Persembahanku Bagi-Mu Untuk Kesejahteraan Bersama
Setiap orang butuh simbol untuk sebuah keyakinan yang dimilikinya........
Persiapan menyambut Tawur Nyepi.
Nyepi adalah sebuah simbol penyucian dunia mikro, Buana Alit, diri sendiri, baik dari pikiran dan perkataan juga perbuatan negatif, sekaligus penyucian dunia makro, Buana Agung, alam semesta, se isi bumi, hubungan dengan sesama dan berbagai umat yang bervariasi di dunia ini.
Kupersiapkan serangkaian banten berkaitan dengan hari raya Nyepi, yang akan kuhaturkan di hari Rabu, 25 Maret 2020. Dan inilah banten sebagai salah satu bentuk yadnyaku, bagi Tuhan yang Maha Kuasa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Untuk Tingkat Rumah Tangga:
1. Ring Pamrajan / Sanggah / tempat bersembahyang keluarga; Menghaturkan Banten Pejati, yaitu Pras, Ajuman. Daksina, Ketipat kelanan, canang lengawangi buratwangi. Canang Lengawangi, buratwangi
2. Di Natar Mrajan / Sanggah ; Menghaturkan segehan / nasi putih kuning atanding. Di Jaba / Lebuh / bagian luar sebelum masuk ke halaman rumah : Mendirikan/nanceb sanggah cucuk di sebelah kanan kori / pemedalan, di sanggah cucuk munggah banten Daksina, Pras, Ajuman, Dandanan, ketipat kelanan, Sesayut penyeneng, janganan kajang panjang, pada sanggah cucuk digantung ketipat kelanan, sujang/cambeng berisi tuak, arak, brem dan air tawar. Daksina
Dibawah sanggah cucuk menghaturkan segehan Manca Warna (segehan dengan 9 warna, sesuai arah pangider-ideran sebanyak 9 tanding). Lauknya olahan ayam Brumbun atanding, disertai dengan tabuhan arak, Brem, Tuwak serta air tawar, di haturkan kehadapan Sang Bhuta Raja dan Sang Kala Raja.
Segehan nasi cacahan 108 tanding dengan ulam jajron matah serta dilengkapi dengan segehan agung asoroh, serta tetabuhan arak, tuak, brem, Air tawar, dihaturkan kehadapan Sang Bhuta Bala dan Sang Kala Bala, semua sarana diatas dihaturkan di bawah, pada waktu sandhi kala.
Semua anggota keluarga (kecuali yang belum tanggal gigi / makupak) menyucikan diri dengan natab banten Bayakala, dan Banten Prayascitta serta natab banten Sesayut pamyak kala, di halaman / natah rumah masing-masing. Setelah itu dilanjutkan dengan pangrupukkan (mabuu-buu) mengelilingi rumah / pekarangan dengan sarana api (obor/prapak) serta membunyikan bunyi-bunyian seperti kulkul bamboo atau yang lainnya, menyemburkan bawang merah, jangu dan masui (disebut trikotuka) mengelilingi pekarangan rumah. Banten Prayascita
Banten Biukaon / Bayakala
Tuhan Yang Maha Kuasa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa......
Inilah yadnya yang kubisa, dalam memuja dan memuji kebesaran nama Mu.
Bantu kami selalu, menghadapi setiap ujian, cobaan dan godaan hidup, menjalani berbagai proses dalam kehidupan, untuk menjadi semakin bijak dan dewasa dari hari ke hari.......
#tubaba@griya agung bangkasa//nyanggra nyepi#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar