Sabtu, 14 Maret 2020

Pemujaan setiap hari dengan cara meWeda dan Memantra

Pemujaan setiap hari dengan cara meWeda dan Memantra

Weda sebagai kitab suci. Satu-satunya pemikiran yang secara tradisional yang kita miliki adalah yang mengatakan weda adalah kitab suci agama Hindu. Apabila kita maksudkan kitab suci agama maka Weda adalah merupakan kitab suci atau buku. Kita tidak membicarakan isinya. Kita hanya membicarakan wujudnya. Buku itu berisi tulisan-tulisan, disusun rapi ada penulisnya, ada pemikirnya dan ada pula isinya berupa ajaran-ajaran. Buku adalah benda atau barang cetakan. Tetapi tidak semua brang cetakan atau buku dapat kitanamakan Weda. Sebagai kitab suci agama Hindu artinya bahwa buku itu diyakini dan dipedomani oleh umat Hindu sebagai satu-satunya sumber bimbingan dan infoemasi yang diperlukan dalam kehidupan mereka sehari-hari ataupun untuk melakukanm pekerjaan tertentu.Dan dinyatakan sebagai kitab suci karena sifat isinya dan yang menurunkannya pun adalah Tuhan yang dianggap Maha suci.

Pengertian Weda sebagai wahyu Tuhan Yang Maha Esa adalah merupakan adalah pengertian yang sangat penting didalam memahami Weda itu sendiri. Sruti sesungguhnya disebut Weda dan Dharmasatra itu adalah smrti. Kemudian lebih lanjut dalam perkembangan pengertian Weda dikembangkan bahwa baik Sruti maupun Smrti kedua-duanya adalah sama yang dimaksudkannya ialah bahwa baik sruti maupun Smrti kedua-duanya diterima sebagai Weda. Dari pengertian yang telah dikemukakan maka apa yang diartikan Weda adalah mencakup pengertian yang amat luas.

Weda adalah Mantra

Aspek pengertian keempat, Weda adalah dikenal sebagai mantra. Pengertian ini dapat kita angkat satu satu konsep penjelasan yang menguraikan bahwa Sruti itu sendiri atas tiga bagian, yaitu: Mantra, yaitu untuk menamakan semua kitab suci Hindu yang tergolong Catur Weda, yaitu Rgweda, Yayurweda, Samaweda dan Athawaweda. Brahmana atau Karmakanda, yaitu untuk menamakan semua Janis buku yang merupakan suplemen kitab mantra, yang isinya khusus membahas aspek karma atau yadnya. Upanisad dan Aranyaka atau dikenal dengan nama Jnanna kanda, yaitu penamaan semua macam buku Sruti yang terdiri atau 108 buah kitab Aranyaka dan Upanisad Isinya khusus membahas aspek pengetahuan yang besifat filasafti. Oleh karena kitab brahmana maupun upanisad maupun Aranyaka tidak pernah disebut sebagai kitab mantra, maka jelas pengertian mantra khusus mencakup catur weda saja. Mantra pengertiannya lebih sempit dari Weda itu sendiri.

Mantra.

Kata mantra berasal dari kata man yang berarti pikiran dan tra berarti alat. Jadi kata mantra berarti alat dari pikiran. Apa yang dimaksud dengan alat dari pikiran? Sebenarnya semua kata-kata diucapkan oleh seseorang kecuali orang gila, yang pikirannya tidak waras lagi, adalah merupakan alat dari pada pikiran. Kata-kata adalah alat penyambung buah pikiran dari seseorang yang ditujukan pada orang lain atau obyek tertentu. Selanjutnya Mantra adalah kata-kata yang diyakini bukan buatan manusia, tetapi adalah hasil wahyu yang diterima oleh manusia, sebagai alat berkomunikasi khusus dengan Tuhan atau Dewa-Dewa yang merupakan manifestasi dari kekuasaan Beliau. 

Mantra berarti persembahyangan, himne Weda, teks suci. Mantra dapat digolongkan seni suara karena diucapkan sesuai dengan chanda, yaitu tinggi rendahnya intonasi secara teratur sehingga menimbulkan suara yang harmonis. Pengucapan mantra yang tepat memerlukan latihan, agar intonasi dan tekanan-tekanan suara dapat diucapkan dengan tepat. Mantra yang diucapkan sesuai dengan aturan tersebut dapat menggerakkan kekuatan yang paling dasar dalam diri manusia dan disebutkan pula dapat mengundang segala kekuatan alam yang ada. Cara untuk dapat menguasai suatu mantra, sehingga dinyatakan menjadi orang siddhi mantra (mantra siddhi) adalah dengan melalui latihan dan bimbingan

Mantra Upasana dan Mantra Upadesa

Mantra Upasana. Pada bagian ini dimuat doa mantra sehari-hari baik yang Nityakala (rutin) mapun Namitikakala (insendental) dipergunakan oleh umat Hindu. Mantra Upadesa, Pada bagian ini memuat mantra-mantra atau sloka-sloka yang dapat memberikan tuntunan hidup. Sumbernya tidak saja dari Samhita (Catur Weda) dan Upanisad (tetapi juga buka lainnya.).

Dalam kehidupan beragama, umat Hindu, ada tiga kewenangan pemakaian mantra/syair pujaan, yaitu: 
1). Untuk Sadhaka, 
2).Untuk Pemangku/Pinandita, 
3).Untuk Walaka. 

Mantra-mantra yang ditetapkan ialah mantra-mantra untuk doa-doa sehari-hari, bukan untuk melaksanakan Lokaparasraya. Mantra ini dapat dipakai untuk sembahyang Tri Sandhya. Mantra Upasana yang digunakan sehari-hari bertujuan: untuk memuliakan/memuja Sang Hyang Widhi dan memohon kerahayuan kepadaNya. Dalam mengucapkan mantra-mantra ini hendaknya mengambil sikap sedemikian rupa, sehingga dapat mengucapkan mantra-mantra dengan penuh khidmat serta dilandasi dengan kesucian lahir dan batin. Mantra-mantra ini dapat diucapkan tanpa dilagukan dan dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing. (seperti Tri sandya).Ida Weda Nanda

Fungsi Mantram

Mantram memiliki fungsi yang utama dalam upacara yadnya maupun dalam kehidupan sehari-hari. Upacara yadnya tidak akan berpahala jika tidak disertai dengan pengucapan mantram.

Nilai Magis Mantram

Matram yang memiliki kekuatan magis tertinggi adalah mantram suci OM/Ongkara. Mantram suci OM adalah Brahman dan dalam Weda Smerti disebutkan bahwa Prajapati memerasnya dari tiga Weda, suara A,U,M dan Wyakrti dengan suara OM disebutkan bahwa itu adalah bentuk suara suci Brahman. Prajapati yang bersemayam disorga tertinggi, mengeluarkan inti sari dari tiga weda (Rg.Weda, Sama Weda Yayur Veda) dan mantram-mantram Rg Weda yang suci bagi Sawitri (Dewi fajar). Kekuatan magis dari mantram OM, sebagai pengucapan awal dari mantram-mantram untuk upacara Panca Yadnya adalah dapat mengantarkan persembahan kepada yang dipuja dan tercapainya tujuan upacara tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar