTA DEWATA: 
Om Sarwa Dewa Pratistha ya namah, Om Sarwa Dewa lingga sampurna ya namah, atau Guru Rupam Ong Guru rupam sadanyanam, Guru Pantararanam dewam, guru Nama Japet Sadha, Nasti-nasti, Dine-dine, Ong Gung Guru Paduke Bio Namah 

8.  Sang Hyang SMARAJAYA–SEMARA RATIH: 
Om nama dewa distanaya sarwa wyapi ne siwaya, padmasana eka prastitaya , ardha nareswari ya namah swaha. Ong Mang Smara jaya Smara ratih dampati ya namah swaha. Ong Ang  Ah ya namah swaha.

9.  KAMA STAWA; SMARA STAWA
Om ananggo bhagawan Rudra, Iswarah Kusuma Yudhah
Kamas ca sangkas caiwa, harah kandarpa ewa ca
Om mano bhawah siwas caiwa, isano madanas tatha
 Nataya ketur maha dewo, manmatas ca sureswarah
Om Ananggam partiwim widyat, salilam kusuma yudham
Kamah pratisthati tejah, kandarpo wayur ewa ca
Om mano bhawas tatha akasam, madanah soma ewa ca
Makara dhwajah adityo, manmathas capi diksitah
Om ananggah sweta warnas ca, madano nila lohitah
Makara dhwajah somas ca, kusuma yudha ujjwalah
Om kandapah sphatikas caiwa, smaro dhumras tathaiwa ca
Manmathah pita warnas ca, mano bhawo wreddha syamah
Om Purwa ananggah samsthitah, kusuma yudha agnewam
Sthane daksina kamas ca, kandarpo nairitya sthitah 
Om madanah pascime sthitah, wayawyam ca mano bhawah 
Uttara makarah dhwajah, manmatha airsanyam sthitah
Om pranamya ta sang hyang Smaram , prabodham asta kamas te
Saha smara smara dewi, misrosadhi suksma jnyanam
OM stutis tri byandwana purwe, mama kayo agneyasanam
Daksine janma yomanam, dharmawata nairititah
Om pascime ca yowanam ca, Stri mado wayawyam sthitah
Uttare mano ratasca, airsanyam tu bandhah sthitah
Om ity-ete smara puja ca, nara sura anugrahas ca
Atirupam surupam wiryam, prasiddhottama yowanam
OM OM Sang Hyang Smara dewa puja ya Hamah swaha  

10.  SMARA STAWA:
Om anangga kamini patín, puspeso Manzini tatha
Kamo dana wati patín, madani madanas tatha
Om mano bhawah sobani ca, Sri mati makara dhwajah
Kandarpah soma wati ca, sri jayani ca manmathah
Om kama dewo ratih patín, swetari smara ewa ca
Atanur nandini patín, manasi jas ca harina
OM OM Kama dewa ca Harina.       
OM OM Kama Dewa ca Ratiye namah swaha

  MOHON ANUGRAH KEPADA BHATARA.  
Om anugraha manohara, deva dattanugrahaka; hyarcanam sarva-pujanam, namah sarvanugrahaka. Deva-devi-maha-siddhi, yajni katam mulat midam laksmi siddhis ca dirghayuh, nirvighna-sukha-vrddhitah, om ghrim anugrah’ arcanaya namo namah svaha; om ghrim anugraha-manoharaya namo namah svaha; om ghrim anugraha paramantyestyai namo namah svaha; om antyestih  paraman pindam, antyestih deva-misrita; sarvestih eka-sthane wa, sarva-deva-sukha-prada, ya namo namah svaha. Sankepi-Petanganan 

  PUJA PENGINGKUPAN
Ong Nama Dewa ya, Siwa Ya, Sangkara ya, Rudra ya, Isana Dipati ya, Sri pasupati Yenamah Swaha, Nama Dewa distanaya sarwa wyapi ne Siwa ya, Padmasana Eka Prastistha ya Ardenareswari ya nama namaste. Ong ang ah ardhanareswari ya namah swaha.

  PENYENENG: (Ngelinggihang ring panyeneng teterag):  
Ong pengadeganing Sang Hyang Janur putih,  Ciwa rininggiting guru, tinutus dening prawateking dewata,   kajenenganing prewatek dewate kabeh, lumilangaken sarwa dasamala, papa patakaning sarwa pinuja.  Ong ngadeg Bhatara Guru, anepung tawari, anglelengeni angresiki, prewatek sarwa pinuja, matemahan sudha spatika nirmala yenamah swaha. 

  PENUNGGUN KARANG: 
Ong Ang Ang Prabhawati; Sarwa jiwamrthaya namah swaha; Ih Ah Ing Bhupati ya namah swaha

  PANGLURAH SEDAN: 
Ong Ang Brahmane namah; Ung Wisnu Antaratmane namah; Mang Iswara Paramatmane namah; Ong Sadarudra Antyatmane namah; Sadasiwa niskalatmane namah; Paramasiwa Sunyatmane namah; Ih Ah Ing Panglurah Sedan ya namah swaha

  TAKSU: 
Ong Ang Ah Mahadewi Jagatpati ya, Namo namah swaha, Ong Ung Prajapatiya namah, Ong Mang Mataya namah, Ong Tang Prapitaya namah, Ong Ing Prapitaya namah, Ong Mang Mataya namah, Ong Ing Paramataya namah

  BALE GEDE:
Ong Hrang Hring sah Uma dewi ya namah swaha, Ong Ang Adhikalabhyo namah swaha

  NGANTEBANG CARU 
1.  Mantra Caru Ayam brumbun (payuk pere carune ambil) : 
-  Utpeti: I Ba Sa Ta A Padmasana ya namah swaha, Sa,Ba,Ta,A,I, sarwa Bhuta Kala prastita ya namah swada,

6.   PRAYASCITTA:  
-  TIRTA PRAYASCITA: 
Ong ngadeg Bhatara Guru, anepung tawari, anglelengeni angresiki amerayascitaning prewatek sarwa pinuja, lumilangaken sarwa dasamala, geleh pateleteh sariran ipun, matemahan sudhanirmala yenamah swaha. Sekar pulang ke tirtane

-  TEPUNG TAWAR–NETEK LIS: 
Om Dewa Pratista ya namah. Om hrang hring sah parama Siwa Aditya ya namah swaha.  Ong ila-ila tan hana, aeng-aeng tan hana,sapa-sapa tan hana, nimitaning angadakaken lis, rinupaking adegan, lumilangaken sarwa ila-ila, aeng-aeng, sapa-sapa,  riprewatek sarwa pinuja, matemahan sudhanirmala yenamah swaha. Sang. Bang. Tang. Ang, Ing, Nang, Mang,Sing,Wang, Yang, Ang, Ung, Mang, Ong namah swaha.

-  BUNGKAK NYUH GADING: 
Ong I Ba Sa Ta A sarwa mala prayascita ya namah swaha. Ong Sa Ba Ta A I sarwa wigna sarwa lara roga papa petaka prayascita ya namah swaha. Ong A Ta Sa Ba I sarwa dasa mala geleh pateleteh  sebel kandel prayascita ya namah swaha. Sekar pulang ke tirtane

-  BAYEKAWONAN: 
  Ong, pakulun Bhatara Kala, saksinin manusanira ring payogan agung, angaturaken pabayakala, katur ring Sang Kala Pengpengan, Sang Kala Sliwah, Sang Kala Pati, Sang Kala Bumi. Aja sira anyengkalen Sang Hyang Dewa. Iki tadah sajinira, ngeraris amukti sari, wus sira amukti sari, sumurup sira menadi watek Gandharwa miwah watek Widyadara-widyadari, pasang sarga sira ring Bhatara Ciwa, Ang, Ah mertha bhuta yenamah swada, Ang, Ung, Mang, Ciwamertha yenamah swaha.

-  PENGULAPAN: 
  Ong, ngadeg Sang Hyang Teja pengulapan,angadakaken bayu keduk timbul, bujana kulit, angawe pangulap-ulap, angulapi prawatek sarwa pinuja,angulapi prawatek parahyangan Dewa, asing ulap teka ulap pada ulap (3 X), Ong ngadeg Sang Hyang Saptapatala, Sang Hyang Panca Kosikagana, Sang Hyang Panca rupa, pageh ring sang tinulap-ulap, Ong sidhirastu yenamah swaha”

  NGEMARGIAYANG PEBERSIHAN LAN NGAYABANG PENYENENG: durmanggala, beyakawonan, pengulapan, bungkak nyuh gading, prayascita. Mantra:  
  Om pancaksaram maha tirta pawitrem papanasanam papakoti saha sradem, agadem bawet sagaram, ong sryam bhawantu, sukham bhawantu, purnam bhawantu ya namah swaha. 

  Lanjut Ngelinggihang Bhatara :
  Ong, prenamyam dewa sang linggam, sarwa bhuta kala sirnam, prenamyam Ciwa ciwartham, sarwa jagat promodittham,  Ang Ah sarwa Dewa pretistha yenamah,   sarwa ardhanareswari yenamah swaha,   Ong, criyam bhawantu, sukham bhawantu,  purnam bhawantu yenamah swaha. Namaste wisma bhami. Yamuna parama purnam, Namaste Parameswaram. Om Hrang Hring sah osak. Parama Siwa mrta ya namah. Ong, criyam bhwantu, sukham bhawantu, purnam bhawantu yenamah swaha

  NGATURANG AYABAN SESAYUT DAN TEBASAN
-  Ayaban menyeluruh: 
  Om hyang angadakaken sari, Ong Hyang anyumputaning sari . Ong Hyang angisep sarining yadnya, lunga sari teka sari,,,, 3X. 

-  Ayaban Tunggal (mulai dari Surya): 
  Ong, bhuktyantu sarwa’ta Dewa, Bhuktyantu triloka natha; seganah separi warah, swarga sadha ciwas’ce; Ang...Ah,Amertha Sanjiwa yenamah swaha; Ang,Ung,Mang,Ciwa amertha yenamah swaha.

-  Ayaban Nyacah:  Banten Pengambeyan: 
  “Ong angadeg sang Hyang Sapta Petala Sang Hyang Panca Kosika Gana, Sang Hyang Pancarupa, mekadi sang Hyang Tri Premana, pageh ring Sang tinamben amben”.


  D a p e t a n :  
Ong, Atma, Antaratma Paratma, sudha nirmala yenamah swaha

  Sesayut Pebersihan :  
Ong, Ksemung Ciwa amertha ye namah swaha; Ong, Ksmung  Sadhaciwa amertha ya namah swaha; Ong, Ksmung Paramaciwa amertha ya namah swaha.

  Sesayut Dirgayusa : 
Om Dirgayusa jati ning nirmala ya namah swaha.

  Sesayut Side Purna : 
Ong, Atma paripurna yenamah swaha; Ong, Jiwita paripurna ya namah swaha; Ong, Sarira peripurna ya namah swaha

  Sesayut penganten (Jaya-jaya): 
Om ngadeg SH Smara Jaya – Smara Ratih angeret dagingin Bhuwana matemahan kama bang, kama putih, sumurup menadi anak suputra Ong Mang Namah.

  Sesayut magelut mejangkut (jaya-jaya): 
Ong Ang Ah Ardhenareswari yenamah

  Sesayut Tulus Dadi (jaya-jaya): 
Ong Ksama sampurna ya namah. Ang Ung Mang Siwa sampurna yenamah swaha.

  Sesayut pengenteg bayu: (jaya-jaya): 
I A Ka Sa Maralaawa Ya Ung Ya Namah swaha.


  Rayunan Boga: (jaya-jaya): 
Om Siwa Boga Maha merta ya namah swaha. 

  Tebasan Pemiak Kala : 
Ong, Bhuta piak, Kala piak, Pisaca piak, teka pada piak yenamah swada.

  Tebasan Lara Meraradan :  
Ong, Nirlara, Niroga, Nirwigna yenamah swaha

  Banten Jerimpen : 
Ong, Ang, Ah, Surya Candra Mahamertha yenamah swaha

  Banten Gebogan : 
Ong, Mang, Gemung Ganapati Amertha yenamah swaha

  Sarwa Peras: 
Ongkara Muktyayet, Sarwa Peras Presida sudha nirmala yenamah swaha


  NUHUR TIRTA WANGSUPADA (Tirtha Surya) (percikkan Tirta Surya ke pelinggih-pelinggih): 
Ong Tirtayem tirtha pawitrem, Gangga ranu toya ganem, purusa tirtha pawitra, Parama siwa tirthanca, Siwa sada siwa tirthem, Parama siwa tirthanca, Budha siwa tirtha gamanam,  parama siwa murtinam. Ong ayur wrdhi yasa wrdhi, wrdhi pradnyan suka sriyah, dharma sentana werdhisca, santute sapta werdhiyem, Ong hrang hring sah parama siwa merthe mudra yenamah swaha.  

  Atau: Nunas wangsupada ring Bethara Surya: 
Om Pukulun Bhatara Siwa, Sadha Siwa, Parama Siwa, Manusanira anyaluk tirtha mahening, Serayu, Saraswati, maka pangleburan sarwa mala, maka amrtaning sarwa mahurip, siddhi siddha asung anugraha de Bhatara Hyang Mami. Om Sang Bang Tang Hang Hing Nang Mang Sing Wang Yang Ang Ung Mang. ONG Apsu dewa Pawitani, ganga dewi nama stute, sarwa klesa winasanam, toyane parisudhyatam; Sarwa papa winasani, sarwa roga wimurcita, sarwa klesa wisanam, srwa bhogam awapnuyat; ONG pancaaksarem maha tirta pawitranam papanasanam, papakoti sahasranam agadam bawet sagaram. 

  Atau: Nuhur tirtha wangsupada:  
Ong gangga dewi maha purnam, gangga salonca medina, gangga tangkore sayuktem, gangga dewi anyuksma merthajiwani, Ong karakser bhuwanem pada merta manuharem

  Nunas Tirta Pembersihan. Tirta Pembersihan fungsinya sama dengan tirta Penglukatan. Tapi tirta Pembersihan merupakan penyucian tindak lanjut. Tirta Penglukatan mohon kepada Dewi Gangga dan Dewa Siwa. Tirta Pembersihan mohon langsung kepada Ida Sang Hyang Widhi: 
Om Anantasna ya namah; Om Padmasana ya namah; Om I Ba Sa Ta A; Om ya na  me siwa; Mang Ang Ung Namah; Om Aum Dewa Pratista ya namah; Om Sa Ba Ta A I. Om Na Ma Siwaya; Ang Ung Mang namah; Om Gangga Saraswati Sindhu, Wipasa Kausikinadi; Yamuna maha srestha Sarayu, ca mahanadhi; Om Gangga Dewi Maha Punya Ganggasahasra medhini Gangga Tarangga Samyukte, Ganggadewi namo stute; Om Gangga mahadewisadupama mrtanjiwani; Ung karaksara bhuwana pamrta manohara; Om Utpatika surasanca, utpati tattwaghona-ca; Utpati sarwahitanca, utpati sriwahitan.

  Nunas Tirtha ring Kemulan (Rong Tiga Sakti): 
Om Janardhana maha wara nadi, tirthantu greyate, Gangga, Saraswati, Sindhu, Narmada, Swetapati, Wipasa, Wisnawa Nadi, para papa pramodyate namastute, Kesawa Dewah Sarwa tirtha Janardhana.  Om hrang hring sah Bhatara Giri Putri, Siwa Bhumi maha sakti ya namah swaha . ONG Apsu dewa Pawitani, ganga dewi nama stute, sarwa klesa winasanam, toyane parisudhyatam; Sarwa papa winasani, sarwa roga wimurcita, sarwa klesa wisanam, srwa bhogam awapnuyat; ONG pancaaksarem maha tirta pawitranam papanasanam, papakoti sahas- ranam agadam bawet sagaram.

  Nunas tirtha ring Kawitan (Niyang Kompyang): 
Om Pukulun Srdhah Bhatara Siwa Murti Saktyem, anibak aken tirtha Kamandalu kundi manik, maka suklaning bhuwana alit, maka suklaning bhuwana agung, maka huriping bhuwana alit, maka huriping buwana agung, amuburana sarwa ujar ala, ipen ala, tujutluhtaranjana, kalukat kalebur den ira Bhatara Siwa Murti Saktyem, siniratan mencur, muncar sinuncar, angilangang dasa mala, papaklesa, trimalaning jadma manusa kabeh, moksa ilang punah, kalulut dening tirtham Bhatara Siwa Murti Saktyem. Om diddhi rastu ya namah swaha. ONG Apsu dewa Pawitani, ganga dewi nama stute, sarwa klesa winasanam, toyane parisudhyatam; Sarwa papa winasani, sarwa roga wimurcita, sarwa klesa wisanam, srwa bhogam awapnuyat; ONG pancaaksarem maha tirta pawitranam papanasanam, papakoti sahas- ranam agadam bawet sagaram.

  Nunas panugrahan (Nunas panugrahan Ida Bhatara, riantukan wenten pengajuman  tirtha sane magenah ring soang-soang palinggih, Mantra : 
Ong, Anugraha manoharam, Dewa datta nugrahakem, hyarcanam sarwa pujanam, namah sarwa nugrahakem, Dewa-dewi maha sidhi, yadnya kartham mulat midham, Laksmiya, sidhisce,dirgayur, nirwigna suka wrdhitah, Ong, hrang,hring sah Paramaciwamertha  yenamah swaha. 

  Mantra pejaya jaya. (Puja Sapta Wrddhi). Pejaya-jaya ring Ida Bhatara, mangda Ida Jenek melinggih ring pelinggih Soang-soang,  
Ong, Ayur wrdhi, yasa wrdh, wrdhi pradnyan cuka criyam, Dharma santana wrdisce, santute sapta wrddhayah, sidhi rastu tatastu astu, awignamastu tatastu, Sapta wredhiastu yenamah swaha  ”

  Mantra Pengramped : 
Ong, Jala sidhi maha sakti, sarwa sidhi maha tirtha, Ciwa tirtha manggala ya, sarwa karya presidantu 

  NGILEN-NGILENIN PENGANTEN. MARGIANG PEBERSIHAN. 
1)  Kedua penganten duduk di atas tikeh dadakan menghadap ke upakara dengan posisi duduk, istri disebelah kiri.
2)  Pria membawa keris
3)  Perciki tirta caru (dibawah), tirta durmanggala (di bawah), tirta beyakawonan (di perut), tirta prayascita (duwur). 

  PERSEMBAHYANGAN  (oleh pemangku) (boleh sekaligus di muspa di pawiwahan)
1.  Muspa puyung kepada Sang Hyang Widhi: 
Sang Bang Tang Ang Ing  Nang Mang Sing Wang Yang Ang Ung Mang  Ang Ah. Ong Puspa tanalun yenamah swaha.  

2.  Sembah mantuk ring Siwa Raditya (Surya minakadi manifestasi Sang Hyang Siwa/Siwa Raditya): 
Om aditya Sya Paranjotir rakta teje nama stute. Sueta pang kaja madyasta, baskara ya nama stute. Om pranamya baskara dewam, sarwa klesa winasanam pranamya ditya siwartam, bukti mukti warapradam. om hrang ring sah parama siwa raditya nama swaha.
 
3.  Sembah ring Bhatara Guru: 
Ong Guru Rupam Sadanyanem, guru pantaranem dewam, guru name japet sadha nasti nasti dine-dine. Om Gung Guru Paduka biyonamah suaha. Kawitan kamimitan: Ong Tang prepita ya namah, Ong Ing prepita ya namah, Ong Ang sri guru prajapati ya namah suaha

4.  Muspa ke Sang Hyang Ibu Pertiwi: 
Om Ang Pratiwi Sariran Dewi, catur asrama bhatari , Siwa bhumi maha sakti. Ong Ang Sri Basundari Jiwa amerta ya namah swaha.

5.  Muspa ke Sang Hyang Semara Jaya (pria), Sang Hyang Semara Ratih (istri): 
Om nama dewa distenaya sarwa wyapi ne siwaya. Padmasana Eka Prastita ya Ardha nareswari ya namah swaha. Ang Ung Mang Ang Ah Smara Jaya Smara Ratih Dampati Ya namah swaha. 

6.  Muspa mohon panugrahan dengan sarana kwangen. 
Om anugraha manukharam, dewa datta nugrahakam, harcanam sarwa pujanam, namah sarwa nugrahakam. Om dewa dewi maha sidhi, yajnangga nirmalatmaka , laksmi sidhis ca dirgayuh, nirwigna sukha werdhis ca.  Om sryam  Bhawantu, Purnam Bhawantu, Sukam Bhawantu ya namah swaha.

7.  Muspa puyung pangaksama:
Om ksama swamam mahadewa sarwa prani hitankarah, mamoca sarwa papebyah, sarwa klesa winasanam, sarwa roga-bhoga wimurciate, sarwa papa-mala sudhatmakam ya namah swaha. 
Om mantra hinam, kriya hinam, bhakti hinam, maheswaram tat pujitam namastute.
Om dewa suksma parama acintya ya namo namah swaha.

  METIRTA:
a.  Tirta penglukatan
b.  Tirta pakuluh dari Sang Hyang Semara Jaya dan Semara Ratih
c.  Tirta pakuluh dari Kemulan
d.  Sanggah surya (bungkak nyuh gading)
e.  Mebija, sekar, benang tetebus (sesedep)
f.  Ngayab pengulapan, lan metirta pengulapan di dada.

  NATAB BANTEN:
a.  Pengantin wanita ngambil tikar dadakan yang diduduki dg kedua tangan, pria menghunus keris, menusuk tikar, kmd ditaruh diatas banten caru.
b.  Pengantin pria menuju sanggah surya menusuk klukuh yg berisi berem, sampai berem keluar.
c.  Bersama menuju benang yg dibentangkan berisi 12 pis bolong, linting dipegang oleh penganten pria utk memutuskan benag tersebut. M: linting: Ong Geni metu saking madya geninira Bhatara Siwa angeseng sebel kandelan sang pinantenan, teka pegat rampung tanpa perantasan. Ong sidhirastu ya namah swaha. 
d.  Pengantin wanita menadah uang kepeng itu dg payuk pere yang berisi toya
e.  Benang putus, pis bolong masuk ke payuk pere
f.  Kedua penganten diperciki toya dari payuk pere di dada
g.  Kedua pengantin saling mencemeti dg sapu lidi tiga kali.
h.  Kedua pengantin menanjung sambuk sebanyak 3X
i.  Pengantin wanita menduduki sambuk tadi 3X  kmd sambuk itu ditaruh dibawah tempat tidur selama 3 hari
j.  Saling lempar tipat gandu 3X
k.  Pengantin pria negen ”tegen tegenan”  wanita nyuhun. Purwa daksina di sanggah surya: Mantra : 
Pukulun Sang Hyang Siwa Raditya, Sang Hyang Wulan Lintang Trenggana, mekadi Sang Hyang Tri Purusa Sakti, Sang Hyang Ibu Pertiwi, miwah Sang Hyang Saraswati, apan manusanira wus ketemu karman ipun antuk panugran Sang Hyang Tri Semaya, ipun angidep amelaku tegen-tegenan muah suhun-suhunan, asung de paduka Bhatara presama amerihaken kewiadnyanan maka miwah merta kahuripan ring manusanira Sang Pinentenan, mangda ipundegdeg pageh ring pakurenan ipun. Ong Sidhirastu ya namah swaha.

l.  Suhun-suhunan ditanam dibelakang kemulan kemudian penganten mandi ”angelus wimoha”.

  NYOMYA BHUTA: 
Ong bhuta Dengen kelukat sumurup ring bhatari Durga, bathari Durga mantuk sumurup ring bethari Uma, bethari Uma mantuk sumurup ring bethara Siwa, bethara Siwa mantuk sumurup ring bethara Guru, bethara Guru mantuk sumurup ring Sang Hyang Taya, Sang Hyang Taya mantuk sumurup maring Sangkaning paran. A Ta Sa Ba I sarwa bhuta kala murshyah wesat Ah Ang Ong

  UPACARA MEJAYA-JAYA

  NUNAS PANUGRAHAN:
 
  Nuhur Tirta Wangsupada (Tirtha Surya) (nyembah sarana sekar, percikkan Tirta Surya ke pelinggih-pelinggih): 
Ong Tirtayem tirtha pawitrem, Gangga ranu toya ganem, purusa tirtha pawitra, Parama siwa tirthanca, Siwa sada siwa tirthem, Parama siwa tirthanca, Budha siwa tirtha gamanam,  parama siwa murtinam. Ong ayur wrdhi yasa wrdhi, wrdhi pradnyan suka sriyah, dharma sentana werdhisca, santute sapta werdhiyem, Ong hrang hring sah parama siwa merthe mudra yenamah swaha. 

  NGATURANG SEGEHAN AGUNG: 
I Ba Sa Ta I, Sa, Ba,Ta, A, I, sarwa Bhuta prastita yanamah swada, Stiti: Ndah ta kita Sang Bhuta Dengen, metu sakingmadya, bhatara Ciwa dewatan sira, keliwon pancawaran ta, mari sira mona, atagan kala wadwan sira kabeh, saksinan manusanta ring payogan agung, apaweha sira tadah saji sanggraha, maka saji segehan agung,  iki tadah saji nira, sama suka, sama lolia sira, wus anadah saji, aja sira anyengkalen Sang Hyang Dewa, apan Sang Hyang Dewa pacang alungguh ring stanania suang-suang, ngeraris sira amukti sari, sumurup sira manadi watek Gandharwa mwang watek Apsari, anampa de paduka Bhatara kinabehan, aja lupa, aja lali ring tutur-tutur Sang Hyang dharma, pasang sarga sira ring Bhatara Ciwa, Ong, Ing namah.”

  MARGIANG PEBERSIHAN:
a.  Ngayab dan metirta byakawonan
b.  Pengulapan
c.  Prayascita

  NUNTUN PAMUSPAN: 
a.  Muspa puyung kepada Sang Hyang Widhi: 
Sang Bang Tang Ang Ing  Nang Mang Sing Wang Yang Ang Ung Mang  Ang Ah. Ong Puspa tanalun yenamah swaha.  

b.  Sembah mantuk ring Siwa Raditya (Surya minakadi manifestasi Sang Hyang Siwa/Siwa Raditya): 
Om aditya Sya Paranjotir rakta teje nama stute. Sueta pang kaja madyasta, baskara ya nama stute. Om pranamya baskara dewam, sarwa klesa winasanam pranamya ditya siwartam, bukti mukti warapradam. om hrang ring sah parama siwa raditya nama swaha. 

c.  Sang Hyang Tri Sakti: 
Om Dewa Dewi Tri Dewanam Tri Murti Tri Linggadmanam Tri Purusa Sudha Nityam sarwa jagat jiwat manam. Ong Sidhirastu ya namah swaha

d.  Muspa ke Sang Hyang Ibu Pertiwi: 
Om Ang Pratiwi Sariran Dewi, catur asrama bhatari , Siwa bhumi maha sakti. Ong Ang Sri Basundari Jiwa amerta ya namah swaha.

e.  Sembah ring Bhatara Guru: 
Ong Guru Rupam Sadanyanem, guru pantaranem dewam, guru name japet sadha nasti nasti dine-dine. Om Gung Guru Paduka biyonamah suaha. Kawitan kamimitan: Ong Tang prepita ya namah, Ong Ing prepita ya namah, Ong Ang sri guru prajapati ya namah suaha

f.  Muspa ke Sang Hyang Semara Jaya (pria), Sang Hyang Semara Ratih (istri): 
Om nama dewa distenaya sarwa wyapi ne siwaya. Padmasana Eka Prastita ya Ardha nareswari ya namah swaha. Ang Ung Mang Ang Ah Smara Jaya Smara Ratih Dampati Ya namah swaha. 

g.  Muspa mohon panugrahan degan sarana kwangen. 
Om anugraha manukharam, dewa datta nugrahakam, harcanam sarwa pujanam, namah sarwa nugrahakam. Om dewa dewi maha sidhi, yajnangga nirmalatmaka , laksmi sidhis ca dirgayuh, nirwigna sukha werdhis ca.  Om sryam  Bhawantu, Purnam Bhawantu, Sukam Bhawantu ya namah swaha.

h.  Muspa puyung: 
Ang Tang Sang Bang Ing Wang Sing Mang Nang Yang Ung Ang Mang Sarwa Dewa musrsyah wesat suksma nirmala ya naham swaha. Ong Ang Ah mantuk sabda bayu idep  Ah .... Ang Ong.

  NUNAS TIRTHA LAN MEBIJA
a.  Tirta penglukatan
b.  Tirta Pebersihan
c.  Tirta pakuluh dari merajan dan pura2
d.  Tirta pakuluh dari sanggah surya
e.  Bija, sekar, karowista
f.  Benang tetebus (benang sesedep) 
g.  Natab banten:

  SIKAP PENGANTEN NYEMBAH: : 
Ong ayur werdi yasa werdi, werdi pradnyan suka sryam, dharma sentana werdisce santute sapta werdyem, ong sidhirastu tatastu astu awignam astu, tatastu astu sapta wrediastunyenamah swaha.

  ORANG TUA PENGANTIN MEMBERIKAN NASEHAT DAN BEKAL UNTUK MENGHADAPI HIDUP BERUMAH TANGGA 

  NATAB PENYENENG DAN BANTEN UPAKARA: 
Ong pengadeganing Sang Hyang Janur putih,  Ciwa rininggiting guru, tinutus dening prawateking dewata,   kajenenganing prewatek dewate kabeh, lumilangaken sarwa dasamala, papa patakaning sarwa pinuja.  Ong ngadeg Bhatara Guru, anepung tawari, anglelengeni angresiki, prewatek sarwa pinuja, matemahan sudha spatika nirmala yenamah swaha. 

  NGRAYUNANG BOGA: saling Menyuapi.

  PRELINA: Prelina Dewa: 
Ang, Tang, Sang, Bang Ing, Wang, Sing, Mang, Nang Yang.  Ung, Ang, Mang, sarwa Dewa murswah wesat.  Muracintya suksma yenamah swaha, Ah...Ang. Prelina Bhuta: A, Ta, Sa, Ba, I, sarwa bhuta murswah wesat, Ah,...Ang

  PUJA SESANTUN: 
Ong ngadeg Bethara Wisnu alungguh ring sesantun tinugraha de nira Bethara Guru, sarwaning pinuja tanmamiruda ye. Ong Hyang angadakakaen Sari, hyang anyumputaning sari, Hyang angiseppaning sarining sesantun, ong kara muktiyayet sarwa peras presida sudha ye namah suaha

  PUJA PENGAKSAMA DEWA: 
Ong, Ksama swama Mahadewah, sarwa prani hitang karah, mamocha sarwa papebyah, pala’ye swa sadha ciwa” . ”Ong Papa ham papo karmaham,papatma papo sambawah trahimam Pundari kaksah, Sabahya bhyantarah sucih”. ”Ong Ksantawya kayika dosah, ksantawya wakcika mama, ksanta wyo manasa dosah, tat pramadat ksama swamam”. ”Ong Hanaksaram hina padam, Hina mantram tathaiwa ca, Hina baktim hina wrddim, Sadasiwa Namostute”. ” Ong mantram hinam kriya hinam, Baktim hinam Maheswara, Tat pujitam Mahadewa, Paripurnam tad astu me. Om canthi,canthi,canti, Om

   NYINEB GENTA Genta kegamel raris keleningang, tangan keputer  saking ajeng ke ungkur, (masing-masing Ong 3x) maduluran mantra : 
Om Ang Ung Mang, Om Om Namah, Om apah teja bayu mulih sira, ring bayu sabda idep.  Ketisin tirta ragane 3X lan inem 


PUPUT