Kamis, 19 Maret 2020

MENUDUH VS MENGUNDUH

MENUDUH VS MENGUNDUH
Satu jari menuduh orang,

Empat jari mengunduh/memasukan tuduhan itu kedalam diri sendiri

Saat jari telunjuk kita menunjuk orang lain, jari tengah, jari manis dan jari kelingking menunjuk kedalam diri kita. Sementara ibu jari lebih memilih untuk tidak menentukan pilihannya. Inilah yang disebut filosofi jari telunjuk. ... Filosofi jari telunjuk juga mengajarkan kita untuk bijaksana.

Di saat kita gunakan jari-jari tangan kita untuk menunjuk seseorang sebagai ekspresi dari angkara murka dan menyatakan sesuatu yang buruk kepada orang yang ditunjuk, maka sejatinya vonis keburukan, tuduhan, makian, dan kebencian itu semuanya adalah untuk diri kita sendiri. vonis itu adalah untuk kita sendiri, tuduhan itu adalah untuk kita sendiri, makian itu adalah untuk diri kita sendiri.

Bagaimana tidak?

Mari kita perhatikan, posisi jari-jari saat kita menunjuk orang lain.

Ternyata, hanya satu jari yang kita gunakan untuk menunjuk orang tersebut. Tiga jari lainnya ternyata mengarah ke diri kita.
Artinya, kalo pun makian itu ada, maka makian itu adalah untuk kita sendiri.
kalaupun tuduhan itu ada, maka tuduhan itu adalah untuk kita sendiri.
Kita lebih diminta untuk introspeksi diri, dibanding menuduh orang lain, dibanding memvonis orang lain.

Akan berbeda…..

Jika ucapan yang kita lontarkan adalah kalimat positif..


Misal, Kamu Hebat! seraya menunjuk seseorang…… Ternyata, di balik itu, yang lebih hebat adalah diri kita…

Kamu Keren!, ternyata yang lebih keren adalah diri kita… seseorang yang kita tunjuk, kerennya hanya sekali, tapi diri kita yang menyebutkan kalimat positif tersebut, tiga kali lebih keren..!! (ada tiga jari yang menunjuk diri kita).

Asyik khan? Jadi.. mari kita lontarkan kalimat positif kepada orang lain, karena sejatinya, kalimat positif tersebut lebih banyak untuk diri kita….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar