Selasa, 31 Maret 2020

DAMPAK POSITIF PANDEMI COPID 19 TERHADAP TATA CARA BERYADNYA DI BALI

DAMPAK POSITIF PANDEMI COPID 19 TERHADAP TATA CARA BERYADNYA DI BALI
Virus corona bukan hanya merenggut ribuan nyawa tetapi juga mengubah tata cara kehidupan manusia di seluruh dunia mulai dari interaksi sesama maupun proses berhubungan dengan Tuhan.

Beberapa orang mengurung diri di rumah, menghindari tempat keramaian, dan menunda perjalanan ke tempat lain.

Sebagian lainnya mengubah tata cara bersalaman dari berjabat tangan dan berpelukan menjadi salam menggunakan "salam namaste".

Pemerintah umumkan 13 kasus baru positif virus corona, total yang terjangkit 19 orang Wisata Bali makin terpuruk, pebisnis 'hanya bisa mengupah karyawan setengah gaji' Apakah masker bisa mencegah kita tertular virus, mengapa perlu hand sanitizer, dan bagaimana sebaiknya bersalaman?

Wabah virus corona juga berdampak dalam kehidupan keagamaan umat manusia. Sejumlah gereja, masjid, kuil, adat budaya Bali dan pelaksanaan panca yadnya mengubah tata cara upacaranya demi menahan penyebaran penyakit Covid-19.

Apa saja pengaruh virus corona terhadap kehidupan beragama umat manusia di dunia?

Dengan adanya pandemi covid 19 menurut titiang pribadi, kita diajak untuk memulai melaksanakan upacara yadnya yang sederhana lebih menekankan pada inti dari masing-masing upacara yadnya itu sendiri, dan lebih terfokus pada upacara brahma yadnya.

Brahma Yadnya adalah persembahan dengan sarana belajar dan mengajar secara tulus ikhlas yang dalam widya sastra, mengajarkan ilmu pengetahuan adalah yadnya yang utama, sebagaimana dijelaskan;
#Dalam kehidupan ini ilmu pengetahuan tersebut demikian pentingnya, karena itu, 
beryadnya dengan ilmu pengetahuan dinyatakan dalam Sloka Bhagawad Gita yang dikutip dalam tulisan jauh lebih utama daripada beryadnya dengan harta benda dalam bentuk apa pun.

#Dalam Manawa Dharmasastra III.70 dinyatakan, belajar dan mengajar dengan keikhlasan disebut Brahma Yadnya. 
Karena proses belajar dan mengajar itu bertujuan untuk memberikan orang ilmu pengetahuan untuk menopang hidupnya mendapatkan kebahagiaan.

Seandainya upacara yadnya itu dapat lebih dihemat sedikit dan hasil penghematan itu diwujudkan dengan membentuk perpustakaan pura, desa atau banjar tentu hal ini sangat utama sesuai dengan ketentuan sastra agama yang juga dijelaskan bahwa, 

Perpustakaan itu juga harus dibarengi dengan gerakan untuk meningkatkan minat baca,

Sehingga pada zaman modern ini apa pun yang kita lakukan kalau tanpa pengetahuan yang jelas akan menjadi sia-sia. 

Serta lebih ditekankan pada upacara manusa yadnya untuk mampu memanusiawikan manusia.

#tubaba@covid 19 vs brahma yadnya#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar