BELAJAR DARI ULAR DAN ULAT UNTUK "NYEPI 1942 VS COVID 19"
Oleh : I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S, M.Pd
Ular dan ulat memiliki cara yang sama dalam merubah diri mereka menjadi lebih baik. Keduanya harus berdiam diri beberapa waktu dengan berpuasa tanpa makan dan minum. Hal ini dilakukan dengan susah payah, menahan diri dari keinginan yang dapat menggagalkan proses perubahan tersebut. Namun setelah semuanya dilalui, ada perbedaan yang sangat kentara antara puasanya ular dan ulat. Hasil yang didapat oleh ular hanya terlihat dari tampilan fisik yang lebih mengkilap kulitnya. Namun sifat dan kebiasaan ular masih tetap sama.
Sementara ulat mendapatkan suatu yang sempurna dari puasanya. Ia mampu merubah dirinya menjadi seekor kupu-kupu nan cantik dengan warna yang indah. Ia pun lincah saat terbang dan hinggap di pohon bunga tanpa mematahkan rantingnya. Setelah bermetamorfosis, kupu-kupu pun memiliki karakter yang berbeda dan selalu mendekati bunga yang harum baunya. "Contohlah kupu-kupu dalam berpuasa khususnya di Hari Raya Nyepi//Isolasi diri sendiri#
Isolasi diri adalah cara melindungi orang lain dari penyebaran wabah Covid-19 dengan cara berdiam diri di rumah.
Isolasi diri sendiri ini sangat penting dilakukan oleh mereka yang telah atau kemungkinan terjangkit virus SARS-CoV-2. Ini adalah salah satu cara yang paling efektif mencegah virus menyebar.
Lamanya isolasi diri sendiri ini bisa dilakukan sesuai rekomendasi karantina Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni selama 14 hari.
#tubaba@ngijeng jumah//ular-ulat#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar