Sabtu, 14 Maret 2020

Motto Paiketan Daksa Dharma Sadhu (PDDS) adalah "Manawa seva madawa seva". 'Melayani sesama adalah melayani Tuhan. 
Sangat sulit mewujudkan dalam perbuatan nyata cara melayani Tuhan. Hanya suatu ilusi atau angan kosong mengatakan pada orang lain bahwa bisa melayani atau mengabdi pada Tuhan bila perbuatannya bertentangan dengan menghargai atau melayani sesama makhluk, baik hidup maupun mati.

Melayani sesama makhluk tidak saja dengan kata-kata manis, namun bisa pula dalam bentuk yang mungkin tampaknya bertentangan. Kita harus memahami beda antara kasih dan kasihan. Bila melihat suatu tindakan yang tampaknya menyakitkan, kita harus bisa melihat apa tujuan yang sesungguhnya. Bila pada akhirnya tindakan yang tampaknya manis, namun ternyata malah membahayakan bagi yang diberikan tindakan, kita sedang menjerumuskan orang tersebut ke jurang.

Motto dari Paiketan Daksa Dharma Sadhu (PDDS) adalah "Manawa seva madawa seva". 'Melayani sesama adalah melayani Tuhan.' Kita semua berada dalam Tuhan, Dialah Yang Maha Hidup. Tiada sesuatu kehidupan di luar Dia. Dengan kata lain di dalam dan diluar kita ada Dia. Bagaikan ikan di dalam kolam, air ada di dalam dan luar sang ikan. Satu kalimat yang pernah disampaikan oleh Ida Bhatara Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba : 'Tuhan lebih dekat dari urat lehermu.'

Tuhan ada di barat, di timur, dan di mana-mana. Hanya pandangan yang kita butakan sendiri, maka kita tidak melihat wajah Nya di sekitar kita. Ya, hanya kita yang tidak mau tahu dan melakoni tentang pesan beliau. Setan tidak ada di luar, namun setan kemalasan untuk belajar memahami sang diri. Kita telah menjadi budak indra kenyamanan indrawi. 

Ida Bhatara Sinuhun mendirikan PDDS murni untuk memecahkan masalah yang antar, inter pasemetonan (lintas pasemetonan) dengan konsep wasudewa kutumbhakam. Manawa seva, madawa seva pelayanan pada sesama adalah pelayanan pada Tuhan.

“Manawa seva madawa seva” melayani sesama juga merupakan pelayanan terhadap TUHAN. Jika kita belum mampu mencintai ciptaanNYA sulit dibayangkan kalau kita mampu mencintai (berbhakti) kepadaNYA. Demikian luasnya cinta kasih hingga ia tak lagi mengenal batas agama, ras, golongan dan suku bangsa. 

Berdoa dan “ngayah” kepada sesama adalah usaha untuk mengasah ketajaman cinta kasih karena, esensi cinta kasih dan bhakti hanya dapat dilakukan lewat pelayanan (memberi) dengan semangat bhakti (yang ) tulus bukan dengan berorientasi akan hasil.

Dalam Bhagawad-gita Filsafat cinta kasih mempunyai tempat yang penting dalam kehidupan umat manusia. Krishna bersabda :
 "Mereka yang mengabdi kepada TUHAN dengan penuh cinta kasih, mereka itulah yang akan mendapat karunia cintai juga dari TUHAN." Namun ini tidak berarti bahwa manusia harus mengabaikan pengetahuan duniawi. Untuk memperoleh pengetahuan duniawi pun kita harus belajar (Jnana) dengan sungguh-sungguh.

Bhagawan sri satya narayana berkata :
“Jika engkau menginginkan kebahagiaan dan kedamaian, engkau harus memberikan kasih. Hanya melalui kasih engkau akan mendapatkan kebahagiaan sejati. Hanya melalui kasih engkau akan memperoleh ketentraman batin. Kasih hidup dengan memberi dan memaafkan. Karena itu, kembangkanlah kasihmu, hiduplah dalam kasih. Kata-kata Sai ini adalah pancaran kasih yang mengalir kepadamu.”

#pdds//manawa seva madawa seva#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar