Minggu, 15 Maret 2020

TOLERANSI (GUYUB-RUKUN) DAN BERSATU TANPA MEMBEDAKAN

GUYUB-RUKUN DAN BERSATU TANPA MEMBEDAKAN


Atas nama bhakti ring kawitan, seseorang yang saling berbeda bisa bersatu. 
Atas nama eling ring bhisama, dua kepala yang berisi dua pemahaman yang berbeda, bisa saling mengalah untuk mendapatkan kesepakatan. 
Dan atas nama ngabih Ida Sulinggih serta guyub masemeton, perbedaan memberika warna dalam kehidupan. 

Ya..perbedaan bisa menjadi warna yang indah, jika semua manusia mempunyai perasaan cinta pasemetonan dalam dirinya. Sebaliknya, jika kebencian masih tetap melekat, maka warna-warni itu dinilai sebagai sumber permasalahan.

Bagi kelompok egois seperti mereka, sama sekali tidak menghendaki warna-warni kehidupan tumbuh di pundukdawa ini. Mereka menginginkan ikatan pasemetonan dengan konsep khilafah  (Khilafah dan Khalifah merupakan kata yang berasal dari kata Khalaf yang berarti di belakang. Maknanya adalah sesuatu atau seseorang yang datang di belakang orang lain atau sesudah orang lain), dan mengusung satu paham, yaitu radikalisme. Sementara, kita hidup di dalam pasemetonan pretisentana Panca Rsi yang penuh penuh keberagaman. Pasemetonan PaSeK merupakan pasemetonan yang penuh warna-warni. Meski kita PaSeK (pamikukuh sesananing kawitan), tapi kita mempunyai banyak keturunan (desa para desa) yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Tidak hanya keyakinan yang berbeda, masing-masing warih keturunan pretisentana juga mempunyai tatacara yang berbeda.

Terkadang kita bingung sendiri. Bagaimana mungkin ribuan pasemetonan ini dengan berbagai warna-warni itu, bisa satu tujuan di pundukdawa. 
Mau tidak mau kita harus mengakui tekad besar Ida Sinuhun Siwa Putra Parama Daksa Manuaba (griya agung bangkasa) sebagai PELOPOR Pura Panataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Pundukdawa, sebagai pemersatu umat pretisentana Panca Rsi. Beliau sepakat dalam rapat kepurusan untuk mepunia sebesar Rp. 5 juta per sulinggih dan 50 ribu persemeton. 

Ida Sinuhun tidak pernah memaksa? 

Beliau menegaskan karena pada dasarnya Tuhan melalui Ida Bhatara Kawitan menciptakan semua orang itu juga berbeda-beda. Di dalam perbedaan itulah, kita diwajibkan untuk belajar saling mengerti, saling mengenal, dan saling memahami. Artinya, didalam perbedaan ada sebuah nilai-nilai luhur yang bisa membesarkan ikatan pasemetonan hingga saat ini. Salah satu nilai luhur itu adalah toleransi (guyub-rukun). Dengan mengedepankan toleransi (guyub-rukun), perbedaan bukan menjadi suatu masalah. Perbedaan justru menjadi anugerah Ida Bhatara Kawitan yang perlu dipertahankan.

Jika kita melihat perbedaan sebagai bagian dari permasalahan, PASEMETONAN ini tentu tidak akan menjadi besar seperti sekarang ini. Namun kita harus tetap waspada. Karena ada kelompok radikal di antara kita terus berusaha, agar semua orang dalam pasemetonan ini mempermasalahkan perbedaan. 

Apa artinya? Mareka menginginkan kerukunan antar-inter pasemetonan pretisentana Panca Rsu ini terganggu. Mereka ingin pasemetoman PaSeK ini diselimuti kekacauan. Jika pasemetonan ini sudah kacau, mereka muncul sebagai sumber solusi. Pola semacam ini jelas terlihat sekarang ini. Ketika pasemetonan ini terus diselimuti perbedaan, mereka akan muncul menjadi jalan tengah dengan gayanya sendiri. Hasilnya, kedua ikatan pasemetonan ini makin kacau hingga saat ini.

Kita tentu tidak menghendaki, PASEMETONAN yang penuh dengan kekacauan. Karena itulah, mari kita jaga KARYA BESAR BELIAU DI PUNDUKDAWA ini dari pengaruh kelompok radikal srperti mereka, yang mencoba merusak kenyamanan lingkungan pasemetonan kita. Mari hilangkan segala bentuk kebencian, dan kita ganti dengan toleransi (guyub-rukun). Mari kita tanamkan toleransi (guyub-rukun) terhadap diri kita sendiri, keluarga dan lingkungan. Menjadi pribadi yang toleran, baik secara perilaku ataupun perkataan, merupakan hal yang mutlak di dalam PASEMETONAN ini. Karena dengan saling menghargai, kita akan bisa melihat indahnya warna-warni di PUNDUKDAWA ini.

#tubaba@griya agung bangkasa//munuh ipil-ipil//wantah sewanam majeng ida#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar